Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendriati Trianita
"Munculnya konsep Tata Informasi Dunia Baru dilatar belakangi kerisauan terhadap adanya ketimpangan arus informasi yang mengalir dari negara maju ke negara berkembang. Ketimpangan arus informasi ini tidak bisa dilepaskan dari peran kantor—kantor berita transnasional yang menguasai pencarian dan pendistribusian berita. Masalah dalam arus berita internasional ini tidak hanya ketimpangan dalam jumlah berita namun juga dalam kualitas berita. Pers Barat sering dituduh memberikan citra yang buruk mengenai negara dunia ketiga dengan banyak mengetengahkan berita-berita mengenai krisis dan konflik.
Tuduhan terhadap pers Barat dijawab dengan pemikiran bahwa berita-berita negatif selalu menarik perhatian' orang, tidak saja yang terjadi di negara berkembang. Sementara itu penulisan yang mengandung stereotip yang merugikan dunia ketiga dijawab oleh pers Barat dengan mengatakan gaya negara bahwa kecenderungan itu tidak hanya milik Barat. Di sini jurnalis negara dunia ketiga menjadi penting mengingat berita-berita yang datang dari kantor berita merupakan peran bahan yang akan dipilih dan diolah oleh editor suratkabar. ini ingin menunjukkan peran suratkabar di mentah Penelitian Indonesia, dalam hal ini Kompas, dalam kaitannya dengan perdebatan masalah ketimpangan arus informasi. Keinginan negara dunia ketiga untuk mencari tata komunikasi dunia baru, semestinya tercermin dari pola pemberitaannya dan penyeleksian berita yang diterimanya dari kantor berita besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi berita-berita mengenai konferensi perdamaian Timur Tengah pada suratkabar Kompas dan tiga kantor berita yang dilangganinya, yaitu AFP, AP, dan Reuters. Hasil penelitian menunjukkan penyajian berita cukup seimbang untuk ketiga kantor berita dan Kompas dalam arti menampilkan baik pihak Arab maupun Israel dalam porsi yang sama. Meskipun demikian, terdapat perbedaan yang cukup berarti dalam penyajian berita-beritanya. Hal ini teriihat dari dua topik bahasan yaitu berita mengenai kekerasan di Timur Tengah dan pernyataan bersama Presiden AS Geroge Bush dan Presiden US Mikhail Gorbachev. Jika ketiga kantor berita dalam berita mengenai kekerasan lebih banyak menampilkan pihak Israel dan berita pernyataan Bush-Gorbachev lebih banyak menampilkan Bush, maka Kompas menampilkan tersebut dengan lebih seimbang. Ini menunjukkan adanya wartawan—wartawan Kompas dalam menentukan pihak-pihak peran kualitas berita."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Purbaningrum
"Kajian terhadap tiga surat kabar berbahasa Inggris yang terdapat di wilayah Asean (The Straits Times dari Singapura, New Straits Times dari Malaysia, dan The Jakarta Post dari Indonesia), berangkat dari pemikiran bahwa media ini banyak memberi perhatian terhadap masalah-masalah di Asia Tenggara dibandingkan dengan media lokal lainnya. Karena itu media ini lebih berorientasi regional dan internasional. Meskipun demikian karena ketiga surat kabar ini terbit di negara yang berlainan, maka diasumsikan ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda. Dari penampilan berita utama, tajuk, dan artikel di halaman opini ketiga surat kabar tersebut, ingin diketahui keberpihakannya terhadap krisis politik yang terjadi di Kamboja, yang ditandai dengan jatuhnya Ranariddh sebagai Perdana Menteri I.
Pemahaman yang dipakai untuk mengamati fenomena tersebut ialah pemikiran bahwa penyajian berita regional sebagai realitas simbolik dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya budaya, politik, ekonomi setempat dan sumber beritanya.
Dalam teori imperialisme struktural yang dikemukakan oleh Johan Galtung yang sejalan dengan pandangan Schiller tentang dominasi budaya, dikemukakan tentang adanya kesamaan kepentingan antara centre (elit) di negara maju dan elit di negara sedang berkembang. Mereka mempunyai tuntutan yang sama atas barang-barang dan jasa, juga kebutuhan informasi. Dampaknya, isi media yang ditampilkan pun cenderung memiliki kesamaan. Hal ini didukung oleh keinginan pemerintah pusat (elit) di negara sedang berkembang yang menghendaki media massa tunduk kepada kebijaksanaan pemerintah dengan dalih demi pembangunan bangsa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan konflik yang dikemukakan William D Perdue yang memahami keberadaan masyarakat berkaitan dengan sejarahnya dan pemahaman terhadap tatanan sosial dilakukan dengan cara holistik. Berdasar analisis yang dilakukan atas penyajian berita tentang 'disingkirkannya PM I Ranariddh oleh PM II Hun Sen', ditemukan bahwa ketiga surat kabar cenderung memihak kepada Ranariddh dan bersikap negatif terhadap Hun Sen. Hasil ini sesuai dengan kepentingan intemasional yang diatur oleh lembaga organisasi supranasional PBB yang dalam prakteknya banyak dipengaruhi oleh negara-negara barat atau centre , seperti Amerika Serikat, lnggris, Perancis. Dari ketiga negara ini juga, sumber berita dipancarkan ke berbagai penjuru dunia, termasuk di negara-negara sedang berkembang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library