Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurmila Sari
"Latar belakang : Kanker paru adalah kanker yang berasal dari epitel bronkus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pola kuman dari bilasan bronkus dan faktor-faktor yang memengaruhi pada pasien terduga kanker paru di RS Persahabatan pusat Respirasi Nasional. Metode : Jenis penelitian potong lintang. Jumlah sampel 226 pasien. Kriteria inkusi yaitu pasien terduga kanker paru, usia > 18 tahun, tidak menggunakan antibiotik satu minggu sebelum tindakan bronkoskopi. Hasil : Karakteristik pasien terduga kanker paru antara lain laki-laki (63,7%), rerata usia 60 ± 11,45 tahun. Keluhan respirasi batuk (78,3%) dan sesak napas (65,5%). Sebagian besar perokok berat (30,5%). Indeks massa tubuh normal (43,8%). Nilai leukosit normal (53,5%), neutrofil normal (66,4%), neutrofil limfosit rasio meningkat (67,3%). Data histopatologis terbanyak adalah adenokarsinoma (50,9%), EGFR tidak ada mutasi (34%) dan ALK negatif (29%). Foto toraks tampak lesi sentral (84,5%), > 3 mm (89,9%) dan konsolidasi (64,2%). CT scan toraks ada keterlibatan kelenjar getah bening (67,7%) dan ada metastasis (71,2%). Gambaran bronkus tampak massa infiltratif (27,9%) dan mukosa edematous (15,9%). Diagnosis terbanyak yaitu kanker paru (71,7%), T4 (85,2%), N2 (37,7%), M1a (42,6%), metastasis efusi pleura (54,9%), stage IV A (64,2%) dan PS 1 (49,4%). Bakteri terbanyak pada bilasan bronkus adalah Pseudomonas aeruginosa (13,7%) dan Klebsiella pneumoniae(11,1%). Kesimpulan : Bakteri terbanyak pada bilasan bronkus adalah Pseudomonas aeruginosadan Klebsiella pneumoniae. Batuk, nilai leukosit, letak anatomi foto toraks, letak anatomi CT scan toraks dengan kontras, ground glass opacity dan efusi pleura pada CT scan toraks dengan kontras memengaruhi ada atau tidak bakteri pada bilasan bronkus pasien terduga kanker paru.

Background: Lung cancer is cancer that originates from the epithelium of the bronchi. This study aims to determine microbial patterns from bronchial washing and influencing factors in suspected lung cancer patients at Persahabatan Hospital National Respiratory Center. Method: Cross-sectional research. The sample was 226 patients. The inclusion criteria are patients suspected of lung cancer, aged > 18 years, not using antibiotics one week before bronchoscopy Results: The characteristics of patients suspected of lung cancer include male (63.7%), average age 60 ± 11.45 years. Respiratory complaints of cough (78.3%) and shortness of breath (65.5%). Most were heavy smokers (30.5%). Normal body mass index (43.8%). Normal leukocyte values (53.5%), normal neutrophils (66.4%) and neutrophil-lymphocyte ratio increased (67.3%). The most histopathological data were adenocarcinoma (50.9%), EGFR no mutation (34%) and negative ALK (29%). Thoracic photographs appear as central lesions (84.5%), > 3 mm (89.9%) and consolidated (64.2%). Thoracic CT scan there was involvement of lymph nodes (67.7%) and there were metastases (71.2%). The bronchial appears as infiltrative masses (27.9%) and edematous mucosa (15.9%). The most diagnoses were lung cancer (71.7%), T4 (85.2%), N2 (37.7%), M1a (42.6%), metastatic pleural effusion (54.9%), stage  IV A (64.2%) and PS 1 (49.4%). The most common bacteria in bronchial washing are Pseudomonas aeruginosa (13.7%) and Klebsiella pneumoniae (11.1%). Conclusion: The most common bacteria in bronchial washing are Pseudomonas aeruginosa and Klebsiella pneumoniae. Cough, leukocyte value, anatomy location based on thoracic photo and thoracic CT Scan with contrast, ground glass opacity and pleural effusion affect the presence or absence of bacteria in a bronchial wash of suspected lung cancer patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Hermansyah
"ABSTRAK
Latar Belakang: Penyakit infeksi paru menjadi masalah utama kesehatan di Indonesia, termasuk mikosis paru yang disebabkan oleh infeksi, kolonisasi jamur maupun reaksi hipersensitif terhadap jamur. Bronkoskopi sebagai alat diagnostik untuk melihat gambaran lesi endobronkial dan mengambil bahan klinis seperti bronchoalveolar lavage BAL dan bilasan bronkus. Pemeriksaan biakan jamur dari bahan klinis bronkoskopi dapat membantu penegakan diagnosis mikosis paru.Metode: Studi deskriptif potong lintang pada pasien bronkoskopi yang dilakukan pemeriksaan biakan jamur dari BAL dan bilasan bronkus. Jumlah sampel adalah total sampling sejak Januari 2016 sampai dengan Desember 2017. Penelitian dilakukan di SMF Paru RSUP Persahabatan.Hasil: Bahan klinis dari bronkoskopi pada penelitian ini berupa bilasan bronkus sebanyak 67 buah dan BAL sebanyak 21 buah. Dari bahan klinis didapatkan hasil biakan tumbuh jamur sebanyak 35 buah dan tidak tumbuh jamur sebanyak 53 buah.Jenis jamur yang tumbuh adalahCandida sp. dengan spesies terbanyak Candida albicans sebanyak 30 isolat, Candida parapsilosis sebanyak 3 isolat, serta spesies Candida glabratadanCandida tropicalis masing-masing sebanyak 1 isolat.Kesimpulan: Bahan bronkoskopi BAL dan bilasan bronkus dapat digunakan untuk pemeriksaan biakan jamur.Kata Kunci: biakan jamur, bronkoskopi, bronchoalveolar lavage, bilasan bronkus.
Background: ABSTRACT
Lung infection diseases become health main problem in Indonesia, including lung mycosis caused by infection, fungal colonization or hypersensitivity reaction against the fungal. Bronchoscopy is used as diagnostic tool to see endobronchial lesion and to gain clinical specimens such as bronchoalveolar lavage BAL and bronchial washing. Fungal culture from clinical specimen of bronchoscopy can help diagnosing lung mycosis.Method: Cross sectional descriptive study of bronchoscopy patients with fungal culture assay from BAL and bronchial washing. Total sample is total sampling from January 2016 to December 2017. The study is in Department of Pulmonology and Respiratory Medicine, Persahabatan Hospital, JakartaResult: Clinical specimens from bronchoscopy in this study are 67 samples of bronchial washing and 21 samples of BAL. There are positive fungal growth in 35 samples and no fungal growth in 53 samples.All growing fungal come from Candida sp. with most species come from Candida albicans 30 isolates, followed by Candida parapsilosis 3 isolates, Candida glabrata and Candida tropicalis each one 1 isolate.Conclusion: Bronchoscopy samples of BAL and bronchial washing can be used forfungal culture assay examination."
2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasanah
"Latar belakang: Tuberkulosis (TB) dan kanker paru merupakan dua masalah kesehatan dunia dengan angka kematian yang tinggi. Risiko TB meningkat pada pasien dengan keganasan termasuk kanker paru dengan prevalensi 0,7% - 18,7%. Tuberkulosis paru dan kanker paru memiliki gejala yang mirip sehingga diagnosis keduanya sering kali terlambat menyebabkan prognosis yang lebih buruk. Bronkoskopi merupakan suatu tindakan efektif untuk mendiagnosis TB dan kanker paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi TB paru pada pasien terduga kanker paru melalui pemeriksaan tes cepat molekular (TCM) bilasan bronkus.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan subjek terduga kanker paru yang akan menjalani bronkoskopi di RSUP Persahabatan dan berusia minimal 18 tahun pada periode Maret sampai Juli 2024. Bilasan bronkus dilakukan pemeriksaan TCM menggunakan InaTB-Rif untuk mendiagnosis TB.
Hasil: Sebanyak 104 subjek memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan karakteristik usia berada pada median 60 tahun (18-80 tahun), jenis kelamin laki-laki (61,5%), status gizi baik dengan indeks massa tubuh normal (60,6%), memiliki riwayat merokok (54,8%) dan bekas TB (21,2%). Subjek penelitian yang memiliki komorbid paling banyak adalah diabetes melitus (DM) tipe 2 yaitu 20,2%. Sebagian besar mengeluhkan batuk, gambaran radiologi mayoritas tampak massa dan kompresi serta massa infiltratif pada temuan bronkoskopi. Proporsi TB paru pada pasien yang menjalani bronkoskopi dengan terduga kanker paru yaitu 22,12% dengan dua pasien terdeteksi resisten rifampisin (8,67%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa fibrosis dan ratio neutrofil limfosit memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan hasil TCM.
Kesimpulan: Diagnosis TB pada pasien terduga kanker paru perlu dipertimbangkan terutama pada negara dengan beban TB yang tinggi seperti Indonesia sehingga tata laksana dapat diberikan secara optimal.

Background: Tuberculosis (TB) and lung cancer are two global health problems with high mortality rates. The risk of TB increases in patients with malignancies including lung cancer with a prevalence ranging from 0.7% to 18.7%. Pulmonary tuberculosis and lung cancer have similar symptoms, often leading to delayed diagnosis and resulting in a worse prognosis. Bronchoscopy is an effective procedure for diagnosing TB and lung cancer. This study aims to determine the proportion of pulmonary TB in suspected lung cancer patients through the examination of bronchial washing using a rapid molecular test (RMT).
Method: This was a cross-sectional study with suspected lung cancer patients who would undergo bronchoscopy at Persahabatan Hospital National Respiratory Center and at least 18 years old in the period from March to July 2024. Bronchial washing was examined by RMT using InaTB-Rif to diagnose TB.
Results: A total of 104 subjects met the inclusion and exclusion criteria, with a median age of 60 years (range 18 to 80 years), predominantly were male (61.5%), and demontrated good nutritional status with a normal body mass index (60.6%), had a history of smoking (54.8%), and former TB (21.2%). The most common comorbidity among the subjects was type 2 diabetes mellitus, accounting for 20.2%. Most participants reported cough and radiological findings predominantly revealed masses, compression, and infiltrative masses in bronchoscopy results. The proportion of pulmonary tuberculosis in patients who underwent bronchoscopy for suspected lung cancer was 22.12%, with two patients detected as resistant to rifampicin (8.67%). Bivariate analysis revealed that fibrosis and neutrophil-lymphocyte ratio had a statistically significant with RMT.
Conclusion: The diagnosis of tuberculosis in suspected lung cancer patients needs to be considered especially in high TB burden countries such as Indonesia so the management could be given optimally.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library