Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rissari Yayuk
"Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana aplikasi makna mitos Banyu pada bahasa banjar berdasarkan sumber leksikon dan kontekstual. Tujuan penelitian meliputi deskripsi aplikasi makna mitos banyu pada bahasa banjar berdasarkan sumber leksikon dan fungsi Banyu dalam bahasa Banjar berdasarkan kontekstual. Metode yang digunakan adalah deskrieptif kualitatif. Teknik pengambilan data adalah simak dan libat cakap. Langkah kerja adalah pengumpulan data, pengolahan data, dan hasil analisis data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam tulisan ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data yang mempertimbangan waktu pengambilan data pada bulan Januari sampai bulan desember 2017. Tempat pengambilan data di Desa Padang, Kabupaten Banjar. Penyajian data menggunakan kata-kata biasa. Hasil penelitian aplikasi makna mitos banyu pada bahasa banjar berdasarkan sumber leksikonnya terdiri atas sumber asal, bahan, dan pars proto, sedangkan berdasarkan konstektual bersifat biasa dan magis, atau religi. Ada yang difungsikan sebagai air minum biasa, terapi, dan pengobatan.

Abstract This research studied about how the mythical meaning of Banyu (water)applyed in Banjar language based on the lexicon and contextual source. The purpose of this research was describing the myth meaning of Banyu in Banjar language based on its lexicon source and the function based on its contextl. The research method was qualitative descriptive. The data collection techniques had use dob serving-conversation technique. The frame of work was data collection, data processing, and results of data analysis. The sampling technique that used in this paper was the purposive sampling, the sampling technique of data source collection with considering. The data collection that had been taken from January to December 2017. The place where data were collected was at Padang Village, Banjar Regency. The data presentation was using ordinary words. The result showed that hmyth meaning of Banyu that apply ed in Banjar language based on lexicon source consisted of original source, material, and pars proto whilee based on contextual were ordinary and magical, or religious. Later, it was used as regular drinking water, therapy water, and medication."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2018
400 JIKKT 6:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fenty Aprina
"Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan di Indonesia. Pada tahun 1995 Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup (Survey Kesehatan Rumah Tangga), Penyebab utama kematian ibu ini adalah karena perdarahan, infeksi, keracunan kehamilan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal mulai dari latar belakang kondisi sosial ekonomi sampai ke faktor demografi. Tiga keterlambatan sebagai penyebab kematian ibu yaitu: keterlambatan dalam keputusan mencari pelayanan kesehatan, keterlambatan mencapai tempat pelayanan kesehatan, dan keterlambatan menerima pelayanan kesehatan. Banyak upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu ini. Antara lain dengan program peningkatan pelayanan kesehatan yang dapat terjangkau masyarakat secara luas sampai ke tingkat desa terpencil. Untuk mempercepat maksud diatas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia menempatkan bidan di desa untuk mempermudah pelayanan persalinan di desa sehingga cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dapat ditingkatkan.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 1998 adalah 62,69%. Untuk Propinsi Sumatera Selatan adalah 62,5%. Proporsi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan hanya 46,16%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 1998 sebesar 63,6%. Tahun 1999 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 71,1% dan tahun 2000 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 72,7%. Berdasarkan profil kesehatan Sumatera Selatan tahun 2000, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin berada di urutan ke-6 dari 10 kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Selatan. Bila dilihat dari 418 desa yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin, 349 desa telah mempunyai bidan di desa (82%) cakupan persalinan di Kabupaten Musi Banyuasin masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cakupan persalinan di kabupaten Musi Banyuasin, untuk menggali informasi yang lebih dalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan persalinan bidan di desa digunakan pendekatan kualitatif Penelitian dilakukan dengan diskusi kelompok terarah pada 12 bidan di desa, 12 bidan subkoordinator, wawancara mendalam dengan 4 pimpinan puskesmas, 1 kepala seksi ibu, 1 kasubdin kesehatan keluarga dinas kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama tugas, sosialisasi bidan, supervisi, dan pelatihan berhubungan dengan cakupan persalinan bidan di desa. Bidan mengharapkan adanya supervisi dari pimpinan secara terjadwal dalam rangka bimbingan teknis untuk meningkatkan cakupan persalinannya. Dengan pelatihan yang bersifat teknis dan magang pengetahuan dan ketrampilan bidan akan meningkat.
Melihat hasil penelitian ini disarankan kepada dinas kesehatan untuk memberikan rekomendasi perpanjangan kontrak Pegawai Tidak Tetap (PTT) bidan di desa, kepada bidan yang ingin memperpanjang PTTnya tanpa menghambat pada proses perpanjangan tersebut. Penyelenggaraan pelatihan diharapkan lebih banyak yang bersifat magang dan studi kasus, disamping itu topik manajemen Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih diperlukan guna meningkatkan kemampuan manajerial bidan di desa. Perlu dibuat konsep yang jelas sebelum dinas mengadakan pelatihan sehingga pelatihan dapat terakreditasi dan akhirnya berguna untuk bidan. Untuk pimpinan puskesmas agar memasukkan jadawal supervisi ke dalam perencanaan puskesmas secara rinci dan terjadwal. Memanfaatkan minilokakarya scbagai forum belajar dan evaluasi bagi seluruh pengelola program puskesmas terutama bidan di desa.

Analize Coverage Child Birth Midwives in the Village in the Regency of Musi Banyuasin by year 2001Maternal Mortality Rate is an indicator health development in Indonesia. By year 1995 Maternal Mortality Rate in Indonesia is the highest in Southeast Asia is 373 per 100.000 alive birth (Dwelling Health Survey, 1997). The main cause of maternal mortality is because of bleeding, infection, eclampsi. This matter is caused of some things start social economic condition background until demography factor.
Three of the latest of maternal mortality cause is the latest in deciding seek Health Service, the latest to achieve health service place and the latest of receiving Health Service. Some effort have been done to decrease this Maternal Mortality Rate with Health Service raising program, which can be reached by society at large until the small village.
To accelerate the meaning above, Health Department, Republic of Indonesia, place midwives in the villages to make Child Birth Service in the villages easily, so the coverage of child birth, which is helped by health skilled-person can be developed.
The coverage of child birth by National Health skilled-person by year 1998 is 62,69 %. For Province of South Sumatera is 62,5 %. Child birth proportion which is helped by health skilled-person only 46,16 %. The coverage of child birth by health skilled-person in the Regency of Musi Banyuasin by year 1998 amount 63,6 %. By year 1999 the coverage of child birth by health skilled-person is 71,1% and by year 2000 the coverage of child birth by health skilled-person is 72,2 %.
Based on the Health Profile South Sumatera by year 2000, the coverage of child birth by health skilled-person in the Regency of Musi Banyuasin is number 6 from 10 regencies in Province of South Sumatera. If we take a look at 418 villages in Regency of Musi Banyuasin, 349 villages have had midwives in the villages (82 %). The coverage of child birth in Regency of Musi Banyuasin is still low.
The research aims to analyze the coverage of child birth in Regency of Musi Banyuasin to dig some complete information about factors, which are correlated to coverage of child birth in the village is used qualitative approach. The research with focus group discussion method was done to 12 midwives in the villages, sub coordinator midwives, indepth interview with 4 Health Centre Leaders, 1 Chief of Mother Section, 1 Chief Sub District of Family Health in Musi Banyuasin.
The results of this research show that duty duration, midwives socialization, supervision and training, which are correlated to the coverage of child birth midwives in the villages. The midwives hope with supervision from the chief with schedule in the framework of technical guidance to raise the coverage of child birth. With this technical training and knowledge apprentice and midwives' skill in the villages will be raised.
Looking at this research, it is suggested to the chief of the Health District to give recommendation of freelance contract extension for midwives in the villages, and to the midwives, ,who want to extend the contract without obstacle on the extend process. Training organization is hoped apprentice more and case study, beside that the topic of Save Motherhood Management is used to raise the midwives' management abilities in the hospital.
It is necessary to make a clear concept before Health District to organize the training, so the training can be accredited and at least it is used for midwives. To the chief of Health Centre to fullfill supervision schedule into Health Centre Arrangement in detail and scheduled. Making use of mini workshop as a study forum and evaluation for all arrangement of the Health Centre Program especially midwives in the villages."
2001
T638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini memuat: 1) Asal-usul manusia; 2) Melesatnya ruh (sukma) dari tubuh ketika akan kembali kepada Allah; 3) Ciri-ciri manusia yang hendak meninggal dunia (setahun sebelumnya, Sembilan bulan, setengah tahun, seratus hari, sampai dengan meninggal dunia); 4) Pembahasan sedikit mengenai Maulkayat (air kehidupan)."
Solo: Boekhandel M. Tanojo, 1926
BKL.1086-IS 106
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Riefqie Baihaqie Anwar
"Tulisan ini mengkaji ideologi feminisme dengan mengkaitkan sikap hidup perempuan Jawa pada film Banyu. Film Banyu menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian karena membahas mengenai perempuan yang memperjuangkan haknya namun juga mempertahankan sikap perempuan pada budaya Jawa. Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana relevansi sikap feminisme yang terdapat pada tokoh Sri terhadap sikap hidup orang Jawa setelah ditinjau menggunakan analisis semiotika menurut Charles Sander Peirce. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya sikap hidup orang Jawa yang mengandung unsur ideologi feminisme agar membuka sebuah perspektif baru dalam sebuah sikap hidup orang Jawa akan budaya feminisme yang kurang dipandang baik bagi orang Jawa dan menjadi acuan atas keseimbangan antargender. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teori semiotika yang dikemukakan Charles Sander Peirce dengan persepsi konsep triadic-nya. Hasil penelitian menunjukkan relevansi antara tokoh Sri yang terdapat pada film Banyu dengan salah satu sikap hidup orang Jawa yaitu nrima memiliki keterkaitan, terlihat dari alur ceritanya. Sri yang selalu menyuarakan haknya sebagai perempuan kepada kaum patriarki, dengan sikap nrima yang dijalani oleh Sri pada kehidupannya merupakan seorang Ibu dengan merangkap peran Ayah bagi anaknya, Banyu. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dinyatakan bahwa sebuah ideologi feminisme dengan sikap nrima pada hidup orang Jawa sangat relevan untuk dilakukan.

This paper examines the ideology of feminism by linking it to the way of life of Javanese women in the film "Banyu." The film "Banyu" was chosen as the focus of the research because it portrays a woman who fights for her rights while also upholding traditional Javanese values. The main issue addressed in this study is the relevance of the feminist stance exhibited by the character Sri to the way of life of Javanese people, as analyzed through Charles Sander Peirce's semiotic analysis. The research aims to prove the existence of Javanese ways of life that incorporate elements of feminist ideology, opening up new perspectives on how Javanese people approach the concept of feminism, which may be viewed unfavorably within Javanese society, and providing guidance for achieving gender balance. This research adopts a qualitative descriptive approach, utilizing Charles Sander Peirce's semiotic theory with a focus on his triadic concept. The findings demonstrate the relevance between the character Sri in the film "Banyu" and the Javanese way of life, particularly the practice of "nrima." Sri, who consistently advocates for her rights as a woman in the face of patriarchal norms, embodies the spirit of "nrima" in her role as a single mother who assumes the responsibilities typically associated with both motherhood and fatherhood for her child, Banyu. Based on the research findings, it is concluded that an ideology of feminism aligned with the principle of "nrima" is highly relevant to the Javanese way of life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library