Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kebutuhan bahan bakar yang tak dapal diperbaharui (fosil) di Indonesia, dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Di perkirakan pada tahun 2004, Indonesia akan mcnjadi negara pengimpor minyak mentah. Induslri perkebunan kelapa sawil di Indonesia rnerupakan salah satu industri yang terbesar ke dua di dunia setelah Malaysia. Dengan menggunakan pemilihan bibit unggul dan ekstensifikasi lahan perkebunan, diperkirakan pada tahun 2010, Indonesia akan menjadi negara penghasil terbesar kelapa sawit. Dengan kondisi ini. limbah yang dihasilkan dari industri _i uga diperkirakan akan menjadi masalah yang cukup besar. Limbah industri perkebunan kelapa sawit antara lain yailu daun, pelepah, cangkang atau tcmpurung, fiber atau scral dan tandan kosong sawit.
Untuk mendapatkan bio-oil yaitu mclalui proses pirolisis cepal dari pclepah kelapa sawil, dcngan temperatur sekitar 400“ - 650° C. Produk uap yang dihasilkan kc-:mudian dikondensasi pada suhu sekitar 16° C. dengan menggunakan es balu sebanyak 6 kg atau dry ice scbanyak 4 kg. Produk cair yang, didapat kemudian dibandingkan hasilnya dengan bio-oil dari umpan kayu pinus dan bahan bakar diesel.
Perbandingan karakteristik dari bio-oil dengan umpan pelepah kelapa sawit, bio-oil dengan umpan kayu pinus dan bahan bakar solar, adalah :
0 Viskositas = 2,592 CSI ; 7 cSt ; dan 4 cSt.
¢ Densitas = 1,0847 g/ml, ; 1,2 gfmL ; dan 0,85 gf'mL.
» pH=2,17 ; 2,5 ; dan5.
0 Nilai kalor = 6,910 MJfkg ; 16,5 Mlfkg ; dan 42,3 MJ/kg.
Kemudian untuk gugus fuftgsi kimia penyusunnya sama dengan gugus fungsi dari bio-oil umpan kayu pinus. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haisa Yuana
"Pengembangan terhadap pemanfaat biomassa sebagai sumber bahan bakar alternatif harus dilakukan, mengingat bio-oil yang dihasilkan dari pirolisis biomassa masih mengandung kadar senyawa oksigenat yang tinggi, yang menyebabkan bio-oil bersifat korosif, memiliki nilai kalor rendah, viskositas yang tinggi dan kurang stabil. Penggunaan limbah plastik sebagai bahan baku tambahan menjadi salah satu metode alternatif yang dapat menaikkan nilai kalor bio-oil, menurunkan sifat korosivitas, menurunkan viskositas dan meningkatkan kestabilannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah plastik dalam meningkatkan kualitas bio-oil yang dihasilkan dari pirolisis batang jagung sehingga dapat menghasilkan bio-oil yang mempunyai kadar senyawa oksigenat yang rendah dan dapat digunakan sebagai biofuel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah slow co-pyrolysis, dengan jenis reaktor fixed bed. Bahan baku yang digunakan adalah batang jagung dan limbah plastik HDPE dan PP. Slow co-pyrolysis dilakukan dengan temperatur akhir 5000C, laju pemanasan 50C/menit, laju N2 sebesar 750 ml/menit, dan waktu penahan 30 menit.
Karakterisasi dilakuakn hanya terhadap fraksi minyak (bio-oil) yang mencakup analisis Gas Cromatrograph Mass Spectrometer (GC-MS), uji viskositas dan uji pH. Dengan penambahan plastik sebanyak 75%berat, kandungan senyawa non-oksigenat pada bio-oil mencapai 47,17 % sedangkan kandungan senyawa oksigenat 52,83%. Penggunaan plastik HDPE menghasilkan yield bio-oil yang lebih tinggi yaitu mencapai 28,05 %berat, dibandingkan dengan plastik PP yang mencapai 25,85 %berat. Penambahan limbah plastik menghasilkan bio-oil dengan pH 5 dan viskositas 4,2 cSt yang menyebabkan bio-oil menjdai tidak korosif dan lebih mudah menglair sehingga dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bahan bakar.

The development of biomass utilization for alternative fuel source needs to be done, considering the bio-oil produced from biomass pyrolysis still containts high level of oxygenate compounds, which causes the bio-oil to be corrosive, has a low heating value, and less stable. The use of plastic waste for bio-oil production is one of the alternative methods that can increase the heating value of bio-oil by reducing the oxygenates compounds on it.
This study aims to determine the effect of using plastic waste to improve the quality of bio-oil from corn cob, so that it has a lower oxygenate compounds. The method used in this study is slow co-pyrolysis, using fixed bed reactor. The raw materials are corn cob and HDPE and PP plastic wastes. Slow co-pyrolysis is done with final temperatur of 5000C, heating rate 50C/min, N2 flow rate 750 ml/min, and pirolysis time 30 minutes.
The bio-oil oil produced will be characterized using Gas Chromatpgraph Mass Spectometer (GC-MS), viscosity, and pH. With the addition of 75 %wt plastics, non-oxygenates compound in bio-oil reach 47,17 while the oxygenates compound are reduced to 52,33 %wt. The addition of HDPE plastic waste produces hihger bio-oil yield (28,05 %wt) than PP plastic waste (25,85 %wt). The bio-oil produced from biomass and plastic wastes become less corrosive ( pH 5) and viscos (4,2 cSt), so that it can be use as alternative fuel source.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research has the effort to develop catalyst for steam reforming of bio oil. The bio oil is liquid
product that iv produced _from biomass pyrolysis. The reforming of bio oil produces hydrogen gas. The main
challenge in reforming of organic compound especially aromatic, in bio oil as phenol, is carbon formation
at the catalyst surface resulted in uncomplete reaction. The catalyst formulation resulted is expected to have
high resistance to catalyst deactivation because of carbon formation. Beside that, it is expected too to have
high stability and activity, compared to commercial nickel based catalyst. For those purposes, research of
steam reforming of m-cresol in bench scale has been done. m-cresol is one of phenol compounds in bio oil,
that has stable properties, difficult to react and disturb the catalyst activity. The catalyst formulation used is
Ru-Ni/MgO.La;O3.Al2O3 mixture. This research has succeed to develop catalyst of reforming from Ni-Ru
metal combination that having the good stability and activity to reform m-cresol. The best catalyst
composition resulted is 2%Ru-15%Ni. In Ni and Ru catalyst combination, Ni catalyst is the mainly active
component in reforming of oxygenated aromatic compound in bio oil The Ru catalyst function is to increase
Ni metal dispersion on support, by then increasing the catalyst stability.
"
Jurnal Teknologi, Vol. 20 (3) Maret 2006 : 215-220, 2006
JUTE-20-3-Sep2006-215
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Miranda Meidistira
"Sampah daun dapat dikonversi menjadi produk yang lebih berguna dengan menggunakan beberapa proses, salah satu prosesnya adalah menggunakan proses pirolisis. Proses pirolisis dapat dilakukan dengan membutuhkan beberapa parameter, yaitu bahan baku, suhu, waktu tinggal, dan juga laju pemanasan. Pada proses pirolisis, biomassa mengalami proses penyusutan. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan adalah suhu, laju alir gas, dan rasio kombinasi katalis dengan tujuan melihat hubungan variabel-variabel tersebut dengan proses penyusutan dan produk pirolisis yang dihasilkan. Proses pirolisis menghasilkan produk berupa produk cair, gas, dan padat. Dari hasil penelitian, produk padatan kemudian dikarakterisasi menggunakan analisis Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan dihasilkan bahwa terdapat beberapa perbedaan yang terdapat pada padatan pirolisis katalitik dan non-katalitik dan terdapat perbedaan intensitas pada peak-peak spektra yang menunjukan adanya penyusutan dari struktur penyusun biomassa. Produk cair yang terbentuk dianalisis dengan menggunakan alat Gas Chromatography – Mass Spectroscopy (GC-MS) dan didapatkan bahwa produk cair memiliki kandungan oksigenat dan non-oksigenat di dalamnya. Kandungan oksigenat dan non-oksigenat yang berada dalam produk cair dilakukan dengan menggunakan bantuan katalis ZSM-5 (Zeolite Socony Mobil-5) dan YSZ (Yttria Stabilized Zirconia). Katalis ZSM-5 berfungsi sebagai katalis asam yang dapat meningkatkan kandungan hidrokarbon dan katalis YSZ berfungsi untuk meningkatkan produksi non-oksigenat pada produk bio-oil yang dihasilkan. Produk distribusi yang dihasikan dengan proses katalitik memiliki produk distribusi yang lebih beragam. Penambahan katalis juga menurunkan energi aktivasi yang digunakan sebesar 5,41%.

Leaf waste can be converted into more useful products by using several processes, one of which is using a pyrolysis process. The pyrolysis process can be carried out by requiring several parameters, namely raw material, temperature, residence time, and also the rate of heating. In the pyrolysis process, biomass undergoes a shrinkage process. In this study, the variables used are temperature, gas flow rate, and catalyst combination ratio with the aim of seeing the relationship of these variables with the shrinkage process and the resulting pyrolysis product. The pyrolysis process produces products in the form of liquid, gas and solid products. From the results of the study, solid products were then characterized using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) analysis and it was found that there were some differences found in catalytic and non-catalytic pyrolysis solids and there were differences in intensity in the spectral peaks that showed shrinkage of biomass. The liquid product formed was analyzed using the Gas Chromatography - Mass Spectroscopy (GC-MS) tool and it was found that the liquid product contained oxygenate and non-oxygenate in it. Oxygenate and non-oxygenate content in liquid products is increased by using ZSM-5 catalysts (Zeolite Socony Mobil-5) and YSZ (Yttria Stabilized Zirconia). ZSM-5 catalyst serves as an acid catalyst that can increase the hydrocarbon content and the YSZ catalyst serves to increase the production of non-oxygenate in the resulting bio-oil product. Distribution products produced by catalytic processes have a more diverse distribution of products. The addition of catalysts also reduced the activation energy used by 5.41%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romy Dzaky Amin Amany
"Biomassa merupakan salah satu sumber energi terbesar setelah batubara, minyak bumi, dan gas alam. Saat ini biomassa digunakan untuk berbagai pemanfaatan, salah satunya adalah sebagai sumber dari asap cair, atau sering disebut dengan bio-oil. Bio-oil dapat diproduksi dengan berbagai metode. Metode yang cukup sering digunakan adalah pirolisis. Abdullah et al telah melakukan penelitian mengenai pirolisis biomassa menggunakan fixed bed reactor tanpa menggunakan gas penyapu [1]. Penelitian tersebut menyatakan bahwa biomassa berupa kayu kamper dapat memproduksi fraksi produk liquid sebanyak 46%wt, ketika dipirolisis dengan temperatur maksimum 500°C dan dengan pemanasan ulang di bagian zona reaksi hingga 200°C menggunakan heater 1500W. Pirolisis tersebut menggunakan Double Pipe Heat Exchanger sebagai unit Liquid Collection System (LCS). Penelitian ini akan membahas bagaimana karakteristik pengkondensasian uap yang terjadi pada LCS tersebut menggunakan program simulasi COMSOL Multiphysics. Simulasi dalam COMSOL Multiphysics akan menggunakan desain 2D axisymmetric dengan modul simulasi Fluid Flow dan Heat Transfer in Fluid. Uap pirolisis akan dianggap sebagai senyawa tunggal yang merepresentasikan campuran senyawa hidrokarbon yang terkandung di dalam bio-oil sebagaimana dimodelkan oleh Hallet dan Clark [2]. Hasil dari simulasi ini menunjukkan bahwa kondensasi yang terjadi di dalam LCS yang digunakan oleh Abdullah et al terjadi secara konveksi natural dengan aliran laminar. Selain itu, hasil dari simulasi ini juga menunjukkan bahwa sebanyak ~16.93%wt uap pirolisis yang seharusnya bisa dikondensasi pada akhirnrya tidak dapat dikondensasi di Outlet LCS. Agar uap pirolisis dapat terkondensasi seluruhnya, maka harus dilakukan optimasi dengan cara memanjangkan LCS hingga 1.15 m dan menggunakan air pendingin dengan temperatur 8°C

ABSTRACT
Biomass is one of the largest energy sources in the world after coal, crude oil, and natural gas. Lately, biomass already used for many purposes, one of which is as a source of liquid smoke, or often called as bio-oil. Bio oil can be produced from various method. One of the most popular method is pyrolysis. Abdullah et al already conducted a research on producing bio-oil from biomass using fixed bed reactor without sweeping gas [1]. The study finds that camphor wood that was used as the feedstock will produce about 46%wt liquid yield during pyrolysis with maximum temperature at 500°C using 1500W heater. In that study, Abdullah et al also reheated the reaction zone until 200°C. The study was using Double Pipe Heat Exchanger as a Liquid Collection System (LCS) unit. This study will focus on the characteristics of condensation phenomenon that happens in that LCS unit using simulation method. This study uses COMSOL Multiphysics as the simulation program. Simulation was conducted using Fluid Flow and Heat Transfer in Fluid Physics. The pyrolysis vapor was considered as a single compound that represents the pyrolysis vapor mixture modeled by Hallet and Clark [2]. The result of this simulation shows that the condensation that occurred inside the LCS that used by Abdullah et al was happened because of natural convection with laminar flow. The result also shows that at the Outlet LCS, ~16.93%wt of the condensable gas was wasted with other Non-Condensable Gases. To achieve fully condensed pyrolysis vapor, the LCS system must be optimized by lengthen the LCS until 1.15 m and using water that have 8°C inlet temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazrul Rahman
"Bio-oil fraksi non-oksigenat memiliki kandungan alkena yang tinggi hal tersebut menyebabkan tingginya ignition delay time dan nilai kalor yang rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar diesel komersial. Reaksi hidrogenasi diperlukan sebagai upgrading Bio-oil fraksi non-oksigenat agar dapat memiliki karakteristik mendekati bahan bakar diesel komersial. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan efek kecepatan putar impeller tipe flat blade turbine terhadap karakteristik biofuel produk upgrading Bio-oil fraksi non-oksigenat. Parameter yang dinilai mencakup kandungan ikatan rangkap, branching index, viskositas dan nilai kalor. Investigasi dilakukan terhadap kecepatan putar pengaduk reaksi hidrogenasi pada 200 s.d. 500 rpm dengan rentang 100 rpm. Kemudian dianalisis dengan menggunakan metode FTIR, GC-MS, H-NMR, dan viskometer. Penggunaan self-inducing impeller diharapkan dapat menghemat penggunaan gas hidrogen. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penggunaan self-inducing impeller berhasil mengkonveksi gas hidrogen ke dalam fasa liquid namun tanpa memerlukan suplai hidrogen yang kontinu sehingga penggunaannya lebih hemat. Peningkatan kecepatan putar pengaduk pada reaksi hidrogenasi menyebabkan peningkatan tingkat hidrogenasi Bio-oil untuk range 200 s.d. 400 rpm dan sedikit penurunan pada kecepatan putar 500 rpm karena terbentuknya vortex kearah posisi impeller. Biofuel pada kecepatan putar 400 rpm yang paling mendekati diesel komersial ditinjau dari HHV dan viskositas. Berdasarkan parameter branching index maka biofuel pada kecepatan putar 200 rpm yang paling mendekati diesel komersial.

Bio-oil non-oxygenate fraction has a high alkene content which causes high ignition delay time and low heating value when compared to commercial diesel fuel. Hydrogenation reaction is needed as upgrading process for non-oxygenate fraction Bio-oil in order to have the characteristics close to commercial diesel fuel. The purpose of this study is to determine the effect of the rotating speed of the flat blade turbine type impeller on the biofuel characteristics from upgrading process. The parameters assessed include the double bond content, branching index, viscosity and heat value. Investigations were carried out on the rotational speed of the hydrogenation reaction stirrer at 200 s.d. 500 rpm with a range of 100 rpm. Then analyzed using FTIR, GC-MS, H-NMR, and viscometer methods. The use of self-inducing impeller is expected to save the use of hydrogen gas. From the results of the study it was found that the use of self-inducing impeller succeeded in converting hydrogen gas into the liquid phase but without the need for a continuous supply of hydrogen so that it is more efficient. Increasing the stirring speed of the stirrer in the hydrogenation reaction causes an increase in the extent of hydrogenation for the range of 200 s.d. 400 rpm and a slight decrease in the rotational speed of 500 rpm due to the formation of vortex towards the impeller position. Biofuel at a rotational speed of 400 rpm which is most close to commercial diesel when viewed from HHV and viscosity. Based on the branching index parameters the biofuel at the rotational speed of 200 rpm which is the closest to commercial diesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarti
"Salah satu minyak nabati yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif adalah minyak jarak pagar (Jatropha curcas), karena memiliki komponen yang mirip dengan minyak bumi. Minyak jarak tidak dapat dikonsumsi karena beracun, sehingga tidak terjadi kompetisi antara penggunaannya sebagai bahan bakar atau bahan pangan. Namun, minyak jarak memiliki viskositas sepuluh kali lebih tinggi daripada solar, sehingga dibutuhkan metode yang tepat untuk menurunkan viskositasnya.
Penelitian sebelumnya menggunakan metode perengkahan thermal pada tekanan 18 bar dengan sistem batch, menunjukkan bahwa hidrokarbon rantai panjang minyak jarak dapat direngkah menjadi hidrokarbon dengan rantai yang lebih pendek sehingga menghasilkan bio-oil dengan viskositas yang lebih rendah. Namun, viskositas bio-oil tersebut belum setara dengan solar komersial. Di samping itu, tekanan operasi yang tinggi sulit untuk diaplikasikan pada kendaraan bermotor. Agar sesuai dengan sistem yang ada pada kendaraan, maka pada penelitian ini akan dilakukan pirolisis minyak jarak fasa cair secara batch dengan sirkulasi. Pemilihan proses ini dilakukan juga untuk memperoleh kondisi optimum yang diperlukan agar minyak jarak dapat dipirolisis menjadi setara solar.
Pirolisis minyak jarak dilakukan dengan menggunakan reaktor dari bahan stainless steel dengan ukuran diameter = 2,44 cm dan tinggi = 20 cm. Suhu reaksi 320, 340 dan 360 0C dan waktu reaksi 3,47; 4,79; 8,56 dan 13,89 menit. Produk yang diperoleh kemudian dianalisis densitas, viskositas, angka setana, FTIR dan GC ? MS. Hasil analisis menunjukkan viskositas minyak jarak mengalami penurunan dari 63,3052 cSt290C menjadi 56,4448 s/d 60,9578 cSt290C pada suhu 3200C . Hal ini menandakan bahwa hidrokarbon rantai panjang yang terdapat pada minyak jarak mengalami perengkahan. Selain itu viskositasnya juga mengalami peningkatan pada suhu 340 dan 3600C, yang menandakan telah terjadi reaksi propagasi.
Hasil analisis densitas juga menunjukkan tren yang sama. Pada hasil analisis angka setana menunjukkan minyak jarak mengalami peningkatan dari 37 menjadi 41. Pirolisis pada penelitian ini merupakan reaksi orde 2 dengan konstanta laju reaksi 1,74 x 10-5 s/d 0,0053 min-1 dan energi aktivasi 4,40 x 105 s/d 4,49 x 105 J/grmol. Konversi tertinggi yang dihasilkan adalah sebesar 15,28%. Perhitungan simulasi untuk konversi pirolisis 100% diperoleh pada suhu 320, 340 dan 3600C dengan waktu reaksi berturut?turut 38.48, 35.6 dan 30.65 menit. Viskositas bio-oil yang dihasilkan pada kondisi optimum ini berturut ? turut adalah sebesar 34,17;37,16 dan 38,14 cSt(270C). Agar viskositas bio-oil yang dihasilkan pada kondisi optimum ini dapat setara dengan solar, maka sebelum masuk ke ruang pembakaran, bio-oil harus mengalami pemanasan awal pada suhu 230 s/d 2500C. Setelah mengalami pemanasan awal, diperoleh bio-oil dengan viskositas berturut ? turut 4,7; 5,67 dan 4,29 cSt(290C).

One of potential bio oil used for alternative fuel in Indonesia is Jatropha oil (Jatropha curcas), because it has similar components with crude oil. Jatropha oil cannot be consumed because poisonous, therefore no usage competition whether it be used as fuel or food. However, viscosity of jatropha oil is ten times higher than diesel fuel, thence a specific method is required to decrease its viscosity.
Previous research was using gas phase - thermal cracking method at high pressure (18 bar) batch system, showed that long chain hydrocarbon of jatropha oil can be cracked into shorter chain hydrocarbon which produced lower viscosity of biooil. The viscosity of bio-oil produced has equal grade with commercial diesel fuel if heated up to 1000C, but application of high pressure system (18 bar) on vehicle is difficult. In order to achieve the suitable fuel for vehicle application, this research will conduct pyrolysis of liquid phase jatropha oil in batch system with circulation.
This process is selected to provide required optimum condition for pyrolysis process
in reactor. Pyrolysis process is performed in stainless steel reactor with 2,44 cm diameter and 20 cm height. Reaction is carried out at temperature 320, 340 and 360 0C within 3.47, 4.79, 8.56 and 13.89 minutes of reaction time. Reaction product will then be analyzed with density, viscosity, cetane number, FTIR and GC ? MS. Viscosity product is have decrease from 63.3052 cSt290C to 56.4448 s/d 60.9578 cSt290C in 3200C. Its mean the hydrocarbon longchain is cracking. Expect to the viscosity is increase in 340 and 3600C, its mean is the radical reaction is begin. Density is the same tren. Cetane number is increase from 37 to 41. The maximum convertion is 15.28% is the required in 3200C and 3.47 minutes. To obtained the convertion 100%, pyrolysis in 320, 340 and 3600C with time pyrolysis is 38,48; 35,6 and 30,65 minutes.
The obtained viscosity in optimum condition is 34,17; 37,16 and 38,14 cSt(290C). to get the viscosity is diesel like fuel, bio-oil is heated until 2500C. after heating, bio-oil viscosity is 4,7; 5,67 and 4,29 cSt(290C).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T30805
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Muthia
"Penelitian berupa peningkatan kualitas bio-oil dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit merupakan sebuah kontribusi untuk merealisasikan pemanfaatan biooil sebagai bahan bakar alternatif. Hingga saat ini, terdapat beberapa kendala yang menghalangi penggunaan bio-oil di tengah masyarakat, yaitu rendahnya nilai heating value, tingginya tingkat keasaman, korosif, dan tidak stabilnya produk. Permasalahan tersebut bersumber dari tingginya kandungan senyawa oksigenat di dalam bio-oil.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bio-oil dengan kadar oksigenat yang lebih rendah. Dalam penelitian ini, digunakan metode fast pyrolysis pada temperatur 550o C, dengan empat perlakuan, yaitu produksi bio-oil tanpa katalis, dengan katalis RCC komersial, dengan katalis zeolit alam lampung teraktivasi, dan dengan katalis nanokristal ZSM-5 yang disintesis di laboratorium.
Dari hasil sintesis katalis tidak terbentuk kristal SiO2, Al2O3, dan kristal mineral zeolit tertentu sehingga diperoleh beberapa evaluasi dari sintesis yang dijalankan. Produk bio-oil memiliki properti fisik dan kimia yang berbeda satu sama lain. Katalis zeolit terbukti mampu mereduksi senyawa oksigenat. Selain itu, katalis tersebut meningkatkan sejumlah kadar fenol yang mampu menaikkan nilai heating value.
Secara berurutan, kandungan senyawa oksigenat dan fenol pada bio-oil tanpa katalis, dengan RCC komersial, dengan ZAL teraktivasi, dan dengan katalis sintesis adalah 42,48% dan 10,74%; 31,79% dan 29,1%; 33,26% dan 26,49%; serta 36,09% dan 22,94%. RCC komersial merupakan katalis yang memberikan produk bio-oil terbaik dengan penurunan senyawa oksigenat. Hal ini disebabkan karena kekuatan kristal yang lebih baik dibandingkan katalis zeolit alam teraktivasi dan katalis yang disintesis di laboratorium.

Research in increasing quality of bio-oil with empty fruit bunch of palm as raw materials was a contribution to realize the utilization of bio-oil as an alternative fuel. There were several obstacles that inhibit the use of bio-oil, namely low heating value, high levels of acidity, corrosive, and unstable products. Those problem were due to the high content of oxygenate compounds in the bio-oil.
Purpose of the research is to get bio-oil product with less oxygenate compounds. This study uses methods of fast pyrolysis at 550o C, with four treatments: production of bio-oil without catalyst, with commercial RCC, with activated lampung zeolite catalyst, and with nanocrystal ZSM-5 catalyst synthesized in the laboratory.
Synthesis catalyst did not form crystal SiO2, Al2O3 and specific zeolite mineral, so it brings some evaluations. Bio-oil products have different physical and chemical properties. Zeolite catalyst can reduce oxygenate compounds. Besides, it is able to increase phenol quantity that makes effect for increasing of heating value.
Sequentially, oxygenates and phenol content in bio-oil produced without catalyst, with commercial RCC, with activated lampung zeolite catalyst, and with nanocrystal ZSM-5 catalyst synthesized are 42.48% and 10.74%; 31.79% and 29.1%; 33.26% and 26.49%; 36.09% and 22.94%. Commercial RCC gives best quality bio-oil with less oxygenates. It is caused by better crystalline strength compared with activated lampung zeolit catalyst and synthesized catalyst at laboratory.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Varianto
"Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi hidrogen melalui proses steam reforming bio-oil dari tandan kosong kelapa sawit dengan katalis Ni-Ce/La2O3-γAl2O3. Penelitian ini menggunakan variasi rasio cerium terhadap nikel (Ce/Ni) pada katalis, yaitu sebesar 0,25; 0,5; 0,75; dan 1,00. Steam reforming dilakukan dengan fixed bed reactor pada suhu 700oC dengan tekanan atmosferik. Bio-oil yang digunakan merupakan bio-oil aqueous fraction dengan rumus empirik CH1,47O0,27. Senyawa yang paling banyak dikandung dalam bio-oil yang digunakan adalah asam asetat dan fenol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa katalis Ni-0,25Ce mampu menghasilkan yield hidrogen tertinggi dan karbon terdeposisi terendah. Yield hidrogen tertinggi yang dicapai katalis Ni-0,25Ce adalah 18,53% pada menit ke-10 sedangkan karbon terdeposisi yang dicapai katalis Ni-0,25Ce adalah sebesar 0,0959 gram. Semakin banyak loading cerium dari suatu katalis akan mengurangi yield hidrogen karena luas permukaan inti aktif semakin berkurang karena dispersi nikel yang rendah.

This research has a purpose to produce hydrogen by steam reforming of bio-oil from empty fruit bunch with Ni-Ce/La2O3- γAl2O3 catalyst. Variation used in this research is cerium to nickel ratio (Ce/Ni) = 0,25; 0,5; 0,75; dan 1,00. Steam reforming is operated in a fixed bed reactor with 700oC temperature and atmospheric condition. Bio-oil used is bio-oil aqueous fraction with CH1,47O0,27 as its empirical formula. Major components contained inside bio-oil aqueous fraction are acetic acid and phenol. The results of this research shows that Ni-0,25Ce catalyst can produce hidghest hydrogen yield until 18.53% in minute 10. Moreover, deposited carbon resulted by Ni-0,25Ce is 0.0959 gram. The more cerium contained in a catalyst can lead to the decreasing of hydrogen production due to the decreasing of specific surface area because of low disperse of nickel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>