Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Hilman Luthfi
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini meneliti proses legislasi dari Australia Act 1986 cth. No. 142 of 1985 yang dibahas dan disahkan pada tahun 1985 di masa pemerintahan partai buruh pimpinan Perdana Menteri Robert Hawke. Penelitian ini menjabarkan secara kualitatif proses legislasi yang terjadi di parlemen Commonwealth di tahun 1985 dengan mengacu kepada kerangka konsep republikanisme dan kerangka teori sistem Washminster di Australia. Ditemukan bahwa peranan pemerintahan partai buruh pimpinan Perdana Menteri Robert Hawke ini dapat dikategorikan dalam dua hal, yaitu peranan prosedural dan peranan substansial. Peranan prosedural ini menggambarkan sistem politik Australia yang mendukung adanya dominasi eksekutif dalam melancarkan sebuah proses legislasi. Peranan substansial ini menggambarkan situasi republikanisme yang terkait dengan tradisi aliran republikanisme yang memiliki kekhasan tersendiri di Australia.
ABSTRACT
This undergraduate thesis examines the legislation process of Australia Act 1986 cth. No. 142 of 1985 which was addressed and was ratified at 1985 under the leadership of Prime Minister Robert Hawke rsquo s Labor government. This research will qualitatively examine the legislation process that took place at the Commonwealth Parliament in 1985 by utilizing the conceptual framework of republicanism and theoretical framework of Washminster system in Australia. It is found that role of Hawke labor government can be classified onto two different categories procedural role and substantial role. For the procedural role, it describes Australian political system that encourages executive dominance in particularly of performing legislation business. For the substantial role, it narrates the Australian republican situation that forms its links with the distinctively Australian republicanism.
2017
S67884
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Amanda Noviarni
Abstrak :
ABSTRAK
Usaha Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya dari Belanda tidaklah lepas dari peran Australia. Dukungan yang diberikan oleh Australia terhadap kasus Indonesia dan Belanda ini diimplementasikan ke dalam bentuk keikutsertaan Australia mewakili Indonesia diberbagai perundingan yang dilaksanakan oleh kedua negara. Usaha yang dilakukan Indonesia bersama Australia untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan membuahkan hasil ketika pada tahun 1949 melalui Konferensi Meja Bundar, Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai sebuah negara yang berdaulat. Hal ini tidak lepas juga dari dukungan kaum buruh Australia yang dengan tegasnya menolak berbagai bentuk penjajahan di Indonesia dan memberikan dukungan melalui aksi boikot terhadap kapal Belanda yang akan berlayar ke Indonesia. Skripsi ini membahas mengenai kebijakan politik luar negeri yang diambil Australia dalam menyikapi kasus ini dan ditulis dengan metode penelitian sejarah.
ABSTRACT
Indonesia rsquo s struggle to defend its independence from the Dutch can not be separated from the role of Australia. The support from Australia to the Indonesia in this case is implemented in the form of Australian participation in various agreement held by both countries. The struggle undertaken by Indonesia together with Australia to gain the recognition of sovereignty comes to an end when in 1949 through the Round Table Conference, Dutch acknowledge the sovereignty of the Republik Indonesia Serikat. The Australian labors pay a big role as well. They firmly reject all forms of colonialism in Indonesia. The supports from the labors can be seen in the ban on the Dutch ships action. This study using the historical method to discusses about the Australian foreign policy towards Indonesian and Dutch case.
2017
S70114
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mirza Arifian
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai konflik yang terjadi didalam tubuh Partai Buruh Australia. Fokus utama dalam penelitian ini adalah konflik internal elit Partai Buruh Australia antara Kevin Rudd dengan Julia Gillard. Konflik yang melibatkan elit Partai Buruh Australia ini berakibat timbulnya perpecahan didalam partai. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori partai dan ideologi dari Allan Ware yang menjadi dasar untuk menganalisis adanya perbedaan pandangan dari kedua orang yang terlibat konflik. Penelitian ini juga menggunakan teori elit dari Monte Palmer dan William R. Thomson untuk melihat siapa saja yang menjadi elit dalam Partai Buruh Australia. Metode yang digunakan untuk menjelaskan konflik ini adalah kualitatif. Temuan yang didapat dari penelitian ini adalah konflik ini melibatkan adanya faksi yang ada didalam Partai Buruh Australia dan adanya perubahan kepemimpinan dalam menghadapi pemilihan umum Australia tahun 2013.
......This thesis discusses the conflict in Australian Labor Party. The main focus in this thesis is an internal conflict between Kevin Rudd and Julia Gillard as the elite of the Australian Labor Party. The partys and ideology of Allan Ware applied in this thesis to analize a difference view of the people involved in the conflict. This thesis also uses the theory of elite Monte Palmer and William R. Thomson to see who are the elite of the Australian Labor Party. This thesis used qualitative research method. The invention of this thesis is the conflict involved in the presence of the faction and change of leadership to face of Australian general election 2013.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, [2014;, ]
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yusuf Hakim Gumilang
Abstrak :
Hal yang menjadi fokus utama dalam karya tulis ini adalah peran Partai Buruh dalam formulasi kebijakan Water Act (2007). Kelangkaan air merupakan isu yang menjadi agenda nasional dan sangat penting dalam kehidupan politik di Australia. Belum banyak banyak karya sarjana ilmu politik yang mengangkat isu air ini menjadi sebuah pembahasan akademis.
Teori yang digunakan dalam karya ini adalah teori demokrasi deliberatif dari Marion Young yang menjadi dasar berpijak dalam formulasi kebijakan publik yang mengedepankan pada kepentingan bersama (general will) dan bukan kepentingan golongan dalam pembuatannya. Penulis juga menggunakan teori kebijakan publik dari William Dunn yang mengatakan bahwa sebuah kebijakan publik dibuat berdasarkan hasil definisi permasalahan yang berada disekitar pembuat kebijakan dan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pembuat kebijakan.
Temuan yang didapat dalam penelitian ini bahwa Partai Buruh memiliki keberpihakan dan peran penting dalam memperjuangkan isu air dalam formulasi kebijakan Water Act (2007) di Australia.
Focus of this thesis is the role and involvement of Australian Labor Party on formulating Water Act (2007). Scarcity of Water were became national agenda in Australia policy arena. Uniqueness of this thesis is It?s focus on water issue which is not a common issue in political science studies.
The deliberative democracy theory by Marion Young applied in this thesis to analize the formulating process of water policy which based on general will of the people. Involvement and active participation by the citizen on the formulation process is the key of success to reach the goals of this policy. The theory of public policy by William N. Dunn applied in this thesis to analize what consist beyond the definition of public policy formulation in Water Act (2007).
The invention from this thesis are the ALP as a major party not only emphasized their program in water issue as an election program for the water act commencement in parliament but also affirm this issue to become national agenda in Australia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S1221
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library