Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Lina Puryanti
"This paper aims to show the dynamics of the Indonesian ? Malaysian border area in Sebatik Island, East Kalimantan, Indonesia. Take into account as a background is the territorial dispute between Indonesia and Malaysia over the Ligitan and Sipadan Islands which were awarded to Malaysia by the decision of the ICJ (International Court of Justice) in 2002, which was followed by the dispute over the Ambalat sea block in 2005. Sebatik Island is geographically very strategic since it faces the disputed areas. Therefore the concerns of the Indonesian state with regard to the island pertain to issues of nation-state sovereignty and territorial security, which she tries to safeguard through intensive campaigns. Research conducted in Sebatik in 2009 showed how people willingly reinforced the state by incorporating its programs, despite their ambiguous position as people in a border area, which support they used subsequently in negotiating with the state for their own local purpose."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2011
pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Salsabila Azzahra Putri Kisworo
"Perkembangan dunia perfilman dan serial televisi sering kali mencerminkan perubahan sosial dan kultural masyarakat. Salah satu fenomena yang menarik adalah peran perempuan dalam karya fiksi ilmiah, terutama dalam dunia distopia. Serial “Alice in Borderland” mengangkat tema distopia dengan karakter perempuan yang memainkan peran penting, mencerminkan pergeseran peran dan perilaku perempuan dibandingkan dengan representasi perempuan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi peran perempuan dalam serial tersebut dengan menggunakan pendekatan analisis teks dan sinematografi. Fokus analisis ditujukan pada karakter Usagi, Ann, dan Kuina yang menunjukkan perubahan peran perempuan dalam dunia distopia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter-karakter ini menggambarkan berbagai dimensi feminisme, seperti feminisme kultural, liberal, dan radikal, yang berperan dalam menentang stereotip gender dan memperjuangkan kesetaraan maupun kebebasan individu. Penelitian ini juga membandingkan peran perempuan dalam serial “Alice in Borderland” dengan peran perempuan di dunia nyata, menunjukkan kesamaan dalam perjuangan melawan ketidaksetaraan gender. Usagi menampilkan kekuatan fisik dan emosional yang mencerminkan ketahanan perempuan dalam menghadapi tekanan sosial. Ann menggambarkan perempuan yang harus membuktikan kecerdasan dan keterampilan teknisnya di dunia yang didominasi laki-laki, mencerminkan tantangan serupa yang dihadapi perempuan di bidang sains dan teknologi. Kuina melambangkan perjuangan untuk mendefinisikan identitas di tengah ekspektasi sosial, serupa dengan tantangan yang dihadapi perempuan transgender atau individu non-biner di dunia nyata. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya diskusi tentang feminisme dan peran perempuan di masyarakat kontemporer.
The development of film and television often reflects societal and cultural changes. One interesting phenomenon to explore is the role of women in science fiction works, especially in dystopian worlds. The series “Alice in Borderland” presents a dystopian theme with female characters playing significant roles, reflecting a shift in the roles and behaviors of women compared to traditional representations. This study aims to analyze the representation of women’s roles in the series using text and cinematography analysis approaches. The focus is on the characters Usagi, Ann, and Kuina, who display changes in women’s roles in a dystopian world. The results show that these characters represent various dimensions of feminism, such as cultural, liberal, and radical feminism, playing roles in challenging gender stereotypes and advocating for equality and individual freedom. This study also compares the roles of women in “Alice in Borderland” with women in the real world, highlighting similarities in the struggle against gender inequality. Usagi demonstrates physical and emotional strength that reflects the resilience of women in facing social pressures. Ann portrays a woman who must prove her intelligence and technical skills in a male-dominated world, mirroring similar challenges faced by women in the fields of science and technology. Kuina symbolizes the struggle to define one's identity amidst social expectations, similar to the challenges faced by transgender women or non-binary individuals in the real world. This research is expected to enrich discussions on feminism and the role of women in contemporary society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library