Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elva Azzahra Puji Lestari
"ABSTRACT
Kecamatan Compreng (Subang) dan Kecamatan Tarogong Kaler (Garut) merupakan dua kecamatan penyangga pangan di Provinsi Jawa Barat dengan produksi padi sawah yang cukup tinggi. Pemantauan kondisi padi sawah untuk mengetahui fenologi padi sawah dalam waktu yang singkat sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola awal tanam padi sawah pada bulan basah dan bulan kering di Kecamatan Compreng (Subang) dan Kecamatan Tarogong Kaler (Garut). Dalam penelitian ini menggunakan indeks vegetasi NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) untuk menentukan umur tanaman padi sehingga dapat menentukan awal tanam padi sawah. Pola dan jadwal tanam padi sawah digolongkan berdasarkan bulan basah dan bulan kering dengan menggunakan klasifikasi iklim Oldeman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks vegetasi NDVI dapat dipakai untuk mengetahui pola temporal umur tanaman padi sawah di Kecamatan Compreng dan Kecamatan Tarogong Kaler dengan akurasi sebesar 100% dan 80%. Pola temporal umur tanaman padi sawah berdasarkan indeks vegetasi NDVI membentuk sebuah parabolik yang menjelaskan pertumbuhan tanaman padi sawah mulai awal tanam sampai siap dipanen. Pola awal tanam padi sawah pada bulan basah dan bulan kering di Kecamatan Compreng mengikuti aliran irigasi dari aliran utama Ci Punagara dan Sungai Irigasi Compreng sehingga penanaman padi sawah banyak dilakukan pada bulan kering sedangkan di Kecamatan Tarogong Kaler memiliki pola yang beragam karena sumber pengairan tidak sepenuhnya dari sungai, akan tetapi bergantung pada kondisi iklim sehingga penanaman padi sawah banyak dilakukan pada bulan basah.

ABSTRACT
Compreng (Subang) and Tarogong Kaler (Garut) Subdistricts are two food buffer districts in West Java Province with high rice production. Monitoring the condition of wet rice to find out the phenology of lowland rice in a short time is very necessary. This study aims to determine the initial pattern of planting paddy rice in wet months and dry months in Compreng District (Subang) and Tarogong Kaler District (Garut). In this study using the NDVI vegetation index (Normalized Difference Vegetation Index) to determine the age of rice plants so that they can determine the beginning of planting rice fields. Patterns and planting schedules of wetland rice are classified according to wet months and dry months using the Oldeman climate classification. The results showed that the NDVI vegetation index can be used to determine the temporal pattern of the age of wetland rice in Compreng District and Tarogong Kaler District with accuracy of 100% and 80%. The temporal pattern of the age of rice paddy plants based on the NDVI vegetation index forms a parabolic which explains the growth of paddy rice plants from the beginning of planting until they are ready to be harvested. The initial pattern of planting paddy in the wet months and dry months in the District of Compreng follows the irrigation flow from the main flow Ci Punagara and the Compound Irrigation River so that rice cultivation is mostly carried out in dry months while in the District of Tarogong Kaler it has a diverse pattern because the source of irrigation is not entirely from the river, but it depends on climatic conditions so that the planting of rice fields is mostly done in the wet months."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wibowo
"Hujan sangat besar artinya bagi masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat petani. Kegiatan pertanian sangat bergantung pada ketersediaan air. Ketersediaan air bagi usaha pertanian sederhana bersumber dad hujan. Lamanya musim hujan akan mempengaruhi ketersediaan air. Pada gilirannya kelangsungan usaha pertanian tergantung pada keberadaan hujan. Jumlah hujan tidak begitu penting, hujan rata-rata umumnya cukup banyak. Namun yang penting bagi mereka adalah kapan musim hujan tiba dan berapa lamanya musim hujan.
Sehubungan dengan itu, usaha-usaha untuk menentukan permulaan datangnya musim hujan dan permulaan datangnnya musim kemarau atau akhir dan musim hujan sangat berarti bagi usaha pertanian. Usaha untuk menentukan mulainya musim hujan dan musim kemarau di Pulau Jawa telah dilakukan oleh de Boer, Schmidt dan van der Vecht yang sedikit berbeda antara satu dengan yang lain.
Pulau Madura telah dilakukan penelitian, tetapi belum seutuhnya. Juga mengingat persyaratan yang dipilih Sandy untuk Pulau Bali yaitu daerahnya tidak luas, unsur-unsur pengendali iklim, seperti topografi sederhana, tutupan titik-titik pengamat hujan cukup merata, dan variasi jumlah hujan cukup lengkap, dari yang rendah hingga yang tinggi. Untuk itu dilakukan penelitian kapan awal, akhir dan berapa lamanya musim hujan di Pulau Madura. Masatahnya adalah; Kapan dan di mana awal musim hujan dan akhir musim hujan di Pulau Madura serta berapa lamanya musim hujan di Pulau Madura, dan bagaimana pola awal musim hujan, akhir musim hujan dan lamanya musim hujan di Pulau Madura?.
Hasil dari penelitian tentang musim hujan di Pulau Madura adalah : Awal musim hujan di Pulau Madura adalah sepuluh had pertama November (1 November), sepuluh had kedua November (2 November), sepuluh had ketiga November (3 November), sepuluh had pertama Desember (1 Desember) dan sepuluh had kedua Desemben (2 Desember). PoIa awal musim hujan di Pulau Madura adalah bagian barat Pulau Madura mendapatkan awal musim hujan lebih dulu dibandingkan dengan bagian yang Iebih ke timur dad Pulau Madura; Akhir musim hujan di Pulau Madura adalah sepuluh had pertama Mei (1 Mei), sepuluh had pertama Juni (1 Juni), dan sepuluh had pertama Juli (1 Juli). Pola akhir musim hujan di Pulau Madura adalah bagian barat Pulau Madura akhir musim hujannya Iebih lambat dari bagian yang lebih ke timur dad Pulau Madura; Lamanya musim hujan di Pulau Madura adalah kurang 150 had (15 dasarian), antara 150 had - 180 had (15 dasarian - 18 dasarian), dan lebih dan 180 had (18 dasarian). Pola lamanya musim hujan di Pulau Madura adalah bagian barat Pulau Madura Iebih lama musim hujannya di bandingkan bagian yang Iebih timur dari Pulau Madura; Pola dan awal, akhir, dan lamanya musim hujan di Pulau Madura mengikuti pola umum curah hujan di Indonesia yaitu tempat yang terletak di sebelah Barat musim hujannya datang lebih dulu dari pada tempat yang Ietaknya lebih ke Timur, pada pulau-pulau dengan rezim barat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library