Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Syihabuddin Naufal
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana peran aspek nilai budaya kolektivisme dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada komunitas Kampung Inggris Pare yang berada di desa Tulungrejo dan Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi etnografi digital untuk melihat fenomena sosial yang terjadi. Data yang utamanya didapatkan melalui observasi dan wawancara menunjukan bahwa TIK telah menjadi bagian dari aktivitas lembaga kursus yang ada di Kampung Inggris Pare baik sebagai sarana berbagi informasi, komunikasi, maupun dalam kegiatan belajar mengajar. Pada dasarnya penggunaan TIK memberikan banyak alternatif kepada anggota komunitas dalam berkomunikasi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas lembaga kursus. Namun penggunaan TIK yang agresif dirasa mulai melunturkan nilai-nilai budaya kolektivisme pada kelompok ini yang juga sering disebut dengan Kalendisme yang telah menjadi pondasi terbentuknya komunitas ini. Kalend Osen sebagai formal opinion leader di komunitas ini berperan dalam menyebarkan nilai-nilai kolektivisme sebagai budaya kelompok pada Kampung Inggris Pare. Sehingga peneliti menemukan sebuah fakta bahwa budaya kolektivisme di sini berperan dalam penggunaan TIK di komunitas ini khususnya pada lembaga kursus.
This study aims to explore how the role of aspects of collectivism culture ​​in using information and communication technology (ICT) within community of Kampung Inggris Pare in Tulungrejo and Pelem villages, Pare Subdistrict, Kediri Regency, East Java. This study used a qualitative approach with a digital ethnographic strategy to see social phenomena that has occured there. The data that were mainly obtained through observation and interviews shows that ICT has become part of the daily activities in existing course institutions in Kampung Inggris Pare both as a means of sharing information, communication, and in teaching and learning activities. Basically the use of ICT has provided many alternatives to the community members in communication, as well as to increase the productivity of course institutions. However, the aggressive use of ICTs has been fading the cultural values ​​of collectivism in this group which is also often referred to as Kalendisme which has been the foundation of this community formation. Kalend Osen as the formal opinion leader in this community played a role in spreading collectivism values ​​as a group culture in Kampung Inggris Pare. So the researcher found that the culture of collectivism here plays a role in the use of ICT within this community, especially at the course institutions.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T55299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Sekarwangi
Abstrak :
Tujuan - Tujuan dari penelitian yang disajikan dalam makalah ini adalah untuk mengisi kesenjangan dalam studi sebelumnya dan melihat apakah pilihan kata-kata yang digunakan oleh pemberontak moral akan mengurangi atau meningkatkan keinginan seseorang untuk memutuskan untuk membeli produk hijau. Selain itu, bagaimana budaya individualis dan kolektivis memoderasi hubungan antara dua variabel. Metodologi - Proses pengumpulan data akan dilakukan melalui survei Qualtrics, yang nantinya didistribusikan kepada responden Indonesia dan Belanda. Setelah mengumpulkan data, saya berhasil mengumpulkan 147 responden dan menjalankan regresi untuk menguji hipotesis. Temuan - Dalam makalah penelitian ini, saya tidak dapat menemukan dukungan untuk kedua hipotesis. Namun, saya menemukan bahwa ada beberapa alasan mengapa orang akan bereaksi berbeda ketika mereka dihadapkan dengan pemberontak moral yang menggunakan pernyataan bermuatan moral. Saya juga menemukan pembenaran terhadap fakta bahwa meskipun seseorang berasal dari budaya kolektivis, mereka masih memikirkan kepentingan mereka sendiri daripada pendapat kelompok. Orisinalitas – Tulisan ini mencoba mengisi kekosongan yang ada dalam literatur masa lalu dengan melihat bagaimana pemberontak moral dapat mempengaruhi niat seseorang untuk membeli produk hijau dan juga dengan menambahkan budaya kolektivis vs individualis sebagai moderator. ......Purpose - The objective of the study presented in this paper is to fill the gap in the past studies and see whether the choice of words used by moral rebels will decrease or increase one's desire to decide to purchase green products. Moreover, how individualist and collectivist cultures moderate the relation between the two variables. Methodology - The process of data collection will be conducted through a Qualtrics survey, which later on distributed to Indonesian and Dutch respondents. After collecting the data, I managed to gather 147 respondents and run a regression to test the hypothesis. Findings - In this research paper, I wasn’t able to find support for both hypotheses. However, I found that there are several reasons why people would react differently when they are faced with moral rebels that use morally charged statements. Also, I found a justification for the fact that even though someone comes from a collectivist culture, they still think about their own interest instead of the group’s opinion. Originality - This paper tried to fill in the gap that exists in the past literature by looking at how moral rebels can affect someone's intention to purchase green products and also by adding the collectivist vs individualist culture as the moderator.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library