Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Seranty Bella Dwicahyanie
"Pembangunan infrastruktur menyebabkan perubahan penutup permukaan sehingga limpasan air hujan menjadi lebih besar. Limpasan air hujan dapat membuat erosi pada penutup permukaan yang dilewati sehingga membawa polutan. Dalam meningkatkan kualitas limpasan air hujan dapat dilakukan dengan teknologi berbasis Low Impact Development seperti bioretensi. Penelitian ini memberikan gambaran karakteristik limpasan air hujan dari lahan parkir mobil Fakultas Teknik UI, faktor yang mempengaruhi penghilangan logam Pb seperti variasi media dan tanaman. Penelitian dilakukan dengan menggunakan limpasan air hujan yang ditampung terlebih dahulu di reservoir yang kemudian dialirkan ke dalam 3 bioretensi dengan variasi media dan tanaman. Pengaliran kedalam bioretensi dilakukan sesuai dengan debit kejadian hujan yang terjadi selama 6 kejadian hujan. Kualitas limpasan air hujan yang berasal dari lahan parkir mobil FT UI memiliki konsentrasi COD 129 sampai 229 ppm, TSS 89 sampai 189 ppm, dan timbal Pb 0.019 sampai 0.08 ppm. Bioretensi dengan variasi pasir kuarsa dengan tanaman Iris pseudacorus memiliki efisiensi penghilangan timbal Pb tertinggi sebesar 82.5. Proses yang paling berperan dalam menghilangkan timabl Pb pada bioretensi adalah penghilangan di media filter.

Infrastructure development leads surface cover changing, so that stormwater runoff becomes larger. Stormwater runoff make erosion on the enclosed surface cover and thus carry pollutants. The quality of stormwater runoff can be improved by technology based Low Impact Development such as bioretention. This study provides an overview of the characteristics of stormwater runoff from car parking lot FTUI, factors affecting metal Pb removal such as variations of media and plants. This study is using stormwater runoff which is collected in reservoir and streamed into 3 cell of bioretention with different type of sand and plant. Stormwater runoff stream into bioretention according to 6 rain event. FTUI has concentration of COD 129 to 229 ppm, TSS 89 to 189 ppm, and lead Pb 0.019 to 0.08 ppm. Bioretention with quartz sand and Iris pseudacorus has the highest efficiency removing lead Pb of 82.5. The most important processn which of removing lead is media filter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silky Saviega
"Seiring dengan meingkatnya jumlah pembangunan gedung dan infrastruktur di Indonesia menyebabkan lahan kosong yang berfungsi sebagai penyerapan menjadi berkurang. Selain itu tingkat pertumbuhan kendaraan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini juga menjadi salah satu penyebab masalah lingkungan di DKI Jakarta dikarenakan limpasan air hujan yang tidak dapat terinfiltrasi ke dalam tanah membawa sedimen. Bioretensi merupakan salah satu teknik Low Impact Development yang dapat diterapkan sebagai salah satu pengelolaan limpasan air hujan diperkotaan serta sebagai pengelolaan untuk menyisihkan polutan yang terbawa oleh limpasan air hujan. Pengamatan karakteristik limpasan serta efisiensi bioretensi dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh debit limpasan air hujan yang terinfiltrasi ke dalam kolam bioretensi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan curah hujan yang terjadi di FTUI kemudian di konversi menjadi debit pengaliran yang terbagi atas 3 level, minimum, medium, dan maksimum, dengan 6 kejadian hujan dan dengan waktu retensi di dalam kolam bioretensi 0 s/d 60 menit. Karakteristik limpasan air hujan lahan parkir mobil EC FTUI memiliki kandungan COD 129 s/d 229 mg/l, TSS 89 s/d 189 mg/l, dan logam Pb 0.019 s/d 0.08 mg/l yang berbeda tiap kejadian hujan berdasarkan tinggi curah hujan dan jumlah kendaraan terparkir, konsentrasi rata-rata dari masing-masing polutan ini selama 6 kejadian hujan adalah melebihi Nilai Ambang Batas NAB pada PP No. 82 Tahun 2001 untuk baku mutu air permukaan yaitu 10 mg/l COD, 50 mg/l TSS dan 0.03 mg/l logam Pb. Semakin kecil debit pengaliran maka waktu retensi yang dihasilkan akan semakin lama, tetapi dapat terjadi penurunan efisiensi penghilangan logam dengan waktu retensi yang semakin lama. Bioretensi dengan debit pengaliran minimum dan pada saat waktu retensi 20 menit merupakan waktu optimum untuk penyisihan logam.

As the number of buildings and infrastructure in Indonesia increases, the vacant land that serve as absorption is reduced. In addition, the high growth rate of vehicles in recent years is also one of the causes of environmental problems in DKI Jakarta due to the runoff of rainwater that can rsquo t be infiltrated into the soil carrying sediment. Bioretention is one of the Low Impact Development techniques that can be applied as one of the treatment of urban rainwater runoff as well as the treatment to eliminate the pollutants carried by rainwater runoff. Observation of runoff characteristic and efficiency of bioretention in this research is aimed to know the influence of infiltration of the infiltrated rainwater runoff into bioretention pool.
This research is using rainfall which happened in Faculty of Techniques University of Indonesia then converted into flowing flow which is divided into 3 levels, minimum, medium, and maximum, with 6 rin events and with retention time in bioretention pool 0 60 min. The characteristics of rainwater runoff in EC FTUI car park has a COD content 129 to 229 mg l, TSS 89 to 189 mg l, and Pb metal 0,019 to 0,08 mg l that different every rain event according to the rainfall and the number of parked vehicles, and the each average concentration of these pollutants for 6 rain events exceeds the Threshold Limit NAB value of PP. 82 of 2001 for surface water quality standards which is 10 mg l COD, 50 mg l TSS and 0.03 mg l metal Pb. The smaller the drainage flow, the longer retention time will be, but there may be a decrease in the removal efficiency of the metal with the longer retention time. Bioretention with minimum discharge flow and at 20 minutes retention time is the optimum time for metal Pb removal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgin Martama
"Pertambahan populasi penduduk menyebabkan adanya perubahan fungsi tata guna lahan sehingga memberi dampak seperti penurunan infiltrasi air hujan. Limpasan air hujan dapat memiliki polutan berupa logam berat, seperti Pb dan Zn. Bioretensi merupakan salah satu jenis teknologi yang dapat mengolah limpasan air hujan dan kinerjanya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian terdahulu menggunakan bioretensi dengan variasi komposisi media dan 1 jenis tanaman menghasilkan efluen yang belum memenuhi baku mutu. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penyisihan Pb dan Zn menggunakan bioretensi termodifikasi. Terdapat 3 bioretensi skala pilot berukuran 33×33×80 cm3masing-masing dengan kombinasi 2 tanaman berupa Chrysopogon zizanioidesdan Iris pseudacorusdan media yang sama (zeolit:kuarsa:kompos:tanah =6:2:1:1), sedangkan ukuran dan suhu aktivasi zeolit divariasikan. Ukuran zeolit yang digunakan adalah zeolit lolos saringan 8 hingga 20 mesh, sedangkan suhu aktivasi sebesar 105°Cdan 200°C. Pengaliran limpasan air hujan sintetis sebanyak 3 kali dengan variasi konsentrasi awal Pb sebesar 0,44 mg/L, 0,51 mg/L, dan 1,03 mg/L dan Zn sebesar 1,39 mg/L, 1,78 mg/L, dan 2,88 mg/L di ketiga bioretensi. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan efisiensi penyisihan Pb dan Zn dibandingkan bioretensi pada studi sebelumnya. Rata-rata efisiensi penyisihan Pb pada bioretensi A, B, dan C yaitu 99,95%, sedangkan untuk parameter Zn berturut-turut sebesar 98,6%, 99,27%, dan 98,8%. Pada penelitian ini, konsentrasi efluen telah memenuhi baku mutu menurut PP No. 82 Tahun 2001. Ukuran zeolit yang lebih kecil dan suhu aktivasi zeolit yang lebih tinggi terbukti mampu meningkatkan efisiensi penyisihan Pb dan Zn.

The increasing human population causes a change in the function of land use so that it gives an impact such as a decrease in rainwater infiltration. Rainwater runoff can have pollutants in the form of heavy metals, such as Pb and Zn. Bioretention is one type of technology that can treat rainwater runoff and its performance is influenced by various factors. Previous study using bioretention with variations in the composition of the media and 1 type of plant produce effluents that do not meet quality standards. This research was conducted to improve the efficiency of the removal of Pb and Zn using modified bioretention. There were 3 pilot-scale bioretentions size of 33×33×80 cm3respectively with same combination of 2 plants (Chrysopogon zizanioidesand Iris pseudacorus) and media (zeolite: quartz: compost: soil =6:2:1:1), while the zeolite grain size and temperature activation were simulated. The size of zeolite used was zeolite passed through mesh of 8 to 20, while the activation temperature was 105°C and 200°C. The synthetic rainwater runoff was conducted 3 times with variation of initial Pb concentration of 0.44 mg/L, 0.51 mg/L, and 1.03 mg/L and Zn of 1.39 mg/L, 1.78 mg/L, and 2.88 mg/L in all three bioretentions. The result shows that there is an increase in the efficiency of the removal of Pb and Zn compared to bioretention in previous studies. The average removal efficiency of Pb in bioretention A, B, and C is 99.95%, while for the Zn parameters respectively 98.6%, 99.27%, and 98.8%. In this study, effluent concentrations have met the quality standards according to PP No. 82 of 2001. Smaller zeolite sizes and higher zeolite activation temperatures have been shown to increase the efficiency of the removal of Pb and Zn.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Sutrisno
"Skripsi ini membahas tentang perkiraan perubahan parameter hidrologis (nilai CN dan Tc) di Kampus Universitas Indonesia Depok akibat adanya rencana pengembangan lingkungan kampus yang mengubah beberapa area hijau pada tahun 2010 menjadi kawasan terbangun pada tahun 2025. Untuk studi ini, daerah tangkapan air Kampus UI Depok dibagi menjadi 12 sub-area dimana 5 di antaranya ditentukan sebagai sub-area prioritas karena rasio perubahan tata guna lahannya yang relatif tinggi. Masing-masing karakteristik tata guna lahan setiap sub-area dimodelkan bentuk hidrograf limpasan dan parameter hidrologisnya (debit puncak, volume limpasan, dan tinggi limpasan) menggunakan metode SCS TR-20 dengan kurva massa hujan FDOT 4-hour dan hidrograf satuan Standar SCS dibantu aplikasi HydroCAD v8.50.
Pendekatan low-impact development (LID) adalah untuk meniru kondisi hidrologis pascapembangunan seperti kondisi prapembangunan. Penelitian ini mengasumsikan bahwa kondisi pascapembangunan adalah saat terbangunnya Kampus UI sesuai Rencana Induk tahun 2025, sementara kondisi eksisting pada tahun 2010 sebagai kondisi prapembangunan. Selisih volume dari kedua kondisi tersebut dapat dijadikan dasar perancangan teknik pengendalian limpasan berbasis LID seperti bioretensi, buffer/filter strip, saluran berumput, tong hujan, dan tangki hujan. Praktik LID yang biasa disebut sebagai best management practices (BMPs) ini direncanakan akan dipasang pada sub-area prioritas tersebut pada kondisi tahun 2025; dan kondisi ini selanjutnya dimodelkan kembali untuk diketahui kondisi hidrologisnya. Perubahan yang terjadi diperbandingkan dan dianalisis dan dapat digunakan sebagai dasar menentukan rekomendasi bersamaan dengan implementasi rencana induk tersebut.
Akibat perubahan nilai CN dan Tc, bentuk hidrograf akan berubah. Pada area terbangun, peningkatan CN dan pemendekan Tc menghasilkan debit puncak yang lebih tinggi dan volume limpasan yang lebih besar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BMP yang terpasang pada sub-area ternyata mampu menurunkan debit puncak maupun volume limpasan. Bentuk hidrograf limpasan pada kondisi tahun 2025 dengan penerapan BMP relatif mendekati bentuk hidrograf untuk kondisi prapembangunan pada tahun 2010.

This undergraduate thesis estimated the changes of hydrological parameters (CN and Tc) at the Universitas Indonesia Campus at Depok as a result of the campus development plan that would alter some of the green areas in 2010 to developed areas in 2025. The catchment of campus area is divided into 12-subcatchments where there are chosen 5 priority subcatchments based on the highest development areas. Characteristic of each land-use subcatchment is modeled by HydroCAD v8.50 using SCS TR-20 method with FDOT 4-hour rainfall mass curve and standard SCS-UH for routing the flood hydrographs which describe the peak discharge, volume, and the depth of runoff on subcatchments.
The low-impact development (LID) approach is to mimic the hydrological conditions of post-development into pre-development. This study set the post-development condition based on the UI?s 2025 Master Plan whereas the pre-development established as the existing year of 2010. The difference of the runoff volume can be used as a basis for designing runoff control techniques based on LID such bioretention, buffer/filter strips, grassed swale, rain barrel, and cistern. The application of LID techniques as commonly referred to best management practices (BMPs) are planned to be installed in the priority subcatchments. Thus, on these priority subcatchments are modeled using the installed BMPs design for year of 2025 condition. The changes are compared and then analyzed for yielding recommendations for the implementation of the Master Plan.
Due to the change of CN values and Tc, the hydrograph shapes transformed. In the developed areas, increasing of CN and shortening of Tc resulted in higher runoff peak discharge and bigger runoff volume. The installed BMP promotes to lower peak discharge and lesser volume as shown by this study. The results are showed by the hydrographs of the 2025 with installed BMPs which is attempting to the 2010.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1019
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library