Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Angelia
"Kebutuhan minyak bumi yang semakin besar merupakan tantangan yang perlu diantisipasi dengan pencarian alternatif sumber energi. Salah satu energi alternatif yang dapat diperbarui adalah biodiesel yang merupakan senyawa metil ester dari asam lemak rantai panjang yang dihasilkan melalui reaksi transesterifikasi minyak nabati. Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi minyak goreng komersil dengan metanol menggunakan katalis K-zeolit dan cairan ionik 1-n-butil-3-metilimidazolium heksaflorofosfat (BMI-PF6). Preparasi K-zeolit dilakukan dengan cara mendispersikan zeolit alam Sukabumi ke dalam larutan NaCl sehingga terjadi proses pertukaran kation menjadi Na-zeolit. Kemudian Na-zeolit didispersikan dengan larutan KOH untuk menghasilkan K-zeolit. K-zeolit yang diperoleh, selanjutnya dianalisis menggunakan XRD dan XRF. Karakteristik K-zeolit menunjukkan bahwa perlakuan pertukaran kation tidak merusak struktur zeolit. Proses modifikasi zeolit alam menjadi K-zeolit akan meningkatkan kemampuan katalitiknya. Dimana reaksi transesterifikasi pada suhu 65 ºC selama 4 jam dengan perbandingan minyak metanol 1:12 dengan menggunakan zeolit alam yang belum dimodifikasi belum menghasilkan produk metil ester sedangkan reaksi dengan K-zeolit berhasil membentuk produk metil oleat dan metil palmitat. Produk metil ester dianalisis dengan menggunakan GC-MS. Untuk reaksi transesterifikasi dengan menggunakan K-zeolit dan cairan ionik reaksi berlangsung pada suhu 65 ºC selama 2 jam dengan perbandingan minyak metanol 1:12 dan penambahan 3 % k-zeolit , menghasilkan produk metil ester yaitu metil oleat, metil palmitat, dan metil linoleat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Andriyani Permatasari
"Peningkatan konsentrasi gas CO2 di atmosfer merupakan masalah pencemaran lingkungan terbesar yang sedang dihadapi saat ini. Disisi lain, CO2 merupakan sumber karbon yang melimpah, tidak toksik, dan mudah diperbaharui. Penelitian mengenai konversi gas CO2 menjadi senyawa kimia lain dengan menggunakan elektrokimia sedang banyak dikembangkan. Teknik elektrodeposisi Cu pada elektroda Au digunakan sebagai katalis dalam reaksi reduksi CO2 dengan metode kronoamperometri pada potensial -0,44 volt (vs Ag/AgCl). Deposit Cu dianalisis menggunakan instrumen SEM menunjukkan ukuran deposit berada pada kisaran 70 nanometer dan instrumen XRD menunjukkan puncak Cu pada sudut 2θ = 44,4o dengan indeks miller (111). Potensial reduksi CO2 dalam cairan ionik 1-butyl-3- methylimidazolium bis(trifluoromethylsulfonyl)imide (BMIMNTf2) dilakukan dengan metode voltametri siklik dihasilkan potensial reduksi sebesar -1,8 volt (vs Ag/AgCl). Konversi CO2 dalam cairan ionik (BMIMNTf2) menghasilkan dimetil karbonat dengan % yield sebesar 23,97%.
Increasing the concentration of CO2 in the atmosfer is the biggest environmental pollution problems that being faced today. In the other hand, CO2 is abundant carbon source, non-toxic, and renewable. The research about conversion of CO2 to the other compound using electrochemical techniques have been developed. Electrodeposition Cu on Au electrode was used as catalyst in reduction of CO2 with chronoamperometry method on potential -0,44 Volt (vs Ag/AgCl). Deposite of Cu was analyzed using SEM shows the size of deposite 70 nanometer and XRD shows Cu peak on 2θ=44,4o with (111) miller index. Potential reduction of CO2 in ionic liquid 1-butyl-3-methylimidazolium bis(trifluoromethylsulfonyl)imide (BMIMNTf2)using cyclic voltammetry was -1,8 Volt (vs Ag/AgCl). Conversion of CO2 in ionic liquid (BMIMNTf2) produced dimethyl carbonate with % yield 23,97%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanti Jayanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S54646
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosediana Shanti
"Resveratrol 3,5,4-Trihidroksistilben merupakan senyawa polifenol alami yang terdapat di kulit kacang tanah Arachis hypogaea L. serta memiliki manfaat bagi kesehatan, diantaranya sebagai kardioprotektif, antioksidan, dan anti-kanker. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi kondisi ekstraksi dengan pre-treatment urea menggunakan pelarut cairan ionik, 1-Butil-3-metilimidazolium Bromida [bmim]Br berbasis Microwave-Assisted Extraction MAE. Lima konsentrasi urea 5, 10, 15, 20, dan 25 digunakan untuk pre-treatment dan dipilih konsentrasi urea 15 b/v. Optimasi kondisi ekstraksi dilakukan dengan beberapa parameter: konsentrasi pelarut, rasio pelarut-sampel, dan waktu ekstraksi terhadap kadar resveratrol dilakukan menggunakan RSM dengan desain Box-Behnken. Kadar resveratrol ditetapkan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT dengan fase gerak asetonitril:air 75:25 v/v dan dideteksi pada panjang gelombang 306 nm. Kadar resveratrol yang diperoleh dari optimasi kondisi ekstraksi dengan pre-treatment urea sebesar 0,2900 g/gram serbuk dan tanpa pre-treatment urea sebesar 0,1572 g/gram serbuk. Sedangkan, maserasi memberikan perolehan kadar resveratrol terbesar yaitu 223,6692 g/gram serbuk.

Resveratrol is a polyphenolic compound found in peanut hull Arachis hypogaea L. and has known for many biological activities including anti cancer, antioxidant, and cardio protective. This research aimed to optimize extraction condition using an ionic liquid, 1 Butyl 3 methylimidazolium Bromide bmim Br based microwave assisted extraction MAE with urea pre treatment. Sample was pre treated at five levels of urea concentration 5, 10, 15, 20, and 25 and urea 15 w v was chosen. Extraction parameters including solvent concentration, liquid solid ratio, and extraction time for resveratrol content were optimized using response surface methodology RSM , based on Box Behnken design BBD . Resveratrol content was determined using High Performance Liquid Chromatography HPLC with acetonitrile water 75 25 v v as mobile phase and detection wavelength was 306 nm. Under optimized condition with urea pre treatment, the resveratrol value was 0,2900 g gram and without pre treatment was 0,1572 g gram. However, maceration method gave the highest value of resveratrol, 223,6692 g gram.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jayanti Wiwahaning Putri
"Reaksi alkilasi merupakan salah satu reaksi yang memerlukan katalis untuk mempercepat reaksi, biasanya digunakan katalis transfer fasa. Katalis transfer fasa yang digunakan seperti eter mahkota tidak ramah lingkungan sehingga diganti dengan cairan ionik. Cairan ionik bisa digunakan sebagai pelarut sekaligus katalis pada reaksi katalitik. Cairan ionik memiliki banyak keuntungan sebagai katalis, misalnya mudah diregenerasi.
Pada penelitian ini, digunakan cairan ionik [BMIM]Cl yang diimobilisasi ke dalam silika gel sebagai katalis. Katalis cairan ionik ini merupakan katalis heterogen yang mudah dipisahkan dari reaktan. Karakterisasi silika gel dan [BMIM]Cl-silika gel dilakukan menggunakan FTIR. Spektrum FTIR pada [BMIM]Cl-silika gel menunjukkan adanya puncak serapan pada 802.39 cm-1 yang merupakan puncak serapan Cl-.
Dalam penelitian ini, dilakukan uji katalisis [BMIM]Cl?silika gel pada reaksi alkilasi antara benzena dan diklorometana. Pada reaksi alkilasi ini, dipilih aseton sebagai pelarut polar aprotik. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan waktu dan berat katalis optimum pada suhu 30°C. Hasil dikarakterisasi dengan GC-MS dan GC, diketahui produk yang terbentuk benzil klorida, didapatkan 28.93% sebagai %konversi dan 34.39% sebagai %yield terbesar pada penggunaan katalis [BMIM]Cl-silika gel.

Alkylation is the one of chemical reaction that requires a catalyst to accelerate the reaction, usually phase transfer catalyst was used. Phase transfer catalyst such as crown ethers are not environmental friendly so are replaced by ionic liquids. Ionic liquids can be used as a solvent as well as catalyst in the catalytic reaction. Ionic liquids have many advantages as catalyst, such as easily regenerated.
In this study, ionic liquids [BMIM]Cl was immobilized into silica gel and was used as catalyst. This ionic liquid catalyst [BMIM]Cl-silica gel is a heterogeneous catalyst that easily separated from the reactants. Characterization of silica gel and [BMIM]Cl-silica gel were performed using FTIR. The FTIR spectrum of [BMIM]Cl-silica gel showed peak absorptions at 802.39 cm-1 which is the peak absorption of Cl-.
In this research, catalyst [BMIM]Cl-silika gel was used for the reaction of alkylation between benzene and dichlorometane. In this reaction, acetone was chosen as aprotic polar solvents. This research was conducted to determine the optimum condition for reaction time and the weight of catalyst at the temperature of 30°C. The reaction products were characterized using GC and GC-MS showed product from reaction is benzil chloride, 28.93% as %convertion and 34.39% as %yield using catalyst [BMIM]Cl-silica gel.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1033
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faridatun Nisa
"Karbon Dioksida (CO2) menjadi gas yang menarik perhatian karena diklasifikasikan sebagai gas rumah kaca yang berdampak pada lingkungan ketika mencapai konsentrasi tinggi di atmosfer. Konversi gas CO2 menjadi propilen karbonat pada penelitian ini menggunakan metode elektrokimia yang sedang banyak dikembangkan. Konversi CO2 menggunakan katalis deposit Cu yang dipengaruhi oleh bahan aditif yaitu Cl-, NH4+ dan PEG sehingga diperoleh deposit Cu yang berbentuk foam dan berpori. Deposit Cu yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Electron Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS). CO2 direduksi pada potensial -1,58 V dalam cairan ionik 1-butil-3-metilimidazolium heksafluorofosfat [BMIM][PF6] dengan penambahan propilen oksida untuk membentuk propilen karbonat. Produk yang dihasilkan kemudian dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan Gas Chromatography - Mass Spectrometry (GC-MS).

Carbon dioxide (CO2) becomes gas which draws attention because it is classified as glass house gas which impacts on environment when it reaches high concentration on the atmosphere. Conversion of CO2 to be propylene carbonate in this research is by utilizing electrochemical method which has been widely developed. The conversion of CO2 using catalyst of Cu deposit which is influenced by chemical additives such as Cl-, NH4+, PEG so it gains Cu deposit in form of foam and porous. Cu foams were observed by Scanning Electron Microscope (SEM) and Electron Dispersive X-ray Spectroscope (EDS). The CO2 reduction occurred at potential -1,58 V in ionic liquid 1-butyl-3-methylimidazolium hexafluorophosphate [BMIM][PF6] by increasing propylene oxide to form propylene carbonate. The resulting product was then characterized using Fourier Transform Infra Red (FTIR) and Gas Chromatography-Mass Spectrofotometry (GC-MS).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Prajanto
"Walaupun industri minyak kelapa sawit telah dikenal kontribusinya yang baik terhadap perekonomian, diketahui juga bahwa proses ekstraksi dalam industri tersebut memberi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti destilasi uap yang membutuhkan banyak energi serta menyebabkan sebagian tokoferol ikut teruapkan bersama asam lemak bebas. Perhatian besar mulai ditujukan pada cairan ionik dan pelarut eutektik dalam (Deep Eutectic Solvents / DES), termasuk NADES (Natural Deep Eutectic Solvents), salah satunya dengan bahan dasar betain-polyol sebagai metode alternatif ekstraksi asam palmitat sewajarnya mulai dikembangkan untuk menggantikan metode destilasi uap. Percobaan melalui simulasi dinamika molekuler (MD) yang menggunakan piranti lunak AMBER ini berfungsi sebagai studi awalan dan komplementer terhadap penelitian in vitro. Eksperimen berlangsung dalam berbagai perbandingan betain monohidrat dengan donor ikatan hidrogen (HBD) gliserol atau propilenglikol pada suhu percobaan, yaitu 313 K atau 323 K, dengan maupun tanpa disertai asam palmitat. Data energi total dipilih sebagai parameter utama baik atau tidaknya solvasi pelarut. Parameter lainnya adalah densitas, fungsi distribusi radial (RDF) dan analisis ikatan hidrogen. Setelah simulasi, disimpulkan bahwa campuran Betain monohidrat- gliserol memiliki sifat solvasi yang lebih baik daripada Betain monohidrat- propilenglikol. Konsentrasi HBD yang digunakan juga berbanding lurus terhadap peningkatan energi total, sehingga campuran betain monohidrat-gliserol pada perbandingan 1:8 adalah campuran terbaik dalam eksperimen ini.
Despite the contributions the palm oil industry towards the economy, the palm oil extraction process is also known to deliver negative impacts on the enviroment. A large attention has been drawn onto ionic liquids and deep eutectic solvents (DES) to replace the steam destilation method, one that requires a large amount of energy and causing much of the desired tocopherol content vaporize together with the free fatty acids, so that a betaine-polyol based NADES (Natural Deep Eutectic Solvents) utilization as an alternative method to extract palmitic acid, needs to be developed. This molecular dynamics (MD) simulation, conducted using AMBER software, is aimed to be a pre- and complementary study to a in vitro experiment. The experiment is conducted in various concentration ratios of betaine monohydrate with glycerol and propyleneglycol as hydrogen bond donor (HBD) on experimental temperatures of 313 K or 323 K, with or without palmitic acid. The total energy data is chosen as the primary parameter of their solvation performance. Other parameters are density, radial distribution function (RDF), and hydrogen bond analysis. After the simulations, it is concluded that the Betaine monohydrate-glycerol NADES posesses an overall better solvation performance than its propyleneglycol counterpart. The HBD concentration used is also directly proportional towards total energy value, so that the betaine-glycerol NADES mixture at 1:8 concentration ratio holds the best results in this experiment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Udiyani Prayika Putri
"Pada penelitian ini, konversi CO2 dilakukan melalui metode elektrokimia dengan proses elektrodeposisi katalis paduan logam (alloy) Cu dan Zn pada elektroda emas pada potensial -0,5 V, kemudian dilakukan dealloying Zn dengan larutan NaOH dan HCl sehingga terbentuklah material Cu berpori dengan selular terbuka yang dapat memperbesar luas permukaan dengan mengatur porositasnya. Dilakukan tiga variasi volume Zn pada masing-masing elektroda, yaitu 1,25 mL; 2,5 mL; dan 3,75 mL serta dihasilkan struktur morfologi yang beragam, dimana Cu mewakili bentuk globular dan Zn mewakili bentuk heksagonal. Elektroda emas berdeposit Cu digunakan untuk mengkonversi CO2 dalam cairan ionik [BMIM][NTf2] melalui proses reduksi pada potensial -2,1 V disertai penambahan CH3OH dan CH3I untuk membentuk dimetil karbonat. Untuk elektroda yang mengandung 1,25 mL; 2,5 mL; dan 3,75 mL Zn masing-masingnya menghasilkan 63,314%, 16,380%, dan 13,379% produk hasil proses reduksi CO2, sehingga diperoleh kondisi optimum dengan elektroda yang mengandung 1,25 mL Zn yang menghasilkan produk dimetil karbonat terbanyak.

In this research, conversion of CO2 was done by electrochemical method with the electrodeposition process of the catalyst metal alloys Cu and Zn on the gold electrodes at -0.5 V, then performed with a solution of NaOH and HCl in dealloying Zn so that it formed a material with an open cellular porous Cu that can enlarge the surface area by setting its porous. Three variations of volume of Zn in respective electrodes were done, named 1.25 mL; 2.5 mL; and 3.75 mL, resulting diverse morphology that Cu structures represented the globular shape and Zn represented the hexagonal shape. Gold electrode with Cu deposit was used for converting CO2 in ionic liquid [BMIM] [NTf2] through the process of the reduction potential at -2.1 V with the addition of CH3OH and CH3I to form dimethyl carbonate. For each electrode containing 1.25 mL; 2.5 mL; and 3.75 mL Zn has 63,314%, 16,380%, and 13,379% of products from CO2 reduction process. Therefore, the optimum condition was obtained using electrode containing 1,25 mL Zn, resulting the most dimethyl carbonate products."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library