Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oen, Liang Hie
"

Motivasi saya untuk menekuni cabang ilmu ini ialah : sebagai seorang yang sesuai ketentuan, tergolong manusia lanjut usia (di atas 55 tahun) dan juga oleh karena telah mulai merasakan gerogotan gigi "Sang Waktu" dan telah merasakan kemunduran-kemunduran fungsional seperti, pergerakan menjadi kurang cepat, daya ingat dan kekuatan otot berkurang dan penurunan daya pendengaran (ini belum semua!). Dan saya yakin bahwa diantara para hadirin yang terhormat, banyak juga yang mengalami perubahan yang serupa.

Ilmu Biokimia yang saya geluti mulai dari tahun 1952 memang sangat membantu dalam memahami reaksi-reaksi kimianya yang bertalian dengan proses menua.


Gerontologi ialah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada proses menua dan mencari tahu mengapa perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi. Sebagai kelanjutan dari penemuan-penemuan tersebut, maka cabang ilmu ini diharapkan dapat mempengaruhi proses-proses tadi sehingga dapat memperlambat laju proses menua.

Berdasarkan pengertian bahwa proses menua itu universal, yaitu berlaku untuk semua mahkluk, termasuk manusia, maka dilakukan penelitian-penelitian pada binatang-binatang percobaan yang memiliki usia tidak panjang. Hasil penelitian yang diperoleh dari binatang percobaan akan sangat membantu untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada manusia. Dalam hal ini binatang-binatang seperti lalat (Drosophila melanogaster) dan tikus merupakan jenis-jenis binatang yang sering dipergunakan di dalam laboratorium oleh karena usianya yang relatip pendek, mudah didapat dan telah banyak diketahui tentang susunan DNA-nya. Akan saya usahakan agar pembahasan ini tidak menjadi terlalu kimiawi, agar dapat diikuti oleh mereka yang tidak pernah mendapat ilmu kimia atau mereka yang sudah lupa akan ilmu kimia.

Dari semua misteri dalam biologi, proses menua merupakan rahasia yang paling sulit dipecahkan. Penelitian proses menua dipersulit oleh proses-proses patologik yang memang sering menyertai usia lanjut, seperti osteoporosis, demensia, aterosklerosis, katarak dan sebagainya. Penyakit-penyakit ini dahulu dianggap tidak dapat dipisahkan (inherent) dari proses menua. Kini tidak dianggap demikian lagi, oleh karena makin banyak ditemukan manusia yang meninggal dunia tanpa disertai penyakit-penyakit tersebut. Dengan kata lain manusia dapat hidup sampai usia lanjut dan mati oleh karena lanjut usianya sendiri.

Kalau sebelumnya berbagai usaha dilakukan untuk menghindari kematian, maka kini kematian lebih mudah diterima oleh karena telah disadari bahwa kematian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hukum universal, yaitu siklus lahir - tumbuh - dewasa - tua - mati.

"
Jakarta: UI-Press, 1993
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Karisma Prameswari
"ABSTRAK
Latar Belakang Papiloma inverted (PI) merupakan papiloma yang berasal dari
traktus sinonasal yang dilapisi oleh epitel Schneiderian, yang secara ektodermal
berasal dari mukosa respiratorius. Tumor jinak ini memiliki karakter yang bersifat
agresif secara lokal, memiliki angka rekurensi tinggi dan kemampuan untuk
bertransformasi ke arah keganasan. Karakteristik biomolekuler dari tumor PI
belum banyak diteliti. Perkembangan PI diduga berasal dari ketidakseimbangan
antara peningkatan proliferasi sel epitel yang berlebihan dan peningkatan
apoptosis yang tidak bermakna. Tujuan Mengetahui gambaran karakteristik
biomolekuler tumor PI berdasarkan ekspresi HSP 70, HSF-1, NF-kappa-B dan
Bcl-2. Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi potong lintang
untuk mencari gambaran ekspresi HSP 70, HSF-1, NF-kappa-B dan Bcl-2 pada
epitel dan stroma jaringan tumor PI melalui pemeriksaan imunohistokimia. Hasil
Terdapat korelasi yang bermakna antara HSF-1 epitel dan Bcl-2 epitel dengan p =
0,022 (p<0,05) dan r = 0,709. Hasil korelasi yang bermakna juga didapatkan
antara HSF-1 stroma dan HSP 70 stroma dengan p = 0,024 (p<0,05) dan r =
0,699. Terdapat hubungan yang bermakna antara nilai ekspresi NF-kappa-B pada
epitel dan stroma dengan adanya transformasi keganasan (p<0,05). Kesimpulan
Terdapat peran dari HSP 70, HSF-1 dan Bcl-2 dalam perkembangan tumor PI
secara umum. Proses transformasi keganasan berkaitan erat dengan ekspresi NFkappa-
B. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan titik potong nilai
ekspresi NF-kappa-B sebagai prediktor transformasi keganasan pada tumor PI.

ABSTRACT
Background Inverted papilloma (IP) is a papiloma that is lined by the
Schneiderian epithelials, derived ectodermally from the respiratory mucosa. This
benign neoplasm has a characteristic of local aggresiveness, high recurrence rate
and possibility of malignant transformation. Biomolecular characteristics have
not been studied extensively. Development of IP is thought to arise due to the
imbalance between excessive cell proliferation and insignificant apoptosis.
Objective To describe the expressions of HSP 70, HSF-1, NF-kappa-B and Bcl-2
in IP. Methods This research is a cross-sectional study to describe the
expressions of HSP 70, HSF-1, NF-kappa-B and Bcl-2 in epithelial and stromal
IP using immunohistochemistry. Results There is a strong positive correlation
between epithelial HSF-1 with epithelial Bcl-2 with p=0,022 (p<0,05) and
r=0,709. There is also a strong positive correlation between stromal HSF-1 and
stromal HSP 70 with p=0,024 (p<0,05) and r=0,699. There is a relationship
between epithelial and stromal NF-kappa-B expression with signs of malignancy
transformation (p<0,05). Conclusion There is a role of HSP 70, HSF-1 and Bcl-
2 in the development of IP. There is a close relationship between malignant
transformation and the expression of NF-kappa-B. Further research is needed to
determine the cut-off point for NF-kappa-B expression to predict malignant
transformation in IP.;;"
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aisyah Az-Zahra
"Penelitian ini menjelajahi potensi integrasi arsitektur dengan teknologi modifikasi genetika untuk menciptakan Homo Deus, sebuah spesies manusia yang ditingkatkan secara genetis, melalui pendekatan arsitektur berbasis proses dengan metode "kits and parts". Arsitektur Homo Deus menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip biomolekuler dapat diterapkan dalam perancangan ruang spasial untuk mencapai sistem operasi arsitektur yang efektif. Studi ini menyoroti pentingnya substansi dan siklus dalam membentuk arsitektur yang fungsional dan responsif terhadap perubahan genetik. Penelitian ini mencakup pemahaman mendalam tentang berbagai proses yang terjadi pada sel, struktur genetik, dan material yang membentuk tubuh manusia. Pada akhir penelitian, ditemukan bahwa dengan memanfaatkan teknologi adaptif pada zamannya, seperti CRISPR dalam studi ini, arsitektur masa depan dapat menciptakan ruang yang adaptif dan responsif terhadap perkembangan dan perubahan evolusi.

This study explores the potential integration of architecture with genetic modification technology to create Homo Deus, a genetically enhanced human species, through a process-based architectural approach using "kits and parts" methodology. Homo Deus architecture demonstrates how principles of biomolecules can be applied in spatial design to achieve an effective architectural operating system. The study highlights the importance of substance and cycles in shaping functional architecture that is responsive to genetic changes. It encompasses a deep understanding of various processes occurring within cells, genetic structures, and materials shaping the human body. Ultimately, the research finds that leveraging adaptive technologies of its time, such as CRISPR in this study, future architecture can create spaces that are adaptive and responsive to the development and evolutionary changes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library