Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Lutfiani
Abstrak :
Vaksin merupakan salah satu produk bioteknologi yang terbuat dari sel virus. Vaksin diproduksi pada skala besar dengan mengkultur sel virus di dalam reaktor berpengaduk. Namun, sifat sel yang sensitif membuat sel mudah rusak saat terjadi pengadukan sehingga digunakan reaktor airlift yang menggunakan udara sebagai agitator dan aerator. Proses kultur sel virus dalam reaktor airlift ini dilakukan dengan simulasi menggunakan perangkat lunak berbasis komputasi dinamika fluida. Simulasi dilakukan dengan memodelkan neraca momentum, neraca massa dan kinetika reaksi dari kultur sel. Variasi kecepatan gas inlet dilakukan mulai dari 0,015 m/s, 0,03 m/s dan 0,045 m/s. Hasil simulasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi antar ketiga model tersebut, yakni kecepatan gas inlet akan mempengaruhi gas hold up di dalam reaktor yang mempengaruhi laju perpindahan massa gas-liquid dan profil konsentrasi sel virus di dalam reaktor. Semakin tinggi kecepatan gas inlet akan menyebabkan semakin besar nilai gas hold up dan semakin cepat penyebaran konsentrasi oksigen, konsentrasi sel dan konsentrasi substrat di dalam reaktor. ......Vaksin merupakan salah satu produk bioteknologi yang terbuat dari sel virus. Vaksin diproduksi pada skala besar dengan mengkultur sel virus di dalam reaktor berpengaduk. Namun, sifat sel yang sensitif membuat sel mudah rusak saat terjadi pengadukan sehingga digunakan reaktor airlift yang menggunakan udara sebagai agitator dan aerator. Proses kultur sel virus dalam reaktor airlift ini dilakukan dengan simulasi menggunakan perangkat lunak berbasis komputasi dinamika fluida. Simulasi dilakukan dengan memodelkan neraca momentum, neraca massa dan kinetika reaksi dari kultur sel. Variasi kecepatan gas inlet dilakukan mulai dari 0,015 m/s, 0,03 m/s dan 0,045 m/s. Hasil simulasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi antar ketiga model tersebut, yakni kecepatan gas inlet akan mempengaruhi gas hold up di dalam reaktor yang mempengaruhi laju perpindahan massa gas-liquid dan profil konsentrasi sel virus di dalam reaktor. Semakin tinggi kecepatan gas inlet akan menyebabkan semakin besar nilai gas hold up dan semakin cepat penyebaran konsentrasi oksigen, konsentrasi sel dan konsentrasi substrat di dalam reaktor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzan
Abstrak :
ABSTRAK
Pengelolaan lindi merupakan salah satu masalah utama yang terjadi dalam pengoperasionalan TPA. Kualitas Lindi yang buruk dapat mencemari tanah maupun badan air disekitar lokasi TPA. Salah satu cara penanganan lindi yang diteliti dalam penelitian ini adalah dengan mengalirkan air lindi kedalam bioreaktor yang didalamnya terdapat sampah berusia 3 tahun yang sebelumnya telah dilakukan resirkulasi lindi untuk meningkatkan kemampuan dekomosisi sampah. Metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah dengan membandingkan kemampuan removal konsentrasi lindi dan perubahan yang terjadi pada sampah dalam bioreaktor. Kemampuan removal didapat dari menghitung pengurangan konsentrasi yang terjadi sebelum dan setelah lindi melewati bioreaktor. Parameter yang menjadi penilaian kemampuan peningkatan kualitas lindi adalah BOD, COD, TSS, Nitrit, dan Nitrat, serta pH. Serta ada peninjauan dari perubahan karakteristik ultimate analisis sampah dan nilai kalor yang ada pada sampah. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya peningkatan kualitas air lindi hingga mencapai diatas 90 pada parameter COD, BOD, TSS, dan Nitrit. Sedangkan untuk parameter Nitrat terdapat peningkatan konsentrasi akibat terjadinya reaksi denitrifikasi. Parameter pH menampakkan terjadinya netralisasi l. Nilai kalor sampah yang didapat dari perhitungan menggunakan data ultimate analisis menampilkan term penurunan sehingga sampah sebaiknya tidak digunakan sebagai renewable energy dalam pemanfaatan kalor karena ketidakoptimalan hasil yang akan diperoleh.
ABSTRACT
Leachate management is an issue in landfill management. The bad quality of leachate can contaminate soil and bodies of water. One of ways to handle leachate that studied in this thesis is by drain the leachate into the bioreactor contain of decomposted garbage to improve leachate quality. The method that used is by comparing the ability of removal leachate concentrations and the changes of garbage in the bioreactor. Removal capability is derived by calculate the reduction in concentrations that occur before and after leachate passed through the bioreactor. The parameters that assessed to improve the leachate quality is BOD, COD, TSS, Nitrite, Nitrate, and pH. There is also a review of garbage ultimate analysis characteristics and HHV contained changes. The results is bioreactor can improve the leachate quality higher than 90 in COD, BOD, TSS, and Nitrite. On the other side, the concentration nitrates parameter is increased due to denitrification reaction. Parameters of pH show neutralization process. The HHV of the garbage that derived from the calculation of ultimate analysis data show a decline term, so that the garbage should not be used as a renewable energy in the utilization of heat because the result is not optimum.
2017
S66814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rofa Falachudin
Abstrak :
Setiap kegiatan industri migas setiap harinya menyumbangkan polutan organik berbahaya. Salah satu kandungan polutan organik yang berbahaya tersebut adalah fenol. Pada penelitian ini dilakukan disain dan pembuatan prototipe skala pilot dari fotobioreaktor untuk mengeliminasi fenol dengan dilakukan perbandingan uji kinerja dari fotoreaktor, bioreaktor dan fotobioreaktor. Katalis yang digunakan untuk fotoreaktor adalah TiO2 P25 dan bakteri yang digunakan untuk bioreaktor adalah bakteri konsorsium lambung sapi. Dari penelitian ini didapatkan persen degradasi fenol untuk uji kinerja pada proses fotoreaktor, bioreaktor dan fotobioreaktor masing-masing sebesar 77.03 %, 69.44 % dan 90.88 %. ......Every oil and gas industry activity contributes hazardous organic pollutant every day. One of hazardous organic pollutant component is phenol. In this research prototype of photobioreactor was designed and made in pilot scale to elimination phenol with doing performance test comparison of photoreactor, bioreactor, and photobioreactor. TiO2 was used as catalyst in photoreactor while bacterial consortium of cow’s stomach was used in bioreactor. From this research, Percent of phenol degradation for performance test in photoreactor, bioreactor, and photobioreactor respectively were 77.03 %, 69.44 % dan 90.88 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufalya Nur Azizah
Abstrak :
Pada dasarnya ide konsep fasad bioreaktor mikroalga ini muncul karena isu pemanasan global yang mengacu pada peningkatan emisi gas rumah kaca. Diketahui sektor pembangunan mengkonsumsi hingga 40% dari total konsumsi energi dan berkontribusi hingga 30% dari emisi gas rumah kaca tahunan secara global, dan diperkirakan akan berlipat ganda selama 20 tahun kedepan. Mikroalga sebagai mikroorganisme penghasil biomassa, yang berpotensi untuk menghasilkan energi terbarukan dan kemampuannya dalam menyerap karbon dioksida (CO₂), diintegrasikan ke dalam bentuk fasad bangunan untuk menjadikan bangunan berkinerja tinggi yang tanggap iklim. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja dari fasad bioreaktor mikroalga dan bagaimana dampak yang dipengaruhinya, baik dalam bangunannya sendiri dan kelestarian lingkungan. Tujuan dari penulisan ini dicapai melalui analisa studi kasus The BIQ House di Jerman, sebagai bangunan pertama di dunia yang menerapkan sistem fasad bioreaktor mikroalga. Secara umum, konsep dari bangunan The BIQ House ini didasarkan pada gagasan pemanfaatan proses biokimia fotosintesis dari mikroalga dalam bioreaktor untuk merancang bangunan hemat energi. Berdasarkan dari data penelitian yang ada, setelah hampir satu tahun bangunan ini beroperasi, sistem pada fasad ini telah mencapai efisiensi konversi dengan total 58%, dengan 10% untuk biogas dan 48% untuk pemanas. Dengan besar energi yang dihasilkan adalah sekitar 4.500 kWh listrik per tahun dan 6000 kWh energi panas per tahun, bangunan The BIQ House mampu mengoperasikan bangunannya dengan energi tersebut. Sistem fasad ini juga mampu mereduksi emisi karbon dioksida (CO₂) 6 ton per tahunnya. Dengan demikian fasad bioreaktor mikroalga ini tidak hanya memiliki peran penting bagi sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk operasional bangunannya, namun berperan penting juga sebagai skema percontohan untuk bangunan rendah karbon sebagai kontribusi terhadap kelestarian lingkungan. ......Basically the idea of ​​the microalgae bioreactor facade concept arose because of the issue of global warming which refers to an increase in greenhouse gas emissions. It is known that the development sector consumes up to 40% of total energy consumption and contributes up to 30% of annual greenhouse gas emissions globally, and is expected to double over the next 20 years. Microalgae as biomass-producing microorganisms, which have the potential to produce renewable energy and their ability to absorb carbon dioxide (CO₂), are integrated into the form of building facades to make high-performance buildings that are climate responsive. This writing aims to find out how the performance of the microalgae bioreactor facade and how the impact it affects, both in the building itself and environmental sustainability. The purpose of this paper is achieved through the analysis of a case study of The BIQ House in Germany, as the first building in the world to implement a microalgae bioreactor facade system. In general, the concept of The BIQ House is based on the idea of ​​utilizing the biochemical process of photosynthesis from microalgae in bioreactors to design energy-efficient buildings. Based on the existing research data, after almost a year of operation of this building, the system on this facade has achieved a total conversion efficiency of 58%, with 10% for biogas and 48% for heating. With the amount of energy produced is around 4,500 kWh of electricity per year and 6000 kWh of heat energy per year, The BIQ House building is able to operate its building with this energy. This facade system is also able to reduce carbon dioxide (CO) emissions by 6 tons per year. Thus the facade of this microalgae bioreactor not only has an important role for renewable energy sources that can be utilized for building operations, but also plays an important role as a pilot scheme for low-carbon buildings as a contribution to environmental sustainability.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Amalia F Alatas
Abstrak :
ABSTRAK
Pasar tradisional sebagai lokasi penghasil timbulan limbah padat kedua terbesar menghasilkan air lindi melalui proses dekomposisi limbah padat. Penelitian ini menggunakan unit bioreaktor secara aerob dengan proses aerasi dalam mengolah air lindi sampah Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi karakteristik awal dan mengetahui waktu kontak serta persentase efisiensi penurunan konsentrasi COD dan amonia (NH3) yang optimum dengan pemberian bioaktivator, yaitu antara bioaktivator Effective Microorganisms 4 (EM4) dan Bioprisma. Bioaktivator merupakan stimulan bakteri in situ air limbah dalam proses pengolahan biologis yang mengandung konsorsium mikroorganisme sehingga pencemaran dapat cepat terurai. Kinerja bioreaktor diketahui melalui eksperimental secara batch dengan waktu kontak 7, 14, 21, 28, dan 35 hari. Variasi pemberian bioaktivator tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan berdasarkan uji statistik Independent t-Test (95%). Hasil penelitian memperoleh konsentrasi COD sebesar 15025 mg/L dan amonia sebesar 161,52 mg/L yang melebihi baku mutu PermenLH No. 5 Tahun 2014 sehingga perlu diolah. Waktu kontak optimum pada kedua bioaktivator selama 28 hari dengan melakukan tahapan pengenceran (dilution) 10 kali sebelum pengolahan dan menghasilkan konsentrasi akhir COD sebesar 516,25 mg/L (65,63%) dan amonia sebesar 5,35 mg/L (66,58%) pada pemberian bioaktivator EM4 serta konsentrasi akhir COD sebesar 298 mg/L (80,16%) dan amonia sebesar 4,82 mg/L (69,89%) pada pemberian bioaktivator Bioprisma.
ABSTRACT
Traditional market as the biggest second producer location of solid waste which generates leachate through decomposition of solid waste processes. This research uses aerobic bioreactors unit with aeration process on leachate treatment from solid waste of Traditional Market at Kramat Jati, East Jakarta. It aims to identify initial characteristic and know both the detention time and presentation of reduction efficiency of COD concentration and ammonia (NH3) which optimum by giving bio-activator which is among Effective Microorganisms 4 (EM4) and Bioprisma. Bio-activator is stimulant of in situ bacterial of waste water in biological treatment process which contain microorganism?s consortium so the pollution can quickly unravel. Bioreactor performance is known through experimental in batch system with the detention time of 7, 14, 21, 28, and 35 days. Variation of given bio-activator does not produce significant differences based on statistical tests Independent t-Test (95%). The research results shows COD?s concentrations is amount 15025 mg/L and ammonia is amount 161.25 mg / L which exceed the adequate quality of PermenLH No. 5 Tahun 2014 so it need to manage furthermore. The optimum detention time on both bio-activator for 28 days by doing dilution process 10 times before processing and produce COD final concentration is amount 516.25 mg/L (65.63%) and ammonia is amount 5.35 mg/L in given bio-activator EM4 then COD final concentration is amount 298 mg/L (80.16%) and ammonia is amount 4.82 mg/L (69.89%) in given Bioprisma?s bio-activator.;
2016
S65580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignasius Dwi Sagita Christy
Abstrak :
ABSTRAK
Bioreaktor menawarkan sebuah ekosistem biomimetik yang dapat digunakan untuk mengembangbiakkan sel dalam suatulingkunganyang terkendali secara fisis. Umumnya, faktor fisis yang dikendalikan adalah suhu, pH, aliran fluida,aliran nutrisi,dan lain-lain. Dalam studi ini,kami merancang bioreaktor untuk mengembangbiakkan sel punca neurodegeneratif. Bioreaktor ini dapat mengatasi beberapa limitasi dari teknologi kultur yang umum, seperti petri dish, dengan memberikan daerah pengamatan yang spesifik dan perlakuan yang seragam.Lebih lanjut, bioreaktor yang merupakan lingkungan kecil terkontrol, dapat mengamati jumlah sel sesedikit mungkin. Sebuah aliran perfusi dari media cair digunakan untuk meniru lingkungan fisiologis dalam tubuh manusia. Bioreaktor yang dikembangkan juga dilengkapi dengan stimulasi elektrik yang secara spesifik dibutuhkan olehsel punca neurodegeneratif. Pada akhirnya, kami menemukan korelasi antara tegangan geser dengan parameter geometri dari bioreaktor. Sistem ini kemudian akan digunakan untuk mengamati interkasi antara stimulasi dengan pertumbuhan sel.
ABSTRACT
Bioreactor provides a biomimetic ecosystem that is able to culture cells in a physically controlled system. In general, the controlled parameters are temperature, pH, fluid flow, nutrition flow, etc. In this study, we develop a bioreactor that specifically targeted to culture neural stem cells. This bioreactor could overcome some limitations of common culture technology, such as petri dish approach, by providing specific range of observation area and a uniform treatment. Moreover, the bioreactor, which is in a small controlled environment, is able to observe as small number of cells as possible. A perfusion flow is applied to mimic the physiological environment in human body. Additionally, this bioreactor also provides an electrical stimulation which is needed by neural stem cells. In conclusion, we found the correlation between the induced shear stress with geometric parameters. Ultimately, this system shall be used to observe the interaction between stimulation and cell growth.
2016
S66558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Putri Zata Dini
Abstrak :
Timbulan sampah meningkat sejalan dengan perkembangan aktivitas manusia. Hal ini memberikan masalah terhadap kemampuan lahan untuk menampung sampah. Timbulan sampah juga menghasilkan lindi yang mengandung senyawa organik berbahaya, seperti ammonia, nitrat, nitrit. Penelitian dilakukan dengan memodifikasi lysimeter dan menerapkan sistem pengisian sampah berkala selama tiga minggu, sehingga terdapat tiga lapisan sampah beda umur dalam lysimeter. Resirkulasi lindi diberikan ke dalam reaktor untuk mengetahui efeknya terhadap dekomposisi sampah dan kandungan ammonia, nitrat, nitrit. Akhirnya diketahui kesetimbangan nitrogen yang terjadi di dalam reaktor. Hasil pengamatan selama 150 hari membuktikan bahwa sistem pengisian sampah berlapis dan resirkulasi lindi ke dalam lysimeter akan mempercepat waktu dekomposisi sampah dan menurunkan kandungan ammonia, nitrat, nitrit dalam waktu yang relatif lebih cepat. Metode pengisian sampah 3 lapis membuktikan bahwa lapisan sampah teratas memiliki kandungan nitrogen yang terbesar. Dibuktikan pula bahwa hanya 17% nitogen terlarut dalam lindi, 21% berubah dalam fraksi gas atau cair (uncounted) dan tersisa 60,1% nitrogen yang ada di dalam sampah sebagai residu. ...... Refuse generation will increase in line with development of human activities. This fact make a problem to land area that is no longer able to accommodate. Refuse generation will produce leachate that contains dangerous organic matter such as ammonia, nitrate, nitrite. This study done with modification reactor and implemented continued waste filling method. This research also implement leachate recirculation through the lysimeter. Leachate recirculation aims to know the effect towards refuse decomposition and concentration of ammonia, nitrate, nitrite in lysimeter. This observation results nitrogen balance in reactor. The result of 150 days observation proved that leachate recirculation make refuse decomposition becomes faster and decrease concentration of ammonia, nitrate, nitrite in short period. With continued filling method proved that 3rd refuse layer has more nitrogen compounds than the other layers. This study also prove that only 17% of nitrogen leaves the system via leachate, 21% transferred either into liquid or gas phase (uncounted), and only 60,1% nitrogen stays in refuse as residual nitrogen.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafsah Almuthmainah
Abstrak :
Permasalahan sampah perkotaan meliputi keterbatasan lahan landfill dan pencemaran yang diakibatkan oleh air lindi dari landfill. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan sampah sebagai kompos serta sebagai media pengolah air lindi menggunakan pemodelan bioreaktor lysimeter. Air lindi yang berasal dari landfill diolah menggunakan bioreaktor lysimeter berisi sampah organik berusia 2 tahun dengan sistem pengisian sampah berlapis. Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio C/N sampah sebesar 13.55:1 dibawah baku mutu kompos organik. Pengolahan air lindi menggunakan bioreaktor lysimeter memberikan pengaruh positif terhadap kualitas efluen air lindi. Parameter pH air lindi setelah melalui bioreaktor berkisar antara 7.67-8. Rata-rata persentase penurunan TSS air lindi mencapai 92.73%. Rata-rata persentase penurunan BOD dan COD air lindi berturut-turut sebesar 92.65% dan 92.61%. Rata-rata persentase peningkatan nitrat air lindi setelah melalui bioreaktor ialah sebesar 43.97%. Kadar nitrit mengalami penurunan dengan rata-rata persentase penurunan sebesar 96.42%. Kadar nitrat dan nitrit pada efluen air lindi yang tinggi menunjukan bahwa air lindi membutuhkan pengolahan lanjutan berupa proses denitrifikasi. ......Problems of urban waste include limited land for landfilling and pollution caused by leachate from landfills. This research was conducted in order to determine the potential use of waste as compost and as a treatment media for leachate using bioreactor lysimeter modeling. Leachate from the landfill is processed using bioreactor lysimeter containing 2 years old organic waste with layered systems. The results showed that the ratio of C/N of the waste is 13.55:1, under the standard of quality of organic compost. Leachate treatment using a bioreactor lysimeter gives a positive effect on the quality of leachate effluent. The pH of leachate after the treatment ranged between 7.67-8. The average percentage decrease in TSS of leachate reached 92.73%. The average percentages reduction in BOD and COD of leachate, respectively are 92.65% and 92.61%. The average percentage increase in nitrate of leachate after going through the bioreactor is at 43.97%. Nitrite levels decreased by an average percentage decrease of 96.42%. The high levels of nitrate and nitrite in the leachate effluent showed that the leachate requires an advanced processing such as denitrification process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadya Saffira
Abstrak :
Pengoperasian bioreaktor landfill dengan resirkulasi air lindi sudah banyak digunakan untuk mempercepat stabilisasi sampah. Namun, komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik yang merupakan material lignoselulosa yang sulit terdegradasi. Dalam upaya untuk mempercepat proses degradasi lignoselulosa tersebut dilakukan penambahan enzim selulase. Enzim selulase merupakan enzim yang dapat mengatalisasi proses dekomposisi selulosa dan polisakarida lainnya. Penelitian dilakukan dengan dua kondisi; pengoperasian resirkulasi air lindi dengan penambahan enzim selulase dan pengoperasian resirkulasi air lindi saja sebagai kontrol. Penambahan enzim selulase menghasilkan penurunan kandungan organik dalam sampah secara signifikan yang ditunjukkan dengan penurunan parameter volatile solid. Hingga akhir penelitian penurunan volatile solid pada reaktor dengan penambahan enzim dan reaktor kontrol masing-masing adalah 24,23 dan 10,72. Penambahan enzim selulase juga dilaporkan menghasilkan penurunan kandungan selulosa sampah yang signifikan 24,60 w/w dan 18,40 w/w untuk kontrol. Penurunan sampah pada bioreaktor lebih besar dengan penambahan enzim 32,67 dibandingkan dengan kontrol 19,33. Proses stabilisasi sampah ditinjau dengan konstanta laju penurunan parameter rasio selulosa dan lignin lebih cepat dicapai dengan penambahan enzim 0,014 hari-1 dibanding dengan kontrol 0,002 hari-1.
Landfill bioreactor with leachate recirculation is known to enhance waste stabilization. However, the composition of waste in Indonesia is comprised by organic waste which is lignocellulosic materials. Lignocellulosic materials are considered to take a long time to degrade under anaerobic condition. In order to accelerate the degradation process, enzyme addition is ought to do. Cellulase enzyme is an enzyme that can catalyze cellulose and other polysaccharide decomposition processes. The experiment was performed on 2 conditions leachate recirculation with cellulase addition and recirculation only as control. The addition of cellulase is reported to be significant in decreasing organic content which is represented by volatile solid parameters. The volatile solid reduction in the cellulase augmented reactor and control reactor was 17,86 and 7,90, respectively. Cellulase addition also resulted in the highest cellulose reduction 24,50 w w and 18,40 w w cellulose reduction, respectively. Settlement of the landfill in a bioreactor with enzyme addition 32,67 is reported to be higher than the control 19,33. Stabilization of landfill review by the decreasing rate constant of the cellulose and lignin ratio parameter was more rapidly achieved by the enzyme addition 0,014 day 1 compared to control 0,002 day 1.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>