Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivana Supit
"Latar belakang: Botol susu saat ini sudah rutin digunakan, terutama pada ibu yang aktif dan bekerja. Penggunaan botol susu secara global mencapai 56%, sedangkan di Indonesia mencapai 37,9%. Penggunaan botol susu yang tidak tepat dapat mengakibatkan locking phenomenonkarena peningkatan tekanan negatif secara berlebih pada rongga nasofaring, yang berujung pada kejadian disfungsi tuba Eustachius. Penelitian ini menilai faktor yang berkaitan dan pengaruhnya terhadap disfungsi tuba Eustachius pada anak-anak yang menggunakan botol susu.Tujuan : mengetahui pengaruh dan hubungan faktor yang dapat menyebabkan disfungsi tuba Eustachius pada penggunaan botol susu. Metode :Penelitian ini melibatkan 160 subjek berusia 24 – 48 bulan yang menggunakan botol susu. Fungsi tuba Eustachius setiap subjek dievaluasi menggunakan alat sonotubometer untuk menentukan ada tidaknya disfungsi tuba Eustachius. Pengolahan data dilakukan dengan uji chi square, menggunakan Pvalue <0,25 untuk melihat hubungan antar faktor dengan kejadian disfungsi tuba Eustachius. Faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian disfungsi tuba Eustachius dianalisis dengan uji regresi logistik untuk menentukan faktor determinan terhadap kejadian disfungsi tuba Eustachius.Hasil : Penelitian ini mendapatkan gambaran penggunaan botol susu yang baik dapat mencegah kejadian disfungsi TE hingga 6,8 kali. Hipertrofi adenoid memiliki pengaruh terhadap kejadian disfungsi TE hingga 10,5 kali. Jenis susu memiliki pengaruh terhadap kejadian disfungsi TE 4,1 kali. Kesimpulan : Cara penggunaan botol susu, hipertrofi adenoid dan jenis susu sebagai faktor determinan terhadap disfungsi tuba Eustachius.

Backgroud: Bottle feeding has been considered normal and widely used, preferably by active and working mother. Numbers of bottle feeding globally reach 56% of total population, while the Indonesian use of bottle feeding up to 37,9%. Improper use of bottle feeding may lead to locking phenomenon due to excessive pressure changes in nasopharynx area. This study aims to evaluate factors and their contribution in the development of Eustachian tube dysfunction in bottle feeding children. Aims : to evaluate factors and their contribution in the development of Eustachian tube dysfunction in bottle feeding children. Methods : This study involved 160 subjects 24 – 48 months old children with bottle feeding. We evaluated their Eustachian tube using a sonotubometer to determine the presence of Eustachian tube dysfunction. Data analysis was done using chi square method to determine the significant factors with Pvalue<0,25. Significant factors then analyzed by logistic regretion in order to determine determinan factors. Result : This study found that proper used of bottle feeding protect children from Eustachian tube dysfunction up to 6,8 times. Adenoid hypertrophy 10,5 times effected the Eustachian Tube, Type of milk consumed contributed up 4,1 times toward Eustachian tube dysfunction.Conclusion : Proper used of bottle feeding, adenoid hypertrophy and milk type are the determinant factors on Eustachian tube dysfunction."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Violeta Projustitiani
"ABSTRAK
Bisfenol A adalah bahan dasar pembuatan plastik polikarbonat yang jika masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu kerja hormon endokrin. Botol susu bayi berbahan polikarbonat merupakan contoh sumber paparan bisfenol A dengan potensi pelepasan yang cukup tinggi karena pemakaiannya yang seringkali berkontak dengan suhu panas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis yang sensitif, selektif dan valid untuk menganalisis pelepasan bisfenol A menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) fase terbalik. Fase gerak yang digunakan adalah metanol-air (60:40) pada elusi isokratik dengan laju alir 0,8 ml/menit dan dideteksi pada panjang gelombang 226 nm. Ekstraksi sampel menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut etil asetat yang kemudian diuapkan dan residu keringnya dilarutkan kembali dalam metanol. Hasil validasi mencakup akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi (LOQ) telah memenuhi syarat keberterimaan dengan batas deteksi (LOD) pada konsentrasi 24,60 ng/mL, dan batas kuantitasi (LOQ) pada konsentrasi 82,02 ng/mL. Hasil penelitian menunjukkan dari 5 jenis sampel yang diuji terdapat 4 jenis yang memenuhi syarat batas pelepasan bisfenol A yaitu sampel 1 (32,07 ppb), sampel 2 (158,95 ppb), sampel 3 (114,14 ppb) dan sampel 5 (107,20 ppb), sedangkan 1 jenis lainnya yaitu sampel 4 (608,51 ppb) menunjukkan pelepasan BPA melebihi persyaratan yang ditetapkan oleh BPOM yaitu sebesar 0,6 bpj

ABSTRACT
Bisphenol A is the raw material in production of polycarbonate plastic which could disrupt endocrine hormone system if exposed to the body. Baby feeding bottle is one source of exposure with high risk of releasing bisphenol A due to it?s usage that often in contact with high temperature. The aim of this study is to obtain analytical method which are sensitive, selective and valid to analyze the release of bisphenol A from baby feeding bottles made from polycarbonate using high performance liquid chromatography with reverse phase. The system used methanol-water (60:40) in isocratic elusion as a mobile phase with a flow rate of 0.8 mL/min and detected at wavelength of 226 nm. Sample extraction were carried out by liquid-liquid extraction method with ethyl acetate as solvent which afterward was evaporated and the dry residue was reconstituted in methanol. System validation included accuracy, precision, linearity, selectivity, limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ) has met the prescribed conditions with a limit of detection (LOD) at a concentration of 24.60 ng/mL and a limit of quantitation (LOQ) at concentration of 82.02 ng/mL. The results showed from 5 types of samples tested, there are 4 types which still met the prescribed condition of bisphenol A migration, those samples are sample 1 (32.07 ppb), sample 2 (158.95 ppb), sample 3 (114.14 ppb) and sample 5 ( 107.20 ppb), while other types which is sample 4 (608.51 ppb) showed that it has exceeded the prescribed conditions for bisphenol A migration set by BPOM which was 0.6 ppm."
2016
S64633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Pratiwi
"Bisphenol A (BPA) merupakan senyawa kimia yang penggunaannya cukup luas, salah satunya dalam pembuatan plastik polikarbonat yang banyak digunakan untuk wadah makan dan minum. BPA diketahui dapat menginduksi stress oksidatif dalam tubuh melalui enzim sitokrom P450 dengan menghasilkan spesies oksigen reaktif (ROS). Keadaan stress oksidatif yang parah dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti risiko kanker dan penyakit degeneratif lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi senyawa 8-OHdG sebagai indikasi adanya kerusakan oksidatif DNA. Penelitian dilakukan secara in vitro berdasarkan reaksi Fenton-like dengan menginkubasi 2’-dG, Cu(II), Zn(II), H2O2, dan BPA, yang kemudian hasilnya dianalisis menggunakan HPLC. Pada studi, diamati pengaruh waktu inkubasi, suhu, dan pH reaksi. Hasil analisis menunjukkan adanya penurunan 8-OHdG pada waktu inkubasi yang lebih lama dan pH yang lebih basa, serta memberikan kenaikan 8-OHdG pada suhu inkubasi yang lebih tinggi. Selain itu, adapun studi biomonitoring yang dilakukan pada urin balita pengguna botol susu plastik sebagai gambaran adanya paparan BPA. Biomonitoring dilakukan dengan mengumpulkan tiga urin balita sebagai kontrol dan tiga urin balita sebagai sampel terindikasi BPA. Sebelum dianalisis menggunakan LC-MS/MS, sampel urin diberikan enrichment melalui metode solid phase extraction (SPE) dan LC-MS/MS dilakukan validasi. Hasil analisis urin tersebut menunjukkan bahwa kadar 8-OHdG terdeteksi lebih tinggi pada sampel urin balita pengguna botol plastik terindikasi BPA.

Bisphenol A (BPA) is a chemical compound that is widely used, such as in the manufacture of polycarbonate plastic which usually is used for food and drink containers. BPA is known to induce oxidative stress in the body through cytochrome P450 enzymes by producing reactive oxygen species (ROS). The state of severe oxidative stress will cause several health problems, such as the risk of cancer and other degenerative diseases. Therefore, this study aimed to detect 8-OHdG compounds as an indication of DNA oxidative damage. The study was conducted in vitro based on the Fenton-like reaction by incubating 2'-dG, Cu(II), Zn(II), H2O2, and BPA, then being analyzed with HPLC. This study also observed the effect of incubation time, temperature, and pH. The results of the analysis showed a decrease in 8-OHdG at a longer incubation time and a more alkaline pH, as well as an increase in 8-OHdG at a higher temperature. In addition, a biomonitoring study was also conducted on the urine of toddlers who used plastic milk bottles as a representation of BPA exposure. Biomonitoring was carried out by collecting three toddler urine as controls and three toddlers urine as samples indicated by BPA. Before being analyzed with LC-MS/MS, urine samples were given enrichment through the solid phase extraction (SPE) method and LC-MS/MS validation was performed. The results of the urine analysis showed that higher levels of 8-OHdG were detected in the urine samples of toddlers using plastic bottles indicated by BPA.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library