Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Vollmar, Hendrik Frederik Arnold
Bandung: Tarsito, 1980
346 VOL h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bagyo Prasetyo
"Kebudayaan sebagai suatu sistem merupakan seperangkat gagasan-gagasan yang membentuk tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam suatu ekosistem. Hubungan antara manusia dan lingkungan tersebut menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan sebagai sarana adaptasi. Dalam kaitan inilah penelitian mengenai penempatan benda-benda megalitik di Kawasan Lembah Iyang-Ijen, Kabupaten Bondowoso dan Jember, Jawa Timur dilakukan. Hasil analisis membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat pendukung budaya megalitik di daerah penelitian mempunyai kecenderungan untuk melakukan pemilihan lokasi-lokasi di tempat-tempat yang mereka anggap ideal dalam mempermudah aktivitas mereka, baik yang berkaitan dengan unsur-unsur subsistensi maupun sebagai penunjang dalam mewujudkan konsep-konsep megalitik yang dianut. Tiga faktor utama yang menjadi strategi dalam pertimbangan pemilihan suatu lahan untuk ditempati adalah faktor kapabilitas lahan, faktor ketersediaan sumber batuan, dan faktor aksesibilitas. Makin tinggi kemampuan ketiga faktor tersebut maka akan semakin menjadi pilihan dalam penempatan suatu bahan untuk kegiatan. Namun demikian secara bersama-sama, ke-3 faktor tersebut belum tentu dapat menjadi indikator paling utama, hal ini didasarkan pada tingkat keragaman dari lingkungan itu sendiri. Suatu lahan dapat menyediakan daya dukung tinggi sesuai dengan faktor-faktor tersebut di atas, akan tetapi dapat terjadi bahwa sebagian kecil dari kesatuan sumberdaya lingkungan tersebut (seperti bentuklahan, tanah, ketinggian, kelerengan, sumber batuan, atau jarak sungai) mempunyai tingkat daya dukung yang kurang baik. Walaupun demikian, dengan kemampuan teknologi maka masyarakat megalitik dapat menyikapi kekurangan-kekurangannya selama sebagian dari daya dukung lingkungannya yang lain cukup baik.
----------
Culture, as a system, is a series of ideas, which construct individual or group behavior in an ecosystem. The relationship between human and the environment produces various forms of cultures as adaptation means. It is in this relation that the investigation on the placement of megalithic objects in the Area of Iyang-Ijen Valley in the Regencies of Bondowoso and Jember, East Java was conducted. Analyses results have proven that most of the communities that bear the megalihtic cultures within the investigation area tended to chose locations at places that they considered ideal to ease their activities, both in terms of subsistence and to realize the megalithic concepts that they believed. There are three main factors, which are part of the strategies in choosing a piece of land to stay, namely land carrying capability, availability of rock sources, and accessibility. The better those factors are, the higher chance that a place be chosen to carry out certain activities. Together, however, those three factors do not always be the main indicators because there is another important factor, which is the level of variability of the environment. An area can has a good carrying capacity in accordance with those three factors, although a small part of its environment (geomorphology, type of soil, elevation, inclination degree of its slopes, sources of rocks, and distance to rivers/water sources) may has low carrying capacity. However, with their technological ability the megalithic community there can deal with those impediments as long as the other parts of the environment have quite good carrying capacity."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
D950
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Goette, John
Shanghai: Kelly and Walsh, 1936
736.4 GOE j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Subramanya, K.
New Delhi: Tata McGraw-Hill , 1993
532 SUB t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Richka Jonah
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji keberlakuan hukum jaminan atas benda virtual yang dewasa ini telah diberikan status hukum sebagai objek dari hukum benda pada umumnya. Sebagai objek dari hukum benda, maka seharusnya benda virtual juga dapat digunakan sebagai objek dari perjanjian penjaminan utang. Penelitian ini berusaha memahami apakah benda virtual dapat digunakan sebagai objek jaminan dalam sistem hukum Indonesia, memahami pengaturan virtual property di Amerika Serikat berdasarkan kasus digunakannya nama domain dan storefront dalam dunia virtual sebagai objek jaminan oleh perusahaan penjual peralatan musim dingin bernama eSnowshoes, mengetahui lembaga jaminan apakah yang tepat untuk dibebankan pada benda virtual dalam sistem hukum Indonesia, serta bagaimana kreditur dapat melakukan eksekusi atas benda virtual yang menjadi jaminan apabila debitur berada dalam keadaan wanprestasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis-normatif dengan pendekatan perundang-undangan, perbandingan hukum, dan kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benda virtual memiliki peluang untuk menjadi objek jaminan dalam sistem hukum Indonesia tetapi terdapat tantangan seperti metode valuasi yang belum jelas dan status kepemilikan benda virtual yang tidak melindungi hak pengguna dunia virtual atas benda virtual yang diciptakannya. Sementara pengaturan mengenai benda virtual di Amerika Serikat belum jelas karena inkonsistensi putusan pengadilan. Kemudian lembaga yang paling tepat untuk dibebankan atas benda virtual di Indonesia adalah fidusia karena benda virtual dapat dikategorikan sebagai benda bergerak tidak berwujud. Dengan demikian, proses eksekusinya juga dapat dilakukan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Fidusia.

ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the application of Guarantee Law on virtual property which has been a legal status as an object of Property Law in general. As an object of the Property Law, virtual property should be used as object of a loan guarantee agreement. This study seeks to understand whether virtual property can be used as collateral in Indonesian legal system, to understand virtual property arrangements in the United States based on the case of domain name and storefront in virtual world used as collateral by winter equipment sales company called eSnowshoes, to find out which security rights in Indonesian legal system to be imposed on virtual property, as well as how creditors can execute virtual property that is used as collateral if the debtor is in the event of default. The method used in this study is juridical-normative with statute approach, comparative approach, and case approach. The results showed that there is an opportunity for virtual property to be used as collateral in Indonesian legal system but there are challenges such as unclear valuation methods and the ownership status of virtual property that do not protect the rights of virtual world users over the virtual property they have created. Meanwhile, the regulation of virtual property in the United States is unclear because of inconsistencies in court decisions. The most appropriate security right to be imposed on virtual property in Indonesia is fiduciary because virtual property can be categorized as intangible movable property. Thus, the execution process can also be carried out as regulated in Law No. 42 of 1999 on Fiduciary. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: FMIPA ITB, 2001
004DIRB001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam kehidupan sehari-hari ,ternyata banyak dan sering orang perorangan atau badan hukum naupun bukan badan hukum....."
REHUKUM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Surini Ahlan Sjarif
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984
346.04 SUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Huriah
"Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan praktek jaminan kebendaan (dalam Pengikatan Gadai) dalam dunia perbankan ditinjau dari segi yuridis dengan beberapa permasalahan yang ada. Bank selaku kreditut dalam salah satuusahanya memberikan kredit berlandaskan UU No 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan pasal 24 ayat 1 yang mensyaratkan adanya jaminan. Jaminan tersebut bukanlah merupakan satu-satunya yang dipertimbangkan untuk memberikan fasilitas kredit, melainkan adalah mempertimbangkan usaha yang dilakukan nasabah yang menjadi debiturnya yang mempunyai potensi berkembang."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>