Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoswanda Yoga Wardana
"Pemerintah Amerika Serikat cendenmg mengkaitkan ancaman eksternal dan perkembangan domestik pembentukan Black Panther Party sebagai ancaman keamanan nasionaL Fokus penelitian ini adalah pada upaya penghancuran dari dalam organisasi Black Panther Party oleh pemerintah Amerika Serikat.
Keamanan nasional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah negara. Strategi dalam keamanan nasional berisi aksi atau reaksi terhadap situasi atau objek yang sifafnya mengancam dan mampu menciptakan kehancuran. Tidak hanya dari musuh-musuh di luar negeri tetapi juga di daJam negeri. Yang terpenting dari keamanan nasionai adalah tercapainya rasa aman.
Perang-perang pembebasan nasional dilakukan oleh rnasyarakat tertindas di seluruh penjuru dunia melawan kolonialisme dan imperialisme. Di Amerika Serikat mereka yang tertindas adalah kaum kulit hitarn serta kelompok masyarakat lain yang posisinya inferior terhadap kelompok WASP.
Black Panther Party adalah organisasi pergerakan hak asasi masyarakat kulit hitam Amerika yang mengusung cara-cara radikal revolusloner yang identik dengan perjuangan perang-perang pembebasan nasional. Pemerintah Amerika Serikat melihat hal ini sebagai ancaman keamanan nasional. Demi perlindungan keamanan dan sistem nilai, penanganan harus segera diambil untuk menghancurkan organisasi ini.

The goverment of The United States of America tends to correlate externai threat and domestic movement of the founding of Black Panther Party as a threat to the national security. The focus of this research is on the effort to crush the Black Panther Party from within the organization by the government of United States.
National security is a condition which is aimed by a state. Strategy in national security contains the action or reaction to the object or situation in which a threatening character can create chaos. Not only from enemies beyond the state borders but also inside state borders. The real crux of national security is reaching a feeling of security.
War of national liberation that was done by oppressed society on an over the world was launched against imperialism and colonialism. In the United States, the oppressed party is the black people and also other society groups whose position inferior to the WASP. Black Panther Party is an organization of African-American people which launched revolutionary radical ways identical to the wars of national liberation. The government of the United States saw this matter as a threat to the national security. For the sake of protecting the value system and security, they have to take some drastic measures to break this organization.
"
2007
T17730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Natanael
"Riset ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam identitas dan hierarki para penggemar Marvel Cinematic Universe (MCU) dalam gerakan #RecastTChalla dan mengaitkannya dengan penelitian-penelitian terdahulu. Gerakan ini muncul sebagai respon untuk mendorong Marvel Studios agar mempertimbangkan kembali keputusan mereka yang menolak untuk mencari pengganti Chadwick Boseman dalam perannya sebagai T'Challa. Identitas dan hierarki antara penggemar satu dengan lainnya dapat terbentuk dan terlihat melalui interaksi mereka di Twitter. Kajian ini akan menggunakan konsep fandom, online fandom, fan identities, dan hierarchies of fan identity. Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi interaksi penggemar MCU di Twitter dengan tagar #RecastTChalla, kajian literatur, dan analisis tematik idetintas penggemar. Hasil temuan riset ini menunjukkan bahwa terdapat dua tema untuk mengungkap identitas penggemar, yaitu “being a stan” dan “being an anti”. Kemudian, kedua tema identitas reguler tersebut menunjukkan atau berubah menjadi identitas hierarkis. Terdapat tiga tema untuk mengungkap identitas hierarkis, yaitu “parasocial”, “theorizing”, dan “anger”. Berdasarkan hasil temuan, dapat disimpulkan bahwa tema-tema yang digunakan dapat membantu dalam memahami cara penggemar menegaskan identitas dan hierarki mereka melalui interaksi dalam gerakan #RecastTChalla. Kajian fandom ini juga akan memberikan keunggulan pemasaran untuk para produser, karena fandom sebagai komunitas dengan segala praktik dan aktivitasnya dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi produser.
This research aims to further dissect the identities and hierarchies of Marvel Cinematic Universe (MCU) fans within the #RecastTChalla movement and connect these findings to past research. This movement emerged in response to urging Marvel Studios to reconsider their decision not to recast Chadwick Boseman in his role as T'Challa. Identities and hierarchies among fans can be formed and observed through their interactions on Twitter. This research uses the concept of fandom, online fandom, fan identities, and hierarchies of fan identity. The research methods include observing MCU fans' interactions on Twitter using the hashtag #RecastTChalla, literature review, and thematic analysis of fan identities. The research findings indicate that there are two themes for revealing fan identities: "being a stan" and "being an anti". These regular identity themes then show or evolve into hierarchical identities. There are three themes for revealing hierarchical identities: "parasocial", "theorizing", and "anger". Based on the findings, it can be concluded that these themes help in understanding how fans assert their identities and hierarchies through interactions in the #RecastTChalla movement. This fandom study will also provide marketing advantages for producers, as the fandom, with all its practices and activities, can become a significant source of revenue for producers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Eka Febriana
"Film merupakan sebuah media penyampaian pesan yang dapat membentuk dan mempengaruhi khalayak berdasarkan muatan pesan yang terkandung di dalamnya. Salah satu tujuan dalam pembuatan sebuah film ialah merepresentasikan kejadian-kejadian yang ada di dunia nyata dengan menyelipkan ideologi dari para pembuatnya, seperti halnya dengan film Black Panther. Menggunakan metode studi literatur, tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi kelompok kulit hitam yang terdapat dalam film Black Panther. Representasi tersebut dapat dilihat dari segi budaya, bahasa (aksara) dan identitas dari kelompok mereka. Tulisan ini juga menjelaskan bagaimana identitas dari kelompok mereka yang ditampilkan dalam film dan kehidupannya di dunia nyata, serta persepsi dari masyarakat dunia mengenai kulit hitam itu sendiri.

Film is a medium for delivering messages that can shape and influence audiences based on the messages that contained in them. One of the goals in making a film is to represent the events that exist in the real world by using the value of the ideology of the makers, such as discussing the film Black Panther. Using the literature study method, this paper is intended to see how the representation of black skin in the Black Panther film. The representation can be seen in terms of culture, language (script) and the identity of their group. This paper also explains how the identities of their groups are involved in film and life in the real world, as well as peoples perceptions of blacks themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vito Hadyan Nur
"Since its release in 2018, Black Panther has been receiving a positive audience response, especially in America and Africa, as it is considered to be an important breakthrough in Hollywood films. This is possible as the film does not only serve as an entertaining Black superhero film, but it also shows positive African and African Diasporas’ cultural representations. Through the fictional nation of Wakanda, Black Panther reimagines an African nation that never suffers from colonialism and developed to its fullest potential with the help of the fictional meteorite vibranium and by isolating itself from other nations. The citizens of Wakanda use futuristic technological instruments while still maintaining their traditional cultures and ancestral beliefs. Furthermore, the film also discusses African American political social issues and concepts, such as Revolutionary Black Nationalism, which was popularized by the Black Panther Party, and Marcus Garvey’s vision of Pan-Africanism. Therefore, this research analyses the cinematic elements of Black Panther to explore how the film serves as a criticism of the Black Panther Party’s Revolutionary Black Nationalism and Marcus Garvey’s Pan-Africanism. Moreover, this research also discusses how Black Panther represents an important breakthrough in the representation of Africans and African Americans in Hollywood films. The findings presented in this research suggest that Black Panther portrays and criticises the Black Panther Party’s Revolutionary Black Nationalism by using Killmonger as an allusion, and Wakanda is used as an allusion of Marcus Garvey’s idea of Pan-Africanism.

Sejak dirilis pada tahun 2018, film Black Panther terus mendapatkan respons positif dari audiens, terutama di Amerika Serikat dan Afrika, karena film ini dianggap sebagai sebuah terobosan penting dalam perfilman Hollywood. Hal ini dapat terjadi karena film ini tidak hanya sebuah film superhero berkulit hitam yang menghibur, namun juga menggambarkan representasi budaya Afrika dan Diaspora Afrika yang positif. Melalui negara fiksi bernama Wakanda, Black Panther membayangkan kembali sebuah bangsa Afrika yang tidak pernah menderita karena kolonialisme dan berkembang sampai potensi maksimumnya dengan bantuan meteorit fiksi bernama vibranium, dan mengisolasi bangsanya dari negara-negara lain. Masyarakat Wakanda menggunakan peralatan tekonologi futuristis, namun masih melestarikan budaya tradisional dan kepercayaan leluhur. Selain itu, film ini juga membahas isu politik dan konsep Afrika Amerika, seperti Nasionalisme Kulit Hitam Revolusioner yang dipopulerkan oleh Black Panther Party, dan impian Pan-Afrikanisme Marcus Garvey. Karena itu, penelitian ini menganalisis unsur-unsur film pada film Black Panther untuk melihat bagaimana film ini digunakan untuk mengkritik Nasionalisme Kulit Hitam Revolusioner Black Panther Party dan Pan-Afrikanisme Marcus Garvey. Kemudian, penelitian ini juga membahas bagaimana film Black Panther merepresentasikan terobosan penting dalam representasi orang Afrika dan Afrika Amerika dalam film-film Hollywood. Temuan yang disajikan dalam penelitian ini menemukan bahwa film Black Panther menggambar dan mengkritik Nasionalisme Kulit Hitam Revolusioner dengan menggunakan karakter Killmonger sebagai kiasan, dan Wakanda adalah kiasan untuk impian Pan-Afrikanisme Marcus Garvey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library