Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Larashinta Anindra Shafara
"ABSTRAK
Pembuatan jurnal ini terinspirasi dari fenomena Hallyu yang mendunia beberapa tahun belakangan ini. Hallyu menyebabkan fenomena demam Korea yang saat ini sedang melanda banyak negara termasuk Indonesia. Korea Selatan mempromosikan budayanya lewat dunia hiburan seperti musik, film, tarian dan fashion. Tren fashion yang dibawa oleh artis Korea secara tidak langsung mempengaruhi gaya berpakaian penggemarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Hallyu terhadap gaya berpakaian mahasiswa BKK UI angkatan 2013. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi, serta studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa gaya berpakaian mahasiswa BKK UI angkatan 2013 terpengaruh oleh tren fashion Korea sebagai akibat dari adanya proses interaksi dengan budaya populer Korea

ABSTRACT
This journal is inspired by Hallyu phenomena that was getting famous in the last few years. Hallyu causes a well known ldquo Korean fever rdquo that is getting popular in so many countries, including Indonesia. Korea nations promoted their culture by using entertainment tools such as music, film, dance and fashion. the fashion trends brought by Korean artists indirectly affect the fashion style of their fans. This research aims to prove the Hallyu rsquo s impacts toward Korean Literature and Culture Students, University of Indonesia Batch 2013 rsquo s fashion style. By using qualitative methods, the data of this research are collected through interviews, observations, documentations and literature reviews. The result of this research shows that the Korean Literature and Culture Students, University of Indonesia Batch 2013 rsquo s fashion style are influenced by Hallyu, as an interaction process rsquo effect with Korean popular culture."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Citra Andini
"ABSTRAK
Retardasi mental merupakan gangguan iimgsi kognitif yang
mengakibatkan keterbatasan dalam perilaku adaptif dan tampak selama masa
perkembangan (Grossman, dalam Kaufiinan & Hallahan, 1988). Keterbatasan
yang dimiliki anak dengan retardasi mental membuat mereka tidak dapat
berkembang dengan optimal sehingga perlu mendapatkan penanganan. Intervensi
dibexikan untuk rnelatih kemampuan yang penting dilcuasai anak, seperti bantu
diri dan kemampuan sosial (Mash & Wolfe, 2005).
Retardasi mental memiliki 4 kategori berdasarkan skor IQ, yaitu retardasi
mental ringan, retardasi mental sedang, retardasi mental berat, dan retardasi
mental sangat berat. Pelatihan bantu diri pada anak dengan retardasi mental ringan
dapat dilalcukan dengan modifikasi perilaku yang menggunakan prinsip belajar
(Papalia, Olds 8: Feldman, 2001). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
teknik modiiikasi perllaku sangat cocok dan dapat diaplikasikan untuk
mengajarkan anak dengan netardasi mental mengenai keterampilan bantu diri
seperti berpakaian, makan dan kebersihan pribadi (Martin dan Pear, 2003).
Tugas akhir ini bertujuan untuk rnelatih anak dengan retardasi mental
ringan berusia 4 tahtm I bulan, untuk memilild keterampilan bantu diri dalam hal
berpakaian. Secara khusus, pelatihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan
subjek untuk menggunakan oelana dalam sendiri.
Teknik modilikasi perilaku yang digtmakan dalam pelatihan ini adalah
teknik backward chaining. Backward chaining sesuai tmtuk m
keterampilan bantu diri dan seringkali dipakai untuk melatih berpakaian pada
anak dengan retardasi mental (Martin & Pear, 2003). Backward chaining
merupakan prosedur pelatihan yang biasanya digunakan jika subjek memiliki
kemampuan terbatas mengenai suatu perilaku (Miltenbcrger, 2004). Bukti
keberhasilan dari perilaku yang diajarkan pada langkah awal pelatihan masih tetap
ada sampai pelatihan sclesai dilakukan (Kazdin, 1980).
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa setelah menjalani 24 sesi pelatihan
dengan menggunakan teknik backward chaining, subjek dapat menggunakan
celana dalam sendiri tampa bantuan orang lain.

ABSTRACT
Mental retardation is a cognitive tirnction disorder which cause a
limitation in adaptive behavior and appears during developmental age (Grossman,
in Kauflinan & Hallahan, 1988). The limitation a mentally retarded child
possesses is causing them not to be able to develop themselves optimally. In order
to be able to develop optimally, such child needs a special treatment. An
intervention can be conducted to train several important skills for the child, such
as self help and social skills (Mash & Wolfe, 2005).
Mental retardation is categorized into 4 categories based on IQ scores, i.e.
mild, moderate, severe and profound mental retardation. A self help training for
children with mild mental retardation can be done by doing behavior modification
using learning principles (Papalia, Olds & Feldman, 2001). Researches showed
that behavior modification technique is suitable and can be applied to teach child
with mental retardation about selfhelp skill, such as dressing, eating, and personal
hygiene (Martin & Pear, 2003).
This thesis is written with an objective to train a 4 year-old mild mentally
retarded child to possess a self help skill in dressing. Specifically, this training is
aimed to train the child's ability to put on underwear without others help.
The behavior modilication technique which is used to conduct this
training is a backward chaining technique. This method is suitable for developing
self help skill and ohen used to teach children with mental retardation to dress
properly (Martin & Pear, 2003). Backward chaining itself is a training procedure
which often be used when a child has limited ability to do certain things
(Miltenberger, 2004). A S\.lC06SSfll1 tained behavior in the early stage of training
persists until the whole training process is conducted (Kazdin, 1980).
The final training result shows that after completing 24 training sessions
using backward chaining technique, the child is able to wear underwear by her
own without others help.

"
2007
T34024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vida Handayani
"Mempelajari keterampilan dalam area bantu diri seperti keterampilan berpakaian mempakan hal yang penting bagi anak yang mengaiami keterbelakangan mental, tcmtama jika keterampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan usia kronologisnya (Lent, 1975; Westling & Murden, |977 dalam Westling & Fox, 2000). Dengan keterbatasan limgsi inteligensi yang dimiliki maka dibutuhkan suatu cara untuk meningkatkan keterampilan berpakaian yang dirniliki agar anak dapat semakin mandiri dan mengurangi ketcrganlungan akan bantuan dari orang lain pada area bantu diri yang dimiliki.
Selama empat dekade terakhir, banyak penelitian yang menunjukkan kesuksesan pengaplikasian behavioral techniques untuk mclatih individu yang mengalami keterbelakangan mental. Secara spesitik, penggunaan tcknik fora! task presentation chaining dalam moditikasi perilaku dapat memaksimalkan kemandirian yang dimiliki anak sedari awal pelatihan, terutamajika bebcrapa tahapan merupakan hal yang familiar bagi anak (Martin & Pear, 2003). Melalui teknik rcilal laskpresenralion chaining anak mencoba keseluruhan rangkaian mulai dari awal sampai akhir rangkaian pada setiap percobaan yang dilakukan dan tems melakukannya sampai setiap langkah yang ada dikuasai.
Penggunaan teknik total task presentaiion chaining dalam tugas akhir ini bertujuan meningkatkan keterampilan berpakaian anak Iaki-laki usia 4 tahun 11 bulan yang mengalami keterbalakangan mental ringan. Hasil dari program modifikasi perilaku ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam kctcrampilan berpakaian yang dimiliki anak. Anak mampu untuk bemakaian, yaitu mcngenakan I-shin dan oclana berelastis hanya menggunakan verbal prompx saja.

Leaming self-help skills like dressing is considered to be important for child with mental retardation, especially if the child have not acquired the skills to a degree that correspond to his chronological age (Lent, 1975; Westling & Morden, 1977 in Westling & Fox, 2000). With limitations in his cognitive functioning, special procedures must be applied so that his dressing skills can be enhance, and reducing the amount of assistance from others.
For the last four decades, many studies showed the success of applying behavioral techniques to teach child with metal retardation. Specifically, the used of total task presentation chaining in behavior modification can maximize child's independence early in training, especially if some steps are already familiar to child (Martin & Pear, 2003). With this technique, child attemps all the steps from the beginning to the end ofthe chain on each trial until all steps are mastered.
The purpose of using total task presentation chaining in this final assignment is enhancing dressing skills in a boy with mild mental retardation age 4 years l I months. This program showed improvement in child's dressing skills. The child can wear t-shirt and pants using verbal prompt only.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vida Handayani
"ABSTRAK
Mempelajari keterampilan dalam area bantu diri seperti keterampilan berpakaian
merupakan hal yang penting bagi anak yang mengalami keterbelakangan mental,
terutama jika keterampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan usia
kronologisnya (Lent, 1975; Westling & Murden, 1977 dalam Westling & Fox,
2000). Dengan keterbatasan fungsi inteligensi yang dimiliki maka dibutuhkan
suatu cara untuk meningkatkan keterampilan berpakaian yang dimiliki agar anak
dapat semakin mandiri dan mengurangi ketergantungan akan bantuan dari orang
lain pada area bantu diri yang dimiliki.
Selama empat dekade terakhir, banyak penelitian yang menunjukkan
kesuksesan pengaplikasian behavioral techniques untuk melatih individu yang
mengalami keterbelakangan mental. Secara spesifik, penggunaan teknik total task
presentation chaining dalam modifikasi perilaku dapat memaksimalkan
kemandirian yang dimiliki anak sedari awal pelatihan, terutama jika beberapa
tahapan merupakan hal yang familiar bagi anak (Martin & Pear, 2003). Melalui
teknik total task presentation chaining anak mencoba keseluruhan rangkaian
mulai dari awal sampai akhir rangkaian pada setiap percobaan yang dilakukan dan
terus melakukannya sampai setiap langkah yang ada dikuasai.
Penggunaan teknik total task presentation chaining dalam tugas akhir ini
bertujuan meningkatkan keterampilan berpakaian anak laki-laki usia 4 tahun 11
bulan yang mengalami keterbalakangan mental ringan. Hasil dari program
modifikasi perilaku ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam keterampilan
berpakaian yang dimiliki anak. Anak mampu untuk berpakaian, yaitu mengenakan
t-shirt dan celana berelastis hanya menggunakan verbal prompt saja."
2007
T37814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Nirmala
"Penelitian ini bertujuan untuk melatih kemampuan mengenakan kemeja berkancing pada anak yang mengalami hambatan perkembangan dengan menggunakan terapi behavior modification. Penelitian ini bersifat studi kasus.
Metode behavior modification yang digunakan adalah forward chaining. Untuk membantu anak selama pelatihan, akan diberikan prompt, yaitu verbal, gestural, modeling, dan fisik, serta extra-stimulus prompt. Selain itu juga diberikan reinforcement (social, token dan backup reinforcement, serta manipulative) untuk menguatkan perilaku yang dilatihkan.
Baseline dilakukan selama 5 sesi untuk mengetahui sejauhmana anak dapat mengenakan kemeja. Hasil baseline menunjukkan bahwa secara konsisten anak belum dapat mengenakan kemeja berkancing tanpa bantuan. Pada saat baseline, anak hanya dapat memegang kemeja berkancing yang telah terbuka berhadapan dengannya, memasukkan lengan kanan ke lubang lengan kanan kemeja, dan menarik kerah kemeja kanan ke arah bahu. Pelatihan dilakukan selama 12 hari yang terdiri dari 21 sesi. Setelah pelatihan dilakukan, anak sudah dapat mengenakan kemeja dengan memasukkan tangan ke dalam lubang lengan pada kemeja, namun belum dapat memasukkan kancing ke lubang kancing.
Berdasarkan hasil pelatihan, disimpulkan bahwa hingga akhir pelatihan anak belum dapat mengenakan kemeja berkancing sendiri. Hambatan yang dialami oleh anak adalah keterbatasan motorik halus sehingga kesulitan untuk memasukkan kancing ke dalam lubang kancing. Meskipun demikian anak tetap menunjukkan kemajuan, yaitu sudah dapat mengenakan kemeja dengan memasukkan tangan ke dalam lubang lengan pada kemeja tanpa bantuan.
This research is a study case about a 5 year old child with developmental disability. The aim of this research is to train the ability of wearing and buttoning a shirt using behavior modification therapy.
The behavior modification method used in this research is forward chaining. Prompts (verbal, gestural, modeling, physical, and extra-stimulus prompt) are given throughout the training process to help the child when needed. Reinforcements (social, manipulative, token and backfup reinforcement) are also given to strengthen the behaviors that are being trained.
Baseline was done in 5 sessions to see how far the child could wear and button a shirt. It could be seen that the child could not wear and button a shirt without help from others. He could only hold the shirt facing it, put his hand in the right sleeve, and pull it to his right shoulder. This training was done in 12 days, with a total of 21 sessions. After the training ended, the child could put both his hands in both sleeves, although he still could not button the shirt.
It could be concluded that until the end of the training session, the child could not wear and button his shirt on his own. He could not hold and put in the buttons because of fine motor skill deficits, which was an important aspect of buttoning. Nevertheless improvements could still be seen. By the end of the training program, he could wear the shirt by putting both his hands in the sleeve without help."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Citra Andini
"ABSTRAK
Retardasi mental merupakan gangguan fungsi kognitif yang
mengakibatkan keterbatasan dalam perilaku adaptif dan tampak selama masa
perkembangan (Grossman, dalam Kauffman & Hallahan, 1988). Keterbatasan
yang dimiliki anak dengan retardasi mental membuat mereka tidak dapat
berkembang dengan optimal sehingga perlu mendapatkan penanganan. Intervensi
diberikan untuk melatih kemampuan yang penting dikuasai anak, seperti bantu
diri dan kemampuan sosial (Mash & Wolfe, 2005).
Retardasi mental memiliki 4 kategori berdasarkan skor IQ, yaitu retardasi
mental ringan, retardasi mental sedang, retardasi mental berat, dan retardasi
mental sangat berat. Pelatihan bantu diri pada anak dengan retardasi mental ringan
dapat dilakukan dengan modifikasi perilaku yang menggunakan prinsip belajar
(Papalia, Olds & Feldman, 2001). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
teknik modifikasi perilaku sangat cocok dan dapat diaplikasikan untuk
mengajarkan anak dengan retardasi mental mengenai keterampilan bantu diri
seperti berpakaian, makan dan kebersihan pribadi (Martin dan Pear, 2003).
Tugas akhir ini bertujuan untuk melatih anak dengan retardasi mental
ringan berusia 4 tahun 1 bulan, untuk memiliki keterampilan bantu diri dalam hal
berpakaian. Secara khusus, pelatihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan
subjek untuk menggunakan celana dalam sendiri.
Teknik modifikasi perilaku yang digunakan dalam pelatihan ini adalah
teknik backward chaining. Backward chaining sesuai untuk meningkatkan
keterampilan bantu diri dan seringkali dipakai untuk melatih berpakaian pada
anak dengan retardasi mental (Martin & Pear, 2003). Backward chaining
merupakan prosedur pelatihan yang biasanya digunakan jika subjek memiliki
kemampuan terbatas mengenai suatu perilaku (Miltenberger, 2004). Bukti
keberhasilan dari perilaku yang diajarkan pada langkah awal pelatihan masih tetap
ada sampai pelatihan selesai dilakukan (Kazdin, 1980).
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa setelah menjalani 24 sesi pelatihan
dengan menggunakan teknik backward chaining, subjek dapat menggunakan
celana dalam sendiri tanpa bantuan orang lain."
2007
T38039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Citra Abdini
"Retardasi mental merupakan gangguan fungsi kognitif yang mengakibatkan keterbatasan dalam perilaku adaptif dan tampak selama masa perkembangan (Grossman, dalam Kauflinan & Hallahan, 1988). Keterbatasan yang dimiliki anak dengan retardasi mental membuat mereka tidak dapat berkembang dengan optimal sehingga perlu mendapatkan penanganan. Intervensi diberikan untuk melatih kemampuan yang penting dikuasai anal; seperti bantu diri dan kernarnpuan sosial (Mash & Wolfe, 2005).
Retardasi mental memiliki 4 kategori berdasarkan skor IQ, yaitu retardasi mental ringan, netardasi mental sedang, retardasi mental berat, dan retardasi mental sangat berat. Pelatihan bantu diri pada anak dengan retardasi mental ringan dapat dilakukan dengan modifikasi perilaku yang menggunakan prinsip belajar (Papalia, Olds & Feldman, 2001). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa telcnik modifikasi perilaku sangat coook dan dapat diaplikasikan untuk mengajarkan anak dengan retardasi mental mengenai keterampilan bantu diri seperti berpakaian, makan dan kebexsihan pn`badi (Martin dan Pear, 2003).
Tugas akhir ini bertujuan untuk melatih anak dengan retardasi mental ringan bCI'l1Si3 4 tahun I bulan, untuk memiliki kewrampilan bantu diri dalam hal berpakaian. Secara khusus, pelatihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan subjek untuk menggunakan celana dalam. Teknik modifikasi perilaku yang digunakan dalam pelatihan ini adalah tclmik backward chainin. Backward chaining sesuai tmtuk meningkatkan keterampilan bantu diri dan seringkali dipakai untuk melatih berpakaian pada anak dengan retardasi mental (Martin & Pear, 2003). Backward chaining merupalcan prosedur pelatihan yang biasanya digunakan jika subjek merniliki kemampuan terbatas mengenai suatu perilalcu (Miltenberger, 2004). Bukti keberhasilan dari pezilaku yang diajarkan pada langkah awal pelatihan masih tetap ada sampai pclatihan selesai dilakukan (Kazdin, 1980).
Hasil pelatihan memmjukkan bahwa setelah menjalani 24 sesi pelatihan dengan menggtmakan teknik backward chaining, subjek dapat mcnggunakan celana dalam sendixi tanpa bantuan orang lain.

Mental retardation is a cognitive function disorder which cause a limitation in adaptive behavior and appears during developmental age (Grossman, in Kauffman & I-Iallahan, 1988). The limitation a mentally retarded child possesses is causing them not to be able to develop themselves optimally. In order to be able to develop optimally, such child needs a special treatment. An intervention can be conducted to train several important skills for the child, such as self help and social sldlls (Mash Se Wolfe, 2005).
Mental retardation is categorized into 4 categories based on IQ scores, i.e. mild, moderate, severe and profound mental retardation. A self help training for children with mild mental retardation can be done by doing behavior modiiication using learning principles (Papalia, Olds & Feldman, 2001). Researches showed that behavior modification technique is suitable and can be applied to teach child with mental retardation about self help skill, such as dressing, eating, and personal hygiene (Martin & Pear, 2003).
This thesis is written with an objective to train a 4 year-old mild mentally retarded child to possess a self help skill in dressing. Speciticajly, this training is aimed to train the child's ability to put on underwear without other's help. The behavior modification technique which is used to conduct this training is a backward chaining technique. This method is suitable for developing self help skill and often used to teach children with mental retardation to dms properly (Martin & Pear, 2003). Backward chaining itself is a training procedure which often be used when a child has limited ability to do certain things (Miltenberger, 2004). A successfill trained behavior in the early stage of training persists until the whole training process is conducted (Kazdin, 1980).
The final training result shows that after completing 24 training sessions using backward chaining technique, the child is able to wear underwear by her ovm without other's help.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryuni Novita Sari
"ABSTRAK
Anak yang mengalami keterbelakangan mental perlu mempersiapkan dirinya
untuk menghadapi usia dewasa (Wenar & Kerig, 2000). Mereka harus
mempelajari berbagai fungsi, seperti fungsi inteligensi, komunikasi, sosialisasi,
dan keterampilan hidup sehari-hari agar dapat hidup dengan lebih baik dalam
lingkungan sosial (Michael & McCormick, 2007). Oleh karenanya, program
terpenting bagi anak terbelakang mental adalah melatih mereka dalam
kemampuan hidup sehari-hari atau yang biasanya disebut dengan kemampuan
adaptif (Lucksasson, dkk., dalam Ormrod, 2006).
Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi dan data dasar yang diambir pada N,
anak yang mengalami keterbelakangan mental sedang dengan usia 14 tahun 3
bulan, diketahui bahwa ia belum dapat menguasai berbagai kemampuan adaptif
terutama keterampilan mandi dan berpakaian.
Program intervensi didasarkan pada pendekatan modifikasi perilaku dengan
teknik rantaian perilaku yaitu teknik rantaian perilaku total dengan pemberian
arahan secara bertahap. Tujuan dari penerapan program intervensi adalah
membantu N meningkatkan keterampilan mandi dan berpakaian. Program
intervensi ini diadakan dalam 10 kali pertemuan dan disusun dalam sebuah
rancangan program intervensi yang terdiri atas tiga bagian yaitu : 1) Data Dasar;
2) Program Intervensi; 3) Evaluasi Program.
Hasil intervensi secara umum menunjukkan bahwa program intervensi efektif
untuk meningkatkan keterampilan mandi dan berpakaian pada N. Beberapa
rantaian dalam perilaku mandi tidak dapat dilakukan N karena adanya
keterbatasan fisik.

ABSTRACT
Mentally retarded children have to prepare theirselver for adulthood (Wenar &
Kerig, 2000). They have to learn various skills such as thinking, communication,
socialization and everyday life skills in order to live better in their social
environment (Michael & Mccormick, 2007). Thus, in giving program for children
with mentally retarded children is the most important thing is to train their
everyday life skill or usually called as adaptation skill (Lucksasson et al., in
Ormrod, 2006).
Based on psychological examination and baseline data taken at N who is
moderately mentally retarded and 14 years and 3 months old, it is shown that she
hasn’t master a number of adaptive skills, especially that of bathing and dressing
skill.
The intervention program is based on behaviour modification technique which
will be used in chaining of behaviour which is total task presentation chaining
with gradually prompt The aim of the intervention program is to help N improve
her bathing and dressing skill. The intervention program is conducted 10 times
and consist of three parts, namely: 1) Baseline data; 2) Intervention program 3)
Evaluation program.
The result of the intervention program in general shows that intervention program
is effective to improving her bathing and dressing skill. A few chain of bathing
skill can’t be done by N becaused of limited physical ability."
2008
T37630
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Krisan Putri Harsono
"Berdasarkan pengalaman-pengalaman perempuan dalam laporan “Aku Ingin Lari Jauh: Ketidakadilan Aturan Berpakaian bagi Perempuan di Indonesia” dari Human Rights Watch (2021), penulis hendak menunjukkan bahwa banyak perempuan yang dibatasi oleh aturan berbusana jilbab, yang dicetuskan oleh sejumlah institusi pemerintahan dan pendidikan di Indonesia. Dampaknya, banyak perempuan yang merasa tertekan, tidak mendapatkan kebebasan atas hidupnya, hingga kemunculan masalah kesehatan. Berdasarkan perspektif feminis, kasus pemaksaan penggunaan dan/atau pelarangan atribut jilbab terhadap perempuan bisa menunjukkan opresi atau penindasan terhadap perempuan. Melalui kerangka teori lima wajah penindasan milik Iris Marion Young, penelitian ini berusaha mengeksplorasi bentuk-bentuk opresi dalam pengaturan berbusana yang dilakukan oleh sejumlah pihak berkuasa terhadap perempuan di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada pemaksaan jilbab, sehingga tidak membahas pemaknaan atau praktik penggunaan jilbab secara luas, melainkan dibatasi pada kasus-kasus yang didokumentasikan oleh Human Rights Watch. Dengan menggunakan metode penelusuran literatur serta analisis menggunakan perspektif feminism standpoint epistemology dan serialitas Young terhadap data dari riset Human Rights, penelitian ini akan menjelaskan bahwa regulasi serta bentuk-bentuk pengaturan berpakaian pada perempuan telah menunjukkan adanya opresi yang membatasi serta merugikan perempuan.
According to the experiences of women in Human Rights Watch's report "I Wanted to Run Away: Abusive Dress Codes for Women and Girls in Indonesia" (2021), I as the writer intend to show that many women are restricted by the hijab dress code, which is imposed by several governmental and educational institutions in Indonesia. As a result, many women experience depression, a lack of control over their lives, and other health issues. Based on a feminist perspective, situations of forced to use and/or restriction to wear jilbab can indicate oppression against women. Through Iris Marion Young's five faces of oppression theoretical framework, this research explores the forms of oppression in the dress code regulation made by several powerful parties in Indonesia. This research focuses on the imposition of the jilbab, which does not address the broader meaning or practice of wearing the hijab but is limited to the cases documented by Human Rights Watch. Using literature review methods and analysis from a feminist standpoint epistemology perspective and Young’s seriality on data from Human Rights Watch’s report, this study will explain that the regulations and forms of dress code imposed on women indicate the existence of oppression that restricts and harms women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Monica Kartika
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri ibu kedekatan hubungan ibu dan putri remajanya perbandingan diri ibu terhadap gaya berpakaian serta aktivitas belanja bersama ibu dan putri remajanya Responden dalam penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai anak perempuan berusia 15 21 tahun Sampel dipilih dengan menggunakan metode non probability sampling dan diperoleh 170 responden Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling SEM Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri ibu kedekatan hubungan ibu dan putri remajanya dan perbandingan diri ibu berpengaruh pada gaya berpakaian ibu

This aim of this research is empirically to find out the influence of mothers self esteem mothers relational proximity with their adolescent daughter and mothers self comparison toward mother s clothing style and mothers shopping activities with their adolescent daughter The respondents of this research were mothers who had adolescent daughter with aged 15 21 years old This research used the Structural Equation Modelling Analysis The result showed that mothers self esteem and mothers relational proximity with their adolescent daughter and mothers self comparison significantly influence on mothers clothing style "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library