Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Apriliyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menggambarkan struktur dan komposisi vegetasi sistem agroforestri talun di Desa Argapura, Bogor, Jawa Barat. Juga diteliti karakteristik tanah dalam sistem talun dan sistem ladang di Desa Argapura serta sistem hutan tropik di Cagar Alam Yan Lapa, Bogor. Dalam analisis vegetasi digunakan metoda kualitatif dan kuantitatif. Karakteristik tanah yang diteliti antara lain: kandungan bahan organik total, nitrogen total, fosfor tersedia, kapasitas tukar kation (KTK) kalium, KTK kalsium, KTK aluminium dan pH tanah. Dalam sistem talun di Argapura dijumpai 26 jenis pohon dari 15 famili, menghasilkan berbagai produk sebagai sumber makanan, sumber energi, kayu konstruksi dan rempah-rempah. Durio zibethinus mempunyai tingkat dominasi tertinggi (INP= 60,9%). Sandoricum Autjape (INP=41,6%) dan i^Ibizzia fslcats (INP=38%) tingkat dominasinya tinggi sedangkan i^rtocarpus ints-gra (INP= 38,07%) dan Nepbelium lappaceum (INP=26,34%), tingkat domi nasinya sedang. Sistem ini terdiri g.tas 4 lapisan. Lapisan tertinggi terdiri 9,7% tegakan dari seluruh tegakan yang ada, lapisan ke-2 sebanyak 84,52%; lapisan ke-1 terdiri atas 25,8 % dan lapisan terbawah-terdapat semak dan herba. D. zib&thinus adalah Jenis dengan prosentase penutupan tajuk relatif terbesar (34%), lalu S. kutjape (15%) dan falcata (13%). Sebagian besar pohon di dalam talun termasuk pohon masa kini (39,4%). Pohon masa lampau sebanyak 33,3 % dan pohon masa mendatang sebanyak 27,3%. Agroforestri talun di Desa Argapura cukup balk mengkonversikan nutrien tanah. Hal ini dibuktikan dengan kandungan bahan organik, nitrogen total serta nilai KTK kalsiumnya cenderung sedikit berbeda dibandingkan sistem hutan tropik di Cagar Alam Yan Lapa. Sementara itu kandungan bahan organik, nitrogen total serta nilai KTK kalium, dan KTK kalsium pada sistem ladang cenderung lebih rendah dibandingkan sistem hutan. Nilai keasaman tanah pada sistem agroforestri talun dan sistem ladang cenderung lebih rendah dibandingkan sistem hutan tropik di Cagar Alam Yan Lapa. Tetapi nilai KTK aluminium pada sistem ladang dan sistem agroforestri talun cenderung lebih tinggi dibanding kan sistem hutan tropik di Cagar Alam Yan Lapa.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suswanto Rasidi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sukiswo Setiadi
Abstrak :
Pendahuluan Rawa Danau terletak disebuah kaldera di Kabupaten Serang Propinsi Jawa Barat, meliputi wilayah administrasi di 10 desa dari 3 kecamatan yaitu, Kecamatan Padarincang, Kecamatan Pabuaran dan Kecamatan Mancak. Secara fisik Rawa Danau dilingkupi oleh pegunungan yang berbentuk seperti kawah curam di bagian utara dan timur, serta perbukitan landai di bagian selatan dan barat. Letak geografis Rawa Danau di 6°081 - 6°11 ` Lintang Selatan dan 105°61 -106°41 Bujur Timur, terletak pada ketinggian antara 80 - 192 meter di atas permukaan laut, pada kelerengan 0 - 8 % dan berjarak 37 km dari kota Serang. Berdasarkan peta geologi Jawa - Madura skala 1:500.000 Direktorat Geologi Bandung 1963, formasi geologi Rawa Danau merupakan letusan gunung berapi yang tidak terurai. Vulkanisme gunung berapi tersebut terdiri dari tufa, breksi dan lava. Tanah yang ada di kawasan Rawa Danau terdiri dari asosiasi Glei Humus dan Aluvial Kelabu Regosol, dan Latosol. Asosiasi Glei Humus dan Aluvial Kelabu merupakan bagian yang terluas terdapat di wilayah Kecamatan Padarincang dan potensial untuk persawahan dan budidaya pertanian lainnya. Perairan Rawa Danau ditinjau dari aspek hidrologis berfungsi sebagai pengendali dan peredam banjir yang berasal dari hulu DAS Cidanau. Sungai Cidanau mengalir dari gunung Karang melalui sub DAS Cisaat, Cisawarna, Cikalumpang, Cibojong dan Cicangkedan bermuara di Selat Sunda. DAS Cidanau dipengaruhi oleh curah hujan rata-rata bulanan sebesar 186,23mm, bulan basah terjadi selama 10 bulan (September-Juni) dan bulan kering selama 2 bulan (Juli - Agustus).
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Chesti Ismayanti
Abstrak :
Skripsi ini menjelaskan tentang kasus penyerobotan lahan suku Badui di Banten, Jawa Barat. Masyarakat Badui merupakan salah satu masyarakat lokal atau masyarakat hutan di Indonesia. Wilayah Badui terbadi dalam 4 wilayah yaitu hutan larangan, wilayah Badui DaIam, wilayah Badui Luar dan wilayah pembatas antara wilayah suku Badui dengan wilayah luar Badui yang disebut Tanah Dangka. Masyarakat Badui sangat menggantungkan hidup pada hutan baik sebagai sumber ekonomi maupun sebagai sumber ritual. Kasus penyerobotan lahan Badui dimulai pada tahun 1953. Tahun 1957 penyerobotan lahan dilakukan oleh penduduk desa Sobang, Ialu pada tahun 1958, 1978 dan 1980-an dilakukan oleh penduduk desa Karangcombong. Kasus lain yaitu dengan penduduk desa Karangnunggal pada tahun 1968 dan 1969. Secara geografis, penyerobotan lahan Badui terjadi di bagian Timur dan Barat - Selatan. Reaksi masyarakat Badui terhadap masalah penyerobotan lahan hutan itu sangat cepat yaitu dengan langsung mengadukan kepada pemerintah pusat dan presiden sebagai penguasa tertinggi di Indonesia. Usaha masyarakat Badui kepada pemerintah berhasil, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan melalui Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat pada tahun 1968 yaitu menetapkan wilayah Badui.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Cagar Alam (CA) Keling II/III merupakan salah satu cagar alam di Jawa Tengah yang mengalami gangguan akibat pemanfaatan masyarakat sekitar, sehingga kawasan tersebut tidak berfungsi sebagaimana awal penunjukannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman avifauna atau kelompok burung sebagai informasi untuk menentukan rencana pengelolaan di kawasan tersebut. Metode pengamatan burung di lapangan menggunakan point count. Data pengamatan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon Wiener. Hasil pengamatan menunjukkan ditemukan 23 spesies burung dari 6 ordo dan 14 family. Sebanyak enak spesies yang ditemukan tercatat dilindungin dalam peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa serta UU No. 5 Tahun 1990 antara lain Halycon Cyanoventris (Bubulcus ibis). Kuntul kecil (egretta garzetta), dan Cinnyris jugularis (burungmadu sriganti). Indeks keanekaragaman (Shabbob Wiener) di kawasan tersebut sebesar 2,68.
Semarang: Badan Pengembangan Konservasi UNS,
300 IJC
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Luqman Andhyk Bintaryanto
Abstrak :
Keberadaan ekosistem hutan mangrove di kawasan Cagar Alam Pulau Dua, Desa Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Provinsi Banten saat ini banyak memberikan sumber penghidupan yang nyata bagi masyarakat sekitar yang memanfaatkan ekosistem hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai valuasi ekonomi total hutan mangrove untuk menyusun strategi pengelolaan hutan mangrove di kawasan Cagar Alam Pulau Dua. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Perhitungan valuasi ekonomi total hutan mangrove di kawasan Cagar Alam Pulau Dua seluas 30 Ha adalah Rp 4 milyar/tahun atau Rp 144 juta/ha/tahun. Selanjutnya masing-masing nilai manfaat dibuatkan usaha skenario pemanfaatan di kawasan Cagar Alam Pulau Dua dengan analisis Net Present Value (NPV). Dari nilai NPV ini dapat disusun strategi pengelolaan wilayah pesisir hutan mangrove di kawasan Cagar Alam Pulau Dua yang paling baik dan menguntungkan dengan memanfaatkan lahan untuk usaha pemancingan dengan nilai Rp 48 milyar.
The presence of mangrove forest in the Pulau Dua Nature Reserve currently provides many tangible livelihood for the communities that use mangrove forest ecosystem. This study aims to determine the valuation of the total economic value of mangrove forests to develop strategies for the management of mangrove forest in the Pulau Dua Nature Reserve. This study uses survey with qualitative and quantitative data analysis. Calculation of total economic valuation of mangrove forest in the Pulau Dua Nature Reserve area of 30 ha obtained is Rp 4 billion/year or Rp 144 million/ha/year. Furthermore, each of the value of the benefit created for use in the business scenario Pulau Dua Nature Reserve with Net Present Value (NPV) analysis can be arranged mangrove coastal zone management strategy in the Pulau Dua Nature Reserve most excellent and profitable is to use the land for fishing effort with a value of Rp 48 billion.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T42849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti
Abstrak :
[Tesis ini menganalisis tentang Implementasi Kebijakan Perubahan Fungsi Sebagian Kawasan Cagar Alam Guci Menjadi Kawasan Taman Wisata Alam di Kabupaten Tegal dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan hasil penelitian menunjukan bahwa usulan perubahan fungsi kawasan Cagar Alam Guci oleh Bupati Tegal sudah memenuhi persyaratan ketentuan yang diatur dalam Pasal 41 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2012, dan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P. 34/Menhut-II/2010 tentang Tata Cara Perubahan Fungsi Kawasan Hutan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan Perubahan Fungsi Sebagian Kawasan Cagar Alam Guci Menjadi Kawasan Taman Wisata Alam di Kabupaten Tegal ini adalah tata batas, kependudukan, perubahan kondisi biofisik kawasan hutan, kondisi sosial ekonomi penduduk kawasan, jangka benah, dan cakupan luas. Hasil penelitian menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Tegal mempersiapkan dengan lebih baik pelaksanaan Kebijakan Perubahan Fungsi Sebagian Kawasan Cagar Alam Guci Menjadi Kawasan Taman Wisata Alam di Kabupaten Tegal yang masih berjalan sampai saat ini dan kebijakan tersebut dapat terintegrasi dengan penanganan masalah sosial dan ekonomi masyarakat desa sekitar. ......This thesis analyzes the policy implementation of alteration of function on part of the Guci Nature Reserve Area into a Natural Tourism Area in Tegal Regency and the factors influencing the policy This research adopts a qualitative method which results descriptive data collected through observation and field study literature study and document study as well as audio visual and indepth interview with interviewees from the related government intergrated team members Guci Nature Reserve local vendors and Rembul village residents The research result shows that the Tegal Regent's proposal on alteration of function of Guci Nature Reserve complies with all requirements The factors influencing the policy implementation of alteration of function on part of the Guci Nature Reserve Area into a Natural Tourism Area in Tegal Regency are boundaries population the shift of the biophysical condition of forest area the socio economic condition of local residents reform period and broad coverage The research result suggests that Tegal regional government needs to immediately compose a short and long term management plan based on the consideration of i heavy topography and height ii unnatural vegetation needs to be restored and iii Maintaining the existence of TWA by taking advantage of the intensive utilizatrion of 0 7 ha area as done today .;This thesis analyzes the policy implementation of alteration of function on part of the Guci Nature Reserve Area into a Natural Tourism Area in Tegal Regency and the factors influencing the policy This research adopts a qualitative method which results descriptive data collected through observation and field study literature study and document study as well as audio visual and indepth interview with interviewees from the related government intergrated team members Guci Nature Reserve local vendors and Rembul village residents The research result shows that the Tegal Regent rsquo s proposal on alteration of function of Guci Nature Reserve complies with all requirements The factors influencing the policy implementation of alteration of function on part of the Guci Nature Reserve Area into a Natural Tourism Area in Tegal Regency are boundaries population the shift of the biophysical condition of forest area the socio economic condition of local residents reform period and broad coverage The research result suggests that Tegal regional government needs to immediately compose a short and long term management plan based on the consideration of i heavy topography and height ii unnatural vegetation needs to be restored and iii Maintaining the existence of TWA by taking advantage of the intensive utilizatrion of 0 7 ha area as done today , This thesis analyzes the policy implementation of alteration of function on part of the Guci Nature Reserve Area into a Natural Tourism Area in Tegal Regency and the factors influencing the policy This research adopts a qualitative method which results descriptive data collected through observation and field study literature study and document study as well as audio visual and indepth interview with interviewees from the related government intergrated team members Guci Nature Reserve local vendors and Rembul village residents The research result shows that the Tegal Regent rsquo s proposal on alteration of function of Guci Nature Reserve complies with all requirements The factors influencing the policy implementation of alteration of function on part of the Guci Nature Reserve Area into a Natural Tourism Area in Tegal Regency are boundaries population the shift of the biophysical condition of forest area the socio economic condition of local residents reform period and broad coverage The research result suggests that Tegal regional government needs to immediately compose a short and long term management plan based on the consideration of i heavy topography and height ii unnatural vegetation needs to be restored and iii Maintaining the existence of TWA by taking advantage of the intensive utilizatrion of 0 7 ha area as done today ]
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Flora of Nusa Barong Nature Reserve, Jember - East Java, was intensively surveyed in 2005. Al least 357 specimens consist of 282 species belonging to 232 genera and 88 families have been collected during the survey...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>