Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeiny Agustin Mantow
Abstrak :
ABSTRAK Minyak kelapa adalah minyak yang besar manfaatnya untuk kesehatan karena kandungan asam lauratnya yang besar, dimana asam laurat termasuk dalam golongan asam lemak rantai menengah yang lebih mudah dicerna, diserap dan diangkut. Dalam percobaan ini akan diekstraksi minyak kelapa secara enzimatik menggunakan ekstrak kasar enzim bromelain dari buah nenas dan ekstrak enzim ragi tempe. Enzim yang telah diisolasi dicampur dengan santan, diaduk perlahan selama 15 menit dan diinkubasi selama 16 jam pada suhu kamar dan suhu optimal enzim. Minyak yang dihasilkan adalah minyak yang jernih dengan rendemen 80-85%. Minyak yang diperoleh kemudian diuji sifat fisiko-kimianya (bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iodium, dan bilangan peroksida). Dari hasil uji fisiko-kimia terlihat bahwa minyak yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Kata kunci: Bromelain, ekstraksi, enzim, minyak kelapa, Virgin Coconut Oil
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;;;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Dwi Kurnia
Abstrak :
ABSTRAK
Bromelain merupakan nama umum enzim proteolitik yang terdapat pada jaringan tanaman nanas suku Bromeliaceae. Pada penelitian ini, isolasi dan pemurnian bromelain dari bonggol nanas Bogor Ananas comosus [L.] Merr dilakukan dengan pengendapan amonium sulfat dan kromatografi kolom penukar ion menggunakan DEAE-Selulosa. Aktivitas enzim dievaluasi dengan menggunakan kasein sebagai substrat. Aktivitas spesifik tertinggi fraksi bromelain hasil fraksinasi amonium sulfat terdapat pada tingkat kejenuhan 20-80 , yaitu sebesar 51,75 U/mg dengan tingkat kemurnian 24 kali ekstrak kasarnya. Pemurnian dengan Diethylaminoethyl-Selulosa DEAE-Selulosa meningkatkan aktivitas spesifik menjadi 60,57 U/mg dengan tingkat kemurnian 28 kali ekstrak kasarnya. Reaksi hidrolisis oleh enzim hasil pemurnian dengan variasi konsentrasi substrat kasein dilakukan pada kondisi optimum pH 7 dan 370C. Dari reaksi tersebut didapatkan nilai konstanta Michaelis-Menten Km dan kecepatan maksimum reaksi vmax berturut-turut sebesar 0,61 w/v dan 6,22 U/min. Uji in vitro aktivitas bromelain sebagai antiplatelet terhadap Platelet Rich Plasma PRP manusia menunjukkan hasil positif untuk seluruh fraksi, dengan persen inhibisi tertinggi pada fraksi DEAE-Selulosa sebesar 54,16 dan nilai IC50 sebesar 31,37 ?L/mL.
ABSTRACT
Bromelain is a mixture of the proteolitic enzymes found in pineapple plant tissues within the Bromeliaceae family. In this research, the isolation and purification of bromelain from Nanas Bogor Ananas comosus L. Merr core were carried using ammonium sulphate precipitation and Diethylaminoethy Cellulose DEAE Cellulose chromatography. The enzyme activities were evaluated using casein as substrate. The highest specific activity of bromelain from ammonium sulphate fractination was obtained at 51,75 U mg in the range of 20 80 saturation with a purity level of enzyme is 24 times from its crude extract. Later on, the purification with DEAE Cellulose resulted in increasing the specific activity to 60,57 U mg with a purity level of enzyme is 28 times from its crude extract. Hydrolysis of various casein concentration with purified bromelain was carried out at optimum reaction condition of pH 7,0 and 370C. The results obtained revealed the Km and Vmax value of 0,61 w v and 6,22 U min respectively. In vitro study of antiplatelet agent activity using human Platelet Rich Plasma PRP revealed that all bromelain fractions show activity as an antiplatelet agent. The highest inhibition was shown by DEAE Cellulose fraction of 54,16 with IC50 of 31,37 L mL.
2017
S69881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Nur Apriliani
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memurnikan bromelain dari bonggol nanas secara parsial serta memformulasikannya dalam sediaan krim, menentukan kestabilan fisik dan tipe emulsi yang stabil untuk sediaan krim bromelain selama periode penyimpanan, dan menentukan kemampuan aktivitas antiinflamasi baik bromelain fraksi hasil dialisis. Penelitian ini diawali dengan optimasi basis krim, sehingga diperoleh formulasi basis krim yang stabil dan baik dengan nilai pH pada minggu ke-0 dan minggu ke-4 pada suhu 27 °C adalah 5,96 ± 0,02 & 5,08 ± 0,00. Isolasi bromelain dilakukan dengan beberapa langkah pemurnian seperti fraksionasi dengan garam ammonium sulfat dan dialisis. Fraksi bromelain yang diperoleh dari setiap tahap pemurnian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas spesifik, secara berurutan dari enzim kasar, fraksi amonium sulfat, dan fraksi dialisis sebesar 155,71; 242,67; dan 351,07 U/mg. Sebagian fraksi bromelain hasil dialisis diinkorporasikan ke dalam sediaan krim hasil optimasi, kemudian di uji antiinflamasinya baik fraksi bromelain dialisis, juga bromelain dalam sediaan krim dengan metode HRBC dengan bromelain komersil dan aspirin sebagai pembanding. Hasil uji antiinflamasi menunjukan %stabilitas pada bromelain komersil (Sigma Aldrich) 75 ppm, aspirin 75 ppm, dan bromelain hasil dialisis secara berurutan sebesar 11,36; 24,72; dan 20,17%.
ABSTRACT
This study aims to partially isolate and purify bromelain from pineapple cores and formulate it in cream base, determine the physical and type of emulsion stability during the storage period, and evaluatethe ability of anti-inflammatory activities both bromelain and dialysis. This research was initiated by optimization of various formulation for creams base, so that the stable cream base was obtained by pH value at week 0 and week 4 at 27 °C was 5.96 ± 0.02 and 5.08 ± 0.00, respectively. Isolation of bromelain was conducted byseveral purification steps such as fractionation with ammonium sulfate salt and dialysis. The bromelain fractions were obtained from each purification step and showed an increase in specific activity, sequentially from crude enzymes, ammonium sulfate, and dialysis fraction of 155.71, 242.67, 351.07 U/mg. Bromelain fraction obtained from dialysis stepwere incorporated in the optimized cream. Then, anti-inflammatory activities both bromelain dialysis fractionand bromelain in cream was evaluated using HRBC method with commercial bromelain and aspirin as comparison. The result of anti-inflammatory test showed%stability of red blood cell membranes on commercial bromelain 75 ppm, aspirin 75 ppm,and the dialysis fraction of bromelain were 11,36; 24,72; and 20,17%.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palagan Paksina Sandhy
Abstrak :
"ABSTRAK
" Bromelain merupakan suatu enzim yang memiliki banyak manfaat ketika diserap di dalam usus halus. Namun bromelain akan rusak jika melewati pH lambung secara langsung, sehingga bromelain perlu dilapisi agar tahan melewati pH lambung dan terdisolusi tepat di usus halus. Matriks hidrogel kitosan-poli N-vinilpirrolidon full-IPN dipilih untuk membawa bromelain dan mengantarkannya tepat ke usus halus. Nilai rata-rata efisiensi enkapsulasi post loading matriks hidrogel kitosan-poli N-vinilpirrolidon full-IPN dengan metode lowry didapatkan sebesar 99,02 . Sedangkan, rata-rata nilai disolusinya secara in vitro pada pH 1,2 dan pH 7,4 dengan menggunakan metode lowry berturut-turut sebesar 25,8 dan 13,57 . "
" "ABSTRACT
" Bromelain is an enzymes that has many benefits when absorbed in intestine. However bromelain will be damaged if it passes the pH of the gastric directly, so bromelain need to be coated to resist passing through the pH of the gastri and disolution right in the intestine. The matrix of the hydrogel chitosan poly N vinyl pyrolidone full IPN is selected to bring bromelain and drove him right into intestine. Value of the average efficiency of encapsulation post contains a matrix of hydrogel chitosan poly N vinyl pyrolidone full IPN by method of lowry obtained by 99,02 . While the average value of the disolution at in vitro at pH 1,2 and pH 0f 7,4 by using method of lowry in a row by 25,8 and 13,57 .
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosia Marsino
Abstrak :
ABSTRAK
Tanaman kubis-kubisan adalah komoditas tanaman pangan yang sangat penting untuk Indonesia, dengan ulat kubis Plutella xylostella sebagai hama utamanya. Pengendalian hama dengan bioinsektisida dibutuhkan untuk meningkatkan produksi dan sebagai alternatif dari penggunaan pestisida komersial yang kurang ramah lingkungan. Beberapa zat nabati bersifat racun pada ulat kubis, di antaranya yaitu enzim bromelain dan isotiosianat. Ekstraksi enzim bromelain dilakukan dengan variasi waktu pengadukan 15, 30, 45, 60 menit dan jenis pelarut akuades dan buffer fosfat . Ekstraksi isotiosianat dilakukan dengan variasi rasio umpan:pelarut 1:1, 1:2, 1:3, dengan diklorometana sebagai pelarut. Pada ekstraksi isotiosianat dari tangkai brokoli, juga dilakukan penambahan buffer fosfat untuk menjaga pH. Uji aktivitas enzim bromelain dilakukan dengan instrumen spektrofotometer UV-Vis dengan standar tirosin. Alil isotiosianat dianalisis dengan GC-MS. Metode ekstraksi yang paling efektif untuk enzim bromelain adalah menggunakan akuades sebagai pelarut dan waktu pengadukan 15 menit. Metode ekstraksi isotiosianat yang paling efektif adalah dengan rasio umpan : pelarut sebanyak 1 : 1 pada temperatur 37oC tanpa menambahkan buffer fosfat. Dilakukan pula uji efikasi ketiga jenis ekstrak tersebut pada ulat kubis dengan memberi makan ulat dengan daun brokoli yang sudah dioleskan dengan sampel dan mengamati tingkat mortalitasnya. Enzim bromelain dan isotiosianat terbukti bersifat toksik terhadap ulat kubis dan dapat digunakan sebagai bioinsektisida alternatif dengan sampel isotiosianat dari kulit lobak yang memberikan persentase mortalitas paling tinggi, mencapai 100.
ABSTRACT
Brassicaceae plant is a commodity of edible plant that is very important for Indonesia, with cabbage worm Plutella xylostella as its main pest. Pest control with biopesticide is needed to increase crops production and as the alternative to commercial pesticide which is not environmentally friendly. Several biological substance is toxic to cabbage worm, including bromelain enzyme and isothiocyanates. Extraction of bromelain is experimented by varying mixing duration 15, 30, 45, 60 mins and solvent type distilled water and phosphate buffer . Extraction of isothiocyanate is experimented by varying the solvent ratio 1 1, 1 2, 1 3, using dichloromethane as solvent. For the broccoli stem sample, phosphate buffer is added to maintain pH. Enzyme activity is analysed with UV Vis spectrophotometry instrument with product tyrosin as standard. Isothiocyanate is determined with GC MS analysis. The most effective extraction method for bromelain is using aquadest as solvent with 15 min mixing time. The most effective extraction method for isothiocyanate is with 1 1 solvent ratio at 37oC temperature without adding phosphate buffer. Efficacy of each sample to cabbage worm is also experimented by feeding it broccoli leaf spread with sample and observing the mortality rate. Bromelain and isothiocyanate proved to be toxic to cabbage worm and can be used as alternative bioinsecticide with the highest mortality of cabbage worm is by isothiocyanate from radish peel, reaching 100.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Denny Juli
Abstrak :
Nanas (Ananas Comosus) banyak mengandung nutrisi terutama senyawa bioaktif yang dikenal dengan bromelain. Bromelain merupakan enzim proteolitik yang kaya akan bioaktivitas dibidang kedokteran sebagai antiinflamasi, antibakteri, antitumor, pengobatan kardiovaskular dan masih banyak lagi. Pada penelitian ini manfaat bromelain sebagai antiinflamasi dan antibakteri diimplementasikan sebagai sedian nanoemulsi dengan tujuan pemakaian topikal. Dengan ukuran droplet yang kecil mampu menembus permukaan kulit, sehingga tujuan pemakaian pun dapat tercapai. Isolasi dan pemurnian bromelain dari bonggol nanas telah dilakukan dimana didapatkan aktivitas spesifik larutan bonggol dan enzim kasar masing-masing 51,36 U/mg dan 68,62 U/mg. Selanjutnya fraksinasi enzim menggunakan (NH4)2SO4 dan menghasilkan aktivitas spesifik 118,48 U/mg dan dilanjutkan dengan formulasi nanoemulsi bromelain. Ada tiga formula nanoemulsi, keseluruh formula ini memiliki karakteristik dan stabilitas yang memenuhi standar nanoemulsi yang telah dilakukan. Namun dari ketiganya formula, formula tiga lebih baik karena memiliki ukuran droplet yang lebih kecil yakni 22.04 nm dengan viskositas ketiganya berada pada range gel yakni 3200cps. Selanjutnya pengujian antibakteri dengan menggunakan nanoemulsi bromelain konsentrasi 3% dan 5% b/v dan memiliki daya hambat yang lemah. Konsetrasi 7% b/v memiliki daya hambat paling kuat terhadap bakteri p. Acnes. Invitro pada kulit tikus memiliki kecepatan penetrasi sebesar 587,56 μg/cm2 yakni pada menit ke 30. ......Bromelain is a major proteolytic enzyme that existed in pineapple core and is widely known for its rich bioactivities, including anti-inflammatory and anti- bacterial. In this research, the isolation, extraction, and purification of bromelain from pineapple core was successfully performed, followed by the formulation of bromelain nanoemulsion, which ended with the in vitro testing on mouse skin to determine its skin permeability. The bromelain activity was also evaluated in this study, whereas the specific activity was determined at 51.36 U/mg and 68.62 U/mg at pineapple core and crude enzyme fractions, respectively. Moreover, the further fractionation using (NH4)2SO4 was performed and resulted in the specific activities of 118.48 U/mg for fraction 0-50% at 12 hr. In addition, three formulas of bromelain nanoemulsion were created in this study and characterized further using organoleptic and in vitro tests. According to the PSA data, the Formula 3 nanoemulsion, which majorly comprised of Tween 80 and small amounts of lecithin, shown a smaller droplet size at 22.04 nm, which corresponds to its higher penetration rate at 587.56 μg/cm2 in 30 minutes. Moreover, the decreased bromelain proteolytic activity in Formula 3 was not significant compared to the other two formulas. Anti-bacterial activity of bromelain in formula 3 with the concentration 7% b/v had the higher inhibision activity 20 mm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hegi Adi Prabowo
Abstrak :
Pemberian bromelain secara oral dapat menurunkan bioaktivitasnya setelah kontak dengan asam lambung. Oleh karena itu, Bromelain dimuat ke dalam mikrosfer berbasis alginat (Alg) dan/atau pektin (Pek) untuk menghindari degradasi dan pelepasannya segera di usus. Bromelain kasar dimurnikan dengan presipitasi amonium sulfat dan proses dialisis. Mikrosfer dikarakterisasi meliputi analisis fisik, analisis FTIR, dan analisis DSC. Fraksi dialisis bromelain memiliki aktivitas spesifik 67,93 U/mg. Fraksi tersebut dienkapsulasi dalam beads Alg, Pek, dan AP dengan kisaran efisiensi enkapsulasi sekitar 82,70–91,39%. Mikrosfer Pek dan AP19 yang dimuat bromelain pada akhirnya dipilih untuk dipelajari kemampuan pelepasan in vitro berdasarkan sifat pembengkakan dan efisiensi enkapsulasi. Mikrosfer AP19 termuat bromelain memiliki pelepasan yang lebih rendah dari mikrosfer Pek termuat bromelain di medium disolusi asam dan buffer fosfat. Pelepasan kumulatif bromelain terenkapsulasi pada AP19 adalah 9,99 dan 87,81% masing-masing dalam 0,1 N HCl dan media penyangga fosfat pH 6,8. Model kinetika mikrosfer Pec dan AP termuat bromelain keduanya mengikuti orde nol dan mekanisme pelepasannya merupakan non-Fickian atau kombinasi dari difusi dan erosi. Aktivitas antiplatelet in vitro alikuot disolusi (20,51 dan 18,48%) lebih rendah dibandingkan fraksi dialisisnya (56,04%). Data penelitian in vitro ini menunjukkan potensi AP yang menjanjikan sebagai pembawa untuk pemberian bromelain secara oral sebagai agen antiplatelet. ......Oral administration of bromelain can decrease its bioactivity once it makes contact with stomach acid. Bromelain was therefore loaded into alginate (Alg) and/or pectin (Pec) beads to control its release into the intestines and avoid degradation. Crude bromelain was purified by ammonium sulphate precipitation and the dialysis process. The beads were characterized using physical analysis, FTIR analysis, and DSC analysis. The dialysis fraction of bromelain has a specific activity of 67.93 U/mg. That fraction was encapsulated in Alg, Pec, and AP beads with range of encapsulation efficiency around 82.70−91.39%. Bromelain-loaded Pec and AP19 beads were chosen to study in an in vitro release based on their swelling properties and encapsulation efficiency. Bromelain-loaded AP19 beads have lower release than bromelain-loaded Pec beads in the acid and phosphate buffer dissolution medium. The cumulative releases of AP19 are 9.99 and 87.81% in 0.1 N HCl and phosphate buffer medium, respectively. Bromelain-loaded Pec and AP beads both follow the zero orders kinetics model and the dissolution mechanism of the beads is non-Fickian with a combination of diffusion and erosion. The in vitro antiplatelet activity of dissolution aliquots (20.51 and 18.48%) is lower than its dialysis fraction (56.04%). This in vitro research data shows promising potency for AP as a carrier for oral administration of bromelain as an antiplatelet agent.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Wijayanti
Abstrak :
Bromelain yang diisolasi dari nanas (Ananas comosus [L.] Merr) dapat menjadi agen fitoterapi yang sangat baik untuk pengobatan penyakit kardiovaskular karena dapat menghambat agregasi platelet. Namun jika digunakan secara oral, bromelain dapat dengan mudah terdegradasi dalam lingkungan pH asam. Ketidakstabilan dalam kondisi tertentu akan menurunkan aktivitas farmakologisnya dan menurunkan manfaatnya bagi kesehatan. Oleh karena itu, bromelain perlu dienkapsulasi dalam matriks seperti nanosfer alginat-karboksimetil selulosa (CMC) melalui metode gelasi ionik menggunakan ion kalsium sebagai agen pengikat silang. Formula nanosfer dievaluasi rasio swelling, ukuran partikel, dan efisiensi enkapsulasinya. Karakterisasi juga dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer infra merah (FTIR) dan mikroskop elektron (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula nanosfer terbaik (611,05 ± 0,35 nm) memiliki rasio swelling sebesar 177,27% dan 2119,17% pada pH 1,2 dan pH 7,4. Uji efisiensi enkapsulasi menunjukkan bahwa nanosfer Alginate-CMC dapat mengenkapsulasi bromelain sebesar 32,2%. Pelepasan bromelain dari nanosfer alginat-CMC diamati masing-masing 14,09% dan 31,14% di lingkungan lambung dan usus buatan setelah 8 jam. Bromelain dalam nanosfer alginat-CMC mempertahankan identitasnya seperti yang diamati dalam studi FTIR. Bromelain yang dienkapsulasi memiliki aktivitas proteolitik hingga 0,60 U/mL dan aktivitas antiplatelet sebesar 73,95%. Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa nanosfer alginat-CMC berhasil melindungi bromelain dari lingkungan asam di lambung dan memiliki karakteristik lepas lambat di lingkungan usus buatan. Hasil ini juga menunjukkan bahwa nanosfer alginat-CMC bisa menjadi sistem pengiriman yang menjanjikan untuk pengiriman enzim ......Bromelain isolated from pineapple (Ananas comosus [L.] Merr) can be an excellent phytotherapeutic agent for cardiovascular treatment as it can inhibit platelet aggregation. However, if it is used orally, it can be easily degraded in the acidic pH environment due to enzymes secreted during the digestion process. Its instability under a certain condition will reduce its pharmacological activity and as a result, will reduce its health benefit. Therefore, bromelain needs to be encapsulated in a matrix such as alginate-carboxymethyl cellulose (CMC) nanospheres by ionic gelation method using calcium ion as a crosslinking agent. The alginate-CMC nanospheres were evaluated for their swelling ratio, particle size, and drug encapsulation efficiency. Characterization was also carried out using fourier transform infrared spectrophotometer (FTIR) and scanning electron microscope. The results showed that the best nanosphere (611.05±0,35 nm) has swelling ratios of 177.27% and 2119.17% at pH 1.2 and pH 7.4, respectively. The encapsulation test revealed that the Alginate-CMC nanospheres can encapsulate the bromelain with encapsulation efficiency of 32.2%. The release of bromelain from the nanospheres was observed 14.09% and 31.14% respectively in the artificial gastric and intestinal environment after 8 hours. Bromelain in the nanospheres retains its identity after nanospheres formation as observed in FTIR studies. The encapsulated bromelain has a proteolitic activity up to 0.60 U/mL and antiplatelet activity of 73.95%. From these studies, it can be concluded that the alginate-CMC nanospheres can successfully protect bromelain from the acidic environment in the stomach and have slow-release characteristics. These results also suggest that alginate-CMC nanospheres could be a promising delivery system for enzyme delivery
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asher Reyhan
Abstrak :
ABSTRACT
Seiring dengan tingginya produksi nanas di indonesia, jumlah limbah nanas yang dihasilkan juga semakin tinggi, salah satunya adalah bonggol nanas dengan enzim proteolitik yang disebut `bromelain` dalam jumlah besar. Bromelain memiliki banyak manfaat, terutama karena kemanjurannya dalam berbagai pengobatan penyakit, seperti agregasi trombosit, peradangan yang terkait dengan infeksi, sinusitis, osteoarthritis dan kanker. Namun, untuk penggunaan oral, bromelain dapat terdegradasi oleh adanya protease dan kondisi pH asam di lambung, sehingga bromelain akan kehilangan aktivitasnya (terdenaturasi). Dalam penelitian ini, bromelain yang diisolasi dan dimurnikan dari bonggol nanas kemudian disalut dalam mikrokapsul alginat-kitosan sebagai media distribusi obat sehingga bromelain dapat mencapai usus tanpa terdenaturasi di lambung. Pemurnian menggunakan 20%-50% amonium sulfat menghasilkan bromelain dengan aktivitas spesifik 5,44 U/mg dan kemurnian 2,80 kali dibandingkan dengan enzim kasar. Enzim yang dimurnikan kemudian didialisis dan menghasilkan 8,27 U/ mg dengan tingkat kemurnian 4,30 kali. Uji disolusi bromelain yang disalut dalam mikrokapsul alginat menghasilkan efisiensi 76,99% yang dilarutkan pada pH 1,2 sebanyak 13,53% dan pada pH 7,4 sebesar 80,09%, sedangkan pada mikrokapsul alginat yang dilapisi kitosan, efisiensi diperoleh sebesar 86,40% dengan hasil disolusi pada pH 1,2 dan 7,4 masing-masing adalah 8,59% dan 77,35%.
ABSTRACT
Along with the large number of pineapple products in indonesia, the amount of pineapple waste produced is also high, one of which is pineapple cores with large amount of proteolytic enzyme called `bromelain`. Bromelain has many benefits, particularly because of its efficacy in various treatments of diseases, such as platelet agregation, inflammation associated with infections, sinusitis, osteoarthritis and cancer. However, for oral use, bromelain may be degraded by the presence of proteases and the condition of acidic pH in the stomach, so that bromelain will lose its activity. In this study, the isolated and purified bromelain from pineapple cores was subsequently encapsulated in alginate-chitosan microcapsules as drug delivery medium so that bromelain could reach the intestine without degradation in the stomach. The purification using 20%-50% ammonium sulfate obtained bromelain with specific activity of 5.44 U/mg and purity of 2.80 times. The purified enzyme was subsequently  dialyzed and yielded of 8.27 U/mg with the purity level of 4.30 times. The dissolution test of bromelain encapsulated in alginate microcapsules resulted in efficiency of 76.99% which  dissoluted at pH 1.2 as much as 13.53% and at pH 7.4 of 80.09%, while in chitosan-coated alginate microcapsules, efficiency was obtained for 86.40% with dissolution result at pH 1.2 and 7.4 were 8.59% and 77.35% respectively.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isrina Wahyuni
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memurnikan enzim bromelain dari bonggol nanas (Ananas comosus [L] Merr.) disertai pengujian aktivitasnya sebagai agen antiplatelet. Tahap pemurnian dimulai dari isolasi, fraksinasi bertingkat menggunakan etanol, kromatografi penukar ion dengan DEAE-Selulosa, dan kromatografi filtrasi gel dengan Sephadex G-50. Tiap tahap pemurnian menghasilkan peningkatan aktivitas spesifik pada fraksi enzim, mulai dari ekstrak kasar berturut-turut sebesar 0,0052 Unit/mg; 4,6480 Unit/mg; 9,0306 Unit/mg; dan 11,8421 Unit/mg. Fraksi enzim yang telah melewati tahap kromatografi penukar ion dan filtrasi gel menunjukkan tingkat kemurnian tertinggi, yaitu 2277 kali dibanding ekstrak kasarnya. Hasil uji aktivitas antiplatelet terhadap seluruh fraksi enzim membuktikan bahwa bromelain berpengaruh pada proses agregasi platelet. Fraksi enzim hasil pemurnian pun menunjukkan aktivitas terbesar sebagai agen antiplatelet, yaitu memberikan nilai persentase agregasi platelet sebesar 64,04% dan nilai persentase inhibisi sebesar 31,25%. Uji stabilitas enzim menunjukkan bahwa enzim bromelain dari bonggol nanas mengalami penurunan aktivitas proteolitik sebesar 0,2315 Unit/mL per hari selama proses penyimpanan, dan dapat mengalami inaktivasi pada pemanasan suhu 80°C.
ABSTRAK
This study aimed to isolate and purify the bromelain enzyme from pineapple core (Ananas comosus [L] Merr.), accompanied by testing that activity as a antiplatelet agents. Purification stages starting from the isolation, fractionation storied using ethanol, ion exchange chromatography with DEAE-Cellulose and gel filtration chromatography with Sephadex G-50. Each stages of purification succeed increasing value of specific activity in an enzyme fraction, start from crude extract enzyme, respectively: 0.0052 Unit/mg; 4.6480 Unit/mg; 9.0306 Unit/mg; and 11.8421 Unit/mg. Enzyme fractions have passed the stage of ion chromatography and gel filtration show the highest level of purify (2277 fold compared to the crude extract). The results of antiplatelet activity on all factions proved that the enzyme bromelain giving effect on platelet aggregation process. The fraction was purified also show greatest activity as an antiplatelet agent, with the percentage of platelet aggregation values of 64.04% and a percentage inhibition value of 31.25%. Enzyme stability test showed that the enzyme bromelain from pineapple core decreased proteolytic activity of 0.2315 units / mL per day during the storage process, and can be inactivated on heating temperature of 80°C.
2016
S64239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>