Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chusnul Chotimah
"ABSTRACT
Salah satu kriteria penilaian terhadap hasil perawatan ortodontik adalah estetika senyum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi estetika terhadap lengkung senyum, gingival display, dan buccal corridor antara remaja pria dan wanita di SMAN 4 Bekasi. Gambar ketiga variabel tersebut dimodifikasi secara digital menjadi masing - masing tiga gambar yang berbeda. Penelitian ini diujikan kepada 35 orang remaja pria dan 35 orang remaja wanita dengan menggunakan Skala Likert pada gambaran sirkumoral. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada persepsi estetika antara remaja pria dan wanita di SMAN 4 Bekasi terhadap lengkung senyum, gingival display, dan buccal corridor. Lengkung senyum, gingival display, dan buccal corridor yang paling estetik menurut kedua kelompok subjek adalah lengkung senyum konsonan, gingival display rendah, dan buccal corridor sedang.

ABSTRACT
One of criteria to evaluate the orthodontic treatment is smile esthetics. The purpose of this study was to assess the difference of smile esthetics perception on smile arch, gingival display, and buccal corridor between male and female adolescence at a high school. Photograph of selected object was modified digitally into three different picture for each variables. Smile esthetic perception were assessed by 35 male adolescence and 35 female adolescence by means of Likert Scale on circumoral view. There were no significant differences between male and female adolescence at SMAN 4 Bekasi on smile arch, gingival display, and buccal corridor esthetics perception. Smile arch, gingival display, and buccal corridor that considered as the most esthetic smile are consonant smile arch, low gingival display, and medium buccal corridor. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutajulu, Puji Sarah
"Pendahuluan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi estetika senyum terhadap ukuran buccal corridor antara ortodontis dan orang awam Indonesia. Metode: Ukuran buccal corridor dimodifikasi secara digital dengan perbedaan 5%, dari 0% sampai 25% buccal corridor terhadap lebar komisura dalam sehingga diperoleh enam ukuran. Persepsi estetika senyum menurut 24 ortodontis dan 24 orang awam ras deutromalayid diperoleh dengan menggunakan visual analog scale (VAS) pada 12 gambar yang terdiri dari enam ukuran buccal corridor pada gambaran wajah tampak depan saat tersenyum (GW) dan enam ukuran pada gambaran sirkumoral tampak depan saat tersenyum (GS). Hasil: Tidak terdapat perbedaan persepsi estetika senyum yang bermakna terhadap ukuran BC sebesar 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% antara ortodontis dan orang awam Indonesia pada GW dan GS kecuali ukuran BC sebesar 25%. Tidak terdapat perbedaan penilaian persepsi estetika senyum yang bermakna antara penggunaan GW dan GS. Kesimpulan: Pada GW, ortodontis dan orang awam sama-sama menganggap ukuran buccal corridor yang sempit merupakan senyum yang paling menarik. Sedangkan pada GS, ortodontis lebih menyukai ukuran buccal corridor yang sempit namun kelompok orang awam lebih menyukai ukuran buccal corridor yang sangat lebar.

Objective: The purpose of this study was to assess the difference of smile esthetics perception on buccal corridors width between Indonesian orthodontists and laypersons by means of digitally manipulated photographs, as well as compare assessments of fullface view (FFV) and close-up view of the mouth (CUVM) images. Methods: Facial photographs were taken smiling deutromalayid female, displaying first molar to first molar. Buccal corridors were modified digitally in 5% increments, from 0% to 25% buccal corridor compared with the inner commissural width. The rendered images, 6 of FFVs and 6 of CUVMs, were assessed by 24 Indonesian orthodontists and 24 Indonesian laypersons who rated the attractiveness of each smile by means of a visual analog scale (VAS). Results: There were no significant differences on smile esthetics perception of 0%, 5%, 10%, 15% and 20% BC width between Indonesian orthodontists and laypersons on FFV and CUWM except BC width of 25%. There were no significant differences in the assessment of smile esthetic perception between the use of FFV and CUVM. Conclusion: At FFV, both orthodontists and laypersons preferred narrow buccal corridor. While at CUWM, orthodontists preferred the narrow buccal corridor but laypersons preferred very wide buccal corridor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library