Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Abstrak :
Angka kejadian Kandidosis vulvovaginalis (KVV) yang disebabkan C.non-albicans belakangan ini cenderung meningkat. Namun di RSCM, sampai saat ini belum ada data tentang proporsi dan karakteristik KVV yang disebabkan C.non- albicans. Untuk itu dilakukan penelitian deskriptif dengan rancangan studi potong lintang. Subyek penelitian adalah wanita yang datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin serta Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSCM yang mengeluh keputihan dan gatal, serta pada pemeriksaan sediaan apus dengan pewarnaan Gram ditemukan blastospora dengan atau tanpa pseudohifa, tanpa infeksi genital spesifik lain. Kultur dibuat dengan menggunakan media CHROMagar Candida untuk membedakan spesies Candida penyebab. Didapatkan subyek terbanyak pada kelompok usia 26 – 44 tahun, dengan nilai tengah 29 tahun. Dari 69 subyek yang menderita KVV, sebanyak 30,4% disebabkan oleh C.non- albicans, terdiri atas : C. glabrata (61,9%), C. tropicalis (28,6%) dan C. parapsilosis (9,5%). KVV yang disebabkan oleh C.non-albicans cenderung terjadi pada pasien dengan usia lebih dari 45 tahun, menggunakan KB non-hormonal, memiliki pasangan dengan keluhan gatal dan kemerahan pada ujung penis dan keluhan terjadi lebih dari satu tahun. Tidak ditemukan perbedaan gejala klinis KVV yang disebabkan oleh C. albicans dan C. non-albicans. (Med J Indones 2003; 12: 142-7)
The prevalence of Vulvovaginal candidosis (VVC) caused by C.non-albicans tends to increase, recently. The aim of this study was to obtain data about proportion and clinical characteristic of C.non-albicans VVC at dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. This is a cross-sectional study on all female patients with symptoms of VVC visiting Obstetri-gynaecology and Dermatovenereology outpatient clinics at Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. All subjects had positive Gram stain, showed Candida spp. on culture with CHROMagar Candida, and had no other specific genital infections. Sixty nine subjects aged 26 – 44 years old (averaged 29 years old) were included in this study. Candida non-albicans was found in 30.4% subject, and consisted of: C. glabrata (61.9%), C. tropicalis (28.6%) and C. parapsilosis (9.5%). We found that C.non-albicans VVC infections are more common in women above 45 years old, using non-hormonal contraceptives, whose sexual partner has erythema and pruritus in glands penis, and having the disease for more than 1 year. No differences in clinical symptoms were noted between C. albicans and C.non-albicans infection. We concluded from this study that the proportion of C. non-albicans infections at dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta, with C. glabrata represents the most prevalent species. No characteristic clinical symptoms were found from the subjects with C.non-albicans VVC when compared with those infected by C. albicans. (Med J Indones 2003; 12: 142-7)
Medical Journal of Indonesia, 12 (3) Juli September 2003: 142-147, 2003
MJIN-12-3-JulSep2003-142
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Parida Oktama Putri
Abstrak :
Jamur Candida merupakan penyebab infeksi paling banyak ditemukan pada manusia. Spesies paling sering menyebabkan kandidiasis yaitu Candida albicans. Saat ini, insidensi infeksi kandidiasis semakin meningkat. Candida adalah penyebab utama keempat infeksi darah di rumah sakit, dan di Amerika Serikat, angka kematian akibat kandidemia mencapai 40 per tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola kepekaan Candida albicans dan Candida non albicans terhadap vorikonazol secara in vitro dari rekam medis 2010-2015 di Laboratorium Mikologi Departemen Parasitologi FKUI. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional. Pemilihan sampel menggunakan metode total sampling, data diproses menggunakan SPSS dan dianalisis menggunakan uji Fisher. Dari 546 sampel, hasil uji kepekaan Candida albicans terhadap vorikonazol menunjukkan 407 isolat sensitif 99,8 dan 1 isolat resisten 0,2. Uji kepekaan Candida non albicans terhadap vorikonazol menunjukkan 136 isolat sensitif 98,6 dan 2 isolat resisten 1,4 . Tidak terdapat perbedaan p=0,159 pola kepekaan Candida albicans dan Candida non albicans terhadap vorikonazol. Vorikonazol memilki aktivitas yang tinggi di dalam in vitro sehingga memberikan hasil yang baik untuk mengeradikasi Candida yang resisten terhadap flukonazol. Sebagai kesimpulan, tidak terdapat perbedaan pola kepekaan Candida albicans dan Candida non albicans terhadap vorikonazol. ...... Candida is the cause of most infections found in humans, mostly Candia albicans. Candida is the fourth leading cause of blood infection in hospitals, and in the United States, the death rate from Candidaemia reached 40 in year. The aim of this research is to determine the Candida albicans and Candida non albicans susceptibility profile in vitro to voriconazoleof the medical record 2010 2015 at the Mycology Laboratory of the Departement of Parasitology Faculty of Medicine University of Indonesia. This study uses a Cross sectional study. The sample selection was done with total sampling method. Data was processed using SPSS and analyzed using Fisher's test. From 546 samples, the susceptibility profile of Candida albicans are 407 samples 99.8 sensitive and 1 sample 0.2 resistant. Susceptibility profile of Candida non albicans are 136 samples 98.6 sensitive and 2 sample 1.4 resistant. The result indicated no significant association p 0.159 between susceptibility profile of Candida albicans and Candida non albicans to voriconazole. Voriconazole has high in vitro activities so as to provide good results to eradicate the Candida resistant to fluconazole. In conclusion, there are no significant association between Candida albicans and Candida non albicans susceptibility profile to voriconazole.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library