Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suci Sekar Dini
Abstrak :
Penggunaan agen biologi di laboratorium selain memiliki dampak negatif juga memiliki dampak positif. Dampak negatif yang muncul dalam penggunaan agen biologi di laboratorium adalah timbulnya risiko infeksi pada pekerja akibat bahan-bahan biologi berbahaya. Selain itu, dampak negatif lainnya adalah munculnya risiko penyalahgunaan agen biologi oleh pihak-pihak tertentu. Universitas Indonesia yang memiliki tujuan untuk menjadi universitas riset, harus juga memperhatikan hal tersebut. Dampak-dampak negatif yang dapat muncul dari penggunaan bahan biologi tersebut dapat ditanggulangi dengan menerapkan biorisk management yang dapat melindungi pekerja maupun lingkungan sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dari biorisk management yang terdapat di laboratorium COE IBR-GS FMIPA UI yang dianalisis dengan menggunakan standar WHO, CDC, dan Laboratory Biosafety Guideline yang dikeluarkan pemerintah Kanada. Dalam laboratorium COE IBRGS, sudah terdapat beberapa sistem yang mendukung keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. Namun, terdapat beberapa komponen dari biorisk management yang belum dilaksanakan, tidak sesuai, dan harus diperbaiki.
The use of biological agents in the laboratory in addition to having positive impact also has a a negative impact. Negative impact that arise in the use of biological agents in the laboratory is the emergence of an infection risk to workers due to hazardous biological materials. In addition, other negative impact is the emergence of the risk of misuse of biological agents by certain parties. University of Indonesia, which has a goal to become a research university, must also pay attention to it. Negative impacts that may arise from the use of biological materials can be overcome by applying biorisk management that can protect workers and the environment. The purpose of this study is to know the implementation of the biorisk management in the laboratory COE IBR-GS FMIPA UI which analyzed using the standard WHO, CDC, and the Laboratory Biosafety Guidelines from Canadian government. In the laboratory COE IBR-GS, there have been some systems that support the safety and health for workers. However, there are several components of the biorisk management have not been implemented, not appropriate, and should be improved.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Jauhari Rakhman
Abstrak :
Hazard mikrobiologi yang dapat menimbulkan penyakit dan efek kesehatan yang merugikan pada personel laboratorium dapat dikelompokan berdasarkan Risk Group dengan perlindungan dan tindakan pencegahan berupa penerapan Biosafety Level. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi kesiapan laboratorium mikrobiologi PT SCI dalam menangani hazard mikrobiologi berdasarkan biosafety level 2. Pengambilan data menggunakan data sekunder dengan review dokumen dan rekaman data, serta pengambilan data primer melalui observasi, pengamatan langsung dan wawancara yang mendalam terhadap para informan. Hasil penelitian menunjukan pengelompokan Hazard Mikrobiologi termasuk dalam Risk Group 2 dengan Biosafety Level yang diterapkan adalah level 2. Evaluasi kesiapan di Laboratorium menunjukan presentase sebesar 80% dengan perlunya perhatian dan peningkatan komitmen baik manajemen maupun seluruh personel terkait fasilitas laboratorium, praktik analisa, perlindungan personal (APD), akses laboratorium, proteksi kebakaran, kebersihan dan kerapihan, praktik dan prosedur umum laboratorium, kontrol teknik umum, program kesehatan dan keselamatan kerja serta pelatihan dan program terkait biosafety, pengelolaan limbah, penyimpanan di lemari es/freezer, penyimpanan bahan kimia, peralatan tabung gas, desain laboratorium dan tanda peringatan laboratorium. Penuhan persyaratan dapat diterapkannya Sistem Manajemen Bio-risiko yang komprehensif dengan mengidentifikasi, menilai, mengendalikan, dan mengevaluasi serta perbaikan berkelanjutan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, peninjauan, dan peningkatan proses serta tindakan yang dilakukan laboratorium untuk mencapai tujuan. ......Microbiological hazards that can cause disease and adverse health effects on laboratory personnel can be grouped based on the Risk Group with protection and preventive measures in the form of applying the Biosafety Level. This study aims to determine the evaluation of the readiness PT SCI's microbiology laboratory in handling microbiological hazards based on biosafety level 2. Collecting data using secondary data by reviewing documents and recording data, as well as collecting primary data through observation, direct observation and in-depth interviews with informants with direct interviews. The results showed that the grouping of Microbiological Hazards included in Risk Group 2 with the level of biosafety or Biosafety Level applied was level 2. Evaluation of readiness in the laboratory showed a percentage of 80% with the need for attention and increased commitment from both management and all personnel related to laboratory facilities,, analytical practices, Personal Protection Equipment (PPE), laboratory access, fire protection, cleanliness and tidiness, general laboratory practices and procedures, general engineering controls, occupational health and safety programs and training and programs related to biosafety, waste management, refrigerator/freezer storage, chemical storage, equipment gas cylinders, laboratory designs and laboratory warning signs. The fulfillment of the requirements can be applied to a comprehensive Bio-risk Management System by identifying, assessing, controlling, and evaluating as well as continuous improvement through the cycle of planning, implementing, reviewing, and improving the processes and actions taken by the laboratory to achieve the objectives.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library