Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schodek, Daniel L.
Jakarta : Erlangga , 1999
624.17 SCH st (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
Jakarta: Erlangga, 1999
R 721 CHI at
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nygren, William V.
New York: Amacom , 1980
650 NYG b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompoel, H.F.
Djakarta: Soeroengan, 1954
899.221 SIT b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Syaftari
"Dalam mempelajari bahasa Jepang, kita menemukan banyak sekali cara-cara ekpresi atau pemakaian bahasa yang menarik, dengan mengingat cara-cara ekspresi bandingannya, misalnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, sebagai bahasa asing lain yang kita kenal. Diantara pemakaian bahasa yang menarik, misalnya dalam bahasa Jepang kita kenal penggunaan partikel wa, ga, mo, no, yang mengikuti subyek. Kemudian adalagi pemakaian bahasa sopan atau kei-go, seperti misalnya untuk menyatakan 'membaca', yaitu yomu, dapat diucapkan dengan berbagai cara, apakah menggunakan kata yomeru, oyomini-naru, yomimasu atau oyominishimasu. Dalam hal ini, penulis merasa tertarik oleh cara ekspresi 'pengandaian' dalam bahasa Jepang, yang sebagai referensi perbandingan, kita kenal dalam bahasa Inggris dengan apa yang disebut Conditional Clause atau Clause of Condition dan dalam hubungan ini, dikenal juga istilah If-caluse dan When-clause. Dengan dipakainya konjugasi If, maka arti 'pengandaian' (condition) atau 'perumpamaan' (supposition) tampil dengan jelas. Sebaliknya, dalam pembahasan tatabahasa Jepang, dikenal istilah joken hy?gen (Suzuki, 1977; 209), juga katei no hy?gen (Teramura, 1980: 65). Artinya 'pernyataan pengandaian' atau 'ekspresi pengandaian'. Disamping itu, perlu diketahui bahwa dalam kerangka struktur katsu-y? ('konjugasi'), yang tampil dalam pelajaran tatabahasa Jepang di sekolah (gakk? bunp?) dikenal istilah katei-kei ('bentuk pengandaian'). Jadi, yang disebut katei-kei ialah bentuk pengandaian yang tampil dalam kerangka struktur katsuy?. Seperti telah disinggung di atas, dalam bahasa Inggris dikenal pemakaian konjugasi If dan When, kalau ingin membuat kalimat yang menyatakan 'pengandaian' atau 'perumpamaan'. Dalam bahasa Indonesia, kita mungkin menggunakan kata-kata 'kalau', 'apabila', untuk if dalam bahasa Inggris, dan kata-kata 'kapan', 'jika', 'bilamana' untuk when, dan 'manakala' untuk whenever. Sedangkan dalam bahasa Jepang, cara menyatakan maksud 'pengandaian', kita menggunakan bentuk-bentuk: 1. -to 2. -ba 3. -tara 4. -nara (-naraba)"
1987
S13565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Wulandari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas eksperimen bahasa cinta yang dilakukan Heinrich von Kleist dalam drama Penthesilea. Eksperimen pemikiran tersebut berangkat dari pandangan skeptis Kleist terhadap bahasa, bahwa bahasa tidak dapat secara tepat merepresentasikan pikiran dan perasaan manusia.
Analisis dilakukan terhadap komunikasi yang terjalin antara kedua tokoh utama drama ini, Penthesilea dan Achill yang saling mencintai. Komunikasi itu sendiri ditinjau dari dua dimensi komunikasi yang dihadirkan oleh Kleist, yakni komunikasi verbal dan non verbal. Hasil analisis menunjukkan bahwa dimensi komunikasi tersebut mempengaruhi sifat hubungan asmara antara Penthesilea dan Achill. Berbeda dengan hubungan cinta mereka yang identik dengan kekerasan tatkala mereka tidak berbincang-bincang, pada saat keduanya menggunakan bahasa, hubungan cinta mereka berdua sekilas tampak harmonis. Namun sesungguhnya justru pada permainan bahasa yang dilakukan oleh Achill inilah terletak unsur tragis dari drama Penthesilea. Bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta dengan harapan dapat membuat hubungan asmara mereka semakin mesra justru mengakhiri hubungan cinta mereka. Penthesilea salah paham terhadap permainan bahasa yang dilakukan dengan semena-mena oleh Achill, sehingga ia membunuh Achill. Kematian Achill menandakan kegagalan eksperimen bahasa cinta Heinrich von Kleist.
Kegagalan eksperimen bahasa cinta Heinrich von Kleist tersebut menunjukkan bahwa usaha pencarian bentuk bahasa ideal yang dilakukan Kleist merupakan usaha filosofis yang pada kanyataannya memang tidak pernah selesai dalam menemukan jawaban atas masalah kehidupan.

"
1999
S14763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bestari Diniarti
"Ver adalah prefiks yang banyak terdapatg dalam bahasa Belanda Pirefisaasi dengan ver- mengakibatkan perubahan bentuk dan makna tersebut suatu kategori yang menjadi bentuk dasarnya. Perubahan bentuk dan makna tersebut menjadi titik tolak dalam penulisan skripsi ini ini, Untuk meneliti perubahan yang ditimbulkaan khususnva oleh verba berprefiks ver- dengan sendirinya diperlukan pula berbagai teori yang berkaitan dengan vet- khususnva teori -teori yang berasal dari Arians Van Santen (1990) tentang spesivikasi proses pembentukan kata, Dik & Kooij. tentang derivasi dan fleksi sebagai kaidah pembentukan kata yang berlaku pada verba berprefiks ver- Jan teori lalu yang berasal dari Geeit dkk (1984) yang telah) memberikan pengkategorian makna untuk verba beiprefiks ver- berdasarkan makna yang terdapat di dalamnya. Penelitian lain ternyata menunujukkan bahwa kemampuan ver- untuk berkombinasi dengan kategori verba dan adjektiva jauh, lebih besar persentasenya jika dibandingkan dengan .jumlah nomina yang lebih sedikit dan dengan demikian telah menunjukkan bahwa verba dan adjektiva .lebih produktif dari yang lain lagii pula makna yang dihasilkan pun cukup bervariasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisca Johanna Esperanza
"Tujuan utama dari skripsi ini secara umum adalah untuk mengetahui struktur dalam derivasi komposit ajektiva deverbal dan secara khusus adalah untuk membahas proses pembentukan dan hubungan antar anggota derivasi komposit ajektiva deverbal. Untuk mencapai hal tersebut, langkah yang dilakukan penulis adalah meninjau suatu derivasi komposit dari segi bentuk dan kemudian membahas hubungan enter unsur yang membentuknya. Kosa kata selalu berkembang. Kosa kata tersebut diantaranya dapat diperoleh dari pembentukan yang mengikuti aturan-aturan yang sudah ada sebelumnya. Salah satu pembentukan kata baru dapat diperoleh deri proses yang dinamakan derivesi komposit. Derivasi Komposit merupaken gabungan antara proses derivasi dan komposisi. Dilihat dari bentuknya, suatu derivasi komposit depot dianalisis dengan tiga cara. Yang pertama derivesi komposit dianalisis sebagai kompositum dengan basis derivasi, seperti:herdwerkend [ [ hard ]A [ [ werken ]v -d ]A, seizoengebonden [ [ seizoen ]N [ [ [ bind ]v ge- ... -en ]v ]A]A, Yang kedua adalah derivasi komposit yang dianalisis sebagai derivasi dengan basis kompositum seperti:schoolgaand[ [ [ [ school ]v [ gaan ]v ]v -d ]v ]A, vastgeklsmd[ [ [ [ vast ]A [ klem ]v ]v ge-... -d ]v ]A, Dan yang ketiga adalah derivasl komposit yang tidek termasuk dalam kedua kelompok tersebut. Misalnya:zonbeschermend[ [ zon IN [ beschermen ]v ]vp -d ]A, schoongeboend [ [ [ [ schoon ]+ [ boen ]v ]vp ge-... _d]A, Pada pembentukan derivasi komposit ejektiva deverbal, bentuk dasar dari bagian verbal dlbedakan menjadi bagian yang berasal dari verba partisipel perfektum, dan bagian yang berasal dari verba partisipel perfektum. Untuk bagian verbal yang berasal dari verba partisipel presentis, bentuk dasamya merupakan bentuk intiniftif. Sedangkan untuk bagian verbal dari verba partisipel perfektum, bentuk dasarnya merupakan bentuk stem. Untuk mengetahui hubungan antar anggota dalam derivasi komposit ajekttva deverbal, dapat dilakukan dengan membuat parafrase dari masing-masing korpus. Untuk derivasi komposit ajektiva dari verba partisipel presentis, hubungan antar anggota yang muncul adalah hubungan antara Predikat den Objek, hubungan Predikat - Keterengan Adverbial, hubungan Prediket - Keterangan Tempat, atau hubungan Predikat - Keterengan Atasan. Sedangkan hubungan yang terjadi pada ajektiva derivasi komposit dari partisipel perfektum adalah hubungan Predikat - Objek, hubungan Predikat - Objek Preposisi, hubungan Predikat - Keterengan Objek, Hubungan Predikat - Keterangan Alat, atau hubungan Predikat - Keterengan Sebab. Hubungan yang tidak pernah muncul pada sebuah derivasi komposit ejektiva deverbal adalah hubungan Predikat - Subjek."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S15957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Iman Subono
"ABSTRAK
Selama 10 tahun terakhir telah terjadi perkembangan dan perdebatan akademis mengenai teori bentuk pemerintahan korporatisme. Ini khususnya berkaitan ketika teori tersebut dipergunakan untuk memahami masalah-masalah sosial politik dan ekonomi pada beberapa negara Amerika Latin pasca 1960an. Kehadiran teori bentuk pemerintahan korporatisme dalam panggung studi teori, sebetulnya sangat berkaitan dengan keterbatasan 2 teori pembangunan yang ada dan berkembang selama ini yakni teori modernisasi dan teori ketergantungan, untuk menjelaskan secara utuh realitas sosial-politik dan ekonomi di Amerika Latin. Untuk itu, teori korporatisme sering disebut sebagai 'new-path', walaupun tetap dalam kerangka ke 2 teori besar tersebut. Berdasarkan studi kepustakaan, terdapat 5 pakar teoritisi yang sering diacu dalam diskusi atau tulisan ilmiah tentang bentuk pemerintahan korpotarisme. Mereka adalah, Howard J. Wiarda, Philippe C. Schmitter, James M. Malloy, Guillermo O'Donnell dan Alfred Stepan. Dalam evaluasi komparatif, dari sudut perbedaan terlihat bahwa masing-masing pakar mencoba memotret bentuk pemerintahan kOrporatisme di Amerika Latin berdasarkan dimensi yang sesuai dengan perhatiannya masing-masing. Secara sederhana dimensi tersebut dapat dibagi menjadi 3 yakni ( 1 ) dimensi ideologis atau filosofi; (2) dimensi sosiologis atau negara dan masyarakat; dan (3) dimensi politis atau kebijaksanaan. Sebaliknya dari sudut persamaan, coba diuraikan penggabungan dari unsur-unsur strategis dari masing-masing teori untuk membangun suatu deskripsi baru tentang korporatisme. Selanjutnya, dilakukan suatu sintesa kritis atas pemiki ran-pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya dengan melihat atau memeriksa asal-usul (keaslian) teori korporatisme, kemudian struktur formal teori, dan implikasi teoritis dan praktis teori korporatisme. Pada akhirnya, dapat ditarik suatu kesimpulan dari studi atau penelitian teori bentuk pemerintahan korporatisme, yang meliputi arti dari korporatisme, konstruksi teoritisnya serta statusnycO'l dalam bidang 'Perbandingan Politik' (Comparativ Politics)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Lia Zairiatin
"[ABSTRAK
Proses micro-milling merupakan salah satu pilihan proses mikro-manufaktur 3D, yang mampu menghasilkan produk dengan bentuk kompleks. Bentuk kompleks umumnya ditemui pada mold dan dies atau produk kompleks lainnya seperti impeller dan turbin.
Tahapan penelitian diawali dengan pengembangan mesin micro-milling Hadia Micromill-5X, yang meliputi pengembangan konstruksi, pengembangan sistem kontrol gerak dan pengembangan metode perencanaan lintasan pahat yang memanfaatkan sistem CAD/CAM terintegrasi. Tahap berikutnya adalah karakterisasi perfoma proses micro-milling dalam menghasilkan produk mikro, yang dilakukan melalui studi literatur dan pengujian eksperimental. Analisis karakterisasi meliputi kekasaran permukaan, burr yang terbentuk, serta analisis kondisi pahat pada rentang waktu tertentu. Hasil karakterisasi menunjukkan kekasaran permukaan pada sisi proses end-milling dapat dicapai lebih baik bila dibandingkan pada sisi proses peripheral dengan nilai kekasaran permukaan minimum 20 nm. Terdapat empat jenis burr yang terbentuk pada suatu micro-channel yaitu yaitu enterance burr, top burr, exit side burr dan bottom burr. Bottom burr merupakan salah satu jenis burr baru yang diidentifikasi pada penelitian ini. Hasil utama dari tahap ini adalah rekomendasi parameter pemesinan optimum untuk aplikasi produk mikro dengan bentuk dinding tipis.
Dari hasil pengujian performa, mesin Hadia Micromill-5X dan metode yang dikembangkan terbukti mampu menghasilkan produk dinding tipis datar dengan ketebalan minimum 11,71 μm dengan aspek rasio 23,48. Perbedaan antara tebal desain dan tebal aktual (∆Tda) adalah berkisar antara 3,51 μm hingga 25,48 μm. Salah satu penyebabnya perbedaan ini adalah ketidaksesuaian diameter pahat aktual (Da) dengan diameter yang ditetapkan. Ketika ketidaksesuaian pahat turut diperhitungakan terhadap diameter aktual, maka deviasi atau perbedaan ukuran yang terjadi (∆Tae) adalah berkisar antara -4,69 μm hingga 3,48 μm. Nilai ∆Tae masih berada dalam rentang keakurasian motor stage, yaitu ± 5 μm maupun run-out aktual, yaitu 8,33 μm.
Metode micro-milling untuk produk dinding tipis dengan bentuk kompleks yang dikembangkan pada penelitian ini, diaplikasikan untuk pembuatan 2 micro-impeller yang masing-masing memiliki jumlah blade dan ketebalan yang berbeda. Micro-impeller yang memiliki 8 blade dengan diameter aktual 3.098 μm, tinggi 600 μm, ketebalan rata-rata blade 33,7 μm dan jarak terluar antara blade 1.207 μm, deviasi ukuran maksimum yang terjadi hingga 13,3 μm dapat dihasilkan dengan baik. Namun, pada micro-impeller yang memiliki 16 blade dengan diameter 3.190 μm dan ketebalan rata-rata blade 11,96 μm terdapat beberapa blade yang terbelah dan terdefleksi. Secara umum, metode micro-milling yang dikembangkan telah dapat diaplikasikan dengan baik. Keterbatasan dalam menghasilkan bentuk dinding tipis lebih dikarenakan sifat dan karakteristik material dari produk, yang mengalami defleksi sebagai akibat dimensi dinding yang sangat tipis.;

ABSTRACT
Micro-milling process is one of choices to manufacture 3D product, which has the ability to produce complex shape. Complex shapes are commonly found in mold and dies or other complex product such as impeller and turbine.
The research was started by developing the micro-milling machine, Hadia Micromill-5X, which covers the development of machine construction, control system and tool-path generation method by using integrated CAD/CAM system. The next part of the research is to characterize the micro-milling performance to produce micro product, through literature study and experimental test. Characterizations analysis covers surface roughness, burrs and tool condition in a certain range of time. The result shows that the surface roughness on end-milling process side is better than peripheral process side, with minimum surface roughness of 20 nm. There are four types of burr that formed on micro-channel, which are entrances burr, top burr, exit side burr and bottom burr. Bottom burr is the first identify in this research. The main result of characterization phase is a recommendation of optimum cutting parameter for thin-wall micro-product application.
Based on performance testing, the micro-milling machine Hadia Micromill-5X and developed method is proved to have the capability to produce thin-wall product with minimum thickness of 11.71 μm, with an aspect ratio of 23.48. The difference between design and actual thickness (∆Tda) is around 3.51 μm to 25.48 μm. One of the causes of the difference is the incompatibility of actual tool diameter (Da) with desired diameter. If the tool diameter incompatibility is considered, than the size differences (∆Tae) are around -4.69 μm to 3.48 μm. ∆Tae value is still in the range of motor stage accuracy and actual run-out, which ± 5 μm are and 8.33 μm respectively.
Micro-milling method for thin-wall complex shape product developed in this research was applied to produce 2 micro-impellers with different amount of blades and thickness. 8?s blade micro-impeller with actual diameter of 3,098 μm, 600 μm heights, average thickness of 33.7 μm, with 13.3 μm of maximum deviation size, was produced properly. However, there are several torn and cloven blades on 16?blade micro-impeller with a diameter of 3,190 μm and average actual thickness of 11.96 μm. In general, the micro-milling method developed in this research is properly applied. The limitation to produce a thinner wall is caused by the material properties and characteristic of the product, which experiences deflection due to the flimsiness of a thin wall.
;Micro-milling process is one of choices to manufacture 3D product, which has the ability to produce complex shape. Complex shapes are commonly found in mold and dies or other complex product such as impeller and turbine.
The research was started by developing the micro-milling machine, Hadia Micromill-5X, which covers the development of machine construction, control system and tool-path generation method by using integrated CAD/CAM system. The next part of the research is to characterize the micro-milling performance to produce micro product, through literature study and experimental test. Characterizations analysis covers surface roughness, burrs and tool condition in a certain range of time. The result shows that the surface roughness on end-milling process side is better than peripheral process side, with minimum surface roughness of 20 nm. There are four types of burr that formed on micro-channel, which are entrances burr, top burr, exit side burr and bottom burr. Bottom burr is the first identify in this research. The main result of characterization phase is a recommendation of optimum cutting parameter for thin-wall micro-product application.
Based on performance testing, the micro-milling machine Hadia Micromill-5X and developed method is proved to have the capability to produce thin-wall product with minimum thickness of 11.71 μm, with an aspect ratio of 23.48. The difference between design and actual thickness (∆Tda) is around 3.51 μm to 25.48 μm. One of the causes of the difference is the incompatibility of actual tool diameter (Da) with desired diameter. If the tool diameter incompatibility is considered, than the size differences (∆Tae) are around -4.69 μm to 3.48 μm. ∆Tae value is still in the range of motor stage accuracy and actual run-out, which ± 5 μm are and 8.33 μm respectively.
Micro-milling method for thin-wall complex shape product developed in this research was applied to produce 2 micro-impellers with different amount of blades and thickness. 8?s blade micro-impeller with actual diameter of 3,098 μm, 600 μm heights, average thickness of 33.7 μm, with 13.3 μm of maximum deviation size, was produced properly. However, there are several torn and cloven blades on 16?blade micro-impeller with a diameter of 3,190 μm and average actual thickness of 11.96 μm. In general, the micro-milling method developed in this research is properly applied. The limitation to produce a thinner wall is caused by the material properties and characteristic of the product, which experiences deflection due to the flimsiness of a thin wall.
, Micro-milling process is one of choices to manufacture 3D product, which has the ability to produce complex shape. Complex shapes are commonly found in mold and dies or other complex product such as impeller and turbine.
The research was started by developing the micro-milling machine, Hadia Micromill-5X, which covers the development of machine construction, control system and tool-path generation method by using integrated CAD/CAM system. The next part of the research is to characterize the micro-milling performance to produce micro product, through literature study and experimental test. Characterizations analysis covers surface roughness, burrs and tool condition in a certain range of time. The result shows that the surface roughness on end-milling process side is better than peripheral process side, with minimum surface roughness of 20 nm. There are four types of burr that formed on micro-channel, which are entrances burr, top burr, exit side burr and bottom burr. Bottom burr is the first identify in this research. The main result of characterization phase is a recommendation of optimum cutting parameter for thin-wall micro-product application.
Based on performance testing, the micro-milling machine Hadia Micromill-5X and developed method is proved to have the capability to produce thin-wall product with minimum thickness of 11.71 μm, with an aspect ratio of 23.48. The difference between design and actual thickness (∆Tda) is around 3.51 μm to 25.48 μm. One of the causes of the difference is the incompatibility of actual tool diameter (Da) with desired diameter. If the tool diameter incompatibility is considered, than the size differences (∆Tae) are around -4.69 μm to 3.48 μm. ∆Tae value is still in the range of motor stage accuracy and actual run-out, which ± 5 μm are and 8.33 μm respectively.
Micro-milling method for thin-wall complex shape product developed in this research was applied to produce 2 micro-impellers with different amount of blades and thickness. 8’s blade micro-impeller with actual diameter of 3,098 μm, 600 μm heights, average thickness of 33.7 μm, with 13.3 μm of maximum deviation size, was produced properly. However, there are several torn and cloven blades on 16’blade micro-impeller with a diameter of 3,190 μm and average actual thickness of 11.96 μm. In general, the micro-milling method developed in this research is properly applied. The limitation to produce a thinner wall is caused by the material properties and characteristic of the product, which experiences deflection due to the flimsiness of a thin wall.
]"
2015
D1863
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>