Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadhira Gilang Ratnasari
Abstrak :
ABSTRACT
Mengatasi kebakaran hutan gambut masih menjadi permasalahan yang berkelanjutan di Indonesia dengan ditemukannya titik panas baru selama musim kemarau. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memahami metode yang paling efisien untuk memadamkan kebakaran gambut. Penelitian ini terfokus pada pemadaman kebakaran gambut dengan menggunakan metode berbasis busa foam . Pengujian skala laboratorium dilakukan untuk mengamati pengaruh system pemadaman berbasis busa foam terhadap gambut yang terbakar. Larutan Class A Foam pada konsentrasi 0.2, 1, dan 3 digunakan sebagai variasi dalam memadamkan kebakaran gambut. Sampel yang digunakan diperoleh dari desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, dengan koordinat S: -3?47 ;34 ;, E: 113?55 ;15. Metode pemadaman menggunakan satu lapisan dengan beberapa ketebalan dan menggunakan beberapa lapisan dengan ketebalan yang lebih rendah diamati dalam penelitian ini. Sampel gambut diletakkan di reaktor dengan dimensi 100 x 100 x 100 mm3 dimana sampel akan dipanaskan menggunakan electric coil heater dengan daya 80 ndash; 100W selama 30 menit untuk membentuk smoldering front. Termokopel dan foto infrared digunakan dalam pengujian untuk mengetahui fenomena pemadaman yang terjadi. Saat smoldering front mulai bergerak dari heater ke ujung lainnya, busa dituangkan diatas gambut yang terbakar dengan ketebalan yang bervariasi. Dari pengujian yang dilakukan, dapat diamati adanya pengaruh konsentrasi dan ketebalan lapisan busa terhadap pemadaman kebakaran gambut.
ABSTRACT
Solving peat fires problem continues to be a constant struggle in Indonesia as more hotspots are identified during the dry seasons. A number of research has been carried out to understand the most sufficient way to suppress peat fires using a range of different methods. This research was focused on the suppression of peat smouldering combustion by using foam based suppression agent in the laboratory scale experiments. Experiments were carried out to explore the effect of foam suppression system mjon tropical peat fires. A solution of Class A Foam with a concentration of 0.2, 1, and 3 were used to suppress Kalimantan peat smouldering fire with a density of 0.3g cm3. Sample used in the experiments was taken from Tumbang Nusa Village, Pulang Pisau District, Central Kalimantan Province, with a coordinate of S 3.47 ;34, E 113 55 ;15. A one application method and relayering method were explored to observe how peat fire responds to foam suppression. Peat sample was put in a 10x10x10 cm3 reactor, where a coil heater was turned on at 80 100W for 30 minutes to initiate a smouldering front. A set of thermocouples and infrared thermographs were used to explore the suppression mechanism that occurs. As the smouldering front moved away from the igniter to the other end of the reactor, foam with different thickness was applied on top of the peat to explore the effect of varying thickness on the suppression of peat fire. From the series of experiments, it was observed that there was a correlation between the thickness of the foam layer and the suppression of peat fires.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deril Clinton
Abstrak :
Pada masa ini penelitian mengenai busa poliuretan dipusatkan pada usaha peningkatan karakteristik kekakuan busa dengan pemilihan bahan baku dan proses yang bersifat terbarukan. Bio-coating kitosan adalah polisakarida linear yang merupakan produk turunan dari chitin, yaitu zat penyusun rangka terluar dari hewan antropoda seperti udang, kepiting, dan serangga. Hubung silang antara busa poliuretan dengan kitosan dibuktikan dari hasil pengamatan SEM dimana terbentuknya lapisan pada permukan dan pori pori busa. Kemudian pengujian FTIR yang menunjukkan fenomena curing terjadi pada bilangan gelombang 1374 cm-1, yaitu ikatan hubung sialng antara kitosan-STPP pada busa poliuretan. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pada variasi waktu curing 75 menit dan suhu 135 C merupakan kondisi yang optimum untuk proses curing. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kekuatan tarik sebesar 4.2 serta nilai resiliansi sebesar 2.5, juga disertai dengan menurunya nilai elongasi sebesar 24 dan nilai kekedapan udara sebesar 26. Nilai stabilitas termalnya juga meningkat dimana dibuktikan dengan meningkatknya persen berat sampel tersisa yaitu 13 dengan suhu degradasi yang lebih rendah yaitu 360 C.
At this time research on polyurethane foam is centered on efforts to improve the characteristics of foam stiffness by selecting raw materials and renewable processes. Chitosan bio-coating is a linear polysaccharide which is a derivative product of chitin, the outermost constituent of anthropoid animals such as shrimp, crabs, and insects. The cross linking between polyurethane foam and chitosan is proven from SEM observations where the formation of layers on the surface and pores of the foam pores. Then the FTIR test which shows the curing phenomenon occurs at wave number 1374 cm-1, namely the bonding relationship between chitosan-STPP on polyurethane foam. From the results of this study concluded that the variation of 75 minutes curing time and 135 C temperature is the optimum condition for the curing process. This is evidenced by an increase in tensile strength of 4.2 and a resilience value of 2.5, also accompanied by a decline in the elongation value of 24 and an airtight value of 26. The thermal stability value also increases which is evidenced by the increase in the remaining percent weight of the sample by 13 with a lower degradation temperature of 360.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arkan Fadhillah Cesnanda
Abstrak :
Selama bertahu tahun, Indonesia terus berjuang mengatasi masalah kebakaran gambut yang lebih sering terjadi selama musim kemarau panjang. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memahami cara paling efisien untuk memadamkan kebakaran gambut menggunakan berbagai metode yang berbeda. Penelitian ini berfokus pada supresi gambut yang membara dengan menggunakan metode injeksi berbasis busa dalam percobaan skala laboratorium. Eksperimen dilakukan untuk mengeksplorasi efek dari busa yang disuntikkan pada supresi kebakaran gambut Papua. Variasi parameter yang dianalisis untuk penelitian ini adalah variasi konsentrasi busa dalam supresi gambut Papua. Larutan Busa Kelas A dengan konsentrasi 1%, 0,5% dan 0,25% digunakan untuk supresi gambut Papua yang terbakar. Sampel yang digunakan dalam percobaan diambil dari Kecamatan Bagaisewar, Kabupaten Sarmi, dengan koordinat S: 01 ° 55'14,11 ", E: 138 ° 6'17,35" Papua. Sampel gambut Papua dimasukkan ke dalam reaktor 100mm x 100mm x 100mm, di mana koil pemanas dinyalakan pada 80 100W selama 1,5 hingga 2 jam untuk membentuk smoldering front. Satu set termokopel digunakan di dalam reaktor untuk mengeksplorasi mekanisme pemadaman yang terjadi pada jarak dan kedalaman yang berbeda dari koil pemanas reaktor. Ketika smoldering front telah bergerak menjauh hingga mencapai ujung reaktor dan sepenuhnya menopang proses pembakaran, busa dengan berbagai konsentrasi disuntikkan ke dalam lapisan gambut untuk mengeksplorasi efek konsentrasi busa yang bervariasi pada supresi kebakaran gambut. Dari serangkaian percobaan, diamati bahwa terdapatnya korelasi antara konsentrasi busa yang digunakan dengan durasi dan jumlah penggunaan air yang efektif untuk sepenuhnya memadampkan gambut Papua yang membara. ......Throughout the years, Indonesia has constantly struggled Peat fires problem that occurs more during long dry seasons. Several researches have been carried out to understand the most efficient way to suppress peat fires using a range of different methods. This research focused on the suppression of smoldering peat combustion by using foam-based injection in the laboratory scale experiments. Experiments were carried out to explore the effect of injected foam on suppressing Papuan peat fires. The parameter variation analyzed for this research is the variation of foam concentration to know its effect in suppressing Papuan peat. A solution of Class A Foam with a concentration of 1%, 0.5% and 0.25% were used to suppress Papuan peat smoldering fire. Sample used in the experiments was taken from Bagaisewar Sub- District, Sarmi District, with coordinates S: 01°55'14,11", E: 138°6’17,35" Papua. Papuan peat sample was put inside a 100mm x 100mm x 100mm reactor, where a coil heater was turned on at 80-100W for approximately 1.5 to 2 hours to initiate a smoldering front. A set of thermocouples was subjected inside the reactor to explore the suppression mechanism that occurs at different distance and depth from the reactor’s coil heater. As the smoldering front has already moved away reaching the end of the reactor and fully sustaining the smoldering process, foam with varying concentration was injected within peat layers to explore the effect of varied foam concentration on the suppression of peat fires. From the series of experiments, it was observed that there was a correlation between the concentration of foam used with the duration and amount of effective water usage to fully suppress a Papuan peat fire.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winanda Amorosso
Abstrak :
Kebakaran lahan gambut terjadi secara berulang di Indonesia. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menemukan metode pemadaman kebakaran membara gambut yang paling efisien. Penelitian ini berfokus pada supresi gambut yang mengalami kebakaran membara dengan metode injeksi busa dalam skala laboratorium. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui efektivitas supresi dengan metode injeksi busa pada hotspot gambut dengan variasi sampel yang berbeda, antara lain sampel dari daerah Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada koordinat 2°17'21.9"S 114°01'57.3"E dan Kabupaten Tanjung Timur, Jambi pada koordinat 01°14'11.227"S 103°35'4.851"E. Sementara busa yang digunakan adalah busa dengan konsentrasi larutan 1 %. Pada proses eksperimen, sampel gambut akan dituangkan ke dalam reaktor dengan ukuran 200 mm x 200 mm x 100 mm yang dindingnya dilapisi isolator calcium silicate board dan dilengkapi coil heater yang dipanaskan selama 60 menit dengan daya 100 W. Temperatur kedalaman, massa, dan temperatur permukaan sampel masing-masing diukur dengan termokopel, load cell, dan kamera termal. Proses injeksi busa dilakukan saat termokopel pada kedalaman terbawah mengalami mencapai temperatur minimal 215°C atau mengalami kebakaran membara. Busa diinjeksi menggunakan jarum injeksi yang ditancapkan di tengah reaktor dengan kedalaman 100 mm dari permukaan reaktor. Jarum terhubung dengan alat injeksi terintegrasi dengan kecepatan aliran busa 100 ml/min. Hasil penelitian menunjukkan busa secara efektif dapat mensupresi gambut pada variasi sampel yang berbeda. ...... Peatland fires occur repeatedly in Indonesia. Various studies have been conducted to find the most efficient method of extinguishing peat smoldering fires. This research focuses on extinguishing peat smoldering fires by foam injection method on a laboratory scale. Experiments were conducted to determine the effectiveness of suppression by the foam injection method on peat hotspots with different sample variations, including samples from the Palangkaraya area, Central Kalimantan, at coordinates 2°17'21.9"S 114°01'57.3"E and Tanjung Timur Regency, Jambi at coordinates 01°14'11.227"S 103°35'4.851"E. While the foam used was foam with a solution concentration of 1%. In the experimental process, peat samples will be poured into a reactor with a size of 200 mm x 200 mm x 100 mm whose walls are covered with a calcium silicate board insulator and equipped with a coil heater heated for 60 minutes with a power of 100 W. Depth temperature, mass, and surface temperature of the sample are each measured by a thermocouple, load cell, and thermal camera. The foam injection process is carried out when the thermocouple at the bottom depth reaches a temperature of at least 215 °C or undergoes smouldering. The foam is injected using an injection needle stuck in the center of the reactor with a depth of 100 mm from the surface of the reactor. The needle is connected with an integrated injection device with a foam flow speed of 100 ml / min. The results showed that foam can effectively suppress peat at different sample variations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Arifah Hari Pertiwi
Abstrak :
Modifikasi elektroda busa nikel dengan NiCo2O4 hollow spheres (Ni-NiCo2O4) menggunakan template SiO2 komersil secara hidrotermal telah berhasil disintesis. Karakterisasi elektroda Ni-NiCo2O4 menggunakan SEM-EDS, TEM dan BET mengkonfirmasi adanya struktur hollow spheres NiCo2O4 dengan ukuran sphere berkisar 380 nm dan hollow 150 nm yang terbentuk pada pori-pori busa nikel dengan luas permukaan 17,944 m2/g. Evaluasi kinerja elektroda Ni-NiCo2O4 dengan teknik siklik voltametri pada larutan glukosa menunjukkan linieritas pada rentang konsentrasi 0,5-2,5 μM dengan nilai sensitivitas sebesar 23,97 mA.μM-1cm-2, batas deteksi (LOD) 0,12 μM, dan batas kuantifikasi (LOQ) 0,41 μM. Kestabilan yang tinggi diperoleh dengan nilai relative standard deviation (RSD) sebesar 1,51% pada 10 kali pengulangan. Uji selektivitas dengan adanya senyawa interferen berupa asam askorbat (AA) dan albumin menunjukkan bahwa konsentrasi interferen sampai dengan 50 persen analit tidak mempengaruhi performa sensor. Selain itu, uji validasi sensor pada deteksi glukosa dalam sampel plasma darah menunjukkan bahwa hasil deteksi tidak berbeda signifikan dengan analisis menggunakan glukodetektor. Hasil ini mengindikasikan bahwa sensor yang dikembangkan dapat diaplikasikan pada sampel nyata. ...... Modification of the nickel foam electrodes with hollow spheres NiCo2O4 (Ni- NiCo2O4) via hidrothermal using commercial SiO2 templates has been successfully synthesized. Characterization of electrodes Ni- NiCo2O4 using SEM-EDS, TEM and BET confirmed the existence of NiCo2O4 hollow spheres with sphere sizes around 380 nm and hollow around 150 nm, which formed in the nickel foam pores with a surface area of 17,944 m2/g. Evaluation of the performance of Ni-NiCo2O4 electrodes by using cyclic voltammetry technique in glucose solutions showed a good linearity in the concentration range of 0.5 - 2.5 μM with a sensitivity value of 23.97 mA.μM-1cm-2, detection limit (LOD) 0.12 μM, and the quantification limit (LOQ) of 0.41 μM. High stability could be obtained with a relative standard deviation (RSD) of 1.51% for 10 repetitive measurements. Selectivity testing in the presence of interferent compounds in the form of ascorbic acid (AA) and albumin also showed that interferent concentrations of up to 50 percent of analytes did not affect the sensor performance. In addition, validation of the sensor for glucose detection in blood plasma samples showed less significantly different in comparison with the test by using a glucodetector. The results indicated that the developed sensor is promising for real applications.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa Nur Syahidah
Abstrak :
Sifat busa poliuretan yang ringan, fleksibel, serta memiliki perambatan suara dan panas yang rendah membuatnya menjadi salah satu material yang digunakan dalam berbagai industri, salah satunya adalah otomotif. Dalam pembuatan salah satu bagian mobil, yaitu headliner, diperlukan busa poliuretan dengan kekuatan mekanis yang baik. Hal tersebut dapat dicapai melalui modifikasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu pelapisan dengan larutan kitosan. Penelitian yang dilakukan berfokus pada pengaruh konsentrasi kitosan terhadap sifat mekanis dan termal busa poliuretan. Pelapisan dilakukan dengan cara mencelupkan busa poliuretan ke dalam larutan kitosan dengan konsentrasi 1-6% (b/v). Kemudian busa dikeringkan dalam oven vakum pada temperatur 60 oC selama 30 menit yang dilanjutkan dengan curing pada 120 oC selama 90 menit. Karakterisasi sampel yang dilakukan adalah uji mekanis, uji termal, FTIR, dan FE-SEM. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan pelapis yang optimal adalah 4%. ......The properties of polyurethane foam which are lightweight, flexible, and have low propagation of sound and heat, make it possible to be used in various industries, one of which is automotive. In making one part of a car, the headliner, polyurethane foam with good mechanical strength is needed. This can be achieved through modifications made in this study, which is coating with chitosan solution. The research conducted focuses on the effect of chitosan concentration on the mechanical and thermal properties of polyurethane foam. Coating is done by dipping polyurethane foam into chitosan solution with a concentration of 1-6% (b/v). Then the foam was dried in a vacuum oven at a temperature of 60 oC for 30 minutes followed by curing at 120 oC for 90 minutes. The sample characterization carried out was mechanical testing, thermal test, FTIR, and FE-SEM. The results obtained showed that the optimal concentration of chitosan coating solution was 4%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Fajrina Ulfah
Abstrak :
Pada penelitian ini sintesa NiCo-LDH/MnO2 pada permukaan busa nikel dengan metode hidrotermal dan uji performanya sebagai elektroda pada superkapasitor tipe baterai telah berhasil dilakukan. Karakterisasi menggunakan XRD dan SEM-EDX menunjukkan bahwa terbentuk sistem mirip struktur hydrotalcite yang sesuai untuk struktur LDH dengan bentuk nanowire pada NiCo-LDH. Sedangkan MnO2 membentuk struktur birnessite yang secara teoritis memiliki luas permukaan dan porositas yang tinggi. Uji elektrokimia menggunakan teknik siklik voltametri menunjukkan nilai kapasitansi spesifik tertinggi pada busa nikel/NiCo-LDH/MnO2 sebesar 1506,23 F/g pada scanrate 10 mV/s. Sedangkan uji galvanostatic charge discharge menunjukkan performa terbaik busa nikel/NiCo-LDH/MnO2 pada densitas arus 1,5 A/g dengan nilai kapasitansi spesifik mencapai 2247,33 F/g, energi spesifik sebesar 63,21 Wh/kg, dan daya spesifik sebesar 337,5 W/kg. Selain itu, uji impedansi juga menunjukkan bahwa material ini memiliki resistansi yang baik berdasarkan Nyquist plot dengan nilai Rs dan Rct sebesar 1.814 Ω dan 2.208 Ω. Selanjutnya 2500 siklus pemuatan potensial berulang menunjukkan kestabilan yang baik dengan persen retensi kapasitas spesifik sebesar 88.2% .
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Yulianto
Abstrak :
Busa aluminium merupakan salah satu material yang sekarang banyak dikembangkan. Material ini merupakan material yang mempunyai berai jenis rendah, nilai kekakuan tinggi, dan material penyerap panas dan energi yang baik. Ada beberapa proses pembuatan busa alumunium yang banyak dikembangkan, baik melalui fase cair, padat, maupun gas. Dan dari berbagai proses tersebut, proses pembuatan busa aluminium melalui rasa cair dengan metoda injeksi gas merupakan proses yang paling sederhana dan murah. Prinsip dari proses pembuatan busa aluminium dengan metoda ini adalah gelembung dihasilkan dari proses peniupan gas ke dalam cairan aluminium yang didalamnya terdapat partikel tambahan yang berfungsi sebagai penstabil gelembung. Pada penelitian ini dibahas pengaruh ukuran dan fraksi berat serbuk alumina sebagai penstabil gelembung terhadap sifat lisika dan mekanik, semi struktur makro dan struktur mikro pori yang terbenwk. Dari metoda ini dihasilkan busa aluminium dengan berat jenis 1,31-1,98 gr/cm³. Dan ukuran serbuk alumina optimal adalah di bawah 10 gm dengan fraksi berat 15%. Pori yang terbentuk mempunyai bentuk dan ukuran yang homogen dengan penyebaran merata. Sifat mekanik yang ditunjukkan dengan kuat tekan relatif (σc/ρ) meningkat 7%.
Aluminium foam have become an attractive material to develop. This material has many interesting combinations of physical and mechanical properties such as high stiffness in conjunction with low specific weight. Various methods are utilized to make aluminium foams, such as from liquid, solid, and gas phses. But, among of the techniques to produce aluminium foams, the method of injection gas into melt aluminium is the simplest and cheapest technique .The principal of this method is foam is made from gas that injected into the aluminium melting. Aluminium melting is added by particles to stabilized. This research studies the effects of the size and weight fraction of alumina powders on the physical and mechanical properties, as well as the macrostructure and microstructure of the aluminium foams. The result showed that a foams is formed by this method with the range of density 1,31-1,98 gr/cm³. It was found that relatively optimum size stabilizer (alumina powders) is less than 10µm with mass fraction of 15%. The morphology of foams that resulted by added this stabilizer is good in homogenities and distribution. The mechanical properties that showed with specific compression strength (σc/ρ) increase about 7%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24414
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiki Syahbana Putra
Abstrak :
Poliuretan merupakan senyawa polimer tersegmentasi oleh hard segment dan soft segment. Modifikasi lanjut dari poliuretan memungkinkan untuk dijadikan produk busa, dengan berbagai macam sifat. Busa poliuretan memiliki kecenderungan bersifat rigid maupun fleksibel, dengan pengaturan oleh rasio segmen serta penambahan chain extender selama proses sintesis. Bahan dasar yang digunakan dalam sintesis busa bio-poliuretan yaitu Polipropilen Glikol (PPG) 2000, Toluene Diisosianat 80 (TDI 80), katalis Amina, katalis Tin, surfaktan, dan penambahan biomassa lignin sebagai chain extender dan sebagai variabel bebas dari penelitian ini dengan variasi penambahan 1, 2, 3 pbw. Metode sintesis yang digunakan ialah one shot method. Untuk mengetahui sifat penambahan chain extender lignin, maka dilakukan pengujian antara lain uji tarik, uji morfologi, uji kandungan senyawa dan uji stabilitas termal. Dari sintesis yang dilakukan, didapat busa bio-poliuretan dengan bentuk pori tertutup. Memiliki kekuatan tarik meningkat, namun sifat elongasi yang cenderung menurun seiring dengan bertambahnya biomassa lignin yang ditambah. Dari pengujian stabilitas termal, didapat bahwa, penambahan biomassa lignin memberikan efek stabilitas termal yang lebih baik dari PUF-Virgin jika dilihat dari perilaku degradasi yang terjadi selama pemanasan. ...... Polyurethane is a polymer compound segmented by hard segment and soft segment. Further modifications of polyurethane make it possible to make foam products, with a variety of properties. Polyurethane foam has a tendency to be rigid and flexible, by adjusting the segment ratio and adding chain extenders during the synthesis process. The basic ingredients used in bio-polyurethane foam synthesis are Polypropylene Glycol (PPG) 2000, Toluene Diisocyanate 80 (TDI 80), Amine catalyst, Tin catalyst, surfactant, and the addition of lignin biomass as a chain extender and as independent variables of this study with variations addition of 1, 2, 3 pbw. The synthesis method used is one shot method. To determine the nature of the addition of the lignin chain extender, tests were carried out including tensile test, morphological test, compound content test and thermal stability test. From the synthesis carried out, bio-polyurethane foam with closed pore shape was obtained. It has increased tensile strength, but the nature of elongation tends to decrease with increasing lignin biomass. From testing thermal stability, it was found that, the addition of lignin biomass had a better thermal stability effect than PUF-Virgin when viewed from the degradation behavior that occurred during heating.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Permatasari
Abstrak :
Pada penelitian ini, Ni-Co LDH dengan bentuk nanowireberhasil disintesis pada busa nikel melalui metode hidrotermal dan digunakan sebagai elektroda untuk aplikasi superkapasitor tipe baterai. Analisis XRD, SEM, dan TEM digunakan untuk mengkarakterisasi struktur dan morfologi material. Struktur Ni-Co LDH pada busa nikel yang terbentuk memberikan luas permukaan situs aktif yang lebih besar sehingga transfer ion dapat berjalan dengan lebih efektif. Dalam aplikasi superkapasitor tipe baterai, karakteristik tersebut memberikan kinerja elektrokimia yang baik. Pertama, Ni-Co LDH termodifikasi pada busa nikel melalui teknik cyclic voltammertrymenghasilkan kapasitansi spesifik 1124,81 F/g; 608,57 F/g; 513,5 F/g; 426,12 F/g; 308,71 F/g; dan 219,96 F/g padascan rate1; 5; 10; 20; 50; dan 100 mV/s, secara berurutan. Nilai kapasitansi spesifik 1341,44 F/g pada densitas arus 2 A/g dan masih menghasilkan nilai 1302,26 F/g pada densitas arus yang cukup tinggi yaitu 30 A/g. Ni-Co LDH termodifikasi pada busa nikel mencapai energi spesifik yang tinggi yaitu 67,07 Wh/kg dan daya spesifik 339,11 W/kg pada densitas arus 2 A/g. Kedua, Ni-Co LDH mempunyai kestabilan struktur yang baik, yang mana dapat mengarah pada performa elektrokimia yang sangat baik. Setelah 3000 siklus charge-discharge, Ni-Co LDH pada busa nikel menghasilkan nilai persen retensi 96,38% dari kapasitansi awal. Hasil tersebut menunjukkan kinerja material yang sangat baik dan memungkinkannya untuk menjadi bahan elektroda yang menjanjikan untuk perangkat penyimpan energi. ......In this study, Ni-Co Layered Double Hydroxide (LDH) nanowire was successfully grown on nickel foam through the hydrothermal method to be used as an electrode for battery type supercapacitor applications. X-ray diffraction analysis, scanning electron microscopy, and transmission electron microscopy were employed to characterize their structure and morphologies. Ni-Co LDH on nickel foam provides a high accessibility for electrolytes ions over the whole surface of the material structure. In battery-type supercapacitor applications, these characteristics ensure the excellent electrochemical performance of material. First, Ni-Co LDH on nickel foam through the cyclic voltammetry technique showed specific capacitance of 1124.81 F / g; 608.57 F / g; 513.5 F / g; 426.12 F / g; 308.71 F / g; and 219.96 F / g at scan rate 1; 5; 10; 20; 50; and 100 mV / s, respectively. The specific capacitance of 1341.44 F / g at a current density of 2 A / g still showed a value of 1302.26 F / g at high current density of 30 A / g. Ni-Co LDH on nickel foam displayed a high energy density of 67.07 Wh / kg and power density of 339.11 W / kg. Secondly, Ni-Co LDH has good structural stability, which lead to excellent electrochemical characterization. After 3000 cycles of charge-discharge, Ni-Co LDH on nickel foam showed the capacitance retention rate of 96.38% of its initial capacitance. These results show excellent material performance and allow it to be a promising electrode material as the candidate for energy storage devices.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>