Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mijil Jalu Prianggo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen risiko pada Bank-bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2012 dengan memperhatikan faktor risiko dan profitabilitas bank. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari PDEB FEUI. Sampel yang digunakan berjumlah 30 bank umum. Penelitian ini menggunakan metode panel regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko likuiditas (LR), dan profitabilias (ROA) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Capital Adequacy (CA). Untuk risiko suku bunga (IR), profitabilitas (ROE) dan (RP) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap Capital Adequacy (CA). sedangkan untuk risiko kredit (CR) dan risiko permodalan (CPR) tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada Capital Adequacy (CA).

This study aims to determine risk management at commercial banks listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2008-2012 focused to risk factor and Bank profitability. The secondary data was taken from PDEB FEUI, the sample were 30 banks which listed in IDX. This study uses panel regression. The results showed that liquidity risk (LR), and profitability (ROA) has a positive significant influence on the capital adequancy (CA). While the interest rate (IR), profitability (ROE), and revenues power(RP) have a negative significant relationship with capital adequacy (CA), and for the credit risk (CR), capital risk (CPR) has no significant influence on capital adequancy (CA).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endro Nurtjahjo
"Tesis ini membahas pengukuran risiko pembiayaan murabahah dengan menggunakan
pendekatan internal yaitu metode CreditRisk+. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya
permasalahan pengukuran risiko pembiayaan melalui perhitungan ATMR yang sampai
saat ini dilakukan dengan metode standar, menghasilkan rasio CAR yang rendah. Rasio
CAR yang rendah atau mendekati ketentuan minimum 8% atau kurang, mengakibatkan
penilaian kesehatan bank khususnya faktor permodalan menjadi menurun.
Dengan metode Creditrisk+, pengukuran risiko pembiayaan murabahah produktif dan
konsumtif UUS Bank X selama tahun 2007 menghasilkan nilai risiko yang lebih kecil
dan mengakibatkan peningkatan CAR rata-rata sebesar 1,8%. Dengan peningkatan
rasio CAR tersebut, maka terdapat oppurtunity for expansion yang lebih luas, sebesar
kurang lebih Rp. 1,34 triliun. Hal ini adalah peluang untuk meningkatkan profitabilitas
UUS Bank X secara signifikan. Dengan menggunakan metode Creditrisk+ ini pula,
UUS Bank X dapat mengetahui bahwa nilai risiko pembiayaan murabahah produktif
adalah lebih besar dari nilai risiko pembiayaan murabahah konsumtif. Sehingga dapat
dijadikan dasar kebijakan manajemen risiko dalam penyaluran dana berdasarkan profil
risiko masing-masing portofolio pembiayaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24308
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Novirianti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara pengaruh variabel variabel makroekonomi dan mikroekonomi terhadap kualitas kredit khususnya kredit bermasalah pada Bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan data historis triwulanan periode 2010 sampai dengan 2014 Variabel variabel yang diuji meliputi tingkat suku bunga BI rate inflasi produk domestik bruto capital adequacy ratio loan to deposit ratio dan bank size Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tingkat suku bunga BI rate produk domestik bruto dan capital adequacy ratio memiliki hubungan negatif yang signifikan sedangkan variabel inflasi loan to deposit ratio dan bank size memiliki hubungan positif terhadap non performing loan namun hanya variabel produk domestik bruto dan loan to deposit ratio saja yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPL.

This study aims to analyze the relationship between the effect of macroeconomic and microeconomic variables change in credit quality particularly on non performing loans in a conventional commercial bank listed on the Indonesia Stock Exchange quarterly based on historical data from 2010 through 2014 Variables tested include interest rate BI rate inflation gross domestic product capital adequacy ratio loan to deposit ratio and bank size This study uses multiple regression analysis
The results showed that the change in interest rate BI rate gross domestic product and the capital adequacy ratio has a significant negative relationship while variable inflation loan to deposit ratio and bank size have positive relation to non performing loans but only gross domestic product and loan to deposit ratio which has significant impact on NPL.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S61358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hizbullah
"Krisis ekonomi yang mulai terjadi pada pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis keuangan yang melanda perbankan nasional. Rapuhnya ketahanan (strengthen) sistem perbankan pada waktu itu, antara lain disebabkan sikap manajemen bank yang lebih mengutamakan keuntungan jangka pendek atau keuntungan sesaat tanpa menghiraukan risiko jangka panjang. Demikian pula, sistem pengawasan bank yang belum sepenuhnya menerapkan ketentuan BIS menyebabkan risiko-risiko yang terdapat dalam kegiatan usaha bank belum menjadi objek pengawasan Bank Indonesia. Risiko-risiko tersebut menjadi salah satu penyebab hancurnya perbankan nasional, karena kerugian yang terjadi akibat adanya risiko tidak diantisipasi sebelumnya.
Setiap kegiatan usaha bank, mengandung berbagai macam risiko seperti risiko kredit (credit risk), risiko pasar (market risk), risiko likuditas (liquidity risk), risiko operasional (operational risk), risiko hukum (legal risk), risiko reputasi (reputational risk), risiko strategik (strategic risk) dan risiko kepatuhan (compliance risk). Risiko tersebut tidak mungkin ditiadakan atau dihilangkan dalam kegiatan bisnis bank, namun hanya dapat dikelola sehingga terkendali (manageable) pada batas (limit) yang dapat diterima (acceptable). Oleh karena itu, tugas utama manajemen bank adalah mengelola dan mengendalikan risiko agar tidak melampaui tingkat yang tidak dapat ditolerir (unacceptable) yang dapat merugikan atau bahkan membahayakan kelangsungan usaha bank. Bank-bank harus dapat meng-absorb setiap risiko yang terdapat dalam transaksi yang dilakukan. Agar dapat mengelola risiko dengan baik, bank wajib pula memiliki risk management atau sistem pengendalian risiko yang memadai.
Kegiatan pengendalian risiko bank dapat dibagi dalam 3 tahap, yaitu mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi dampak negatif atau kerugian terhadap bank, dan menerima risiko dengan shifting (hedging) atau menambah modal. Proses pengendalian risiko ini harus dilengkapi dengan guidelines, organisasi, sumber daya manusia (SDM) pendukung (risk grup), dan sistem informasi yang baik. Pihak-pihak yang terlibat dalam manajemen risiko perbankan adalah regulator, pengawas bank, pemegang saham, direksi, manajer senior, internal auditor, eksternal auditor dan publik. Masing-masing pihak mempunyai akuntabilitas dan kepentingan atas risiko-risiko yang diakibatkan oleh transaksi-transaksi perbankan.
Hingga saat ini, perhitungan CAR bank di Indonesia masih mengacu pada Basle Accord 1988, belum mengadopsi Arnendement To The Capital Accord To Incorporated Market Risk 1996. Oleh karena Itu CAR tersebut belum menggambarkan kinerja bank yang sesungguhnya karena belum memperhitungkan market risk. Pada hal sejak akhir tahun 1997 bank-bank yang telah memiliki jaringan internasional (internationally-active banks) di negara-negara maju telah mulai menerapkan market risk dalam perhitungan CAR, sehingga CAR sebesar 8% selain untuk mengcover credit risk juga untuk mengcover market risk.
Market Risk merupakan risiko yang sangat penting dalam kegiatan usaha bank. Risiko tersebut meliputi Risiko Khusus (Specifik Risk), Risiko Umum (General Market Risk), Equity Position Risk, Risiko Niiai Tukar (Foreign Exchange Risk), Risiko Komoditi (Commodities Risk) dan Risiko Harga Option (Option Risk). Namun sesuai dengan lingkup kegiatan usaha dan jenis transaksi yang dilakukan oleh perbankan di Indonesia, pada saat ini hanya Specifik Risk, General Market Risk dan Foreign Exchange Risk saja yang telah dapat di exercise dalam perhitungan CAR bank.
Untuk mengukur capital charge market risk, bank diharuskan menggunakan Metode Standar BIS. Namun B1S memperkenankan pula untuk menggunakan internal model, seperti metode Value at Risk (VaR). Dalam tesis ini exercise capital charge market risik dilakukan dengan menggunakan Metode Standar BIS. Penggunaan Internal Model belum dapat dilakukan mengingat adanya beberapa kendala, antara lain ketersediaan data pendukung (data base), belum baiknya sistem informasi bank, keterbatasan sumber daya manusia dan belum tersedianya software untuk memperoses data.
Exercise market risk dilakukan terhadap Bank A, Bank B, Bank C dan Bank D yang menghasilkan capital charge risiko spesifik masing-masing sebesar Rp15.233 juta, Rp19.067 juta, Rp6.627 juta dan Rp4.116 juta, capital charge risiko umum masing-masing sebesar Rp46.719 juta, Rp62.034 juta, Rp89.746 juta dan Rpl.014 juta serta capital charge risiko nilai tukar masing-masing sebesar Rp20.290 juta, Rp907 juta, Rp26.212 juta dan Rpl.014 juta. Sedangkan total capital charge ketiga risiko tersebut masing-masing sebesar Rp82.242 juta, Rp82.008 juta, Rp122.584 juts dan Rp11.291 juta.
Dampak capital charge market risk terhadap penurunan CAR Bank A, Bank B, Bank C dan Bank D masing-masing sebesar 0,10%, 0,88%, 3,70% dan 0,07%. Setelah memperhitungkan capital charge market risk tersebut diketahui bahwa Bank A, Bank B, dan Bank C tetap memiliki CAR di atas 8% sehingga tidak melanggar ketentuan Bank Indonesia. Khusus untuk Bank D sebelum di exercise telah memiliki CAR dibawah 8%. Hal ini membuktikan bahwa penerapan market risk dalam perhitungan CAR bank belum mengkhawatirkan, karena sesuai dengan kegiatan usaha dan jenis transaksi bank-bank di Indonesia capital charge market risk terbukti belum berdampak siginifikan menurunkan CAR bank, khususnya pada 4 bank yang diteliti."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Pratiwi
"Krisis di sektor perbankan Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, akhimya membuat pemerintah terpaksa membekukan kegiatan operasi - bahkan mencabut ijin usaha dan melikuidasi bank-bank yang dinilai mempunyai kinerja yang amat buruk dan tidak memiliki prospek untuk diperbaiki. Kebijakan pemerintah tersebut merontokkan sejumlah bank umum di Indonesia. Tentu saja ini tidak berarti bank lain yang selamat dari kebijakan itu memiliki kinerja yang cukup baik. Oleh sebab itu penelitian ini mencoba memetakan perbankan Indonesia untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik dan kecenderungan strategi dari kelompok bank umum.
Variabel yang digunakan ditentukan berdasarkan metode radar, yang menilai kinerja dari 5 segi, yaitu liquidity, capital adequacy, productivity, profitability dan growth possibility. Kemudian dengan menggunakan analisis duster dan analisis diskriminan, dibuat empat kategori dari setiap segi radar, berdasarkan kestabilan keanggotaan cluster dan variabel yang memiliki discriminating power terbesar. Penelitian ini merupakan exploratory research, sehingga tidak ada pengujian hipotesis. Dengan alasan tersebut, maka peneliti tidak melakukan pengujian asumsi, seperti normality, finierity dan sebagainya.
Untuk menggambarkan peta perbankan, ditentukan 3 dimensi strategis melalui pembobotan setiap kategori. Segi liquidity dan capital adequacy dibobot bersama-sama dan menjadi dimensi strategis asset management. Demikian juga dengan segi productivity dan growth possibility, menjadi dimensi strategis growth-productivity. Sedangkan segi profitability dibobot tersendiri.
Hasilnya diperoleh 49 cluster strategis, dan diketahui bahwa sebagian besar bank-bank umum di Indonesia cenderung memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Sebagian besar dari bank bank tersebut termasuk kelompok BUSN D dan BUSN ND, dan termasuk bank dengan size kecil
b. Memiliki tingkat likuiditas yang relatif rendah. Menunjukkan cenderung agresifnya bank-bank tersebut dalam mengelola assetnya.
c. Kecukupan modalnya relatif rendah. Mengindikasikan cenderung terjadinya pelanggaran peraturan mengenai kecukupan modal, atau cenderung meningkatnya kerugian bank akibat kredit macet meningkat.
d. Tingkat produktivitasnya cenderung rendah, demikian juga dengan potensi pertumbuhannya. Secara tidak langsung menunjukkan manajemen bank kurang memperhatikan perkembangan SDM-nya.
e. Tingkat profitability-nya cenderung rendah. Berarti kemampuan manajemen bank dalam mengelola assetnya relatif rendahnya.
Dari penelitian ini juga diketahui bahwa sebagian besar bank-bank di Indonesia cenderung tidak konsisten dalam melaksanakan strategi yang telah mereka tetapkan sendiri sebelumnya. Beberapa dari mereka akhirnya masuk dalam program penyehatan perbankan pada tahun 1999-2000."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T18866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Sapto Putro
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi faktor-faktor yang diduga mempengaruhi suatu bank bermasalah dengan menggunakan alat analisa berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/23/UPPB tanggal 19 Maret 1998 tentang perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 mengenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, disampaikan pokok pokok tata cara penilaian tingkat kesehatan bank yang meliputi Permodalan (Capital Adequacy), Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality), Manajemen (Management), Rentabilitas (Earnings), dan Likuiditas (Liquidity) serta faktor faktor Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK) dan Posisi Devisa Nato (PDN) dengan Pelaksanaan Ketentuan beserta bobotnya masing-masing.
Data yang digunakan diperoleh dari Direktori Perbankan Bank Indonesia tahun 1994 - 1999, Laporan Publikasi masing-masing bank tahun 1994 - 1999 dan Laporan Rating Bank di Indonesia dari Infobank tahun 1994 - 1999. Sampel yang digunakan adalah laporan keuangan bank tahun 1994 - 1999 dengan 9 bank bermasalah dan 61 bank yang tidak bermasalah untuk tahun likuidasi 1997, 7 bank bermasalah dan 54 bank yang tidak bermasalah untuk tahun likuidasi 1998 serta 21 bank bermasalah dan 33 bank yang tidak bermasalah untuk tahun likuidasi 1999. Metode estimasi yang diterapkan adalah linear probability model dengan program yang digunakan adalah Eviews version 3.0.
Berpedoman pada ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank dari Bank Indonesia, penulis melakukan analisa terhadap laporan keuangan bank untuk memperoleh ukuran yang dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan dengan cara mengubah data yang ada menjadi sebuah informasi. Analisa tersebut pada prinsipnya adalah penyederhanaan data untuk mempermudah mengikuti dan menginterprestasikan keadaan keuangan bank. Sehingga dapat ditentukan beberapa indikator yang bisa dihitung dari laporan keuangan yang merupakan faktor faktor yang mempengaruhi resiko bank bermasalah.
Ukuran kinerja yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa variabel yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Dana Pihak Ketiga terhadap Total Assets (DPKTA) dan Jumlah Jaringan dikaitkan dengan Segmen Bisnis (TCTMJAR). Hasil studi ini menjelaskan bahwa faktor yang dominan mempengaruhi bank bermasalah untuk tahun 1997, 1998 dan 1999 adalah NPM, LDR, CAR, ROE, DPKTA dan TUMSAR.
Pemilihan 2 (dua) variabel terakhir yaitu DPKTA dan TU"MTAR, merupakan upaya pemikiran penulis terhadap kebijakan pemerintah atas jaminan yang diberikan pada simpanan masyarakat di bank atau disebut jugs Dana Pihak Ketiga. Asumsi yang digunakan adalah dengan semakin besar rasio DPKITA maka diharapkan mempunyai pengaruh negatif terhadap kemungkinan likuidasi. Sedangkan variabel TUJAR diperoleh dengan bantuan variabel dummy yang merupakan Segmentasi Bisnis Bank untuk menjelaskan fokus bisnis sebagai pengali terhadap jumlah jaringan. Pemilihan variabel tersebut berasumsi bahwa bank dengan segrnen bisnis corporate namun memiliki jaringan yang besar akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap bank bermasalah.
Untuk tahun likuidasi 1999 faktor yang dominan adalah ROE, JUMJAR dan CAR, sedangkan untuk tahun likuidasi 1998 faktor yang cukup dominan adalah BOPO, dan untuk tahun likuidasi 1997 faktor yang dominan adalah DPKTA, NPM dan LDR. Dan untuk dua tahun periode laporan sebelum terjadinya bank bermasalah tahun 1999 faktor yang cukup dorninan adalah NPM, CAR dan NIM, sedangkan untuk tahun likuidasi 1998 faktor yang cukup dominan adalah NIM, dan untuk tahun likuidasi 1997 faktor yang dominan adalah MM.
Untuk tiga tahun periode laporan sebelum terjadinya bank bermasalah tahun 1999 faktor yang cukup dominan adalah CAR, DPKTA dan BOPO, sedangkan untuk tahun likuidasi 1998 faktor yang dominan adalah NIM dan untuk tahun likuidasi 1997 faktor yang cukup dominan adalah NTM."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setiawan
"Salah satu aspek yang dapat dijadikan sebagai dasar acuan pemilihan pendekatan perhitungan KPMM ialah pendekatan yang menghasilkan pengukuran capital charge yang lebih rendah dari yang sudah ada, sehingga menghasilkan rasio KPMM yang lebih tinggi. Terbitnya PBI No. 8/7/PBI/2006 harus dievaluasi dampaknya terhadap rasio KPMM.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian apakah BI telah menerapkan prinsip keadilan dalam penerbitan PBI No. 8/7/PBI/2006 yaitu dengan melakukan perbandingan penerapan PBI No. 5/12/PBI/2003 dengan PBI No. 8/7/PBI/2006 terhadap KPMM Bank Syariah Mega Indonesia dan Bank Jasa Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah ada perbedaan hasil perhitungan rasio KPMM antara kedua PBI tersebut. Data yang digunakan merupakan data publikasi triwulanan tahun 2006 dan 2007 Bank Syariah Mega Indonesia dan Bank Jasa Jakarta. Uji hipotesis dengan metode compare mean independent samples t-test.
Dari hasil penelitian dan analisis ditemukan bahwa tidak ada perbedaan hasil perhitungan rasio KPMM di Bank Mega Syariah Indonesia antara PBI No. 5/12/PBI/2003 dengan PBI No. 8/7/PBI/2006. Sedangkan pada Bank Jasa Jakarta dari hasil uji hipotesis ditemukan terdapat perbedaan hasil perhitungan rasio KPMM diantara kedua PBI tersebut. PBI No. 8/7/PBI/2006 telah menerapkan prinsip keadilan dalam perhitungan KPMM.

One of the aspects that can be used as a standard reference of selecting Capital Adequacy Ratio (CAR) calculation approach is the one that creates lower capital charge measurement so that the CAR becomes higher. The impact of PBI No. 8/7/PBI/2006 publication on CAR has to be evaluated.
This research evaluates whether BI has implemented fairness principles in the publication of PBI No. 8/7/PBI/2006, which is by performing comparation in the implementation of PBI No. 5/12/PBI/2003 and PBI No. 8/7/PBI/2006 to the CAR of Bank Syariah Mega Indonesia and Bank Jasa Jakarta.
This research is aimed to evaluate differences between two CAR calculation in two Bank Indonesia Regulations (PBI). Data used in this research are the quarterly data published by Bank Syariah Mega Indonesia and Bank Jasa Jakarta in 2006 and 2007. Compare mean independent samples t-test method is used in testing hypothesis.
The result of this research show that there is no difference in the CAR calculation between PBI No. 5/12/PBI/2003 and PBI No. 8/7/PBI/2006 at Bank Syariah Mega Indonesia while there is difference in the calculation of KPMM ratio between the two PBI at Bank Jasa Jakarta. PBI No. 8/7/PBI/2006 has implemented fairness values in calculating KPMM."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25030
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Kefas
"Pada 2009-2018, tingkat Rasio Kecukupan Modal (CAR) di ASEAN-5 sedang dalam tren naik. Sementara itu, efisiensi keuntungan bank dalam tren menurun. Fenomena ini tidak sesuai dengan temuan dari estimasi linear dimana CAR dan efisiensi laba bank memiliki hubungan positif. Penulis kemudian menguji hubungan non-linearitas di bawah hipotesa Expected Bankruptcy Cost. Hipotesis menunjukkan bahwa hubungan antara modal dan kinerja bank adalah positif non-linear atau U terbalik. Skripsi ini menguji apakah dampak CAR terhadap efisiensi laba bank sebagai proksi kinerja bank di ASEAN-5 adalah secara non-linear.
Penulis menghitung efisiensi laba bank menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA). Untuk menguji hubungan antara CAR dan efisiensi laba bank di ASEAN - 5, sistem GMM digunakan. Temuan estimasi non-linear adalah CAR dan efisiensi keuntungan bank di ASEAN - 5 memiliki hubungan non-linier positif atau U terbalik yang sesuai dengan hipotesa Expected Bankruptcy Cost. Di bawah hipotesis, jika modal bank lebih tinggi dari nilai optimalnya, peningkatan modal akan mengurangi kinerja bank. Ini sesuai dengan temuan yang berarti CAR di ASEAN - 5 saat ini sedang di atas nilai optimalnya, oleh karena itu, meningkatkan CAR akan menurunkan efisiensi keuntungan bank.

From 2009 – 2018, Capital Adequacy Ratio (CAR) level in ASEAN – 5 is in an uptrend. Meanwhile, bank’s profit efficiency is in a downtrend. This phenomenon doesn’t match the finding from linear estimation that CAR and bank’s profit efficiency has a positive relationship. The author then looks to test for non-linearity relationship under Expected Bankruptcy Cost Hypothesis. The hypothesis shows that the relationship between capital and bank’s performance is positive non-linear or inverted U. This undergraduate thesis test whether the impact of CAR to bank’s profit efficiency as the proxy of bank’s performance in ASEAN – 5 is in a non-linear way.
The author calculates the bank’s profit efficiency using Stochastic Frontier Analysis (SFA). To test the relationship between CAR and bank’s profit efficiency in ASEAN – 5, system GMM is used. The finding of the non-linear estimation is CAR and bank’s profit efficiency in ASEAN – 5 has a positive non-linear or inverted U relationship which correspond with the Expected Bankruptcy Cost Hypothesis. Under the hypothesis, if bank’s capital is higher than its optimum value, increasing capital will reduce bank’s performance. This match with the finding which means that the CAR in ASEAN – 5 is currently above its optimum value, therefore, increasing the CAR will result in the
decrease of bank’s profit efficiency.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanu Sukma Utomo
"Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi perbankan Indonesia baik dari segi biaya maupun profit serta melihat pengaruh rasio modal terhadap inefisiensi biaya dan profit dengan menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA) one-step regression. Data dalam penelitian ini terdiri dari 102 bank umum konvensional Indonesia selama periode 2000-2014. Hasilnya adalah efisiensi biaya perbankan mengalami peningkatan sedangkan efisiensi profit berfluktuatif. Rasio modal terlihat memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap inefisiensi biaya, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap inefisiensi profit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan semakin ketatnya pengaturan pada rasio modal yang mengharuskan bank untuk memiliki tingkat rasio modal yang besar, maka akan menurunkan tingkat inefisiensi bank dari segi biaya.

This research measures Indonesian banking cost and profit efficiency as well the influence of capital ratio to cost and profit inefficiency by using Stochastic Frontier Analysis (SFA) one-step regression. The data in this research consist of 102 conventional commercial bank in Indonesia during 2000-2014 period. The result is cost efficiency increased, while profit efficiency fluctuated. Capital ratio appear to has significant negative impact on the cost inefficiency, but not significant on profit inefficiency. Therefore, this research can conclude that with increase in capital ratio regulation that requires banks to have large capital ratio, will have lower bank inefficiency in terms of cost.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Malini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), dan tingkat suku bunga kredit terhadap jumlah penyaluran kredit pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), dan tingkat suku bunga kredit sedangkan variabel dependen adalah jumlah penyaluran kredit. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia, sampel yang diambil beijumlah 10 (sepuluh) perusahaan dengan periode penelitian antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Secara parsial Capital Adequacy Ratio (CAR), berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit, dan tingkat suku bunga kredit berpengaruh positif tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit. Sedangkan secara simultan Capital Adequacy Ratio (CAR), dan tingkat suku bunga kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit pada perusahaan perbankan di BEI periode 2009- 2013."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2017
330 AGREGAT 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>