Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rumbrawer, Frans
Abstrak :
Tesis ini membahas perubahan sosiokultural masyarakat pedesaan, yang dikaitkan dengan telah tembusnya jalan trans-Biak ke daerah-daerah pedesaan di Biak, Kabupaten Biak-Numfor. Tiga dari sekian banyak aspek kebudayaan yang menjadi sasaran penelitian ini, adalah aspek perubahan perilaku ekonomi, hubungan kekerabatan, dan aspek pendidikan yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat desa di Biak. Desa Bosnabraidi di Kecamatan Biak Utara telah dipilih sebagai daerah studi kasus. Adapun ketiga aspek sosiokultural yang menjadi objek studi tersebut di atas, hanya dibatasi pada kurun waktu sejak tembusnya jalan trans-Biak di daerah Kecamatan Biak Utara, tahun 1975 sampai dengan tahun 1994. Latar Belakang Masalah Jalan merupakan prasarana perhubungan vital dan sifatnya amat klasik, di antara prasarana dan sarana perhubungan lainnya. Keberadaannya agak unik jika dibandingkan dengan fasilitas perhubungan yang lain. Manusia menggunakan jalan sejak ada dalam kandungan sampai lahir ke bumi (merangkak, berdiri, dan berjalan sendiri) fasilitas klasik ini selalu digunakan dalam derap langkah kehidupan atau tingkah lakunya tiap saat. Silvia Sukirman mengemukakan bahwa "Pada awalnya, jalan hanyalah berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup ataupun sumber air. Setelah manusia mulai hidup berkelompok jejak-jejak itu berubah menjadi jalan setapak" (1992:1), lalu berkembang mengikuti fase perkembangan peradaban manusia, mulai dari jalan setapak (tradisional) sampai dengan jalan raya yang modern, yaitu mengikuti arus perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai hasil manifestasi dari kebudavaan manusia itu sendiri. Jadi, sebelum adanya fasilitas yang lain (sarana) seperti, mobil, perahu, kapal dan pesawat terbang, jalanlah yang menempati posisi utama dalam perhubungan dan kehidupan manusia, sebagaimana diungkapkan dalam bahasa Biak bahwa "Nyandayuk ima isya ro kenem pampondi. Ima imaniso wurek kankenem. Inja isyaba (irnuk) ido na komar." (Jalan ada semenjak kehidupan dahulu. la bagaikan urat nadi kehidupan. Akan matilah kita jika tak ada jalan/putus). Dengan dibangunnya jalan trans-Biak ini, maka dampaknya terhadap pembangunan ekonomi tradisional, kekerabatan dan pendidikan di daerah ini sangat berarti. Jalan mendorong lajunya pembangunan ekonomi, perubahan dalam hubungan kekerabatan dan kemajuan pendidikan yang nyata di daerah pedesaan. Prasarana klasik ini memberikan inspirasi, motivasi, dan saluran informasi bagi masyarakat desa, untuk lebih mengintensifkan sistem produksi, distribusi, dan konsumsi barang, dalam konteks kebudayaan masyarakat setempat secara total. Masyarakat dengan mudah mendistribusikan produksi pertanian, perikanan dan hasil-hasil lainnya ke kota untuk dijual dan sebaliknya konsumsi barang-barang menjadi lebih tinggi sehingga perekonomian daerah lebih maju karena masuknya jaringan jalan sampai di desa-desa.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Boedjang
Abstrak :
Menurut dongeng pahlawan2 Biak jaitu fokok dan pasrefi dan menurut keterangan2 dari Tidore, orang Biak kehilangan kemerdekaan mereka kira2 pada achir abad ke 15. Kedua pahlawan itu berasal dari daerah Hollandia dan terkenal dengan perdjalanan2 membadjak mereka ke Halmahera. Disini mereka mengenal besi dan membawanja pulang ke Hollandia. Ketika mereka ditaklukkan oleh Sawai Halmahera, kira2 pada waktu itu djuga seorang pahlawan Biak jang lain bernama Gurabesi, berangkat ke Tidore. Kemudian ia kawin dengan anak Sultan Tidore dan mendjadi taklukan keradjaan itu. Mungkin karena pengaruhnja banjak orang Biak diangkat sebagai orang perantara antara Tidore dan beberapa keompok pedalaman...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1960
S10819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Yusron
Abstrak :
Pengamatan keanekaragaman jenis teripang telah dilakukan di wilayah perairan pesisir desa Pai dan desa Imbeyomi di Perairan Padaido, Biak Numfor. Pengambilan contoh dikerjakan dengan menggunakan transek kuadran ukuran 1m x 1m sebanyak 3 garis transek. Sampling dan pengamatan mikrohabitatnya dilakukan dengan snorkling. Analisis terhadap struktur komunitas berdasarkan pada analisis kehadiran, keanekaragaman, dan kepadatan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa di dua lokasi tersebut terdapat 10 jenis teripang jenis Holothuria edulis, H. atra, dan H. nobilis melimpah.
Sea Cucumber Resources At Tanjung Pai Waters Padaido Biak Numfor Papua. Observation on sea cucumber diversity was carried out at coastal waters of Pai and Imbeyomi Islands in the Padaido Island Biak Numfor. Sampling was done by using a transect quadrant of 1 m x 1 m. This sampling and observation on its microhabitat were conducted by snorkling. Analyses on the sea cucumber community structure were based on its frequency of occurance, diversity, and density. The results showed that at both locations 10 species of sea cucumber were found where Holothuria edulis, H. atra, and H. nobilis were predominant common and more evenly distributed than the other species.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wamaer, Willem
Abstrak :
Peningkatan Pendapatan Penduduk sebagai salah satu aspek penting yang perlu terus dibina dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Biak Numfor perlu terus dibina dan dikembangkan melalui potensi sumberdaya yang tersedia dengan memperhatikan kondisi dan karakteristik daerah serta keadaan sosial budaya masyarakat sehingga memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat yang mampu dan mandiri dalam meningkatkan mutu kehidupannya dan ikut andil dalam keberhasilan pembangunan. Tanaman pinang sirih (areca catechu) merupakan tanaman perkebunan yang sudah dikenal oleh masyarakat Kabupaten Biak Numfar sejak dahulu karena tanaman ini bisa dapat dimanfaatkan dalam kehidupannya setiap hari terutama bijinya dapat dimakan dengan kapur dan sirih untuk menjaga kesehatan gigi agar gigi tidak bau dan tetap kuat juga dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upacara--upacara adat serta untuk penyembuhan-penyembuhan lainnya. Dengan sudah dikenalnya tanaman ini dan memasuki tingkat perkembangan ekonomi pasar dewasa ini maka tanaman ini (biji pinang) semakin banyak diminati sehingga permintaannya pun cukup banyak di pasar lokal yang ada dan hal ini menjadi positif karena terciptanya lapangan kerja bagi peningkatan pendapatan penduduk/petani pinang sirih walaupun lahan pinang sirih yang ada adalah lahan yang sudah dikembangkan secara tradisional dan sebagiannya adalah merupakan warisan generasi sebelumnya yang kebanyakan kini sudah tua dan pemanfaatan batangnya untuk kebutuhan hidup masyarakat. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kebijakan Pemerintah Kabupaten Biak Nurnfor dalam mengembangkan tanaman pinang sirih (arecha catechu) sebagai tanaman unggulan dan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pengembangannya. Secara umum yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana kebijakan Pemerintah Kabupaten Biak Numfor dalam memberikan perhatian terhadap pengembangan komoditas tanaman pinang sirih scbagai salah satu potensi yang dapat diunggulkan dalam peningkatan pendapatan penduduk, marimba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan komoditas tanaman pinang sirih di Kabupaten Biak Numfor. Ada beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi pengembangan tanaman pinang sirih (arena catechu) di Kabupaten Biak Numfor yang terdiri dari kondisi sosial budaya masyarakat, kecocokan tanah, pemasaran, pemanfaatannya dan peran pemerintah daerah. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui studi kepustakaan, wawancara dan observasi. Informan dalam peneiitian ini dapat diambil sebanyak 28 orang yang terdiri dari unsur pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat, masyarakat petani pinang sirih atau pemilik lahan pinang sirih, dan beberapa anggota masyarakat lain. Informan pada masing-masing unsur dapat dipilih dan diambil sebanyak dua orang. Tempat penelitian yang dipilih yaitu pada Kantor BP3D, Dinas Perkebunan, Kecamatan Supiori Utara, Kecamatan warsa dan Kecamatan Biak Timur di Knbupaten Biak Numfor Dari hasil pengamatan di lapangan serta wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa Tanaman Pinang sirih (biji pinang) sangat disukai oleh masyarakat sehingga mempunyai dampak pada permintaan pasar lokal yang ada dimana sangat laku dijual dan hal ini sangat baik untuk peningkatan pendapatan penduduk. Saran yang disampaikan adalah agar Pemerintah Kabupaten Biak Numfor terus meningkatkan partisipasi masyarakat melalui program pengembangan tanaman Pinang Sirih (arecha catechu) karma tanaman pinang sirih sangat mudah untuk dikembangkan dan sangat cocok dengan tanah di wilayah Kabupaten Biak Numfor serta mempunyai peluang pasar yang baik untuk peningkatan pendapatan penduduk atau keluarga.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library