Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Medy Hermawan
"Setiap kali kita berbicara tentang alang-alang (Imperata Cyfindrica) maka yang terlintas dalam pikiran kifa adalah bagaimana cara rnengendaiikarmya atau bahkan mcmbasminya., padahal aiang-alang ini berkemungkinan mengandung potensi yang besar jika kita berhasil memanfaatkamiya Dikatakan sangat besar sebab luas Iahan yang dikuasai oleh tumbuhan alang-alang sangat besar dan selalu benambah setiap tahunnya. Suatu penelitian dan pengembangan di Jurusan Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia telah berhasil merekayasa suatu bemuk digester gas bio generasi baru yang sanggup mencema Iimbah jerami padi dan menghasilkan gas bio yang cukup baik_ Secara taksonomi padi dan alang-slang mernpunyai banyak kesamaan sebab mereka sama-sama berasal dari keluarga nimput-rumputan (Gramineae). Kesamaan ini dapat dilihat dari kandungan zat-zat yang mereka punyai temyata tidak jauh berbeda., bahkan limbah alang-alang mempunyai keunggulan dalam hal jumlah karbon dan nitrogen dibandingkan dengan limbah jerami padi, sehingga alang-alang mungkin dapat difermentasikan menjadi gas bio dengan memasukkannya sebagai umpan digester gas bio generasi baru. Penelitian yang diiakukan adalah untuk mengetahui kemampuan digester gas bio generasi baru dalam mengolah limbah slang-alang dengan cara menjadilmnnya sebagai umpan digester. Yang tennama akan diambil datanya adalah kaclar CI-L yang terdapat dalam gas yang dihasilkan, kemudian akan dibahas kondisi-kondisi proses yang ada dan hambaran-hambatan yang timbul dan saran penanggulangannya. Dari hasil peneiitian yang dilakukan, temyata digester gas bio generasi bam mampu menghasilkan gas bio dengan kandungan metana mencapai 53 %_ Namun hasil didapa! dengan waktu retensi yang cukup lama jika dibandingkan penelitian sebelumnya yang menggunakan umpan limbah jerami padi. Namun demilcian waktu retensi yang lama tersebut mempunyai kemungkinan diperoepat dengan mengatur peiputaran tabung berputar dengan Iebih intensif lagi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Razak
"Abstrak
Biogas dapat dihasilkan dari pengolahan limbah rumah tangga dan limbah kotoran ternak, dengan demikian biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangannya karena bahannya dapat diperoleh dari sekitar tempat tinggal masyarakat. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan, biogas sudah dikembangkan sebagai energi alternatif yang bisa memanfaatkan berbagai kotoran hewan. Selain kotoran sapi, biogas juga bisa dihasilkan dari kotoran ayam yang. umumnya hanya digunakan sebagai pupuk secara langsung oleh peternak. Penelitian ini bertujuan menghasilkan alat penghasil biogas yang sederhana dan dapat bekerja dengan baik. Tolak ukur alat ini bekerja dengan baik yaitu setelah dioperasikan dengan memanfaatkan kotoran ternak, maka setelah beberapa hari/minggu akan dihasilkan biogas. Penelitian ini diawali dari perencanaan dan perancangan alat yang akan di bangun, design dan gambar kerja alat. Tahap kedua adalah mempersiapkan mesin dan peralatan untuk mempabrikasi alat dan menyediakan bahan. Tahap ketiga adalah membangun alat pengolah biogas dan tahap akhir adalah melakukan uji coba alat, penggunaan alat, pengambilan data dan membuat kesimpulan Penelitian ini menghasilkan alat instalasi biogas dengan ukuran dimensi diameter Digester 467mm, panjang 1700mm dengan diameter saluran inlet dan outlet 50,8 mm. Drum gas berdiameter 358 mm dan tinggi dan tinggi 1190 mm dengan kapasitas maksimal ga 100 liter. Dari alat yang sudah dibuat ini setelah dilakukan pengujian dihasilkan gas bio pada hari ke 20 pasca pengisian di degester. Gas bio yang dihasilkan berwarna biru keputihan dan panjang semburan gas minmal pada hari ke 20 sebesar 18 mm serta maksimal pada hari ke 27 sebesar 41,5 mm serta"
Medan: Polimedia Negeri Medan, 2018
338 PLMD 21:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jayanti Maharani
"Penyediaan layanan energi yang andal, memadai, dan berkelanjutan masih menjadi tantangan global hingga saat ini. Tanpa adanya ketersediaan energi, terutama untuk memasak dan penerangan maka kualitas hidup yang diharapkan akan sulit tercapai, khususnya bagi orang miskin yang belum terpenuhinya standar hidup minimum. Guna pemenuhan energi tersebut maka dibutuhkan sumber energi baru terbarukan dan ramah lingkungan, salah satunya melalui instalasi biogas. Studi ini bertujuan untuk menemukan bukti empirik terkait dampak dari pemanfaatan biogas terhadap kemiskinan, khususnya di daerah pedesaan, melalui perubahan jumlah orang miskin di suatu wilayah. Berbagai penelitian yang dilakukan di bidang ini menunjukkan adanya pengaruh pemanfaatan biogas terhadap kemiskinan, namun demikian studi tersebut masih belum cukup menyeluruh karena hanya mencakup beberapa rumah tangga di wilayah tertentu, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, atau bahkan desa. Sejalan dengan itu, penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur yang ada dengan sampel yang lebih komprehensif yaitu menggunakan data panel yang terdiri dari 2.374 desa yang tersebar di seluruh Indonesia dan dalam rentang waktu yang panjang yang berdasarkan data Potensi Desa (Podes) 2008, 2011, 2014 dan 2018 dan data pembangunan Biogas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) tahun 2011-2017. Data penduduk miskin pada studi ini menggunakan proksi jumlah penerima bantuan program jaminan kesehatan karena dapat mewakili jumlah orang miskin di suatu desa. Dengan menggunakan metode difference-in-differences (DID), studi ini menemukan bahwa secara rata-rata, setelah adanya program pembangunan instalasi biogas, jumlah penerima bantuan iuran program jaminan kesehatan di desa yang memiliki instalasi biogas mengalami penurunan sebesar 136 orang jika dibandingkan dengan desa yang tidak memiliki biogas.

The provision of reliable, adequate, and sustainable energy services remains a global challenge today. Without the availability of energy, especially for cooking and lighting, the expected quality of life will be difficult to achieve, especially for the poor who could not met the minimum standard of living. In order to fulfill this energy, renewable and environmentally friendly energy sources are needed, one of which is through the biogas installation. This study aims to find empirical evidence regarding the impact of biogas utilization on poverty, especially in rural areas, through changes in the number of poor people in an area. Various studies conducted in this area show the influence of biogas utilization on poverty, however, those studies are not comprehensive enough since it only covers a few households in certain areas, namely somes provinces, districts, sub-districts, or even villages. In line with that, this study contributes to the existing literature with a more comprehensive sample using panel data consisting of 2,374 villages spread accross Indonesia, and over a long period of time based on Village Potential (Potensi Desa/ Podes) data of year 2008, 2011, 2014 and 2018 and Biogas development data from the Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) of year 2011 up to year 2017. In this study, proxy of the recipients of health insurance program is used as the data of the poor, since it can be considered as the representative number of the poor in a village. Using the difference-in-differences (DID) method, this study found that in general, after the biogas installation program was established, the recipients of health insurance program contribution assistance in the villages with biogas installations decreased by 136 people, compared to villages which has no biogas. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Waskito
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan potensi kotoran ternak sapi perah di Kawasan Usaha Peternakan Sapi sebagai bahan baku biogas, menentukan teknologi konversi, menghitung kapasitas energi listrik dari Pembangkit listrik tenaga Biogas yang dapat dibangkitkan dan mengkaji nilai pengurangan Satuan jumlah emisi CO2 yang bisa diturunkan.
Berdasarkan potensi harian Kotoran ternak sapi di Kawasan Usaha Peternakan Sapi Perah yang dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas dilakukan analisis perhitungan teknis maupun ekonomis dari pembangkit listrik tenaga biogas yang akan diimplementasikan. Hasil tersebut akan diuji sensitivitas untuk tingkat pengembalian dan jangka waktu pengembalian modal investasi terhadap dampak kenaikan harga lahan, tarif listrik dan Biaya operasi dan pemeliharaan pembangkit biogas.

This research was conducted to determine the potential utilization of dairy cow manure in the Area of Business Cattle Farming as a raw material for biogas, determine conversion technology, to calculate the capacity of electrical energy from power plants Biogas can be generated and assess the value of the amount of CO2 emission reduction units which can be lowered.
Based on the daily potential of cattle dung in Dairy Cattle Farming Business Area which is used as raw material for biogas to analyze technical and economical calculation of biogas power plant that will be implemented. These results will be tested sensitivity to rate of return and payback period of investment to the impact of rising land prices, electricity tariff and cost of operation and maintenance of biogas plants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29708
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Luqyana Hapsari
"Anaerobic digestion (AD) seringkali mengalami ketidaksabilan proses akibat keberadaan inhibitor, diantaranya adalah ion natrium. Magnesium diketahui dapat mereduksi toksisitas natrium terhadap metanogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penambahan magnesium terhadap parameter kualitas efluen diantaranya Volatile Solids Reduction (VSD), Reduksi COD dan produksi biogas pada fase metanogenesis AD. Penelitian ini dilakukan selama 192 hari menggunakan reaktor AD skala pilot dengan kapasitas aktif 848 L dengan rata-rata suhu dan pH pada tahap operasional sebesar 27,59ºC ± 2,37; 7,84 ± 0,68 secara berurutan. Reaktor dioperasikan dengan Organic Loading Rate (OLR) 10 Kg VS/m3.hari. Parameter yang diuji pada penelitian AD skala pilot adalah pH, TS, VS, COD, dan Konsentrasi CH4 pada biogas. Penelitian dilakukan dalam dua fase yaitu fase kontrol dan fase uji. Penelitian pada fase kontrol menunjukkan rata-rata reduksi COD, VSD, pH, Methane yield dan TS hingga 80,93% ± 0,12; 87,59% ± 0,03; 8,09± 0,41; 339,79 ± 156,45; dan 3,69% ± 0,02 secara berurutan. Sedangkan penambahan magnesium pada fase uji menunjukan rata-rata reduksi COD, VSD, pH, Methane yield dan TS hingga 78,53% ± 0,2; 83,87% ± 0,04 ; 7,48 ± 0,79; 125.06 ± 107,18; dan 3,69% ± 0,02 secara berurutan. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan magnesium memiliki pengaruh yang signifikan terhadap VSD dan methane yield. Penambahan magnesium menyebabkan fluktuasi pada nilai VSD dan methane yield yang mengindikasikan ketidakstabilan sistem AD. Namun demikian, hasil penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap efisiensi reduksi COD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ghaffariy Al Fairadj
"Anaerobik digester pada umumnya mengolah limbah organik menggunakan kotoran ternak mentah untuk menjadi biostarter. Potensi untuk mengembangkan penggunaan agen biostrater hasil modifikasi berbentuk kering belum umum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi produksi biogas dari inokulum hasil liofilisasi berbahan dasar kotoran sapi dan kuda menggunakan reaktor anaerobik digester. Periode pengukuran untuk mengukur produksi biogas selama 14-21 hari ini dilakukan di laboratorium. Eksperimen ini menggunakan dua buah reaktor dengan inokulum kotoran mentah dan empat buah reaktor dengan inokulum hasil liofilisasi. Teknik liofilisasi terbukti efektif dalam mempertahankan kondisi kotoran mentah agar lebih tahan lama dan mengurangi bau tidak sedap karena secara fisik kadar air dari dalam bahan inokulum telah berkurang drastis dari 71-75% kadar air menurun hingga tersisa 14,12% dan 9,43% kadar air pada masing-masing inokulum hasil liofilisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran kotoran sapi dan kuda mentah sebagai reaktor blanko menghasilkan biogas dengan parameter CH4 yang lebih baik dibandingkan dengan reaktor yang menggunakan inokulum hasil liofilisasi. Pada keseluruhan periode pengukuran reaktor blanko (0) dan reaktor A menunjukkan hasil produksi biogas sebesar 3,894 mL/gVS dan 4,931 mL/gVS sedangkan untuk reaktor B dan C didapatkan gas metana sebesar 1,524 mL/grVS dan 0,279 mL/grVS. Kemudian untuk reaktor D dengan hasil liofilisasi mampu menghasilkan total produksi gas metan 13,169 mL/grVS dalam satu periode pengukuran akhir sedangkan reaktor E tidak sama sekali menghasilkan gas metana. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian selanjutnya untuk menentukan komposisi yang lebih cocok dalam pengaplikasian inokulum hasil liofilisasi dalam reaktor anaerobik digester supaya dapat menghasilkan biogas yang lebih optimal.

Anaerobic digesters generally process organic waste using raw livestock manure to become a biostarter. The potential to develop the use of modified biostrater agents in dry form is not yet common practice. This research aims to evaluate the potential for biogas production from lyophilized inoculum made from cow and horse manure using an anaerobic digester reactor. The measurement period for measuring biogas production is 14-21 days and is carried out in the laboratory. This experiment used two reactors with raw feces inoculum and four reactors with lyophilized inoculum. The lyophilization technique has proven to be effective in maintaining the condition of raw manure so that it lasts longer and reduces unpleasant odors because physically the water content of the inoculum material has been reduced drastically from 71-75% water content decreasing to remaining 14.12% and 9.43% levels. water in each inoculum resulting from lyophilization. The research results showed that a mixture of raw cow and horse manure as a blank reactor produced biogas with better CH4 parameters compared to reactors using lyophilized inoculum. During the entire measurement period, the blank reactor (0) and reactor A showed biogas production results of 3.894 mL/gVS and 4.931 mL/gVS, while for reactors B and C, methane gas was obtained at 1.524 mL/grVS and 0.279 mL/grVS. Then reactor D with lyophilization results was able to produce a total methane gas production of 13,169 mL/grVS in one final measurement period, while reactor E did not produce any methane gas at all. Therefore, further research is needed to determine a more suitable composition for applying the lyophilized inoculum in an anaerobic digester reactor so that it can produce more optimal biogas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ova Maratus Shafwah
"Proses produksi pada reaktor biogas dari limbah cair pabrik kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) sering menghadapi masalah karena keterbatasan laju hidrolisis. Keterbatasan ini terjadi akibat terbentuknya lumpur dan gumpalan yang mengurangi voulme efektif digester biogas serta mengurangi potensi biogas yang dihasilkan. Lumpur dan gumpalan yang dihasilkan berasal dari tingginya kandungan dan juga serat yang ada pada POME. Berbagai upaya telah dilakukan seperti pengambilan secara manual maupun pengadukan secara mekanik atau dengan turbulensi melalui pemompaan cairan dengan kuat. Namun, upaya tersebut memerlukan tambahan alat, SDM dan energi sehingga biaya proses produksi terus meningkat. Sebagai alternatif lain, maka pemanfaatan lipase dan xilanase menjadi alternatif yang menjanjikan untuk pretreatment yang dapat meminimalisir kandungan padatan hemiselulosa dan minyak atau lemak di dalam POME. Lipase dapat menghidrolisa lemak dan minyak menjadi asam lemak rantai pendek dan xilanase dapat menghidrolisa hemiselulosa menjadi monomernya, sehingga memudahkan produksi biogas. Pada penelitian ini telah terbukti bahwa pretreatment dengan xilanase dan lipase mampu menurunkan total suspended solid (TSS) sebesar 49,21 %; total solid (TS) sebesar 34, 52 % dan meningkatkan gula pereduksi sebesar 44,37 %, selain itu mampu menurunkan minyak dan lemak sebesar 88,82 pada konsentrasi 4 %. Serta menignkatkan produksi biogas sebanyak 52,17 % dan penghilangan chemical oxygen demand (COD) sebesar 49,7 %.

The production process at biogas reactors from Palm Oil Mill Effluent (POME) often faces problems due to limited hydrolysis rates. This limitation occurs due to the formation of mud and lumps which reduce the effective volume of the biogas digester and reduce the potential for biogas produced. The sludge and lumps produced come from the high content and fiber present in the POME. Various treatments have been made such as manual extraction or mechanical stirring or by turbulence through strong fluid pumping. However, these treatments require additional tools, human resources and energy so the production process costs continue to increase. As an alternative, the use of lipase and xylanase is a promising alternative for pretreatment that can minimize the content of hemicellulose and oil or fat in POME. Lipase can hydrolyze fat and oil into short-chain fatty acids and xylanase can hydrolyze hemicellulose into its monomer, thus facilitating biogas production. In this study it was proven that pretreatment with xylanase and lipase was able to reduce total suspended solid (TSS) by 49.21%; total solid (TS) of 34, 52% and increasing reducing sugar by 44.37%, besides that it can reduce oil and fat by 88.82 % at a concentration of 4%. As well as increasing biogas production by 52.17% and removal chemical oxygen demand (COD) by 49.7%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nabilla Al Shifa Riza
"Flora mikroorganisme merupakan salah satu aspek penting dalam optimalisasi proses berlangsungnya anaerobic digestion. Biostarter merupakan bahan penyedia flora mikroorganisme pendegradasi yang berperan dalam proses penguraian limbah organik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh jenis inokulum dengan penggunaan biostarter berupa kotoran sapi, rumen sapi, EM4, OrgaDec, PROMI terhadap kinerja proses dan hasil penyisihan Total Solids (TS), Volatile Solids (VS), Chemical Oxygen Demand (COD), dan produksi volume biogas. Penelitian dilakukan dengan metode Biochemical Methane Potential (BMP) yang dilakukan selama 48 hari menggunakan substrat berupa sampah organik dari UPS Universitas Indonesia dan inokulum dengan enam variasi sampel yaitu kotoran sapi, rumen sapi, EM4 dan molase, EM4 dan zat pengaya, OrgaDec dan zat pengaya, serta PROMI dan zat pengaya. Dimana inokulum sebelumnya melalui proses aklimatisasi dengan laju beban organik sebesar 10 kg-VS/m3-hari dan diikuti dengan proses degasifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 gram substrat berupa sampah makanan dari UPS Universitas Indonesia dapat dikonversi menjadi biogas dengan volume 4,37 mL/48 hari (menggunakan EM4 dan Molase); 6,91 mL/48 hari (menggunakan rumen sapi); 7,24 mL/16 hari (menggunakan PROMI dan Zat Pengaya); 14,39 mL/16 hari (menggunakan OrgaDec dan Zat Pengaya); 22.37 mL/48 hari (menggunakan EM4 dan Zat Pengaya); serta 261.25 mL/48 hari (menggunakan Kotoran Sapi). Hasil uji analisis statistik menggunakan One Way ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan penggunaan inokulum mepengaruhi nilai persentase TS Reduction dan VS Reduction (p < 0,05), dimana inokulum berupa campuran biostarter PROMI dan zat pengaya memiliki nilai persentase reduksi TS dan VS terbesar. Di samping itu, hasil uji statistik dengan menggunakan Independent T-Test menunjukkan bahwa biostarter komersial dalam inokulum dapat meningkatkan persentase TS Reduction (p < 0,05) dengan menggunakan anaerobic digestion metode BMP.

Microbial flora is one of significant aspects in optimization of the anaerobic digestion process. Biostarter is material that provides microbial flora which has role in organic waste degradation. The aim of this study was to find out and analyze the effect of inoculum type with the use of biostarter such as cow manure, cow rumen, EM4, OrgaDec, PROMI on process performance and removal of Total Solids (TS), Volatile Solids (VS), Chemical Oxygen Demand (COD), and production of biogas volume. This study conducted with Biochemical Methane Potential (BMP) method for 48 days using organic waste from Unit Pengolahan Sampah Universitas Indonesia as substrate and inoculum with six sample variations—such as cow manure; cow rumen; EM4 and molasses; EM4 and enrichment ingredients; OrgaDec and enrichment ingredients; PROMI and enrichment ingredients, which those inoculums were previously acclimated (with organic loading rate in the amount of 10 kg-VS/m3-day) and were followed with degassing process. The results of this study showed that 5 grams of substrate, namely food waste from Unit Pengolahan Sampah Universitas Indonesia can be converted into biogas with a volume of 4,37 mL/48 days (using EM4 and molasses); 6,91 mL/48 days (using cow rumen); 7,24 mL/16 days (using PROMI and enrichment ingredients); 14,39 mL/16 days (using OrgaDec and enrichment ingredients); 22,37 mL/48 days (using EM4 and enrichment ingredients); and 261,25 mL/48 days (using cow manure). The results of statistical analysis using One Way ANOVA showed that the difference in the use of inoculums influenced the value of the percentage of TS Reduction and VS Reduction (p < 0,05), where the inoculum in the form of a mixture of PROMI biostarter and enrichment ingredients had the highest TS and VS reduction percentage values. In addition, the results of statistical test using the Independent T-Test showed that commercial biostarter in the inoculum can increase the percentage of TS Reduction (p < 0.05) by anaerobic digestion with BMP method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Wahyu Prasetyo
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pemanfaatan gas biometan sebagai bahan bakar Bis Transjakarta berdasarkan potensi sampah organik Pasar Induk Kramat Jati dan dari aspek lingkungan dan aspek ekonomi. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, dengan potensi sampah organik di Pasar Induk Kramat Jati sebesar 40.763 ton/tahun, dapat dihasilkan potensi biogas sebesar 5.656.040 m3/tahun, dan potensi gas biometan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar Bis Transjakarta sebesar 2.381.680 m3/tahun, dengan potensi pengurangan emisi karbon sebesar 2.927,89 tCO2/tahun. Sedangkan berdasakan analisis kelayakan keuangan diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 6.313.952.701,-, Payback period sebesar 7,49 tahun, dan nilai IRR sebesar 13,02%, maka dapat dikatakan pemanfaatan gas biometan sebagai bahan bakar Bis Transjakarta layak untuk dilaksanakan.

This research aimed to analyze the use of biomethane gas as transjakarta bus fuel based on the organic waste potential at Pasar Induk Kramat Jati, its environment and the economy aspects. The findings demonstrate that, from 40,763 tons/year organic waste at Pasar Induk Kramat Jati, one can generate 5,656,040 m3/year biogas potential, and 2,381,680 m3/year biomethane gas that can be used as transjakarta bus fuel, with carbon emission reduction of 2.927,89 tCO2 per year. While from financial feasibility analysis, it results NPV as much as Rp. 6.313.952.701,-,with 7,49 year payback period and 13,02% IRR. It can be concluded that the use of biomethane gas as transjakarta bus fuel is highly feasible to implemented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27879
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mundzir Kamiluddin
"Pertumbuhan kebutuhan energi nasional rata-rata 7% per tahun. Berdasarkan rasio R/P (Reserve/Production) tahun 2014, maka minyak bumi akan habis dalam 12 tahun, gas bumi 37 tahun, dan batubara 70 tahun. Di sisi lain populasi sapi potong di Indonesia sangat besar, kotoran yang dihasilkannya menghasilkan gas metana yang jika tidak dimanfaatkan akan menjadi salah satu sumber gas rumah kaca karena gas metana 25 kali lebih kuat mengikat panas daripada gas karbon dioksida, namun jika diolah dapat dimanfaatkan menjadi biogas yang dapat digunakan untuk keperluan memasak.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial pembuatan digester biogas skala rumahan, menganalisis hubungan karakteristik sosial peternak terhadap kesediannya mengolah kotoran sapi menjadi biogas, menganalisis hubungan kesehatan masyarakat dengan jarak kandang, dan membuat skenario untuk meningkatkan pemanfaatan biogas.
Metode yang digunakan analisis finansial menggunakan perhitungan NPV, IRR dan B/C ratio, analisis hubungan karakteristik sosial dan kesehatan masyarakat menggunakan uji chi square untuk melihat p value dan OR yang dihasilkan, dan menggunakan scenario planning untuk membuat skenario pemanfaatan biogas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembangunan digester biogas rumahan layak berdasarkan perhitungan NPV sebesar Rp 1.759.186, IRR sebesar 23,5%, dan B/C ratio sebesar 1,31. Karakteritik sosial masyarakat yang berhubungan dengan kesediaan mengolah kotoran sapi menjadi biogas adalah jumlah sapi yang dipelihara (p value: 0,005 dan OR: 2,962). Ada hubungan jarak kandang dengan sumur peternak terhadap kejadian penyakit (p value: 0,002 dan OR: 3,289). Skenario yang tersusun menggambarkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat diselesaikan dengan berbagai strategi yang dibuat.

National energy demand growth averages 7% per year. Based on the 2014 R/P (Reserve/Production) ratio, the petroleum will run out in 12 years, 37 years of natural gas, and 70 years of coal. On the other hand, beef cattle population in Indonesia is very large, the waste of beef cattle produces methane gas which is one of the sources of greenhouse gases because methane gas is 25 times more powerful in binding heat than carbon dioxide gas, but if processed it can be used as biogas which can be used to cooking needs.
This study aims to analyze the financial feasibility of making a home-scale biogas digester, analyzing the relationship of farmers' social characteristics to their willingness to process beef cattle manure into biogas, analyzing public health relations with enclosure distance, and creating scenarios to improve biogas utilization.
The method used in financial analysis uses the calculation of NPV, IRR and B/C ratio, analysis of the relationship between social characteristics and public health using the chi square test to see the resulting p value and OR, and using scenario planning to create a scenario for using biogas.
The results of this study indicate that the construction of a home scale biogas digester is feasible based on NPV calculations of Rp 1,759,186, IRR of 23.5%, and B/C ratio of 1.31. The social characteristics of the community associated with the willingness to process cow manure into biogas are the number of cows that are raised (p value: 0.005 and OR: 2.962). There is a relationship between the distance of the cage and the farmer's well to the incidence of the disease (p value: 0.002 and OR: 3.289). Arranged scenarios describe the possibilities that can be solved by various strategies made.
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T52316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>