Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juni Wulandari
"Skripsi ini bertujuan untuk memerikan pola struktur yang terbentuk oleh kata majemuk verbal yang disusun oleh verba manger secara rinci, menemukan dan memerikan pola struktur baru yang dibentuknya serta menemukan dan memerikan perubahan aktualisator nominal yang dapat terjadi dalam KMV tertentu.
Penelitian dilakukan melalui studi kepustakaan. Data diperoleh dari 3 buah kamus yaitu Dictionnaire des Expressions et Locutions, Le Bouquet des Expressions Imagees dan Larousse Dictionnaire de la Langue Francais : Lexis.
Teori yang digunakan sebagai alat analisis adalah teori mengenai monem, sintem, pola struktur kata majemuk dan frase dari Martinet.
Hasil analisis menunjukkan bahwa KMV-KMV yang disusun oleh verba manger membentuk pola struktur yang sangat bervariasi. Dari 48 data yang ada, terbentuk 16 pola struktur yang berbeda, 3 pola di antaranya merupakan pola struktur KMV yang sesuai dengan yang telah dikemukakan Martinet, dan 13 pola lainnya adalah pola struktur KMV yang baru. Hasil analisis juga menunjukkan adanya kemungkinan digantinya aktualisator nominal dalam KMV-KMV tertentu tanpa mengubah makna KMV tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S14314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini dipersembahkan oleh Soveta Ministrov TSSR; editor, L. L. Biktimirov, teknik editor, R. U. Kamal; korektor, L. M. Samujlina. Buku ini membahas tentang grammatika leksikologi bahasa Rusia, selain itu buku ini juga memberikan penjelasan mengenai sintaksis, dan bentuk-bentuk kata dalam bahasa Rusia."
Kazan: Kazanskogo Universiteta, 1978
RUS 491.75 SOV g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amadea Giovanni Calista
"ABSTRAK
Makalah nonseminar ini difokuskan pada penelitian di bidang linguistik, yaitu fungsi augmentatifa atau perubahan pada bentuk kata pada kata benda yang dapat mengalami peningkatan makna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara mencari makna kata dengan menggunakan kamus dan sumber-sumber data lainnya, serta melakukan analisis terhadap unsur-unsur substantiva yang ada dalam buku Michael Lohde 2006: 64 yaitu Wortbildung des modernen Deutschen yang bertujuan untuk membantu pembaca agar mengerti dan mengetahui unsur-unsur apa saja yang dapat menjadikan suatu kata itu mengalami peningkatan bentuk kata. Hasil yang didapat adalah bahwa augmentatifa adalah suatu pembesaran bentuk yang ditandai oleh adanya sebuah prefiks atau sufiks dan ada beberapa aturan dalam membentuk kata augmentatif pada bahasa Jerman.Kata kunci: augmentatifa, substantiva, bentuk kata, peningkatan, klasifikasi makna

ABSTRACT
tThid non seminar paper is focused on research in the field of linguistics, namely augmentatifa function or the increase in the form of words to nouns that can be increased. This study uses qualitative descriptive method by looking for the meaning of words using dictionaries and sources of other data, and do an analysis of the elements substantiva in the book of Michael Lohde 2006 64 Wortbildung des modernen Deutschen, that aims to help readers in order to understand and know what elements can make a word that has increased form words. The result is that an enlarged form augmentatifa is characterized by the presence of a prefix or suffix and there are some rules in forming augmentative word in the German language.Keywords augmentative, substantive, the words, the increase, the meaning classification"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maharisa Audria
"Penelitian ini menjelaskan mengenai kata sapaan jeng dalam bahasa Jawa. Pada kamus bahasa Jawa, Poerwadarminta (1939) hanya menjelaskan sedikit mengenai kata sapaan jeng dan terdapat perbedaan jika dibandingkan dengan kamus bahasa Jawa oleh Robson (2002). Hal tersebut menjadi pemicu dalam topik penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian bagaimana perkembangan kata sapaan jeng dari segi bentuk dan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan bentuk dan penggunaan kata sapaan jeng di tahun yang berbeda-beda (1960-an—2020-an). Sumber data berupa novel dan cerita pendek dari tahun yang berbeda-beda merupakan kebaruan dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan cara penyajian informal yaitu menjelaskan dengan kata-kata tanpa adanya lambang-lambang khusus. Hasil analisis menunjukkan bahwa kata sapaan jeng memiliki bentuk lain yang lebih utuh dengan arti dan makna yang sama. Pada penggunaannya terdapat konteks di luar bahasa yang dapat menambah penjelasan untuk kata sapaan jeng. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kata sapaan jeng dengan makna yang merujuk pada perempuan muda sudah digunakan pada tahun 1930-an, tetapi hanya untuk perempuan dari golongan bangsawan Jawa. Kemudian, penggunaan kata sapaan jeng memasuki tahun 1970-an mengalami perluasan pada latar sosial mitra tutur yaitu dapat berasal dari kalangan orang biasa.

This paper explains the addressing word of jeng in Javanese. In the Javanese dictionary, Poerwadarminta (1939) only explains a little about the addressing word of jeng and there are differences when compared to the Javanese dictionary by Robson (2002). This is the trigger in the topic of this research to answer the research question of how the development of the addressing jeng in terms of its form and usage. This paper aims to determine the development of the form and usage of addressing jeng in Javanese literature such as novels and short stories. The selection of novels and short stories from different years (1960s—2020s) as sources of research data is a novelty in this paper. This research uses qualitative methods and informal presentation methods, namely explaining in words without any special symbols. The results of the analysis show that the addressing word of jeng has another, more complete form with the same meaning. In the usage section, there is a non-linguistic context that can add an explanation for the addressing jeng. The conclusion of this study is that the addressing jeng with a meaning referring to young women was used in the 1930s, but only for women from the Javanese nobility. Then, the use of the jeng addressing entering the 1970s experienced an expansion in the social background of the interlocutor who did not have to be of noble descent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library