Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Arif Sanusi
Abstrak :
Infeksi dengue masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia sebagai negara endemik. Sampai saat ini, belum ditemukan terapi definitif sebagai tatalaksana infeksi dengue. Penelitian untuk pengembangan antivirus dengue sudah banyak dilakukan. Ekstrak Calophyllum canum, sebagai salah satu tanaman yang tumbuh di Kalimantan, ditemukan memiliki efek anti mikroganisme. Penelitian dilakukan untuk menguji efek antiviral dari crude extract batang C. canum fraksti etil asetat terhadap replikasi virus dengue serotipe-2 (DENV-2) pada sel Huh7it-1 dengan focus assay dan MTT assay untuk menguji sitotoksitas pada sel tidak terinfeksi. Nilai IC50 dari ekstrak C. canum pada sel Huh7it-1 adalah 123,96 μg/mL dan nilai CC50 adalah 620,57 μg/mL. Indeks selektivitas adalah 5,01. Pada focus assay terdapat perbedaan bermakna antara tiap perlakuan dengan kontrol (p<0,001) namun pada MTT assay tidak terdapat perbedaan bermakna antara tiap perlakuan dengan kontrol (p≥0,05). Crude extract dari batang C. canum memiliki efek inhibisi terhadap replikasi DENV-2 secara in Vitro pada sel Huh7it-1. ...... Until now, dengue infection is still a health concern in Indonesia. There is no definite treatment for dengue infection. The development of dengue antivirus using natural extract of plant have been conducted. Calophyllum canum, a plant that grow in Kalimantan was discovered to have anti-microorganism effect. In present study, crude extract of C. canum stem in ethyl acetate fraction was used to examine the antiviral effect on dengue virus seroptype-2 (DENV-2) replication on Huh7it-1. The inhibition of DENV-2 replication was determined by focus assay. The cytotoxicity of uninfected cells by MTT assay. The IC50 value of C. canum on Huh7it-1 cells was 123.96 μg/mL and the CC50 value was 620.57 μg/mL. The selectivity index was 5.01. There was significant difference on focus assay between all concentration with control (p<0.001), but there was no significant difference in MTT assay (p≥0.05). Crude extract of C. canum stem showed inhibition effect on DENV-2 replication in vitro on Huh7it-1 cells.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rissyelly
Abstrak :
Marga Calophyllum termasuk famili Cluciaceae/Guttiferae yang mempunyai kontribusi yang besar untuk kesehatan, karena mengandung senyawa senyawa yang mempunyai bioaktivitas yang potensial diantaranya sebagai obat antimalaria. Berbagai kandungan kimia dari berbagai spesies Calophyllum dan bioaktivitasnya telah dilaporkan, diantaranya senyawa golongan santon, kumarin, flavonoida dan terpenoida. Tanaman Calophyllum canum Hook.f. merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengisolasi kandungan kimia dari kulit batang tanaman C. canum Hook.f. dan menentukan struktur serta uji bioaktivitas senyawa kimia yang diperoleh. Isolasi senyawa dilakukan dengan teknik kromatografi dan penentuan struktur molekul dengan menggunakan alat spektroskopi: massa (LC-MS), inframerah (IR), UV, resonansi magnet inti proton (1H-NMR) dan resonansi magnet inti karbon (13C-NMR) dan spektroskopi NMR-2 dimensi. Tiga senyawa murni berhasil diisolasi dan dielusidasi yakni SCC I (friedelin), SCC III [2-(3?,3?-dimetilalil)-1,3,7-trihidroksisanton] dan SCC IV diduga adalah canum kumarin. Uji aktivitas antimalaria senyawa murni terhadap Plasmodium falciparum klon 3D7 secara in vitro, memperlihatkan bahwa senyawa SCC IV memiliki aktivitas antimalaria dengan adanya hambatan pertumbuhan parasit P. falciparum berturut turut sebesar 11,60, 20,90, 34,80, 39,50, dan 41,86 % pada konsentrasi SCC IV 10-9, 10-8, 10-7, 10-6 dan 10-5 M, sedangkan senyawa SCC I dan SCC III tidak memiliki aktivitas antimalaria. Uji toksisitas senyawa murni terhadap larva udang Artemia salina Leach memperlihatkan bahwa senyawa SCC I, SCC III dan SCC IV memiliki toksisitas yang tinggi (berturut turut LC50 8,92, 16,79 dan 1,09 µgmL-1). ......Calophyllum belong to Cluciaceae or Guttiferae family and have a large contribution for health, because this family content some potential bioactive compounds among as antimalaria medicine. Chemical contain from some species of Calophyllums and their bioactivities have reported among as xanthones, terpenoids, coumarins and flavonoids. A lot of Calophyllum canum Hook.f. tree grown in Indonesia. This research was intended to isolate, elucidate and measure biological active compounds from stem bark of Calophyllum canum Hook.f. The isolation was conducted through the chromatographyc technique and elucidation structures by spectroscophyc: mass spectrometry (LC-MS), infra red (IR), UV, 1H-NMR, 13C-NMR and 2D-NMR. The research found three compounds are SCC I (friedelin), SCC III [(2-(3?,3?-dimethylallyl)-1,3,7-trihydroxyxanthon)], and SCC IV sugessted is (canum coumarin). Study antimalarial activity isolate against of Plasmodium falciparum strain 3D7 in vitro have be done, show that a compound SCC IV have antimalarial activity with inhibition growth parasite P. falciparum 11,60, 20,90, 34,80, 39,50 and 41,86 % at SCC IV concentration 10-9, 10-8, 10-7,10-6 and 10-5 (mgµL-1) respectively, but compound SCC I and SCC III have not antimalarial activity. Study toxicity of isolate against brine shrimp Artemia salina Leach, show that compound SCC I, SCC III and SCC IV have potent activity (LC50 8,92, 16,79 and 1,09 µgmL-1).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29051
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library