Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diwiya Aryyaguna
"ABSTRAK
Scaffold membran kitosan dan kitosan-RGD cangkang kepiting diproduksi oleh BATAN, untuk rekayasa jaringan pada rongga mulut. Sifat arsitektural kedua scaffold belum diteliti. Tujuan: Meneliti sifat arsitektural scaffold membran kitosan dan kitosan-RGD cangkang kepiting. Metode: Jumlah, ukuran, jarak antar pori dan porusitas dengan uji SEM dan analisis ImageJ. Daya serap dengan Swelling test. Hasil: Scaffold kitosan dan kitosan-RGD memiliki 225 dan 237 buah pori, berukuran 176.4mm dan 178.3mm, porusitas sebesar 12.8 dan 12.9 , jarak antar pori sebesar 94.7mm dan 93.3mm, serta daya serap sebesar 10.5mgH2O/mgScaffold dan 19.2mgH2O/mgScaffold. Kesimpulan: Sifat arsitektural scaffold membran kitosan RGD cangkang kepiting cenderung lebih baik.

ABSTRAK
Introduction Crab Shell Chitosan and Chitosan RGD membrane Scaffolds have been made by BATAN, for tissue engineering in oral cavity. Architectural properties of both scaffolds have never been analyzed. Purpose To analyze the architectural properties of both scaffolds. Methods Pore amount, pore size, interpore distance and porosity using SEM test with ImageJ analysis. Water absorption using swelling test. Results Chitosan and Chitosan RGD scaffolds have 225 and 237 pores, 176.4mm and 178.3mm sized pore, porosity of 12.8 and 12.9 , interpore distance of 94.7mm and 93.3mm, with water absorption of 10.5mgH2O mgScaffold dan 19.2mgH2O mgScaffold. Conclusions Crab shell chitosan RGD membrane scaffold has better architectural properties. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidia, Author
"Defek tulang besar dapat diperbaiki dengan teknik rekayasa jaringan yang membutuhkan scaffold untuk proliferasi sel. Kitosan cangkang kepiting dapat dijadikan scaffold dan dikombinasikan dengan RGD untuk meningkatkan perlekatan sel. Tujuan: Menganalisis efek penambahan RGD pada scaffold membran kitosan cangkang kepiting terhadap tingkat proliferasi sel pulpa manusia. Metode: Sel pulpa manusia dikultur kemudian dipaparkan dengan scaffold membran kitosan cangkang kepiting dengan dan tanpa RGD, selanjutnya diuji menggunakan MTT-assay. Hasil: Peningkatan proliferasi sel pada kelompok perlakuan scaffold membran kitosan cangkang kepiting RGD dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan: Scaffold membran kitosan cangkang kepiting RGD terbukti mampu meningkatkan proliferasi sel pulpa manusia.

Introduction A large bone defect can be fixed by using bone tissue engineering which need scaffold for cell proliferation. Crab shells chitosan used as a scaffold and can be combined with RGD to increase cell adhesion. Aim To analyze the effect of RGD addition to crab shells chitosan scaffold membrane on human dental pulp cell proliferation. Methods Human dental pulp cells cultured and exposed by the crab shells chitosan scaffold membrane with or without the addition of RGD and was tested using MTT assay. Result The result showed that chitosan with RGD increase human dental pulp cell proliferation compared to control group. Conclusion Crab shells chitosan scaffold membrane with RGD is proven to increase the proliferation of human dental pulp cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Kurnia Dewi
"BATAN telah membuat membran scaffold kitosan RGD cangkang kepiting SKRCK dan membran scaffold kitosan cangkang kepiting SKCK. Pembuatan SKRCK dan SKCK dalam bentuk membran bertujuan untuk mengatasi kasus one wall defect akibat periodontitis. Penambahan RGD bertujuan untuk meningkatkan perlekatan sel pada scaffold. Scaffold harus bersifat biocompatible tidak toksik.
Tujuan: Menganalisis toksisitas membran SKRCK terhadap sel pulpa gigi manusia. Metode:Sel pulpa gigi manusia dikultur selama 5 hari. Setelah itu kelompok perlakuan dipapar membran SKRCK dan membran SKCK kontrol. Kemudian diinkubasi selama 24 jam.
Hasil Penelitian: Nilai rerata viabilitas sel pulpa gigi manusia pada kelompok SKRCK 1mg dan 2mg adalah 315,9 dan 298,9, sedangkan pada kelompok SKCK 1mg, dan 2mg adalah 514,7 dan 520,8.
Kesimpulan: SKRCK tidak toksik terhadap sel pulpa gigi manusia.Kata Kunci:kitosan cangkang kepiting, scaffold, RGD, toksisitas, sel pulpa gigi manusia

Introduction: BATAN has made crab shells chitosan RGD scaffold membrane SKRCK and crab shells chitosan scaffold membrane SKCK. SKRCK and SKCK made in the form of a membrane aims to solve the case of one wall defects due to periodontitis. The addition of RGD aims to enhance cell attachment to the scaffold. The scaffold should be biocompatible non toxic.
Objective: To analyze the toxicity of SKRCK membrane on human dental pulp cells. Methods The human dental pulp cells were cultured for 5 days. After that the treatment group was exposed to the SKRCK membrane and membrane SKCK control. Then incubated for 24 hours.
Results: The mean viability of human dental pulp cells in group 1mg and 2mg SKRCK was 315.9 and 298.9, whereas in the group SKCK 1mg and 2mg is 514.7 and 520.8.
Conclusion: SKRCK did not give toxic effects on human dental pulp cells.Keywords crab shells chitosan, scaffold, RGD, toxicity, human dental pulp cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grand Septia Yama
"Metarhizium majus UICC 295 merupakan kapang entomopatogen yang mampu membunuh serangga. Penelitian bertujuan menguji pengaruh penambahan tepung cangkang kepiting 10% (b/v) pada medium Saboraud Dextrose with Yeast Extract Agar (SDYA) terhadap kemampuan M. majus UICC 295 dalam menginfeksi larva Oryctes rhinoceros serta mengetahui pengaruh freezing pada -80o C menggunakan gliserol 10% (v/v) dan gliserol 10% (v/v) dengan penambahan laktosa 5% (b/v). Metarhizium majus UICC 295 pada SDYA dengan penambahan tepung cangkang kepiting 10% mampu membunuh larva 100% dalam waktu 13 hari. Preservasi pada -80o C menggunakan akuades, gliserol 10% (v/v) dan gliserol 10% (v/v) dengan penambahan laktosa 5% (b/v) mampu mempertahankan viabilitas M. majus UICC 295 pada SDYA dan SDYA dengan penambahan tepung cangkang kepiting 10% (b/v). Metarhizium majus UICC 295 pada kadaver larva O. rhinoceros tetap viabel setelah dipreservasi pada suhu -80o C.

Metarhizium majus UICC 295 is an entomopathogenic fungus with the ability to kill insects. This research investigated the effect of 10% (w/v) crab shell powder in Saboraud Dextrose Agar with Yeast Extract (SDAY) on the pathogenicity of M. majus UICC 295 to infect Oryctes rhinoceros larvae and to determine the effect of freezing at -80o C using 10% (v/v) glycerol and 10% (v/v) glycerol added with 5% (w/v) lactose. Metarhizium majus UICC 295 on SDAY added with 10% (w/v) crab shell powder caused 100% larval mortality within 13 days. Preservation at -80o C using 10% (v/v) glycerol and 10% (v/v) glycerol added with 5% (w/v) lactose maintained the viability of M. majus UICC 295 on SDAY and SDAY added with 10% (w/v) crab shell powder. Metarhizium majus UICC 295 on O. rhinoceros cadaver was viable after being preserved at -80o C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43448
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library