Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Sasmiyati
"Keputusan triage sangat penting dalam menentukan kesegeraan pemberian pertolongan kepada pasien yang datang ke IGD. Kesalahan pengambilan keputusan triage berdampak pada risiko keselamatan pasien. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi ketepatan pelaksanaan triase adalah beban kerja mental. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran dan hubungan beban kerja mental perawat dengan ketepatan triage di RS X. Penelitian dilakukan dengan 47 sampel, diambil menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil analisis didapatkan gambaran karakteristik perawat rata-rata berusia 35.04 tahun dengan masa kerja 12.63 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan DIII serta memiliki jenjang karier PK 3 dan tidak ada hubungan antara beban kerja mental perawat dengan ketepatan triage di RS X (p = 0.352, ? > 0.05). Penelitian ini merekomendasikan upaya peningkatan kemampuan triage perlu dilakukan dengan memberi kesempatan perawat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yaitu melanjutkan pendidikan menjadi Sarjana Keperawatan (Ners).

Triage decisions are very important in determining the immediate provision of assistance to patients who come to the emergency room. Errors in triage decision making have an impact on patient safety risks. One of the external factors that can affect the accuracy of triage is the mental workload. This research is a quantitative study with a cross-sectional approach that aims to identify the description and relationship between the mental workload of nurses and the accuracy of triage at X Hospital. The study was conducted with 47 samples, taken using inclusion and exclusion criteria. The results of the analysis show that the average age of nurses is 35.04 years with a working period of 12.63 years, most of them are female with a DIII education level and have a PK 3 career path and there is no relationship between the mental workload of nurses and the accuracy of triage at X Hospital (p = 0.352, ? > 0.05). This research recommends that efforts to increase triage skills need to be carried out by giving nurses the opportunity to develop knowledge, namely continuing their education to become Bachelors of Nursing (Ners)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hany Wihardja
"Beban kerja mental perawat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perawat. Faktor internal meliputi karakteristik individu dan motivasi perawat, serta faktor eksternal yang meliputi organisasi dan pekerjaan perawat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor yang paling berhubungan dengan beban kerja mental perawat saat berinteraksi dalam asuhan keperawatan di ruang perawatan intensif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pendekatan Cross Sectional. Analisis data menggunakan Chi-Square dan regresi logistik ganda. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total population sampling dan melibatkan sampel sebanyak 129 perawat pelaksana yang bekerja di ruang perawatan intensif. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa faktor motivasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap beban kerja mental perawat dibandingkan variabel lainnya p=0,022; ?=0,05. Rumah sakit dapat mengoptimalkan dan melakukan resosialisasi regulasi pemberian reward bagi perawat, serta membuat program pengembangan kompetensi dan soft skill perawat.

The mental workload of nurses is influenced by internal and external factors. Internal factor are nurse individual characteristic and motivation, also external factor such as organization and nurse task. The aim of this research is to identify the factors most closely related to the mental workload of nurses during interactions in nursing care in intensive care unit. This research is a quantitative research with data collection with questionnaire using Cross Sectional approach. Data analysis using Chi Square and multiple logistic regression. Sampling in this study used total population sampling and involved a sample of 129 implementing nurses working in the intensive care unit. The result of logistic regression test shows that motivation factor is the most influential variable to the mental workload of the nurse compared to other variables p 0,022 0,05 . Hospitals can optimize and resocialization regulation of reward for nurse, and make competence development program and soft skill of nurse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Surya Mediawati
"Pengembangan alat ukur menelaah perubahan psikologis, mental dan perilaku saat interaksi dalam konteks asuhan keperawatan melalui telaah hasil persepsi teruji, observasi pendamping, observasi dari penguji dan angket klien, sehingga dapat memberikan informasi diagnostik beban kerja mental. Selama interaksi perawat dengan klien dipengaruhi oleh jenis interaksi, kondisi klien, ketersediaan waktu, kemampuan berfikir kritis, kemampuan mengelola masalah, keseimbangan diri dan kontrol diri. Beban kerja mental saat interaksi dapat muncul apabila terjadi selisih kapasitas maksimum seorang perawat untuk dapat melakukan upaya fisik, mental, pengelolaan waktu, kinerja, upaya mengelola perasaan frustrasi dan effort dengan pengaruh yang muncul saat interaksi. Akibat terjadinya beban kerja mental dapat muncul perubahan fisik, perubahan perilaku dan perubahan psikologis. Pendekatan interpretasi menggunakan skala interval dan skala ordinal yang diisi oleh 596 partisipan dengan 11 case processing data. Penelitian dilaksanakan di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan. Validitas dan reliabilitas variabel persepsi teruji (?=0,996 sebelum interaksi dan ?=0,993 setelah interaksi), observasi (?=0,844 sebelum interaksi, ?=0,711) orientasi (?=0,711), identifikasi (?=0,769), eksplorasi (?=0,773), resolusi (?=0,820), setelah interaksi (?=0,772), angket klien (?=0,64). Hasil pengujian model Confirmatory Factor Analisis (CFA) melalui program Lisrel menghasilkan p-value = 0,150 (p>0,05) dan RMSEA = 0,075 (RMSEA<0,1). Simpulan alat ukur ini vaild dan reliabel yang fit karena telah menggunakan komponen-komponen yang menyebabkan model alat ukur fit sebagai informasi diagnostik pengukuran beban kerja mental. Saran diperlukan dukungan regulasi sebagai implikasi dalam penggunaan alat ukur.

Development of a measuring tool examines the psychological changes, mental and behavioral interactions in the context of nursing care through the study of perception results tested, companion observation, observation of testing and questionnaire client, so it can provide diagnostic information of mental workload. During the interaction of nurses with clients affected by the type of interaction, client conditions, availability of time, critical thinking skills, ability to manage the problem, the balance of self and self-control. Mental workload when interaction occurs when there is difference in the maximum capacity of a nurse to be able to perform physical effort, mental, time management, performance, efforts to manage feelings of frustration and effort to the effect that appears when the interaction. Due to the occurrence of mental workload may arise physical changes, changes in behavioral and psychological changes. Interpretation approach using interval scale and ordinal scale completed by 596 participants with 11 case processing data. The experiment was conducted in the province of West Java, Central Java, West Sumatra and South Sulawesi. Validity and reliability perception variables tested (? = 0.996 and ? = before interaction after interaction 0.993), observation (? = 0.844 before interaction, ? = 0.711) orientation (? = 0.711), identification (? = 0.769), exploration (? = 0.773), resolution (? = 0.820), after the interaction (? = 0.772), client questionnaire (? = 0.64). The results of model testing Confirmatory Factor Analysis (CFA) through lisrel program produces p-value = 0.150 (p> 0.05) and RMSEA = 0.075 (RMSEA<0.1). Conclusions this measure vaild and reliable fit for the use of components that cause the model fit as a measuring instrument diagnostic information measuring mental workload. Suggestions needed support as the regulatory implications of the use of measuring tools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raras Adita Putri
"Salah satu beban kerja yang ditemui di tempat kerja adalah beban kerja mental. Pada industri manufaktur, para pekerjanya menghadapi beban kerja mental karena memiliki tugas yang memerlukan ketelitian, fokus, dan konsentrasi yang cukup tinggi dalam bekerja untuk memenuhi berbagai macam permintaan konsumen, khususnya bagian quality control (QC). Apabila beban kerja mental yang ada terlalu tinggi, bisa saja menjadi salah satu faktor menurunnya kinerja karyawan dan akan mempengaruhi kualitas produksi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat beban kerja mental, kinerja, dan melihat karakteristik pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan Departemen Quality Control PT. X tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan melibatkan 34 karyawan QC di salah satu Industri manufaktur yang bergerak di bisnis kemasan obat – obat injeksi di Indonesia. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian kuesioner dan untuk penilaian beban kerja mental peneliti menggunakan kuesioner standar NASA TLX serta untuk penilaian kinerja menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian menunjukan Tingkat beban kerja mental karyawan Departemen Quality Control PT. X tahun 2016 yakni dari total responden yang berjumlah 34 orang, rata-rata skor beban kerja mental yang didapat yakni 77.19 dimana skor ini termasuk dalam beban kerja mental yang tinggi. Tingkat kinerja karyawan Departemen Quality Control PT. X tahun 2016 yakni nilai rata-rata skor kinerja yang didapat adalah 52.06 dengan nilai median 51.5 dengan rentang nilai 43 – 60 serta didapatkan hasil didapatkan hasil dari total 34 responden, 50 % karyawan (17 orang) memiliki kinerja yang baik.

One kind of workload that can be encountered in the workplace is mental workload. In manufacturing industry, the employees have to face mental workload because their kind of work require them to use accuracy, focus, and high enough concentration to comply wide variety of consumer demand, particulary quality control (QC) workers. If the mental workload which exists is too high, it can be one of the factor of employee?s decreasing performance and it will affect the production quality directly . This study aimed to determine the level of employee?s mental workload, performance, and job characteristics of Quality Control Departement at PT. X in 2016. This study use cross-sectional study methods and involving 34 QC employees from one of manufacturing industry that engaged in the business of injection drug packaging in Indonesia. Datas were collected by using questionnaires and especially for mental workload assessment, used standardized questionnaire from NASA TLX and for performance appraisal used a validated questionnaire. Result from the study shows that the mental workload average score was 77.19 which is included in the high mental workload. The average score of performance was 52.06 with a median value of 51.5. As well as the result obtained, from a total of 34 respondents, 50% employees (17 people) had a good performance."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Karamina Alifah
"Beban kerja mental yang tinggi dapat mengakibatkan kelelahan dan penurunan konsentrasi serta performa pekerja. Penelitian dilaksanakan untuk melihat pengaruh beban kerja mental terhadap kelelahan mental. Pengukuran kelelahan mental dilaksanakan pada 10 menit awal dan akhir waktu kerja menggunakan electroencephalogram, sedangkan beban kerja mental diukur setelah pekerjaan diselesaikan dengan menggunakan kuesioner NASA-TLX.
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada gelombang alpha yang mengindikasikan adanya peningkatan kelelahan mental dan menemukan bahwa variabel absolute alpha lebih sensitif dalam melihat peningkatan gelombang alpha dibandingkan dengan relative alpha. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja mental dengan kelelahan mental walaupun kekuatannya tidak tergolong kuat.

High mental workload can lead to fatigue and further result in decreased concentration and work performance. This study is conducted to see the effects of mental workload towards mental fatigue. Mental fatigue measurement was held at the first and the last 10 minutes of the working time using electroencephalogram, while mental workload measurement was held after the work is completed using the NASA-TLX questionnaire.
Research shows that there is an increase in alpha band which indicates an increase in mental fatigue and also finds that absolute alpha is more sensitive to see the increase in alpha band compared to the relative alpha. This study proves that there is a relationship between mental workload and mental fatigue although it's not relatively strong.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicko Chandra
"ABSTRAK
Kereta api sebagai moda transportasi darat yang memiiki efisiensi paling tinggi, memiliki peran penting dalam perkembangan negara Indonesia. Namun, peningkatan penumpang dan kepadatan lalu lintas perkeretaapian dapat berdampak pada tugas dari seorang pengatur perjalanan kereta api (PPKA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban kerja mental terhadap perubahan kondisi fisiologis PPKA dengan dibantu oleh simulator pelayanan kereta sederhana. Pengukuran terhadap 10 petugas PPKA dilakukan dengan menggunakan NASA-TLX, detak jantung, tekanan darah, serta waktu reaksi dengan software design tools. Hasil yang diperoleh adalah signifikansi pengaruh terjadi pada hasil subjektif namun tidak pada hasil pengukuran, serta perubahan kondisi fisiologis lebih signifikan pada jenis percobaan time on task dibanding dengan jenis percobaan task complexity.

ABSTRACT
Train, as the most efficient mode of land transportation, has an important role in the development of Indonesia. However, the increment of passenger and traffic density on the railway might have an impact on the task of a train dispatcher officers. This study aims to identify the effect of mental workload on changes of physiological conditions assisted by a simple simulator train service. Measurement against 10 officers done using NASA-TLX, heart rate, blood pressure, and reaction time with design tools software. The result showed a significant effect on subjective result and there are more significant changes in physiological conditions on the type of experiment time-on-task than the type of task-complexity experiment"
2016
S63339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Kurniasari Ilyas Nampira
"Latar Belakang : Beban kerja mental pada PLLU yang tidak diimbangi dengan feedback yang cukup akan meningkatkan risiko kelelahan dan menurunkan keselamatan penerbangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan beban kerja mental dan faktor dominan lain dengan kelelahan pada PLLU di bandara Soekarno-Hatta.
Metode: Desain penelitian menggunakan desain pre-post dengan consecutive sampling. Dilakukan pada pemandu lalu lintas udara unit controller di bandara Soekarno Hatta. Penelitian menggunakan NASA-TLX, alat reaction time L-77 Lakassidaya dan HRV. Variabel yang dianalisis adalah beban kerja mental, umur, masa kerja, jenis kelamin, unit kerja, kerja gilir, stres, kebiasaan rokok, alkohol, latihan fisik dan suhu.
Hasil: Dari 334 PLLU unit controller hanya 104 responden yang bersedia mengikuti penelitian dan 103 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Didapatkan beban kerja mental memiliki korelasi lemah dengan kelelahan r=0,114 . Faktor-faktor dominan yang berhubungan dengan kelelahan adalah stres, kebiasaan merokok dan masa kerja. PLLU dengan stres mempunyai relative risk 145 lebih tinggi dibandingkan yang tidak stres [ Risk Relative RR = 1,45 ; 95 interval kepercayaan IK 1,055-1,999;p = 0,007], merokok memiliki korelasi sedang r=0,315 dan masa kerja memiliki korelasi lemah p=0,034; r=0,172 dengan kelelahan.
Simpulan: Beban kerja mental, stres, kebiasaan merokok dan masa kerja memiliki hubungan dengan kelelahan pada PLLU di bandara Soekarno Hatta.

Background: Mental workload on ATC which don rsquo t have enough feedback will increase fatigue risk and decrease aviation safety. The aims of this study were to know association between mental workload and other dominant factor with fatigue in ATC at Soekarno Hatta airport.
Methods: The design of the study was pre post with consecutive sampling of all Air Traffic Controller unit in Soekarno Hatta Airport. This study used NASA TLX, reaction time L 77 Lakassidaya and HRV. The variables analyzed were mental workload, age, lenght of work, gender, work unit, shift, stress, smoking habit, alcohol, physical exercise and temperature.
Results: From 334 Air Traffic Controllers only 104 were willing to participate and only 103 respondents meet the inclusion criterias. Obtained mental workload has a weak correlation with fatigue r 0,114 . The dominant factors associated with fatigue are stress, smoking habits and lenght of work. ATC with stress has a relative risk of fatigue of 145 higher than non stressful ATC Risk Relative RR 1,45 95 confidence interval CI 1,055 1,999 p 0,007 , smoking has moderate correlation r 0,315 and lenght of work has weak correlation p 0,034 r 0,172 with fatigue.
Conclusions: Mental workload, stress, smoking and length of work have associated with fatigue at ATC at Soekarno Hatta airport.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Livia Putri Sulistiyo
"ABSTRAK
Operation Control Center (OCC) Room memiliki sistem kerja yang otomatis dan dikendalikan oleh operator. Tuntutan pekerjaan operator didominasi oleh tugas kognitif yang digolongkan kedalam beban kerja mental karena bertanggung jawab untuk memantau dan mengendalikan kondisi operasional untuk menghindari insiden dan kegagalan. Beban kerja mental pada OCC perlu dievaluasi karena beban kerja operator yang rendah dalam jam kerja yang panjang dengan tuntutan tugas yang sederhana dan berulang. Penelitian ini dilakukan oleh 17 operator pria dalam dua jam pada saat waktu sibuk di shift pagi dan sore. Operator melakukan beban kerja tunggal (skenario 1) dan beban kerja gabungan (skenario 2) dengan menggunakan EEG untuk mendapatkan beban kerja yang optimal. NASA-TLX dipilih sebagai penilaian subjektif untuk mengukur beban kerja mental operator setelah menggunaan EEG. Artificial Neural Network pun digunakan untuk memprediksi beban kerja mental operator. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara dua skenario dengan beban kerja yang berbeda karena terjadi peningkatan gelombang teta di lobus Frontal dan gelombang beta pada lobus Parietal. Pada skenario 1, kondisi operator didominasi oleh gelombang teta dengan power yang rendah sehingga membuat operator menjadi mudah jenuh dan setelah pengimplementasian skenario 2 terjadi peningkatan gelombang teta dan alfa yang menunjukkan bahwa operator mengalami peningkatan kewaspadaan dan konsentrasi yang dapat mengurangi kejenuhan dan kegiatan monotonitas. Hasil ANN menjelaskan bahwa 96,65% dari nilai R-square pada kelompok data Testing adalah akurat untuk memprediksi beban kerja mental. Tingkat akurasi yang tinggi berarti tugas gabungan dapat diterapkan operator OCC untuk meningkatkan beban kerja operator dan mengurangi aktivitas monotonitas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Narhetali
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi beban kerja mental pemandu
dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.. Persepsi beban kerja pada
gilirannya juga akan memberi informasi tentang bagaimana interaksi pemandu dengan sistem
teknologi yang digunakannya selama ini, berikut letak masalah yang mereka alami.
Penelitian ini merupakan studi lapangan yang bersifat non-eksperimental karena tidak
memanipulasi variabel yang diteliti. Ada dua jenis pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran
respon subyektif (subjective measure) berupa rating subyektif, dan pengukuran performa psikologis
(performance measure) berupa kemampuan deteksi sinyal. Teknik statistik yang digunakan adaiah
Uji Korelasi Pearson's Product Moment, Uji One-Way Multivariate Analysis of Covariance, dan Uji
Korelasi Parsial. Sampel diambil berdasarkan kemudahan, dengan tetap melihat pada kriteria
sampel. Jumlah sampel yang berhasil diperoleh sebanyak 21 orang pemandu lalu lintas udara
Bandara Soekamo-Hatta, Cengkareng.
Data didapat melalui dua alat ukur, yaitu rating subyektif multidimensi NASA TLX dan
Signal Balance. Skala yang diukur oleh NASA TLX adalah kebutuhan mental, kebutuhan fisik,
kebutuhan waktu, tingkat performa, tingkat usaha, dan tingkat frustrasi. Sedangkan Signal Balance
mengukur performa subyek dalam kecepatan dan akurasi mendeteksi sinyal.
Hasil pengolahan data menyatakan bahwa pemandu lalu lintas udara di Bandara Soekamo-
Hatta mempunyai rata-rata tingkat beban kerja sedang, dan tingkat kemampuan deteksi sinyal di
atas rata-rata. Penelitian ini mengidentifikasi adanya korelasi yang signifikan antara masa kerja
dengan beban kerja. Juga ditemukan adanya pengaruh masa kerja dan jenis tugas terhadap
kombinasi variabel-variabel beban kerja, faktor sistem dan faktor manusia. Namun tidak ditemukan
hubungan antara kemampuan deteksi sinyal dengan beban kerja dan masa kerja.
Beban kerja yang berasal dari aspek psikologis dipersepsi lebih berat daripada beban kerja
yang berasal dari aspek teknis pekerjaan. Hal ini berarti bahwa beban kerja pemandu masih
didominasi oleh beban dari faktor manusia daripada beban yang berasal dari aspek pekerjaan. Oleh
sebab itu, rendahnya performa kerja subyek dapat diidentifikasi sebagai adanya masalah dalam
interaksi manusia dengan sistem teknologi dan organisasi yang diterapkan saat ini. Hal ini tentu
menimbulkan pertanyaan, terlebih mengingat bahwa ternyata dari segi performa mendeteksi sinyal
para pemandu menunjukkan hasil yang amat baik. Maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk,
mengetahui faktor-faktor penyebabnya."
2002
S3003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moerika M.
"Stress pada karyawan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah beban kerja. Beban kerja karyawan di perusahaan meliputi beban kerja fisik dan mental. Penelitian ini hertujuan untuk mengetahui huhungan antara variabel beban kerja mental dengan stress keija pada karyawan di Toyota Astra Motor (TAM) Jakarta.
Penelitian dilakukan terhadap 4 staff karyawcm Remuneration and Data centre di PT Toyota Astra Motor sehagai sampel. Keempat staff tersebut akan diherikan kuesioner stress keija (Stress Diagnostic Survey), dan juga analisa hehan kerja mental dengan menggunakan BORG scale. Selain itu akan dilihat pula hagaimana derajat kepentingan kompetensi herkorelasi dengan BORG scale dan stress kerja.Analisis data secara menggunakan uji korelasi pearson product moment untuk menguji huhungan tersehut.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat huhungan yang signifikan antara beban kerja mental dan stress kerja pada karyawan remunerasi di Toyota Astra Motor (TAM) Jakarta, dengan koefisien korelasi sebesar 0,987 dan berada pada taraf signifikansi 0,013. Terdapat pula korelasi positif antara nilai total kompetensi specitic Borg Scale dengan stres dengan koefisien korelasi sehesar 0,970 dan hirada pada taraf signifikansi 0,030.
Dari basil penelitian ini, maka dapat direkomendasikan rancangan intervensi herupa Job simplification pada staff remunerasi yang memiliki hehan kerja berlebih, Intervensi lain yang dapat diherikan terkait dengan aspek kompetensi general adalah penggunaan Competency Based Interview oleh user agar dapat merekrut karyawan yang sesuai dengan kompetensi jabatannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>