Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Zuraida
"Dalam disertasi ini penulis meneliti tentang tawuran antar pelajar SLTA di Jakarta yang dari tahun ke tahun terus menerus terjadi. Sudah banyak upaya penanggulangannya, namun mengapa masih banyak tawuran antar pelajar? Penulis tidak ingin meneliti ?mengapa terjadi tawuran?, karena sudah banyak penelitian tentang masalah itu. Di Jakarta Selatan, terdapat beberapa pelajar SLTA tertentu yang hampir setiap tahun terlibat dalam tawuran antar pelajar, namun ada pula suatu sekolah yang tadinya sering terlibat tawuran, dalam kurun waktu tertentu menjadi tidak tawuran lagi. Akan tetapi di sisi lain, ada sekolah yang awalnya tidak pernah tawuran, menjadi terlibat tawuran antar pelajar pada beberapa tahun terakhir. Hal tersebut ditengarai adanya permusuhan kolektif yang berbentuk laten berubah menjadi permusuhan yang sifatnya aktual, sehingga timbul tawuran antar pelajar.
Salah satu sekolah yang tingkat keterlibatan siswanya dalam tawuran adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri T (SMK N T) Jakarta Selatan, namun keadaan menjadi berubah pada tahun 2006, disebabkan banyaknya kegiatan sekolah yang membanggakan berakibat waktu luang berkurang dan melupakan tawuran. Sebaliknya pada Sekolah Menengah Atas Negeri C (SMA N C) Jakarta Selatan yang siswanya semula tidak tawuran, sejak tahun 2007 terlibat tawuran. Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas disebabkan menurunnya aktifitas patroli oleh para guru, sehingga waktu luang bertambah dan timbul tawuran.
Analisis dan Pengujian yang telah dilakukan pada aspek Pengalaman Tawuran, kelompok pelajar SMK Negeri T mempunyai musuh yang jumlahnya lebih kecil dibanding kelompok pelajar SMA Negeri C. Dari hasil analisis pada aspek Tindakan Sekolah, kelompok SMK Negeri T membiasakan konsisten dalam penerapan tata tertib dan sanksi, sehingga para guru mempercayai siswanya untuk menghindar dari tawuran. Sedangkan pihak Sekolah kelompok SMA Negeri C mengetahui siswanya yang melakukan tawuran, maka dalam mengatasinya diperbanyak kegiatan sekolah seperti kesenian dan olahraga. Dari penjelasan tersebut, ada hubungan antara kegiatan sekolah dan guru sebagai bentuk pengendalian sosial siswa dengan keterlibatan siswa dalam tawuran antar pelajar.

In this dissertation the author examines the brawl between high school students in Jakarta that continually occur. There have been many efforts to overcome, but why is still a lot of fighting between students? The author does not want to investigate "why does brawl happen? because it has a lot of research on the matter. In South Jakarta, there are some specific high school students almost every year are involved in the brawl between students, but there is also a school which was often involved brawl, within a certain time becomes no longer brawl. But on the other hand, there are schools that initially was never brawl, became involved fighting between students in recent years. It is considered the collective hostility in the form of latent hostility turned into an actual character, so that the resulting brawl between students.
One of the schools that the level of involvement of students in the brawl is T Vocational High School (SMK NT) South Jakarta, but the situation changed in 2006, because of too many school activities that boast result in reduced free time and forgets the brawl. On the other hand C Senior High School (SMA NC) South Jakarta that students initially did not brawl, since 2007 involved in brawl. According to Deputy Head of the School of Public Relations patrols due to decreased activity by the teachers, so that their leisure times increases and the resulting brawl.
Analysis and Testing that has been done on this aspect Fighting Experience, a group of students SMK T has an enemy whose numbers are smaller than the group of high school students of State C. From the result of analysis on aspects of school actions, group SMK T familiarize consistent in the application of rules and sanctions, so that the teachers believe their students to avoid the clash. Meanwhile, the SMA Group C schools know their students who do brawl, then the reproduced overcome school activities such as arts and sports. From these explanations, there is a link between the activities of schools and teachers as a form of social control students with student involvement in the brawl between students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D2515
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mauliate, Abiram Benhard
"Kecamatan Johar Baru merupakan suatu daerah yang memiliki jumlah kepadatan penduduk dan jumlah pemukiman kumuh yang tinggi. Tingginya kepadatan penduduk dan pemukiman kumuh akan berdampak terhadap timbulnya konflik kekerasan yaitu tawuran. Tawuran antar geng sudah membentuk wilayah-wilayah tawuran di Kecamatan Johar Baru. Namun, tidak semua wilayah di Kecamatan Johar Baru merupakan wilayah tawuran, terdapat wilayah-wilayah damai tawuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi terbentuknya wilayah tawuran dan wilayah damai tawuran di Kecamatan Johar Baru. Hasil Penelitian menunjukkan bila wilayah tawuran berada pada wilayah dengan jumlah kepadatan penduduk tinggi dan pemukiman kumuh yang ditandai adanya wilayah kekuasaan geng. Sedangkan, wilayah damai tawuran berada pada wilayah dengan jumlah kepadatan penduduk yang rendah dan pemukiman tidak kumuh yang tidak memiliki wilayah kekuasaan geng.

Kecamatan Johar Baru is a region which has a high population density and a high number of slums. The high number of population density and slums will have an effect on conflict such as brawl. Brawl between gangs has already caused a forming of brawl area at Kecamatan Johar Baru. However, not all of the region in Kecamatan Johar Baru are brawl area, there are even peaceful area. This research is to find out the factors that may cause the brawl area and the peaceful area at Kecamatan Johar Baru. The result of the research shows that brawl area is located at an area with high population density and slums that marked the gang’s territory. On the other hand, the peaceful area is located at on area with has low population density and is not considered a slums that not have gang’s territory.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Dirgala
"Penelitian diawali permasalahan meningkatnya jumlah tawuran anak pada periode tahun 2019 s.d. 2021, padahal Polres Metro Jakarta Selatan telah melakukan berbagai pencegahan, sehingga diperlukan predictive policing yang dikembangkan dengan mengedepankan Harkamtibmas. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan tawuran di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Selatan, mengidentifikasi korelasi yang menjadi faktor mempengaruhi pencegahan tawuran kurang efektif, dan mengungkapkan pencegahan kejahatan tawuran anak melalui pelaksanaan predictive policing. Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif, tipe penelitian studi kasus, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, studi dokumen dan observasi, dan teknik analisis data dengan cara mereduksi, sajian dan verfikasi data. Hasil temuan penelitian diketahui bahwa: Pertama, ditinjau dari teori aktualisasi penyimpangan diketahui bahwa anak melakukan tawuran di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Selatan diawali dari permasalahan individu dan ikutan-ikutan.  Kedua, faktor yang mempengaruhi kurang efektifnya pencegahan tawuran anak dari internal adalah SDM, sarana, anggaran, dan metode sistem kerja, sedangkan dari eksternal adalah kerja sama/kemitraan, motif dan modus pelaku tawuran, masyarakat, geografi dan demografi. Ketiga, pencegahan tawuran anak oleh Polres Metro Jakarta Selatan ditinjau dari teori predictive policing, maka belum sesuai atau tidak optimal dalam memprediksi. Kesimpulan penelitian ini, yaitu: Pertama, tawuran pada tahun 2019 s.d. 2021 menunjukan bahwa pencegahan tawuran oleh Polres Metro Jakarta Selatan tidak terlalu berpengaruh karena terjadi peningkatan setiap tahunnya. Kedua, faktor-faktor yang menyebabkan pencegahan tawuran kurang efektif karena memiliki kelemahan seperti kuantitas SDM, kurangnya kompetensi personil (skill, knowledge, dan attituted), kurang sinergitas internal dengan Satintelam, kuantitas sarana, metode kerja, dan minimnya anggaran. Kendalanya dari eksternal adalah kerja sama dengan Polri, TNI, Pemda, tokoh setempat dan sekolah, motif dan modus pelaku tawuran berkembang, masyarakat fanatik SARA dan gampang terhasut, geografi terlalu luas dan demografi terlalu banyak. Ketiga, pencegahan tawuran anak melalui pelaksanaan predictive policing tidak dilaksanakan secara optimal karena tidak memanfaatkan data karakteristik anak sebagai pelaku tawuran baik itu usia, berapa kali melakukan tawuran, tingkat sekolah, dan nama sekolah. Polres Metro Jakarta Selatan hanya mengandalkan data lokasi dan waktu rawan terjadinya tawuran dan menggunakan beberapa strategi dengan melaksanakan beberapa kegiatan preemtif dan preventif.

The research began with the problem of increasing the number of child fights in the 2019 to 2019 period. 2021, even though the South Jakarta Metro Police have taken various precautions, so predictive policing is needed which is developed by prioritizing Harkamtibmas. The purpose of this study is to describe brawls in the jurisdiction of the South Jakarta Metro Police, identify correlations that are factors that influence brawl prevention to be less effective, and reveal the prevention of child brawl crimes through the implementation of predictive policing. The research uses qualitative research, case study research, data collection techniques using interviews, document studies and observation, and data analysis techniques by reducing, presenting and verifying data. The research findings show that: First, in terms of the actualization theory of deviation, it is known that children commit brawls in the jurisdiction of the South Jakarta Metro Police starting from individual problems and joining them. Second, internal factors that influence the ineffectiveness of preventing child brawls are human resources, facilities, budgets, and work system methods, while externally are cooperation/partnerships, motives and modes of brawlers, society, geography and demography. Third, the prevention of child brawls by the South Jakarta Metro Police in terms of predictive policing theory is not appropriate or optimal in predicting. The conclusions of this study are: First, brawls in 2019 to. The 2021 directive that the prevention of brawls by the South Jakarta Metro Police will not have much effect because there is an increase every year. Second, the factors that make fighting fights less effective because they have weaknesses such as the quantity of human resources, lack of personnel competence (skills, knowledge, and attitudes), lack of internal synergy with Satintelam, quantity of facilities, work methods, and minimal prices. The external constraints are cooperation with the National Police, TNI, local government, local leaders and schools, the motives and modes of brawl actors are growing, the community is fanatic and easily incited, the geography is too broad and the demographics are too many. Third, prevention of child brawls through the implementation of predictive policing is not carried out optimally because it does not take advantage of the characteristics of children as brawlers, be it age, number of times they have brawls, school level, and school name. The South Jakarta Metro Police only relies on data on locations and times when brawls are prone to occur and uses several strategies by carrying out several pre-emptive and preventive activities."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulian Syauri
"ABSTRAK
Tingginya kasus tawuran di Polres Jakarta Barat membutuhkan
penyelesaian yang mengedepankan pendekatan yang bersifat win-win solution sehingga dapat memperbaiki hubungan antar para pihak yang bersengketa di masyarakat, Salah satu pendekatan adalah dengan mediasi yang merupakan implementasi dari restorative justice. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh legitimasi kepolisian, kepercayaan masyarakat dan keterlibatan pemuda dalam pelaksanaan mediasi.. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian kelompok pemuda dengan teknik sampling Cluster Random Sampling. Tempat penelitian wilayah hukum Polres Jakarta Barat dengan variabel eksogen adalah legitimasi kepolisian, peran masyarakat, dan keterlibatan pemuda. Variabel endogen respon masyarakat meliputi penerapan mediasi dan pencegahan tawuran. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup.analisis menggunakan analisis jalur (Path analisys). Hasil penelitian bahwa legitimasi kepolisian, peran serta masyarakat
dan pemuda berpengaruh pada penerapan mediasi di Polres Jakarta Barat dalam pencegahan tawuran. Respon kepercayaan masyarakat menjadi variabel dominan dari ketiga variabel diikuti oleh legitimasi dan peran pemuda dalam penerapan mediasi pencegahan tawuran. Selain itu Mediasi juga sangat berpengaruh bagi pencegahan tawuran. Penemuan baru penelitian adalah pencegahan tawuran bisa menggunakn mediasi yakni peran serta masyarakat sebagai untuk menumbuhkan kepercayaan dan legitimasi kepada intitusi kepolisian agar mau terlibat dalam upaya pencegahan tawuran. Guna mencegah kasus tawuran berulang dengan pelaku-pelaku yang sama maka pendekatan yang lebih humanis yang saling menguntungkan baik korban maupun pelaku, polisi bisa menjalankan peran sebagai mediator untuk melakukan mediasi. Dan memaksimalkan peran pemuda untuk terlibat dalam pencegahan dan juga penyediaan fasilitas untuk mereka.

ABSTRACT
High fight cases in West Jakarta Police require solutions that prioritize winwin solutions so as to improve relations between parties who are disputing in the community. One approach is mediation which is the implementation of restoration justice. The purpose of this study is to analyze the public response to the application of mediation by the West Jakarta Police in an effort to prevent contention from the restorative justice approach.This type of research is observational analytic with cross sectional time approach. The study population is a group of youth who use cluster random sampling techniques. The location of the West Jakarta Police Area research with exogenous variables which are legitimation, community response include youth's trust in the role of the police in mediation. Endogenous variables of mediatoan and prevention efforts to prevent fights. Data collection using a closed questionnaire. The analysis uses Path Analisys.The results of the study show that the legitimacy of the police force, the role of community and youth has a positive effect on the application of mediation in West Jakarta Police in preventing brawl. Public trust responses become the
dominant variable of the three variables followed by the legitimacy and role of youth in the application of mediation to prevent brawl. Besides mediation is also very influential in preventing brawl. The new research finding is that brawl prevention can use mediation, which is the role of the community as a way to foster trust and legitimacy to police institutions so that they are willing to engage in brawl prevention efforts. To prevent cases of repeated fights with the same perpetrators, a more humanistic approach that benefits victims and perpetrators, the police can play the role of mediators to mediate. And maximize the role of youth to be involved in prevention and also facilitiesfor them."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Catur Kisami
"ABSTRACT
Fenomena tawuran merupakan suatu tindakan yang termasuk dalam kategori perilaku agresif yang dapat membahayakan keselamatan diri baik bagi individu yang melakukan atau bagi orang lain disekitarnya. Fenomena ini kerap terjadi di permukiman apalagi permukiman kumuh padat yang kondisinya serba marjinal. Fenomena ini biasa dilakukan oleh remaja yang sedang berada dalam masa pencarian jati diri, penuh tekanan dan kerap dilanda stress. Dibutuhkan suatu keterampilan dalam diri individu untuk mencegah atau tidak dilakukannya tindakan tersebut. Salah satu kemampuan atau keterampilan tersebut ialah keterampilan sosial dalam aspek perilaku asertif. Perilaku asertif merupakan suatu perilaku yang didominasi oleh kemampuan-kemampuan yang membuat individu dapat menampilkan perilaku yang tepat dalam situasi yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku asertif remaja yang pernah melakukan perilaku agresi yaitu tawuran di RW 16 Kelurahan Kapuk Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini mejelaskan bahwa mereka yang pernah melakukan tindak agresif tawuran masih memiliki perilaku asertif yakni berupa sikap keterbukaan, menghargai, menolak sesuatu yang tidak rasional dan mengekspresikan kekecewaan atau kemarahan di situasi atau kondisi yang tepat.

ABSTRACT
The phenomenon of brawl is an action that is included in the category of aggressive behavior that may endanger the safety of themselves better for individuals who do or for others around him. This phenomenon often occurs in the settlements let alone the slums of the solid condition all round marginal. This phenomenon is commonly done by teenagers who are in the search of identity, full of pressure and often hit by stress. It takes a skill in the individual to prevent or did not commit such actions. One of the abilities or skills is social skills in the aspect of assertive behavior. Assertive behavior is a behavior which is dominated by the ability the ability that makes the individual can show proper behavior in a situation that is expected. This study aims to describe the assertive behavior of adolescents who ever did the behavior of aggression, namely the brawl at the RW 16 Kelurahan Kapuk Cengkareng, West Jakarta. This research is qualitative research with descriptive research type. The results of this study explain that they ever do follow aggressive brawl still has assertive behavior."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library