Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Catur Isminarto
"Dewasa ini dengan semakin berkembangnya dunia industri, penggunaan bantalan (bearing) sebagai pembantu penggerak antar komponen dengan gesekan sekecil mungkin semakin meningkat aplikasinya seperti untuk aplikasi motor, alat-alat mesin, otomotif, pesawat terbang, konstruksi, dan lain-lain. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan material bantalan peronggu Cu-Sn-Zn-C (bronze bearing) dengan metode metalurgi serbuk mulai dan tahapan karakterisasi serbuk, pencampuran serbuk, kompalisi, sampai sintering (pemanasan). Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh variabel temperatur sinter terhadap nilai kekerasan, keausan, densitas/porositas, kuat tekan, dan struktur mikro. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dengan meningkatnya temperatur sinter mulai dari 700℃, 750℃, sampai 800℃ nilai kekerasan, idensitas, ketahanan aus, dan kuat ekdn semakin meningkat, sebaliknya nilai porositas semakin menurun. Sedangkan oada temperature 825℃, 850℃, 875℃, sampai 900℃ nilai kekerasan, densitas, ketahanan, dan kuat tekan mengalami oenurunan, sebaliknya nilai porositas mengalami kenaikan. Hal ini karena pada temperature mulai dari 825℃, 850℃, 875℃, sampai 900℃ terjadi difusi cepat dari Sn dan Zn ke Cu grafit yang kemudian meningkatkan pori yang besar (swelling). Jadi, nilai sifat mekanik optimum terjadi pada temperature 800℃ dengan nilai kekerasan, keausan, densitas, porositas, dan kuat tekan adalah berturut-turut 52 BHN, 4,76 x 10 -6 mm3/mm, 7,08 gr/cm3, 18,23 % dan 440 MPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna Surya Bhuana
"RINGKASAN
Korosi pada bantalan jembatan yang diperkuat oleh lempeng baja merupakan salah satu faktor yang dapat memendekkan umur pemakaian. Olen sebab itu perlu dijajagi kemungkinan menggunakan bahan bukan logam yang dapat digunakan sebagai komponen penguat.
Penelitian yang dilakukan meliputi kelakuan pembebanan tekan dan geser terhadap bantalan jembatan karat alam yang diberi penguat bahan plastik nilon 6 dan poliester.
Dari hasil pengujian tekan dan geser yang dicocokan dengan hasil perhitungan desain, diperoleh informasi bahwa nilon 6 dan poliester yang diperkuat oleh serat gelas mempunyai prospek yang baik untuk mengganti lempeng baja dalam bantalan jembatan.
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Lukman Hakim
"Introduction and Objectives: Supine Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) is believed to provide more limited space for percutaneous access than prone position. This disadvantage is usually fixed by modifying the supine position with supporting pad. Our study aims to compare the safety, efficacy, and other surgical outcomes of supine PCNLs performed with and without the use of supporting pad
Method: This study was a retrospective study in patients who undergone PCNL procedure with supine position for renal stones with all sizes between January - December 2019. Divided into two groups, operated with and without supporting pad, with 13 and 14 patients respectively. Several parameters such as operation duration, intraoperative blood loss, post operative double J stent usage, stone free rate dan length of stay were observed.
Results: There were 27 patients, as subjects of the study. Our observation showed no statistically significant difference between the two groups, although blood loss and length of stay in supporting pad showed better results. Statistically significant difference was found in stone-free-rate (P=0.006) favoring in supine PCNL with supporting pad.
Conclusion: Supine PCNL with support padding may be a safe and more effective choice to treat renal stones. Nevertheless, patient’s anatomic variations may influence this. Thus, a prospective study with a larger population is needed to verify our outcomes.

Pendahuluan dan tujuan: Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) posisi supine memiliki kelemahan akses perkutan yang lebih terbatas dibandingkan posisi prone. Hal ini biasanya diatasi dengan modifikasi posisi supine menggunakan bantalan penopang. Penelitian kami bertujuan membandingkan keamanan, efikasi, dan luaran surgikal lainnya dari PCNL posisi supine dengan dan tanpa bantalan penopang.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif terhadap pasien yang menjalani prosedur PCNL posisi supine untuk tatalaksana batu ginjal dengan berbagai ukuran pada Januari-desember 2019. Pasien tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang dioperasi menggunakan bantalan penopang dan kelompok tanpa bantalan penopang, masing-masing berjumlah 13 dan 14 pasien. Beberapa parameter diamati antara lain durasi operasi, perdarahan intraoperatif, penggunaan double J stent post operasi, stone free rate dan lama rawat.
Hasil: Ada 27 pasien yang diteliti pada penelitian ini. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kedua kelompok dari hasil observasi, meskipun perdarahan dan lama rawatan lebih baik pada kelompok dengan bantalan penopang. Perbedaan yang signifikan secara statistik terlihat pada angka bebas batu yang lebih baik pada kelompok dengan bantalan penopang (P=0.006).
Kesimpulan: PCNL posisi supine dengan bantalan penopang merupakan pilihan yang aman dan lebih efektif dalam mengatasi batu ginjal. Meskipun demikian, variasi anatomi pasien dapat mempengaruhi hal ini. Dibutuhkan penelitian prospektif dengan populasi yang lebih besar untuk verifikasi hasil penelitian kami.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ansharah Rammon
"Grease merupakan pelumas padat atau semi-cair yang penting dalam berbagai peralatan berputar, termasuk bearing pada kereta. Efektivitas grease dapat dipengaruhi oleh suhu, tekanan internal, dan kondisi lapangan yang dapat menyebabkan masalah seperti kebocoran dan kegagalan bearing. Adanya insiden kebocoran grease di luar jadwal perawatan pada tapered roller bearing kereta moda raya terpadu di Indonesia. Menurut panduan perawatan dari pabrikan bearing, penggantian bagian penting harus dilakukan setiap 4 tahun atau 480.000 km. Namun, pada jarak tempuh 270.000 km,bearing tersebut sudah mengalami kebocoran grease. Oleh karena itu, penelitian ini menyelidiki penyebab kebocoran grease pada bearing kereta moda raya terpadu, terutama tapered roller bearing. Beberapa inspeksi dan uji dilakukan untuk mengevaluasi penyebab kebocoran grease. Pada saat dilakukan perawatan rutin ditemukan adanya bekas gesekan, suara retakan ketika bearing diputar, dan kontaminan seperti silikon, seng, dan aluminium di dalam sampel grease, hal ini meningkatkan kemungkinan kegagalan bearing akibat kebocoran grease. Pelumasan yang buruk, cap screw yang longgar, dan gerakan eksternal bisa menjadi penyebab insiden ini, sedangkan pemeriksaan besar torsi pada cap screw hanya dilakukan selama perawatan besar, yaitu setiap 1.000.000 km. Pada referensi lain, pemeriksaan seharusnya dilakukan setiap 4 bulan, dikarenakan kondisi lingkungan dapat mempengaruhi umur bearing dan grease.

Grease, a solid or semi-liquid lubricant, is essential in various equipment, including bearings in trains. The effectiveness of grease can be affect by temperature, internal pressure, and operating conditions, leading to issues like grease leakage and bearing failure. An incident of grease leakage was happened outside the maintenance schedule on tapered roller bearing of rapid transit train in Indonesia. According to inspection guide from the bearing manufacturer, heavy maintenance, including replacement of major important part should be performed every 4 years or 480,000 km. However, at a mileage of 270,000 km, the bearing has already experienced grease leakage, therefor this study investigates the causes of grease leakage on rapid transit train bearing, especially tapered roller bearing. A few inspections and tests were done to evaluate the cause of grease leakage. Routine maintenance discovered there are friction marks, cracked noise and contaminants like silicon, zinc, and aluminium inside the sample of the tapered roller bearing grease which increase the possibilities of bearing failure caused by grease leakage. Poor lubrication, loosen cap screw, and external movement could be the cause of this incident. Torque meter checks on the cap screw are currently performed only during major maintenance, which is 1,000,000 km, which according to other reference, the check should be done every 4 months. An important check such as torque meter check on cap screw and regular inspections are recommended to be done every 4 months to maintain bearing condition and prevent grease leakage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Setyorini
"Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengaji dokumen SNI 3967: 201. Spesifikasi dan Metode Uji Bantalan Karet (Elastomer) untuk Perletakkan Jembatan dibandingkan dengan ISO 6446:1994 Rubber products-Bridge bearings-Specification for Rubber Materials. Kajian ini dilakukan melalui studi literatur, deskriptif analitis, dan komparatif terhadap spesifikasi dan metode uji dalam standard yang terkait.
Kesimpulan dari kajian ini adalah standard spesifikasi dan metode uji bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan menurut SNI 3967:2013 perlu dikaji ulang terkait persyaratan wajib maupun tambahan dan metode uji termutakhir yang digunakan baik SNI/SNi maupun ISO."
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Iswanto
"Poros disamping berputar juga melakukan pusaran, yaitu poros berotasi mengelilingi sumbu bantalan. Timbul karena adanya ketidak imbangan pada poros, yang berasal diantaranya dari bobot takimbang, gaya-gaya akibat perputaran poros itu sendiri atau bahan poros yang kurang homogen.
Jumlah bantalan dan susunan peletakannya merubah arah serta besar gaya-gaya reaksi bantalan. Defleksi statin pores berubah pula dan pada akhirnya mempengaruhi nilai kecepatan kritis dan koefisien peredaman sistem poros.
Pengamatan dilakukan pada poros dua bantalan dan poroa tiga bantalan. Untuk poros tiga bantalan jarak peletakan bantalan tengah adalah seperempat, setengah dan tiga per empat dari bentang yang terbentuk antara rotor dengan bantalan kiri dan kanan. Rotor diletakan pada jarak 400 mm, 500 mm dan 600 mm dari bantalan kiri.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa kecepatan kritis dan koefiaien peredaman poros tiga bantalan berbeda secara berarti, taraf keberartian 5 %, dengan poros dua bantalan, dan mencapai nilai maksimum pada jarak peletakan bantalan tengah terhadap posisi rotor minimum dan daerah peletakan pada bentang yang minimum pula."
1996
S36296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Edi Tjondro Negara
"Dari hasil pengamatan sekilas pada perumahan kelas menengall di sekitar Jabotabek, dapat disimpulkan babwa kalangan tersebut membutuhkan tempat parkir tambaban untuk kendaraan yang menghemat laban. Bertolak dari kebutuban tersebut, timbullab ide untuk merancang alat angkat yang dapal memenubi kebutuban tempat parkir tambaban yang menghemat laban. Perancangan yang dilakukan dalam buku ini merupakan rancangan awal dari alat angkat yang dikhususkan untuk mengangkat kendaraan dengan berat maksimum 1500 kg untuk ternpat parkir tambaban bagi rumall tangga kelas menengah. Bagian -bagian utama dari alat angkat ini terdiri dari : Motor penggerak 750 Watt, Wonn reducer gear 1 : 500, transrnisi pemindab daya berupa rantai, sproket dan kopling flens serta pnros yang ditumpu oleh bantalan gelinding. Tiang utama menggunakan UNP. Plat landasan terikat pada rantai transmisi ketiga. Sistem keija alat angkat ini adalab sebagai berikut : Daya motor penggerak ditransmisikan oleh transmisi pertama ke poros pertama, selanjutnya dengan bantuan kopling fiens dan transmisi kedua, daya dari poros pertama ditransmisikan ke poros kedua dengan bantuan transmisi ketiga daya tersebut ditransmisikan ke poros ketiga. Adapun dengan bantuan transmisi ketiga daya dari poros kedua ditransmisikan ke poros ketiga. Dengan berputarnya poros ketiga dan transmisi ketiga, maka beban yang terletak pada plat landasan akan terangkat naik, karena plat landasan terikat dengan rantai transmisi ketiga. adapun penambahan masalah pada rancangan awal ini meliputi perhitungan daya motor, rantai dan sprocket, poros, pasak, kopling fiens, tiang, bantalan, dan system perawatan. Sedangkan gambar assembling dan gambar-gambar lainnya dilampirkan pada bagian akhir pembahasan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Subagja
"Pesawat pengangkat Lift atau Elevator mengalanti pertumbuhan yang Saugat ppsat, kebanyakan produk Lift yang sering kita jumpai di-impor dari luar negeri. Harapan kedepan bangsa kita hams dapat membuat Lift tanpa banyak ketergantugan dari pihak luar. Oleh karena itu penulisan ini adalah salah satu jenjang untuk tujuan tersebut diatas, khususnya merencanakan mesin Lift untuk keperluan perbaikan (repair) misalnya, dengan tidak harus meng-impor dari luar negeri. Pada-penulisan ini dibuat asumsi awal bahwa spesiikasi teknis Lift yang dibutuhkan telah di-identifikasi dan akan direncanakan mesin penggeraknya yang lazim disebut Traction Machine. Perencanaan meliputi berapa beban yang akan diangkut, penentuan daya motor, pemilihan tali baja (Hoist ropes) dihubungkan dengan puli (Traction sheave)-nya dan kemampuan geseknya, pemilihan jeriis Gear Box dan panas yang dihasilkan serta efisiensinya, perhitungan dan pemilihan jenis bantalan (Bearing) dan perhitungan rem (Brake). Dengan berpedoman pada teori-teori dasar elemen mesin dan aturan keamanan pada Lift (Safety Rules) akan didapat komponen-komponen rnsin Lift yang optimal dan komprehensifl sehingga layak dipakai, misalnya untuk keperluan maintenance dalam perbaikan komponen (repair) atau untuk pembuatan komponen Iokal yang menggantikan komponen import. Dengan demikian diperoleh hasil akhir berupa ukuran-ukuran komponen mesin Lifl (Traction Machine) beserta efisiensi yang didapat dengan tidak mengabaikan faktor keamanan yang diatur dalam perancangan pesawat Lift yang berlaku."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Setiawan Yan Pradono
"Bantalan merupakan salah satu bagian dari susunan konstruksi dari jalan rel yang berfungsi sebagai landasan tempat rel bertumpu, sehingga harus cukup kuat untuk menumpu beban dari moda jalan rel yang berjalan diatasnya maupun seluruh komponen struktur penyusun suatu jalan relnya itu sendiri. Bahan material yang biasanya digunakan pada bantalan adalah kayu, baja dan beton. Pemilihan bahan material tersebut merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi efisiensi dari pendayagunaan sumber daya alam sehubungan dengan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, selain itu juga dilihat dari sisi ekonomi dalam hal biaya yang dikeluarkan untuk pembangunannya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan untuk menentukan alternatif bentuk dari bantalan rel yang dapat membandingkan dari ketiga jenis material tersebut yang paling efisien dan ekonomis dalam menunjang masa layanan (life time) dari kekuatan struktur yang dapat dipikul oleh bantalan dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini adalah penelitian analisis komparasi dari beberapa alternatif tipe bantalan rel yang paling sesuai dilihat dari segi teknis dan ekonomi jika diaplikasikan pada konstruksi jalan rel untuk moda angkutan trem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari beberapa alternatif tipe bantalan yang paling sesuai adalah tipe bantalan beton melintang.

Sleeper is one part of the order of construction of the rail road that serves as a platform where the rail rests, so it must be strong enough to support the load of the mode of track that runs above it and all components of the compiler structure of a rail road itself. His materials are commonly used in the sleepers is wood, steel and concrete. Election materials is one thing that can affect the efficiency of utilization of natural resources in relation to the concept of environmentally development, it is also viewed from the side of the economy in terms of cost incurred for its construction. Therefore, in this study was conducted to determine alternative forms of sleepers who can compare the three types of material is the most efficient and economical in supporting the service (life time) of the power structures that can be carried by sleepers within a certain timeframe. This research is a comparative analysis of several alternative types of sleepers are most suitable in terms of technical and economical if applied to the construction of railways for tram transport modes. The results showed that out of several alternatives the most suitable type of sleepers is a type of cross-sleeper concrete."
2010
S1530
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Kurniawan
"Bantalan merupakan komponen sangat penting dalam suatu mesin karena berfungsi untuk menumpu poros berbeban sehingga putaran poros dapat berlangsung secara halus dan aman. Oleh karena komponen ini selalu bergerak, maka ia memiliki umur hingga pada saatnya mencapai kondisi aus ataupun rusak. Pada alat uji tarik kecil yang telah dibuat oleh Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia, dilakukan analisa umur bantalan sehingga dapat diketahui apakah mampu menerima beban uji sesuai dengan spesifikasi yaitu 500 kg atau tidak. Hal yang dilakukan tidak hanya dari aspek analisa teoritis, namun juga dari segi perawatannya, sehingga faktor - faktor yang mempengaruhi umur bantalan dapat diketahui. Hasil analisa menunjukkan jenis bearing yang digunakan memiliki umur yang sangat singkat. Dengan gaya aksial sebesar 2427,08 kg bearing atas dan bearing bawah hanya berumur 1,22 jam. Dari segi perawatan perlu dilakukan penambahan aksesoris karet penutup untuk bagian sliding dari bantalan.

Bearing is a very important component in a machine because it serves to rivet shaft under load so that the axis of rotation can take place smoothly and safely. Because these components are always moving, so he has a life until the time reaches the condition of worn or damaged. Tensile test on a small tool that was created by the Department of Mechanical Engineering University of Indonesia, bearing life is analyzed so as to know whether the test is capable of receiving loads in accordance with the specification that is 500 kg or not. This is done not only in a theoretical analysis, but also in terms of treatment, so the factors that affecting bearing life can be known. Results of analysis indicate the type of bearing used has a very short life. With axial force of 2427,08 kg bearing upper and lower bearing was only 1,22 hours. In terms of treatment necessary to cover the addition of rubber accessories for the sliding of the pads."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>