Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umbas, Rangga
"Indonesia terletak di wilayah khatulistiwa dengan cahaya matahari yang bersinar selama 12 jam dalam satu hari, dari pukul 6:00 pagi sampai pukul 6:00 sore. Sesuatu yang terus-menerus disinari oleh matahari akan menyerap radiasi matahari dan menjadi sumber panas itu sendiri_ hal ini disebut sebagai heat transfer atau perpindahan panas. Pada bangunan_ atap dan kulit adalah bagian-bagian yang mengalami perpindahan panas. lni merupakan salah satu penyebab panas dalam ruangan.
Cara mengatasinya ada bermacam-macam_ Salah satunya adalah dengan menggunakan shading device atau tritisan yang digunakan untuk menghalau matahari sebelum mengenai kulit bangunan. Sehingga perpindahan panas dapat diperkecil. Dengan ini diharapkan mang dalam bangunan menjadi lebih dingin.
Sekolah adalah tempat untuk menuntut ilmu. Di dalamnya rerdapat ruang-ruang kelas yang digunakan untuk belajar-mengajar. Karena itu ruang kelas harus nyaman dari berbagai segi termasuk juga suhu. Ruang kelas sebaiknya memiliki pencahayaan yang cukup. untuk itu biasanya digunakan bukaan yang besar. Sementara bukaan atau jendela yang terbuat dari kaca mengalami perpindahan panas yang cukup besar. Maka digunakan tritisan agar radiasi tidak Iangsung jatuh pada kaca.
Tritisan sendiri memiliki bermacam-macam bentuk dimana setiap variasinya akan memiiiki pengaruh yang berbeda-beda pada suhu dalam ruangan yang dilindunginya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Ahadi
"Bangunan pendidikan, seperti bangunan-bangunan lainnya memilik peran penting dalam pengungkapan tiga tujuan arkeologi. Penelitian terhadap bangunan pendidikan kali ini bertujuan untuk mengungkapkan banguanan pendidikan secara mikro (ruang dalam sebuah bangunan) dan semi mikro (persebaran bangunan dan hubungannya dengan wilyah pemukiman di kota Bandung). Terdapat tiga hal yang merupakan ciri pokok studi permukiman, yaitu: 1. persebaran 2. hubungn-hubungn dan 3. satuan ruang, serta asumsi-asumsi dasar yang melatarinya. Data primer pada penelitian ini adalah sembilan bangunan pendidikan lama, Yaitu: SMPN 1, SMPN 2, SMPN 5, SMPN 7, SMP Providentia, SMKN 1, SMUN 3, dan 5, SMUN 20, dan SMP dan SMU St. Angela..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Maulana
"SMAN 9 Kota Bogor Jalan Kartini merupakan bangunan sekolah kolonial yang memiliki bentuk bangunan yang unik, yaitu bentuk bangunannya menyudut. Hal tersebut memunculkan hipotesis adanya penerapan bangunan sudut pada bangunan ini sehingga menarik untuk dianalisis gaya bangunannya. Kini, bangunan tersebut mengalami perubahan-perubahan fungsi untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang sehingga menarik untuk dikaji bentuk-bentuk adaptasi dan revitalisasi pada bangunan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan bentuk bangunan sudut, gaya bangunan, adaptasi, dan revitalisasi pada SMAN 9 Kota Bogor Jalan Kartini?”. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan metode penelitian arkeologi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan studi pustaka dan lapangan melalui kegiatan observasi dan perekaman data, pengolahan data yang dilakukan dengan metode analisis deskriptif, dan terakhir merupakan eksplanasi untuk menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bangunan ini merupakan bangunan sudut yang berfungsi sebagai sekolah, bangunan ini memiliki beberapa persamaan karakteristik dengan SMPN 5 Bandung sebagai bangunan sudut sehingga menunjukkan adanya indikasi karakteristik bangunan sudut yang berfungsi sebagai sekolah. Hasil analisis gaya bangunan menunjukkan perkembangan bangunan dan percampuran budaya. Hasil analisis adaptasi dan revitalisasi diketahui empat bentuk kegiatan adaptasi dan revitalisasi, yaitu perubahan material bangunan lama, penambahan komponen bangunan baru, perubahan atau penambahan ruang, dan penambahan bangunan baru.

SMAN 9 Bogor Jalan Kartini is a colonial school building with a unique form, namely the angular shape building. That raises the hypothesis of the application of corner buildings in this building, so it is interesting to analyze the style of the building. Now, the building is changing its function to meet the present needs, so it is interesting to study the forms of adaptation and revitalization of the building. Based on this explanation, the problem in this research is "How is the application of corner building forms, building styles, adaptation, and revitalization at SMAN 9 Bogor at Kartini Street?". This research was conducted with three stages of archaeological research methods: data collection by conducting library and field studies through observation and data recording, data processing carried out by descriptive analysis methods, and finally, an explanation to answer research problems. The results of his research indicate that this building is a corner building that functions as a school. This building has several characteristics in common with SMPN 5 Bandung as a corner building so that it shows an indication of the elements of a corner building that functions as a school. The analysis results of the style building show the development of the building and the mixing of cultures. Based on the analysis of adaptation and revitalization, it is known that there are four forms of adaptation and revitalization activities, namely changes in old building materials, the addition of new building components, modifications or additions to space, and addition of new buildings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wimpy Seoulino
"Tugas akhir ini membahas mengenai gaya fasad bangunan sekolah di Kota Bogor yang bertujuan untuk mengetahui bentuk, jenis gaya arsitektur fasad bangunan sekolah kolonial di Kota Bogor dan faktor apa yang mempengaruhinya. Dari lima fasad bangunan yang menjadi objek penelitian, seluruh fasad bangunan memiliki gaya dominan Indisch stijl dengan beberapa ornamen pengaruh gaya art deco, art and craft, dan Amsterdam school. Pengaplikasian gaya Indisch stijl merupakan bukti adanya modernisasi namun tetap mengupayakan adaptasi dan eklektisisme terhadap tradisi arsitektur lokal dan iklim Kota Bogor. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya pada fasad bangunan sekolah kolonial di Kota Bogor pada tahun 1899-1930 adalah historis, keletakan, dan waktu.

This final project discusses the facade style of school buildings in Bogor City which aims to determine the form, type of architectural style of colonial school buildings in Bogor City and what factors influence it. Of the five building facades that became the object of research, all of the building facades have the dominant style of Indisch Stijl with several influences of art deco, art and craft ornaments, and the Amsterdam school. The application of the Indisch Stijl style is proof of modernization but still strives for adaptation and eclecticism to local architectural traditions and the climate of Bogor City. The factors that influence the style on the facade of a colonial school building in Bogor City in 1899-1930 are history, location, and time."
Depok: 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library