Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Jakarta Ministry of Education and Culture, Republic of Indonesia, 2012
728.810 959 8 IND f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Ma`ruf
"ABSTRAK
Pembahasan dalam skripsi ini berkaitan dengan adanya gangguan terhadap pelestrarian Situs dan Bangunan Jalan Kakap 5, Jakarta. Bangunan yang didirikan pada masa kolonial ini merupakan bangunan yang dilindungi oleh Benda Cagar Budaya.Bangunan ini mengakibatkan timbulnya kerusak-kerusakan di situs dan bangunan Kakap 5. Kerusakan tersebut ditimbulkan sebagai akibat dari pembangunan situs dan bangunan Kakap 5 yang tidak mengikuti prosedur perijinan dan kaidah-kaidah baku pemugaran.

"
2001
S11840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, 2018
721.09 IND k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 11 (3-4) 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Riska
"Fujian Tulou (福建土楼)merupakan komplek bangunan tradisional orang Hakka yang berada di Provinsi Fujian (福建省), Tiongkok. Salah satu bangunannya yang terkenal bernama Zhencheng Lou (振成楼). Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bangunan Zhencheng Lou (振成楼)dan sebab/alasan yang membuat Zhencheng Lou (振成楼)mendapat julukan sebagai ?Tulou Wangzi (土楼王子)? yang berarti ?Pangeran Tulou‟.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi lapangan dan metode kepustakaan. Bangunan ini mendapat julukan sebagai "Pangeran Tulou" karena karakteristik bangunannya yang sangat unik dan khas. Bangunan ini dibangun berdasarkan konsep-konsep tradisional Tiongkok seperti ilmu fengshui ( 风水) dan konsep 8 trigram/bagua (八卦), serta memadukan arsitektur bangunan Tiongkok dan Barat dengan sangat harmonis, sehingga bangunan ini dianggap sebagai representasi tulou(土楼)yang terbaik. Zhencheng Lou(振成楼) merupakan salah satu dari puluhan ribu tulou(土楼) yang berada di Kabupaten Yongding (永定县), Provinsi Fujian(福建省), Tiongkok yang paling menarik, megah, dan istimewa sehingga layak dijuluki sebagai ?Pangeran Tulou‟ oleh penduduk setempat.

Fujian Tulou(福建土楼) is a traditional building area of Hakka people located in Fujian Province (福建省), China. On of its famous building called Zhencheng Lou (振成楼). The purpose of this study is to describe the whole things about Zhencheng Lou (振成楼) building and to understand why Zhencheng Lou (振成楼)called as "The Prince of Tulou".
The method of this study is field research method and litterature study. This building called as ?The Prince of Tulou‟ because of its unique characteristic. This building is constructed based on Chinese traditional concepts such as fengshui (风水) and the 8 trigrams/bagua (八卦) concept, and integrate the building architechture between Chinese and Western harmoniously, therefore it is considered as the best tulou(土楼) representative. Zhencheng Lou (振成楼)is one of thousands tulou(土楼)located in Yongding county (永定县), Fujian Province (福建省), China that the most attractive, luxurious and special so it is worthy called as "The Prince of Tulou".
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rezqi Vebra Youza
"ABSTRAK
Arsitektur merupakan salah satu dari sekian banyak produk budaya yang
dihasilkan oleh manusia. Dalam menghasilkan produk budaya, terdapat proses
pemaknaan (semiotika) antara perancang, objek arsitektural dan masyarakat.
Pemaknaan yang terjadi cenderung secara visual. Perancang menyampaikan ide
yang dimilikinya melalui elemen-elemen yang menyusun suatu objek arsitektural,
dan masyarakat dapat mengerti suatu objek arsitektural melalui bentuk fisik dan
detail yang hadir. Skripsi ini ingin mencoba melihat bagaimana proses semiotika
yang terjadi di masyarakat dalam melihat suatu objek arsitektural. Studi kasus yang
diambil merupakan bangunan peninggalan sejarah, sebagai bentuk produk budaya
dari masa lampau yang masih terus ada hingga sekarang. Sehingga dapat dilihat
bagaimana pengaruh antara arsitektur, budaya, dan sejarah melalui proses semiotika
yang terjadi.

ABSTRACT
Architecture is one of many cultural products made by humans. There is a
process of signification (semiotics) between architects, architectural objects and
community within the process of the making of a cultural products. Signification
that occurs tend to be visual. Architects convey their ideas through the elements
which are arranged in particular architectural objects, and the public can understand
an architectural object through its existing physical form and details. This study
aims to identify how the semiotic process occur in people in seeing an architectural
object. This case study uses a historical building as an object, as a form of a cultural
product from the past that still continues to exist until today. So how the influence
of architecture, culture, and history, can be seen through semiotic processes that
occur."
2016
S63306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidharta
Yogyakarta: UGM Press , 1989
720.28 SID k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviadi Abrianto
"Order, adalah satu komponen bangunan yang terdapat pada bangunan berarsitektur klasik, secara singkat yang dimaksud dengan order adalah tiang secara keseluruhan, mulai dari dasar, tubuh sampai bagian atas.Penelitian ini dibatasi pada order-order yang terdapat pada bangunan yang didirikan pada abad 19 di daerah Weltevreden, Jakarta.Tujuan penelitian adalah (1) menentukan tipe order-order yang ada pada banguan-bangunan abad 19 di Weltevreden, (2) mengetahui persamaan dan perbedaan order yang terdapat pada bangunan abad 19 di Weltevreden dengan order yang lazim pada arsitektur klasik. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode induktif, diawali dengan pengumpulan data tentang order-order yang terdapat pada bangunan-bangunan yang memenuhi kriteria penelitian, dilanjutkan dengan analisa data yang didapat, dalam tahap ini diteliti tipe serta persamaan dan perbedaan yang terdapat pada order tersebut mempergunakan variable-_variabel yang telah ditentukan. Tahap terakhir adalah mencoba menarik kesimpulan dari data-data serta hasil analisa yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagal berikut: terdapat 5 (lima) tipe order pada bangunan-bangunan berarsitektur klasik di Weltevreden yaitu order Doric Romawi, order Doric Yunani, order Ionic Yunani, order Tuscan, order Composite. tingkat persamaan order-order pada bangunan di Weltevreden adalah 93,06% dengan tingkat perbedaan 6,94%, order-order yang terdapat di Weltevreden tampak masih mengikuti kaidah yang lazim dipakai pada order arsitektur klasik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Safari
"Seni hias merupakan bagian dari seni rupa. Pada umumnya seni hias tidak berdiri sendiri, melainkan bagian integral atau pelengkap dari benda lain. Meskipun demikian, seni bias menghasilkan hiasan atau ornamen yang dapat menjadi petunjuk alas fungsi dari suatu benda. Seni bias juga disebut dengan lstllah ornamen. di many kata hias adalah sesuatu untuk menambah nilai indah. Wujud dari keindahan tersebut dapat berupa rangkaian ornamen atau motif hias. Dalam peninggalan arkeologi, bentuk-bentuk motif bias terdapat pada berbagai artefak, misalnya pennukaan struktur bangunan seperti pada tiang-tiang, pintu, dinding, langit-langit, dan atap bangunan. Tampaknva suatu motif bias tidak begitu saja digunakan pada suatu benda, tetapi jauh dari itu motif hias tersebut digunakan mempunyai maksud tertentu. Motif hias atau ornamen pada suatu artefak juga mempunyai arti penting yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian dalam studi arkeologi khususnya sejarah kesenian. Oleh sebab itu penelitian terhadap motif hias atau ornamentasi sangat perlu di lakukan, karena masih banyak informasi di dalamnya yang belurn digali seeara mendalam. Dengan semakin banyaknya penelitian terhadap artefak seni yang salah satunya adalah motif hias atau ornamen pada bangunan dapat memperkava informasi menenai data artefak seni dalam dunia arkeologi. Penggunaan motif hias pada bangunan merupakan suatu hal yang umum, begitu pula pada bangunan-bangunan bergaya arsitektur Cina, khususnya bangunan klenteng. Motif hias atau ornamen yang terdapat pada bangunan-bangunan bergaya arsitektur Cina mencerminkan filosofi kehidupan dari masyarakat Cina itu sendiri. Selain itu karena tradisi dan kebudayaan masyarakat Cilia yang telah begitu berakar selama ribuan tahun. Oleh karena itu tidak heran jika filosofis Cina sangat mempengaruhi segala macam kehidupan masyarakat Cina, termasuk kebudayaan fisik seperti halnya bangunan yang mereka buat. Motif hias yang sering digunakan pada bangunan-bangunan bergaya arsitektur Cina, antara lain motif flora, fauna, geometris, benda-benda, alana, dan tokoh. Motif hias tersebut merupakan salah satu bentuk ekspresi dari ideologi masyarakat Cina, yang dilatar belakangi oleh filsafat Cina. Salah satu ciri bangunan peninggalan masyarakat Cina di Jakarta adalah bangunan klenteng. Di Jakarta banyak terdapat bangunan klenteng, bangunan-bangunan klenteng tersebut ada yang dibangun dari abad 17 M hingga sampai pada masa sekarang ini. Bangunan klenteng umumnya mempunyai unsur tradisional budaya Cina yang lebih kental dibandingkan dengan bangunan-bangunan bergaya arsitektur Cina lainnya. Bangunan klenteng kaya akan motif hias dan motif hias yang terdapat pada bangunan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori utama yaitu motif hewan, tanaman, kejadian alam, geometri, dan tokoh. Ornamentasi yang diterapkan pada motif hias tersebut, secara garis besar mempunyai dua fungsi, yaitu; fungsi estetis adalah fungsi ornamentasi yang sifatnya pasif yang biasanya digunakan pada benda-benda yang tidak berfungsi konstruktif, dan fungsi simbolis adalah ornamentasi yang di samping sebagai hiasan juga mempunyai makna simbolik. Klenteng merupakan bangunan ibadah orang-orang Cina yang sangat menarik untuk diteliti. Selain bentuknya, ornamen-ornamen yang terdapat pada bangunan klenteng memiliki keunikan atau kekhasan tersendiri. Dari ornamen-ornamen tersebut dapat mengungkapkan tentang seni penggunaan ornamen dalam budaya arsitektur masyarakat Cina."
2000
S11412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aina Zubaedah
"Di masa lampau Cirebon pernah menjadi salah satu pusat penyiaran Islam yang sekaligus tumbuh menjadi pusat kekuatan politik di Pulau Jawa. Bangunan-bangunan purbakala yang menjadi saksi bisu keberadaan Cirebon sebagai pusat tamaddun Islam hingga kini masih ada antara lain Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Pemakaman Astana Gunung Jati dan masih banyak lagi. Bangunan pada masa Islam di Cirebon tidak memperlihatkan hal yang baru, bangunan tersebut menunjukkan corak peralihan dari masa sebelumnya. Konsepsi maupun gaya seni bangunan tetap berlanjut pada masa Islam, dan salah satu wujud kesinambungan budaya tersebut adalah candi laras. Candi laras biasanya mempunyai bentuk menyerupai miniatur candi yang fungsinya hampir sama dengan replika candi pada masa Hindu-Buddha, yaltu sebagai tanda atau penghias sudut. Pada kepurbakalaan Cirebon candi laras dapat ditemukan pada pagar keliling Masjid Panjunan, Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacerbonan dan Komplek Pemakaman Astana Gunung Jati. Candi laras merupakan pilar penguat pada pagar yang berbentuk seperti candi kecil. Tiap-tiap candi laras mempunyai komponen utama dan komponen pelengkap. Komponen utama candi laras adalah bagian kaki, badan dan puncak, dari komponen utama inilah tersusun suatu bentuk candi laras. Namun ada beberapa bentuk candi laras yang hanya memiliki komponen utama berupa bagian badan dan puncak, hal ini disebabkan karena candi laras itu hanya bersifat sebagai ornamen, bila dihilangkan tidak akan merusak keutuhan pagan. Komponen pelengkap candi laras adalah ragam hias yaitu ragam hias simbar dalam bentuk antefix sudut, bunga, daun, hiasan berbentuk elips, lengkung, lingkaran, tumpal, pilin, pager dan hiasan tempelan pining dan tegel keramik yang berfungsi menambah keindahan candi laras itu sendiri. Bentuk candi laras di kepurbakalaan Islam Cirebon beraneka ragam dan berbeda antara kepurbakalaan yang satu dengan kepurbakalaan yang lainnya. Dari pengamatan terhadap candi laras pada Kepurbakalaan Islam di Cirebon dapat disimpulkan bahwa pada umumnya candi laras ini terdiri dari lima macam tipe dan tiap-tiap tipe memliki beberapa variasi, yaitu: Tipe 1 dengan 5 variasi, Tipe 2 dengan 2 variasi, Tipe 3 dengan 5 variasi, tipe 4 dengan 2 variasi dan Tipe 5 dengan 1 variasi.Analisis bentuk kemuncak candi laras pada kepurbakalaan Islam Cirebon mempunyal bentuk yang beranekaragam dan memiliki ciri khas masing masing kepurbakalaan yaitu Kepurbakalaan Keraton Kasepuhan memiliki bentuk kemuncak persegi empat, Keraton Kanoman memiliki bentuk kemuncak candi fares berbentuk limasan, Keraton Kacerbonan memiliki bentuk kemuncak candi laras berbentuk persegi empat, Masjid Panjunan memiliki bentuk kemuncak candi laras berbentuk menyerupal genta dan Kompleks Pemakaman Astana Gunung Jati memiliki bentuk kemuncak candi laras berbentuk persegi empat, iimasan, !imasan terpancung, setengah lingkaran. Analisis bentuk kemuncak dan bentuk pelipit candi laras pada kepurbakalaan Islam Cirebon dapat disimpulkan ada beberapa Janis pelipit yaitu: pelipit rata, peliplt penyangga, peliplt sisi enta, peilpit setengah lingkaran, peilpit sisi miring dan pelipit berantefix sudut. Gandi laras dengan bentuk kemuncak persegi empat memiliki pelipit rata, pelipit sisi miring, peliplt sisi genta dan pelipit setengah lingkaran. Candi laras dengan bentuk kemuncak imasan dan imasan terpancung memiliki pelipit rata, pelipit penyangga, pelipit sisi miring dan pelipit sisi genta. Candi laces dengan bentuk kemuncak setengah bngkaran memiliki pelipit rata dan pelipit sisi miring. Candi laras dengan bentuk kemuncak menyerupai genta memiliki pelipit rata, pelipit penyangga, pelipit setengah lingkaran, peilpit sisi genta, peliplt sisi miring dan pelipit berberantefix sudut. Pelipit rata dan pelipit sisi miring berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan cenderung dipakai di setiap tipe candi bras pada kepurbakalaan Islam di Cirebon, kemudian dilkuti peilpit penyangga, pelipit sisi genta, peilpit setengah lingkaran dan pelipit berantefix sudut. Berdasarkan analisis terhadap bentuk kemuncak candi laras pada flap kepurbakalaan Islam di Cirebon dapat disimpulkan bahwa bentuk kemuncak candi laras di Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan dan Keraton Kacerbonan kesemuanya ada pada bentuk kemuncak candi laras di Komplek Pemakaman Astana Sunan Gunung Jail. Sedangkan bentuk kemuncak candi !eras yang ada di Masjid Panjunan tidak terdapat pada Komplek Pemakaman Astana Sunan Gunung Jati. Hal ini menjadi lebih martarik jika dihubungkan dengan pembagian makam-makam para raja atau sultan, balk yang berasal dart Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacerbonan yang dimakamkan pada kompleks pemakaman Astana Sunan Gunung Jati dan dipisahkan oleh jalan pemisah yang ada di kompleks pemakaman ttu. Besar kemungkinan bahwa politik berpengaruh terhadap perbedaan bentuk kemuncak candi laces di Kepurbakalaan Islam Cirebon,dan bentuk kemuncak dart candi laras pada Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacerbonan yang terdapat pada kompleks Pemakaman Astana Gunung Jati, mewakili bentuk kemuncak candi laras yang menjadi ciri khas di Keraton"
2000
S12060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>