Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trisna Silawati
"Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan salah satu kelainan kongenital paling umum pada anak. Bedah jantung koreksi dengan cardiopulmonary bypass (CPB) adalah penatalaksanaan definitif untuk banyak kasus PJB. Namun, angka mortalitas dan morbiditas pascabedah jantung tetap tinggi, sehingga pemantauan hemodinamik yang efektif di Cardiac Intensive Care Unit (CICU) menjadi sangat penting. Parameter mikrosirkulasi seperti kadar laktat darah telah lama digunakan untuk mengevaluasi luaran klinis. Namun, metode non-invasif seperti indeks perfusi (IP) kini semakin diminati untuk memantau mikrosirkulasi secara real-time dan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara IP dan kadar laktat darah pada pasien anak pascabedah jantung koreksi. Penelitian ini menggunakan desain kohort prospektif dilakukan di ruang perawatan jantung intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada September-Oktober 2024. Subjek penelitian adalah anak berusia 1 bulan hingga 18 tahun yang dirawat setidaknya 8 jam pascabedah jantung koreksi yang memenuhi kriteria inklusi. Pemeriksaan IP dan kadar laktat darah dilakukan pada jam ke-1, 4, dan 8 pascabedah. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dengan bantuan SPSS versi 25.0. Berdasarkan analisis studi yang didapatkan pada 34 anak yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik demografis subjek memiliki usia median 21,5 bulan (rentang interkuartil: 10,25–79,5 bulan). Dengan penyakit jantung bawaan (PJB) asianotik merupakan diagnosis terbanyak, yaitu 20 subjek (58%). Sebagian besar subjek mengalami malnutrisi, dengan distribusi status gizi buruk pada 14,7% dan gizi kurang pada 44,1%. Sebanyak 23 subjek (66%) menjalani operasi bedah jantung koreksi dengan bantuan mesin sirkulasi ekstrakorporeal (CPB). Dari jumlah tersebut, 20 subjek (86%) memiliki durasi CPB di bawah 120 menit, sementara 3 subjek (14%) memiliki durasi CPB lebih dari 120 menit. Selain itu, 6 subjek (18,2%) mengalami Low Cardiac Output Syndrome (LCOS), sedangkan 27 subjek lainnya (81,8%) tidak mengalami LCOS. Sedangkan dari hasil penelitian ini juga ditemukan korelasi negatif yang signifikan antara IP <1,4 dengan kadar laktat darah pada jam ke-4 (-0,455, p=0,038) dan jam ke-8 (-0,515, p=0,017). Sebaliknya, IP ≥1,4 pada jam ke-4 menunjukkan korelasi positif yang kuat dengan bersihan laktat (0,719, p=0,006). Hal ini menunjukkkan bahwa Indeks perfusi memiliki korelasi yang signifikan dengan kadar laktat darah, sehingga dapat menjadi parameter non-invasif yang berguna untuk memantau status mikrosirkulasi pada anak pascabedah jantung korektif.

Congenital heart disease (CHD) is among the most common congenital disorders in children. Corrective cardiac surgery with cardiopulmonary bypass (CPB) is a definitive treatment for many CHD cases. Despite advances, post-cardiac surgery morbidity and mortality remain significant, emphasizing the importance of effective hemodynamic monitoring in the Cardiac Intensive Care Unit (CICU). Blood lactate levels are well-established microcirculatory indicators for clinical outcomes. Recently, non-invasive methods like the Perfusion index (PI) have gained traction for continuous and real-time microcirculatory assessment. The Objective of this study aimed to evaluate the correlation between PI and blood lactate levels in pediatric patients post-cardiac corrective surgery. An prospective cohort study was conducted in the CICU of Cipto Mangunkusumo Hospital from September to October 2024. Pediatric patients aged 1 month to 18 years who were hospitalized for at least 8 hours post-cardiac surgery were included. PI and blood lactate levels were measured at the 1st, 4th, and 8th hours post-surgery. Data were analyzed using Spearman’s correlation test via SPSS version 25.0. Based on the analysis study from thirty-four children participated in this study. The results showed that from the demography caracteristic the subjects showed that the median age was 21,5 months (interkuartil range: 10,25–79,5 months). With the acyanotic congenital heart disease (CHD) as the most diagnosis are 20 subject (58%). Most of the subject with malnutrision, with the poor nourished distribution was 14,7% and undernourished was 44,1%. With 23 subject (66%) have undergone the heart correction surgery with Cardiopulmonary bypass machine (CPB) with 20 subject (86%) had the CPB time under 120 minutes, 3 subject (14%) with CPB time more than 120 minutes. Beside that, 6 subject (18,2%) had. the Low Cardiac Output Syndrome (LCOS), and another 27 subject (81,8%) didn’t. A significant negative correlation was observed between PI <1.4 and blood lactate levels at the 4th hour (-0.455, p=0.038) and the 8th hour (-0.515, p=0.017). Conversely, PI ≥1.4 at the 4th hour showed a strong positive correlation with lactate clearance (0.719, p=0.006). This results showed that the Perfusion index demonstrates a significant correlation with blood lactate levels, supporting its utility as a non-invasive parameter for monitoring microcirculation in pediatric patients post-cardiac corrective surgery."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deborah Theresia
"Sepsis didefinisikan sebagai suatu systemic inflammatory response syndrome SIRS disertai infeksi, terbukti ataupun tidak, dengan perkembangan penyakit hingga sepsis berat dan syok sepsis. Sepsis merupakan masalah kesehatan yang penting dengan angka mortalitas yang tinggi, mencapai 50 pada sepsis berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran saturasi oksigen vena sentral ScvO2. perbedaan tekanan parsial karbondioksida vena sentral dan arteri pCO2 gap. dan kadar laktat saat baseline dan pasca resusitasi, serta bersihan laktat sebagai penanda prognostik pada pasien sepsis berat. Desain penelitian adalah kohort retrospektif dengan 54 pasien sepsis berat, terdiri dari 27 pasien meninggal dalam 14 hari perawatan dan 27 pasien hidup. Pada penelitian ini didapatkan perbedaan bermakna pada kadar laktat pasca resusitasi dan bersihan laktat antara kedua kelompok, sedangkan pada ScvO2 baseline, ScvO2 pasca resusitasi, dan kadar laktat baseline tidak didapatkan perbedaan bermakna. Pada kadar laktat pasca resusitasi didapatkan besar area under the curve AUC untuk memprediksi mortalitas sebesar 84,4. dengan cutoff 1,45 mmol/L, sensitivitas 74,1 dan spesifisitas 85,2. Pada bersihan laktat didapatkan besar AUC untuk memprediksi pasien sepsis berat yang hidup sebesar 99,5. dengan cutoff 1,5. sensitivitas 100 dan spesifisitas 92,6. Angka mortalitas pada kelompok pCO2 gap baseline. 6 mmHg sebesar 59,5 dan ge;. mmHg sebesar 29,4. serta pada kelompok pCO2 gap pasca resusitasi. 6 mmHg sebesar 50,0 dan ge;. mmHg sebesar 50,0. Parameter kadar laktat pasca resusitasi dapat digunakan untuk memprediksi mortalitas dengan cutoff 1,45 mmol/L, dan bersihan laktat untuk memprediksi pasien yang hidup dengan cutoff 1,5.

Sepsis is defined as systemic inflammatory response syndrome SIRS accompanied with infection, proven or not, that can progress to severe sepsis or septic shock. Sepsis is an important health problem with high mortality rate, reaching 50 in severe sepsis. This study aims to find out the role of central venous oxygen saturation ScvO2. carbondioxide partial pressure gap of central venous and arterial pCO2 gap. and lactate at baseline and post resuscitation, and lactate clearance as prognostic markers in severe sepsis. The study design is retrospective cohort with 54 severe sepsis patients, consists of 27 patients that died within 14 days of stay and 27 patients that survived. This study found significant difference in post resuscitation lactate and lactate clearance between both groups, while baseline ScvO2, post resuscitation ScvO2, and baseline lactate was not significantly different. The size of area under the curve AUC for post resuscitation lactate to predict mortality is 84,4. with cutoff 1,45 mmol L, sensitivity 74,1 and specificity 85,2. The size of AUC for lactate clearance to predict severe sepsis patients that survived is 99,5. with cutoff 1,5. sensitivity 100 and specificity 92,6. Mortality rate in baseline pCO2 gap group. mmHg is 59,5 and ge. mmHg is 29,4. and in post resuscitation pCO2 gap group. mmHg is 50,0 and ge. mmHg is 50,0. Post resuscitation lactate can be used to predict mortality with cutoff 1,45 mmol L, and lactate clearance to predict survivor with cutoff 1,5.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library