Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hukma Shabiyya Rizki
"Latar belakang: Candida glabrata merupakan salah satu penyebab kandidiasis non-albicans dengan prevalensi yang terus meningkat, utamanya pada pasien imunosupresi. Peningkatan resistensi C. glabrata terhadap golongan azol dan nistatin mendorong pencarian pengobatan alternatif. Daun mangkokan (Polyscias scutellaria Fosberg) mengandung zat dengan aktivitas antifungal.
Tujuan: Mengetahui aktivitas antifungal ekstrak n-heksana daun mangkokan terhadap pertumbuhan Candida glabrata.
Metode: Pada metode difusi cakram dan dilusi terdapat lima kelompok uji dengan konsentrasi ekstrak n-heksana mangkokan 800, 1600, 3200, 6400, 12800 ppm dan kelompok kontrol yang diukur diameter zona hambat pada metode difusi cakram dan nilai Optical Density (OD) pada metode dilusi.
Hasil: Pada metode difusi cakram, semua kelompok termasuk kategori resisten (< 20 mm) dengan nilai tertinggi pada konsentrasi 1600 ppm (4,33 ± 0,58 mm). Pada metode dilusi, nilai terendah OD kelompok uji pada konsentrasi 12800 ppm (0,334933±0,00340 AU). Terdapat tren peningkatan aktivitas antifungal yang sejalan dengan peningkatan konsentrasi namun sebaran data tidak normal. Terdapat signifikansi antarkelompok pada metode dilusi (p = 0,025) sedangkan tidak signifikan pada metode difusi cakram (p = 0.553).
Simpulan: Ekstrak n-heksana daun mangkokan memiliki KHM 12800 ppm untuk menghambat pertumbuhan C.glabrata dengan KHM metode difusi cakram 1600 ppm dan metode dilusi 12800 ppm.

Introduction: C.glabrata is non-albicans candidiasis with increasing prevalence and its resistance towards azoles and nistatin, commonly seen in immunocompromised patients. Polyscias scutellaria Fosberg leaves contain substances with antifungal properties.
Aim: To evaluate the antinfungal activity of P. scutellaria leaves n-hexana extract against C. glabrata.
Methods: In-vitro tests (disc diffusion and dilution test) use five treatment group with P. scutellaria concentration of 800, 1600, 3200, 6400, 12800 ppm and control groups, done in triplo. Disc diffution test is measured with inhibition zone diameter and dilution test with optical density (OD).
Result: Disc diffusion test results on all groups shown to be resistance (inhibition zone <20 mm) and the highest inhibition zone in 1600 ppm group (4,33 ± 0,58 mm). Dilution test with the lowest OD value is 12800 ppm group (0,334933±0,00340 AU). A trend of increased antifungal activity with increased concentration is seen, although both tests do not have normal distribution (p<0.05). Disc diffusion test (p = 0.553) showed no significance between groups, while dilution test (p = 0.553) showed otherwise.
Conclusion: Leaf n-hexana extract of P. scutellaria can effectively inhibit C.glabrata (MIC 12800 ppm) with MIC value of disc diffusion test and dilution test 1600 ppm and 12800 ppm, respectively.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Andita Sari
"Latar Belakang Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan bunga kering asli Indonesia yang mempunyai sifat antimikroba, dan antijamur. Salah satu senyawa bioaktif yang berperan sebagai antijamur adalah eugenol. Candida glabrata merupakan salah satu spesies kandida yang memiliki angka kematian akibat infeksi kandida tertinggi. Infeksi Candida glabrata merupakan tantangan untuk diobati karena tingginya resistensi terhadap obat antijamur. Mengeksplorasi efek senyawa alami seperti ekstrak cengkeh dapat menjadi alternatif untuk mengobati kandida mematikan ini. Metode Terdapat lima konsentrasi ekstrak cengkeh (Syzygium aromaticum) berbeda yang digunakan yaitu 4, 8, 16, 32, dan 64 ug/ml pada isolat Candida glabrata. Efek antijamur ekstrak cengkeh diuji menggunakan metode difusi agar dan mikrodilusi kaldu. Hasil Pada difusi agar, seluruh konsentrasi ekstrak cengkeh tidak menunjukkan adanya zona hambat terhadap Candida glabrata, sehingga analisis statistik tidak dapat dilakukan. Pada mikrodilusi diperoleh hasil One Way Anova p=0,0620 (p≥ 0,05) yang berarti, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara masing-masing kelompok perlakuan dalam menghambat pertumbuhan Candida glabrata. Namun, konsentrasi 4,8,16, dan 32 ug/ml kemungkinan mampu menghambat Candida glabrata lebih efektif dibandingkan flukonazol berdasarkan interpretasi nilai ΔOD antara sebelum dan sesudah masa inkubasi. Konsentrasi 32 ug/ml adalah konsentrasi yang paling baik untuk menghambat pertumbuhan Candida glabrata. Kesimpulan Semua kelompok perlakuan (4, 8, 16, 32, dan 64 ug/ml) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam menghambat Candida glabrata. Namun ekstrak cengkeh (Syzygium aromaticum) berpotensi memiliki efek antijamur terhadap Candida glabrata dan konsentrasi 32 ug/ml adalah konsentrasi yang mungkin paling baik menghambat pertumbuhan Candida glabrata.

Introduction Cloves (Syzygium aromaticum) are dried flowers native to Indonesia which have antimicrobial and antifungal properties. One of the bioactive compounds acts as an antifungal is eugenol. Candida glabrata has the highest death rate due to candida infections. Candida glabrata infections are challenging to treat due to their high resistance to antifungal drugs. Exploring the effects of natural compounds such as clove extract could be an alternative for treating this deadly candida. Method There were five different clove extract (Syzygium aromaticum) concentrations used which were 4, 8, 16, 32, and 64 ug/ml. The antifungal effect was tested using agar diffusion and broth microdilution. Results On agar diffusion, all concentrations of clove extract didn’t show any inhibition zone against Candida glabrata, statistical analysis couldn’t be carried out. On microdilution, One Way Anova results obtained were p=0.0620 (p≥ 0.05), which means that there was no significant difference between each treatment group to inhibit the growth of Candida glabrata. However, concentrations of 4, 8, 16, and 32 ug/ml may be able to inhibit Candida glabrata more effectively than fluconazole based on the ΔOD. A concentration of 32 ug/ml might the best concentration to inhibit the growth of Candida glabrata. Conclusion All treatment groups (4, 8, 16, 32, and 64 ug/ml) didn’t show significant differences in inhibiting Candida glabrata. However, clove extract (Syzygium aromaticum) has the potential to have an antifungal effect against Candida glabrata and a concentration of 32 ug/ml might be the concentration that best inhibit the growth of Candida glabrata."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Meutia Nadhifa
"Latar Belakang: Sebagai pathogen oportunistik, Candida glabrata merupakan jamur kedua terbanyak penyebab kandidiasis di berbagai negara. Akan tetapi, kemunculan resistansi jamur C. glabrata terhadap obat, terutama flukonazol sebagai obat standar pengobatan kandidiasis, cukup memprihatinkan. Oleh karena itu, pengobatan alternatif perlu dipertimbangkan. Propolis memiliki berbagai komponen bioaktif yang komposisinya bergantung pada kondisi geografis sekitar. Propolis lombok telah diteliti mengandung komponen fenolik, seperti flavonoid dan asam fenolat, yang merupakan zat antijamur terhadap Candida sp. Maka dari itu, penelitian ini dilangsungkan untuk mengetahui efek antijamur dari propolis lombok terhadap C. glabrata. Metode: Penilitian ini menggunakan desain riset eksperimental secara in vitro melalui metode agar difusi dan dilusi cair (broth microdilution). Perlakuan jamur dibagi menjadi kelompok eksperimental menggunakan propolis lombok dengan tiga konsentrasi (50mg/mL, 70mg/mL, dan 100mg/mL), serta kelompok kontrol menggunakan flukonazol (kontrol positif) dan DMSO (kontrol negatif). Setiap prosedur dilakukan secara triplo. Analisis statistik dilakukan dengan mengolah data menggunakan SPSS. Hasil: Propolis lombok menghasilkan zona hambat dengan rentang 9 sampai 11mm pada metode agar difusi, sedangkan pada kontrol positif flukonazol tidak terbentuk zona hambat. Menggunakan metode dilusi cair, konsentrasi terendah yang menghambat pertumbuhan jamur diperoleh pada konsentrasi 50mg/mL. Namun, pada analisis statistik tidak ditemukan perbedaan yang signifikan terkait kemampuan hambat dari ketiga konsentrasi propolis. Conclusion: Propolis lombok memiliki sifat antijamur terhadap Candida glabrata yang diteliti menggunakan metode agar difusi dan dilusi cair. Akan tetapi, konsentrasi propolis lombok pada penelitian ini tidak mempengaruhi kemampuan hambat tersebut dalam bentuk pola kecenderungan.

Background: In some countries, the opportunistic fungi Candida glabrata was reported as the second most common cause of candidiasis. However, the emergence of the drugresistance phenomenon of C. glabrata, especially fluconazole, has become concerning. Therefore, an alternative treatment needs to be considered. Propolis contains bioactive compounds that vary based on geographical area. Lombok propolis is known to have phenolic compounds, such as flavonoid and phenolic acid, which are recognized as antifungal agents against Candida sp. Thus, this study aims to learn the growth-inhibitory effect of Lombok propolis’ ethanolic extract on C. glabrata. Methods: This study used an in vitro experimental research design using agar welldiffusion and broth microdilution. The fungi were separated into treatment groups using ethanol-extracted Lombok propolis with three concentrations (50 mg/mL, 70mg/mL, and 100mg/mL) and control groups using fluconazole (positive control) and DMSO (negative control). Each experiment was conducted in triplicate. Statistical analysis of the result was conducted using SPSS. Result: Lombok propolis formed inhibition zones with a range of 9 to 11mm with the agar well-diffusion method, while fluconazole formed no inhibition zone. Using broth microdilution, we identify the propolis with 50mg/mL concentrations as the lowest concentration that exhibit an inhibitory effect. However, statistical analysis found no significant difference between the inhibitory power of the three concentrations. Conclusion: Lombok propolis exhibit inhibitory effects against Candida glabrata growth tested with agar well-diffusion and broth microdilution. Regardless, the concentration of Lombok propolis did not affect the inhibitory power in the form of a trend."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library