Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kusumaningtuti
Jakarta: Rajawali, 2009
346.082 KUS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Gede Ary Suta, 1958-
Jakarta: Yayasan SAD SATRIA BHAKTI Foundation, 2004
332.095 98 IPU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Gede Ary Suta, 1958-
Abstrak :
Economic crisis and banking restructuring policy in Indonesia
Jakarta: Yayasan Sad Satria Bhakti, 2003
332.159 8 IPU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anggayasti Hayu Anindita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran risiko sistemik dengan menggunakan metode network analysis untuk mendapatkan peringkat SIFI bank-bank di Indonesia. Dengan menggunakan data penempatan antar bank periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, secara empiris ditemukan bahwa interkoneksi pasar uang antar bank semakin meningkat. Namun demikian kondisi yang signifikan berbeda terjadi pada tahun 2013, di mana pola interkoneksi jaringan antar bank mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dilihat dari nilai degree centrality, bank-bank yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta nasional cenderung bersifat in-degree. Kondisi yang berbeda ditunjukkan oleh bank swasta asing, di mana sebagian besar cenderung bersifat out-degree. Selain itu, bank yang memiliki nilai betweenness centrality yang tinggi cenderung akan memiliki nilai closeness centrality yang tinggi pula.
ABSTRACT
This study aimed at measuring systemic risks using network analysis method to obtain the SIFI rating of banks in Indonesia. Using the 2011 2015 interbank placement data, it is empirically found thon interbank money market interconnection increased. However, a significantly different condition was found in 2013 in which the interbank network interconnection pattern went downwards compared to the previous year. From the degree centrality score, government owned and national private banks tend to be in degree while foreign private banks tend to be out degree. In addition, bank with higher betweenness centrality score will have higher closeness centrality score as well.
2017
T48258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidharta Akmam
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Sidharta AkmamProgram Studi : Hubungan InternasionalJudul : Ketentuan Basel dan Krisis KeuanganPembimbing : Makmur Keliat PhD Tesis ini bertujuan menganalisis hubungan antara ketentuan Basel Basel Accord yang mengatur permodalan perbankan dengan krisis keuangan yang terjadi pada periode setelah tahun 1990, khususnya krisis keuangan di Asia tahun 1997-1998 dan krisis di Amerika Serikat dan Eropa tahun 2008-2009. Studi ini menggunakan teori rezim untuk menganalisis tingkat kepatuhan aktor terhadap ketentuan Basel sebagai suatu rezim di bidang keuangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melalui studi pustaka sebagai sumber data primer. Sebagai sumber data sekunder studi ini menggunakan hasil wawancara dengan nara sumber dari industri perbankan. Studi ini menemukan bahwa krisis terjadi karena aktor melakukan cosmetic/mock compliance, akibat peraturan pemerintah yang mempermudah pencapaian target kecukupan modal sesuai ketentuan Basel. Kelemahan rezim Basel juga tidak lepas dari proses penyusunannya yang sarat dengan kepentingan para aktor, negara dan lembaga bukan negara.
ABSTRACT
Name Sidharta AkmamStudy Program International RelationTitle Ketentuan Basel dan Krisis KeuanganCounsellor Makmur Keliat Ph.D This thesis highlight the relationship between Basel Accord, an international capital adequacy regime for the banking industry, with the financial crisis after 1990, in particular the 1997 Asian financial crisis and the 2008 crisis in the US and Europe. This study applies the regime theory to analyze actors rsquo compliance with Basel Accord as a regime in the financial sector. This research uses qualitative method with library research as the main source and interviews as the second source. The study found that the crisis occurred due to the mock cosmetic compliance by the actors, encouraged by a lenient government regulation with the objective to achieve capital adequacy as prescribed by the Basel Accord. The weakness of Basel Accord as a regime started from it rsquo s inception, which characterized by conflicting interest among the actors, both state of non state organizations. Keywords banking crisis, financial crisis, Basel Accord, compliance, international regime
2018
T50695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ivandra Dayan
Abstrak :
ABSTRAK
Krisis Perbankan yang terjadi pada tahun 1997-1998 membuktikan bahwa berbagai permasalahan pada sektor perbankan yang tidak dapat di deteksi secara dini akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat pada industri perbankan. Di perlukan koordinasi yang baik oleh setiap lembaga keuangan untuk mendeteksi indikator krisis secara dini untuk mencegah krisis. Dengan terbitnya Undang Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penangan Krisis Sistem Keuangan di harapkan dapat menjadi payung hukum untuk mencegah dan menangani krisis di Indonesia. Komite Stabilitas Sistem Keuangan yang terdiri dari Menteri Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan di harapkan dapat menjaga stabilitas sistem keuangan sehingga Indonesia dapat bertahan dari faktor-faktor krisis baik secara internal maupun eksternal. Skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif dengan menganalisa undang-undang yang ada untuk menentukan cara pencegahan dan penganan krisis dalam sistem perbankan di Indonesia. Dari hasil penelitian, Undang Undang Nomor 9 Tahun 2016 merupakan landasan hukum yang kuat untuk di gunakan dalam mencegah dan mengangani krisis. Hasil penelitian menyarankan bahwa di perlukannya peraturan lanjutan untuk lembaga keuangan dalam menangani krisis agar dapat berkoordinasi dengan baik.
ABSTRAK
The Banking Crisis that occurred in 1997 1998 proves that various problems in the banking sector that cannot be early detected will result in loss of public confidence in the banking industry. The need of good coordination between each financial institution to detect early crisis indicators to prevent a crisis is important for the stability of financial system. With the issuance of Act of Republic of Indonesia No. 9 of 2016 concerning Prevention and Handling of Crisis in Financial System is expected to be a legal foundation to prevent and handle the crisis in Indonesia. The Financial System Stability Committee which consist of Ministry of Finance, Bank Indonesia, the Financial Services Authority and the Deposit Insurance Agency is expected to maintain the stability of the financial system so that Indonesia can survive from both internally and externally crisis factor. This thesis uses normative judicial method by analyzing existing laws to determine the prevention and handling of crisis in Indonesian Banking System. From the results of the thesis, Law No. 9 of 2016 can be considered as strong legal basis to prevent and handle the crisis. The study suggested there must be a new issuance of further regulations for financial institutions in dealing with the crisis in order to maintain good coordination between them.
2017
S69273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pesiwarissa, Darcel Anadona Indria
Abstrak :
Krisis perbankan tempo lalu ternyata menjadi pelajaran yang berharga bagi kalangan perbankan, termasuk pihak pemegang otoritas perbankan, yakni Bank Indonesia (BI). Hikmah dari kejadian tersebut adaiah semua pihak menjadi mawas diri untuk bekerja lebih baik dan profesional pada masa mendatang. Sebelum krisis, unsur pengawasan tidak dilakukan secara optimal dan para pelaku perbankanpun tidak memperhitungkan berbagai macam faktor risiko bisnis. Namun setelah itu, BI sebagai koordinator perbankan nasionalpun mulai mengkaji dart menata kembali industri yang telah dihantam badai yang paling dahsyat, yang selama ini belum pernah terjadi dalam sejarah perbankan nasional. Pada awal Januari 2004 BI menerbitkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang merupakan sebuah program menyeluruh yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh kalangan perbankan hingga 2010. Ada delapan pilar API yang mesti dilaksanakan oleh para pelaku bisnis perbankan. Salah satu pilar antara lain menyebutkan tentang perlunya manalemen risiko (risk nianagenrent) bagi kalangan perbankan. Pemberlakuan ketentuan BI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang mewajibkan bank memasukkan faktor risiko operasional ke dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum diharapkan dapat memperkuat sistem pengawasan perbankan secara menyeluruh. Dalam rangka menerapkan manajcmen risiko operasional secara efektif, maka bank "X" harus mampu mengidentifikasi risiko operasional dan mengukurnya. Hasil identifikasi risiko operasional digambarkan pada LEDB berupa kejadian kerugian (loss event), penyebab kerugian dan dampak dari kejadian kerugian dalam jumlah uang. Untuk keperluan pengukuran risiko operasional mula-mula dilakukan pengumpulan data kerugian dari LEDB. Selanjutnya data disaring untuk keperluan penelitian dan dianalisis secara statistic. Data kerugian dan data observasi jumlah kejadian kerugian digunakan sebagai dasar pembuatan severity of loss probability model dan frequency of loss probability model. Kedua model tersebut diuji masing-masing dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Chi-Square. Berdasarkan uji model tersebut dipilih Exponential distribution dan Poisson distribution. Selanjutnya, guna pengukuran risiko operasional dilakukan simulasi Monte Carlo. Untuk itu dilakukan penetapan asumsi-asumsi bagi setiap jumlah kerugian dan jumlah kejadian kerugian. Penetapan asumsi tersebut dilakukan terhadap setiap angka kerugian dan jumlah kejadian kerugian. Angka jumlah kerugian diasumsikan mengikuti Exponential distribution, sedangkan angka jumlah kejadian diasumsikan mengikuti Poisson distribution. Setelah itu ditetapkan forecast atau output yang diharapkan. Hasil simulasi Monte Carlo adalah aggregate loss distribution. Berdasarkan distribusi kerugian hasil simulasi tersebut dilakukan perhitungan OpVaR, yang besarnya adalab Rp. 17.613.014.530,- (95th percentile) dari Rp. 31.151.154.671,- (99th percentile).
Banking crisis in Indonesia has indeed become a worthy lesson for bankers, including Bank Indonesia as monetary authority. The crisis has encouraged related parties to be more prudent and professional in the future. Supervision has not been done properly before banking crisis occurred and business risks have not been wholly considered. Then, Bank Indonesia began to review and rebuild the banking industry in Indonesia. In the beginning of 2004, Bank Indonesia issued Indonesian Banking Architecture (API), a comprehensive program aimed to be guidance for bankers until 2010. API introduces 8 pillars which must be accomplished by bankers. One of them states a need for risk management in banking industry. BE regulation No. 5/8/PBI/2003 regarding Risk Management Accomplishment for Banks, requesting banks to consider operational risk in the calculation of minimum capital requirement is expected to strengthen the control system in banking as a whole. For the purpose of effective operational risk management, bank "X" must be able to identify operational risk and measure it: The identification of this risk is reported in Loss Event Data Base (LEDB). To measure the risk, data of losses are gathered from LEDB, The data, consisting of loss amounts and frequency of losses are then used to establish severity of loss probability model and frequency of loss probability model. Both models are tested using Kolmogorov-Smimov Test and Chi-Square Test. Based on those tests, Exponential distribution and Poisson distribution are consecutively chosen as Severity of loss probability model and Frequency of loss probability model. For the purpose of risk measurement, Monte Carlo simulation is done. Before doing this simulation, certain assumptions are established for each loss amount and each loss frequency. The result of this simulation is aggregate loss distribution. Based on the distribution, Operational Value at Risk (OpVaR) is Rp. 17,613,014,530.00 (95th percentile) and Rp. 31,151,154,671.00 (99th percentile).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbi Ramli
Abstrak :
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengalisis faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas bank syariah, yaitu faktor internal berupa perubahan jumlah aktiva produktif, perubahan kualitas aktiva produktif, tingkat efisiensi, dan faktor ekstemal berupa tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Nilai Tukar. Ada 2 (dua) Cara analisis yang dilakukan yaitu dengan analisis model yaitu regresi linear berganda metode backward dan analisis rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) faktor yang secara signifikan mempengaruhi rentabilitas bank syariah dalam kondisi krisis ternyata hanya satu variabel independen yaitu variabel jumlah aktiva produktif, sedangkan variabel lainnya yaitu kualitas aktiva produktif, efisiensi, SBI. dan Nilai Tukar ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas bank syariah. Namun demikian disaat penulis melakukan analisa rasio. disamping jumlah aktiva produktif, maka faktor kualitas aktiva produktif dan efisiensi sangat mempengaruhi terhadap labalrugi bank syariah yaitu dalam tahun 1998 dan 1999. (b) faktor yang secara signifikan mempengaruhi rentabilitas bank syariah dalam pasca krisis adalah tiga variabel independen yaitu variabel Jumlah Aktiva Produktif, Efisiensi, dan tingkat bunga SBI. Implementasi hasil penelitian menyarankan (a) bank syariah seyogianya tidak menggunakan tingkat bunga sebagai benchmark untuk penentuan nisbah bagi hasil (b) Untuk mengantisipasi maturity gap dalam pendanaan, bank perlu menciptakan produk mudharabah yang berjangka waktu panjang dengan tidak selalu harus memberikan bagi hasil setiap bulan tetapi per triwulan, atau per semester, atau per tahun. (c) bank syariah hares mempertahankan kualitas aktiva produktifnya dengan menterapkan prinsip prinsip kehati-hatian, disamping selalu konsisten dalam melaksanakan prinsip syariah. (d) Pembukaan jaringan kantor, hendaknya bank tetap mengacu feasibility studi sehingga tingkat efisiensi dapat tetap dipertahankan. (e) Upaya sosiatisasi produk syariah kepada masyarakat terutama oleh manajemen dan seluruh sumber days insaninya terutama dalam bentuk tindakan yaitu konsisten men..rapkan prinsip syariah dalam kegiatan operasional sehari-hari.
The aim of this study is to analyse factors affecting syariah bank rentability, internal factor such as the changing from the number of Earning Assetss, the quality changing of Earning Assets, the rate of efficiency, and external factor such as the interest rate of certificate of Bank Indonesia, and exchanging of foreign currencies. There are two analizing method that are conducted, with model analysis that double linear regression-backward method and finance ratio analysis. The result of research shows that (a) the factor which is significant affecting syariah bank rentability in crisis condition is only one variable independent is the number of Earning Assets. While other factors such as the quality of Earning Assets, efficiency rate, Interest rate of Certificates Bank Indonesia, and foreign exchange currencies are not affecting significantly to syariah bank rentability. But when author doing ratio analysis, beside the number of productive active, the factor quality of productive and efficiency also very affecting to profit or loss syariah bank especially in 1998 and 1999. (b) factor that significantly affecting syariah bank rentability after crisis are three independent variables, variable the number of Earning Assets, efficiency, and interest rate of Certificate of Bank Indonesia. The implementation the result of research suggest (a) syariah bank should always not use interest rate as benchmark determining revenue sharing ratio (b) To anticipate maturity gap in funding, bank need to create long term mudharabah product with not always giving revenue sharing every month but per a quarter, or per a semester, or per a year. (c) Syariah bank must keep the quality of its earning assets by applying prudential principles, also always keeping to apply syariah principle consistently. (d) Open new branch, bank should keep relate study feasibility so the rate of efficiency can be kept. (e) The effot to socialize syariah product to society especially by management and all human resources especially in action corm that is consistently applying syariah principle in operational activities daily.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library