Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Metna Lukmaniar Hakim
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas proses pra akuisisi dalam penyusunan strategi oleh calon pembeli dan pemegang saham dalam memperoleh efiesiensi pajak capitol gain yang efektif. Dengan menyusun strategi strategi efektif untuk meminimalisasi pembebanan pajak capital gain tersebut maka para pihak bertransaksi dapat menikmati secara maksimal nilai transaksi dari akuisisi, Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dijabarkan secara deskriftif. Efiesiensi pajak atas proses akuisisi harus dilaksanakan dengan menghindari munculnya capital gain atas jual beli saham yang terjadi di Indonesia dan menciptakan restrukturisasi peruahaan melalui pendirian beberapa perusahaan di negara tax haven sebagagai alat perantara aliran dana transaksi akuisisi melalui instrumen pengalihan saham dengan penerbitan canvertible bond
Abstract
This thesis is focusing on the pre-aquisition process for the strategic plan between the prospective buyer and the shareholder to obtain the effective capital gain tax efficiency. The implementation of effective strategy for capital gain tax minimization, might benefit the transaction party to enjoy the maximum transaction value of this aquisition. This research is qualitative descriptive interpretive. The tax efficiency on the acquisition process should be implemented by avoiding the capital gain on the shares sale and purchase conducted in Indonesia and creates a company restructurization by establishing couple of companies in the tax haven country as the acquisition transaction fund flow intermediatery through the shares transfer instrument by the issuance of convertible bond.
2011
T21761
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Kouwam
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S10001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irna Susanta
Abstrak :
Dalam berinvestasi saham mengharapkan keuntungan (return) dari pembagian deviden dan mendapat capital gain. Keuntungan dari deviden akan diperoleh jika perusahaan penerbit saham mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya, sedangkan capital gain akan didapat dari selisih yang positif antara harga beli dan harga jual. Dan biasanya untuk mendapatkan capital gain seorang investor melakukan aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder, dengan membeli saham pada saat harga saham mulai meningkat dan menjualnya pada saat harga saham akan turun. Sedangkan untuk memprediksi kapan harga saham akan naik ataupun akan turun itu tidak gampang. Pergerakan harga saham dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro dan ekonomi mikro. Untuk kondisi ekonomi mikro dapat dilihat pada kondisi fundamental perusahaan penerbit saham dan kondisi tersebut hanya dapat mempengaruhi harga saham tertentu. Adapun kondisi ekonomi makro akan berdampak pada pergerakan harga saham secara keseluruhan, termasuk harga saham di sektor pertambangan. Pergerakan harga saham sektor pertambangan di Jakarta Stock Exchange (JSX) cukup tinggi responnya terhadap perubahan kondisi ekonomi makro di Indonesia. Variabel-variabel utama yang signifikan mempengaruhi harga Saham Pertambangan adalah tingkat suku bunga riil SBI, permintaan saham pertambangan, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) dan tingkat suku bunga US$. Selama terjadi kenaikan tingkat suku bunga SBI dan suku bunga dollar Amerika Serikat ternyata menyebabkan penurunan harga saham sektor pertambangan di JSX. Permintaan saham pertambanan dan IHSG juga mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham pertambangan. Dari keempat variabel makro diatas variabel tingkat suku bunga SBI adalah variabel yang paling sensitive karena elastisitasnya paling besar, artinya pada saat terjadi perubahaan pada tingkat suku bunga SBI, maka harga saham pertambangan akan dengan cepat merespon terhadap perubahaan tersebut.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermina Veronika
Abstrak :
Disposition effect adalah kecenderungan investor untuk terus memiliki saham yang memberikan kerugian (losing stocks) terlalu lama dan kecenderungan investor untuk cepat menjual saham yang memberikan keuntungan (winner stocks). Disposition effect dipengaruhi oleh prospect theory dan mental accounting, dan akan menciptakan sebuah gap (spread) antara nilai fundamental saham dan market price dengan kecenderungan harga menunjukkan reaksi underreaction terhadap informasi yang tersedia. Perhitungan dilakukan secara regresi dari data-data sekunder yang berupa data return saham harian, volume transaksi perdagangan harian, serta jumlah saham yang beredar harian. Kesemua data sekunder yang ada akan di konversikan dari data harian menjadi data mingguan. Hasil dari penelitian mengatakan bahwa penelitian ini tidak cukup kuat menyatakan capital gain overhang sebagai bukti keberadaan disposition effect, sebagai salah satu penyebab momentum di Pasar Modal Indonesia periode 2006-2010. ......Disposition effect is the tendency of investors hold looser stocks too long and the tendency of investors sell winner stocks too quickly. Disposition effect influenced by prospect theory and mental accounting, and will create a spread between the fundamental value of shares and the market price with the price trend shows under reaction to available information. This research uses cross section to count secondary data of daily return stocks, the daily volume transaction, also the daily number of shares outstanding. All existing secondary data will be converted from the daily data into weekly data. The result shown that is not strong enough to declare capital gain overhang as evidence of the existence of disposition effect, which one of things that cause momentum, in Indonesian Exchange in period 2006-2010.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29457
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chin-en Wu
Abstrak :
ABSTRAK
We discuss how perceived equality of opportunity and the legitimacy of development approaches affect how people evaluate social justice and development opportunities in Taiwan. We explore the gaps of perceived oppurtunity equality between different generations, genders, income and sub-ethnicity groups, and investigate people's feelings toward making a good living through hard work vc. through real estate investments and stock trading. Factors closely relating to people's economic life, including perceived opportunity gap between generations and between income groups, play significant roles in influencing people's assessments of social justice. In addition, factors with highly symbolic meaning, such as the perceived opportunity gap between sub-ethnicity groups and the perceived legitimacy of capital games also shape people's views toward social justice. Next, we find that factors closely associated with people's economic life significantly influence people's evaluations on development oppurtunities, while factors with highly symbolic meaning do not have similar effects. we also examine the influence of development outcomes, operationalized as income, oocupation, or educational levels. empirical results prove that these outcome factors do not significantly influence people's evaluations on both social justice and development opportunities. we analyze the 2015 Taiwan Society Fairness Survey to test hypotheses.
Taipei: Taiwan Foundation for Democracy, 2017
059 TDQ 14:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Handono Mardiyanto
Abstrak :
Tesis ini bertajuan untuk meneliti perbedaan kinerja keuangan, yang diukur dengan rasio-rasio berdasarkan laporan basis akrual (neraca, laba-rugi) dan laporan arus kas, serta mengetahui hubungannya terhadap imbal hasil saham, baik sebelum maupun pada periode krisis ekonomi. Untuk maksud ini, telah diteliti perusahaan-perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BED, mencakup dua tanggal laporan keuangan sebelum krisis (30 Juni 1996 dan 30 Juni 1997) serta dua tanggal laporan keuangan pada masa krisis (30 September 1997 dan 30 September 1998). Uji beda rata- rata (58 sampel) menunjukkan bahwa tiga rasio akrual berbeda secara signifikan antara periode sebelum dan periode krisis yakni total asset turnover, profit margin, dan return on investment. Sedangkan dua rasio lainnya yaitu debt equity ratio dan cash return on equity, sekalipun berbeda secara signifikan, namun tidak dapat disimpulkan maknanya mengingat pengaruh ekuitas negatif pada kedua rasio ini. Adapun uji regresi dan korelasi (47 sampel) mengungkapkan bahwa baik sebelum maupun pada masa krisis, hanya return on investment yang berkaitan secara signifikan terhadap imbal hasil. Berhubungan secara negatif sebelum krisis, dan berasosiasi secara positif pada masa krisis. Riset ini belum mampu menjawab apakah asosiasi rasio-rasio akrual terhadap imbal hasil lebih kuat (atau lebih lemah) dibandingkan asosiasi rasiorasio arus kas terhadap imbal hasil. Penelitian ini hanya mengungkapkan kecenderungan para investor di BEJ untuk lebih meyakini informasi profitabilitas dari laporan basis akrual daripada laporan arus kas. Kepada para peneliti lain yang tertarik melanjutkan penelitian serupa di masa mendatang, disarankan agar memperhatikan beberapa keterbatasan metodologi penelitian ini yaitu: Perform, model penelitian tidak dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan prediksi diantara rasio-rasio keuangan (akrual maupun arus kas) terhadap imbal hasil saham. Model yang mampu menunjukkan daya prediksi sebenarnya lebih bermanfaat bagi kalangan investor dalam menetapkan keputusan investasinya. Akan tetapi, untuk membuat model prediktif, diperlukan regresi berdasarkan time serries, yang membutuhkan waktu pengamatan lebih panjang. Kedua, metode stepwise yang digunakan untuk memilih variabel bebas yang signifikan, sesungguhnya tidak memperhatikan sama sekali makna teoritis dari setiap rasio keuangan (variabel bebas) yang tidak terpilih masuk kedalam persamaan regresi. Sebagai contoh, quick ratio yang dalam penelitian ini dinyatakan tidak signifikan terhadap imbal hasil di masa krisis (resesi), diabaikan begitu saja tanpa diteliti lebih mendalam. Padahal, hubungan positif quick ratio terhadap imbal hasil pada masa resesi, telah berhasil dibuktikan oleh Kane (1997).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Damopolii
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh intellectual capital yang merupakan modal perusahaan berbasis knowledge (knowledge-based) terhadap capital gain perusahaan yang diperoleh investor. Data penelitian diambil dari laporan keuangan perusahaan bank, asuransi, dan finance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi statistik. Komponen intellectual capital yang digunakan untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan yaitu value added intellectual coefficient (VAIC), human capital, structural capital, dan capital employed. Hasil pengujian menunjukkan bahwa salah satu dari ketiga komponen tersebut, yaitu capital employed, yang terbagi lagi atas physical capital dan financial capital adalah komponen yang berpengaruh positif terhadap capital gain. ......The objective of this research is empirically to find the impact of intellectual capital, the asset of company which is based on knowledge, to capital gain’s company investor. The research data samples are taken from the financial statements of Bank, Insurance, and Finance Companies which are listed in Indonesia Stock Exchange from the year of 2009 until with 2011. This research analysis is done by using the statistic regression. The intellectual capital components which are used to measure the performance of company intellectual capital are value added intellectual coefficient (VAIC), human capital, structural capital, and capital employed. The results of the statistic regression show that capital employed which consists of both physical capital and financial capital, is the only component among the three components of VAIC, which has positive impact to capital gain’s investor.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Mangisara Marcos
Abstrak :
Sebagian besar usaha kecil di Indonesia berada pada situasi tidak menguntungkan. Berbagai masalah yang dihadapi, seperti; kekurangan modal, masalah perizinan, pemasaran serta belum adanya iklim yang kondusif menjadikan usaha kecil sulit bertahan hidup dan berkembang. Secara klasik, usaha kecil dilanda banyak persoalan yang sulit dipecahkan mereka sendiri misalnya; menemukan sumber-sumber pendanaan untuk mendapatan modal kerja/modal investasi, tidak memiliki akses yang memadai untuk masuk ke pasar uang, pasar modal ataupun ke institusi keuangan lainnya. Salah satu jenis usaha kecil diantara jutaan perusahaan kecil adalah Bank Perkreditan rakyat (BPR). Dewasa ini terdapat 2.133 BPR tersebar di seluruh nusantara. (Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat, Bank Indonesia:2003). BPR berfungsi untuk melayani usaha kecil dan masyarakat pedesaan yang membutuhkan dana guna menjalankan usahanya. Tetapi pada umumnya BPR belum memiliki struktur permodalan yang memadai, seperti layaknya lembaga keuangan yang sehat. Oleh karena itu, BPR dalam pemberian kredit cenderung menetapkan suku bunga tinggi dan akhirnya menjadi beban usaha kecil dan masyarakat peminjam di pedesaan. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui gambaran bagaimana usaha kecil dapat keluar dari permasalahan yang dihadapi, sehingga mampu menjadi Selft Financering. Weston & Brigham mengatakan; usaha kecil hams mengandalkan "laba ditahan" yang bersumber dari perusahaan itu sendiri untuk meningkatkan modal investasi, karena usaha kecil tidak mudah mendapatkan dana dari capital market, money market dan dari institusi keuangan lainnya. Oleh karena laba ditahan (retained earnings) sebagai andalan sumber internal usaha kecil untuk akumulasi modal, maka menjadi panting untuk diteliti, bagaimana hubungannya dengan rasio-rasio keuangan bank. Penelitian ini difokuskan terhadap rasio-rasio keuangan : Net Interest Margin (NIM), Cost of Fund (COF), Operating cost (OC), pengaruhnya terhadap retained earnings (RE). Penelitian menggunakan metoda "Test Granger Causality" dengan analisis model Vector Autoregresson (VAR) yang diolah melalui perangkat lunak EVIEWS 4.1. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan variabel eksogen; Net interest margin (NIM), cost of fund (COF), operating cost (OC) sebagai variabel yang menjelaskan terhadap variabel endogen, retained earning (RE) yang dijelaskan, menggambarkan bahwa laba ditahan dapat menjadi andalan usaha kecil untuk akumulasi modal investasi dalarn jangka panjang. Pra-syarat yang perlu dipenuhi antara lain ; memiliki visi dan misi tentang masa depan usaha, perencanaan dan kebijakan perusahaan harus konsisten dan perusahaan menganut kebijakan dividen residual. Berdasarkan hal-hal tersebut, rnaka dapat disimpulkan bahwa labs ditahan dapat dijadikan instrumen penguatan struktur permodalan bagi usaha kecil dalam jangka panjang. Selain itu, untuk menjadikan usaha kecil dapat tumbuh dan berkembang baik, diperlukan kemauan politik yang kuat dari Negara, sehingga usaha kecil dapat memiliki akses ke lembaga-lembaga keuangan untuk memperoleh sumber-sumber pendanaan. Pengunaan laba ditahan sebagai andalan dari dalam perusahaan, apabila disertai dukungan politik yang kuat dari Negara, maka diharapkan usaha kecil dapat berkibar dengan kokoh dan dapat menjadi andalan motor penggerak ekonomi nasional.
Most of smaller businesses in Indonesia are in the unfortunate position. Many problems are faced, such as: lacking of capital, license problem, marketing, and no conducive climate available yet, have made the small businesses difficult to stay alive and develop. Classically, small businesses have been hit by many cases difficult to solve by themselves, for instance: to find funding resources to get work capital/investment, no adequate access to enter money market, capital market, or to other financial institutions. One kind of small businesses among millions of small companies is BPR (People's Credit Banking). Currently, there are 2.133 BPR spread all over the country (Directorate of People's Credit Banking Control, Bank Indonesia: 2003). BPR functions to serve smaller business and the villagers who need funds for their businesses. But generally BPR has no adequate capital structure, as those of the healthy financial institutions). Therefore, BPR, in distributing credit tends to set up high rate of interest, and it in turn will be the burden for small businesses as well as borrowers all over the villages. This survey is aimed at knowing the picture how small businesses may get rid of the problems faced, and able to be Self Financer. Weston and Brigham said: Small business shall rely on the "retained earnings" originated from the company itself, to increase investment, since small business has difficulties in obtaining funds from capital market, money market and from other financial institutions. Therefore, retained earnings as the reliant internal resource of for small business to accumulate their capital, and thus it's important to investigate, how the relationship with banking financing ratios looks like. This research is focused on the financial ratio of: Net Interest Margin (NIM), Cost of Fund (COF), Operating Cost (OC), their impacts against retained earnings (RE). This research applies the method of "Granger Casualty Test" with model analysis of Vector Auto-regression (VAR), processed using EVIEWS 4.1 software. The research shows that the exogenous variable relation: Net interest margin (NIM), cost of fund (COF), operating cost (OC) as the describing variables against endogenous variable, retained earnings (RE) described, show that the retained earnings may become the small business mainstay to accumulate investment for long run period. The pre-requirements need too fulfill are, among others: own vision and mission regarding business in the future, planning and company policy shall be consistent and the company shall follow residual dividend policy. Based on the things above, it's concluded that the retained earnings may bee used as an instrument to strengthen the capital structure of the small business for long run. Furthermore, to make small business grow and develop well, strong political will is expected from the State, so that small businesses are able to get access too financial institutions and obtain funding resources. The use of retained earnings as the mainstay from within the company, if supported by strong politics by the State, then we can expect that small business will start to strike their flags toughly and become the reliant generating motor against national economy.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Satwiko
Abstrak :
ABSTRAK Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang banyak membutuhkan infrastruktur untuk menunjang era industrialisasi. Listrik tetap menjadi prioritas utama untuk dibangun terutama di luar Pulau Jawa. Kalimantan Barat sebagai salah satu bagian Indonesia saat ini sedang giat-giatnya membangun, terutama di sektor perkebunan, transmigrasi dan industri. Disisi lain pertumbuhan infrastrukturnya kalah cepat dengan permintaan. Untuk itu pilihannya adalah membangun pembangkit listrik berbahan bakar gambut, pilihan ini didasarkan karena Kalimantan Barat amatlah kaya dengan sumber bahan gambut ini. Mutu gambut di Kalimantan adalah sangat baik dan dapat digunakan secara ekonomis untuk di suplai ke pembangkit tenaga listrik. Untuk pembangkit listrik 2 X 60 MW dengan masa operasi 20 tahun diperkirakan membutuhkan area gambut seluas 10.000 Ha. Pada kasus ini lokasi lahan gambut terdapat disekitar kota Pontianak (Siantan 70.000 Ha dan Rasau Jaya lebih dari 30. 000 Ha). Tesis ini akan membahas Analisa Pengembalian Modal Investasi untuk pembangunan 2 x 60 Mw pembangkit listrik berbahan bakar gambut di Pontianak Kalimantan Barat. Hasil analisis dan perhitungan dari tesis ini memperlihatkan bahwa nilai tukar mata uang yang paling rendah diinginkan investor adalah Rp. 3500 dengan memakai asumsi yang ada. Dari nilai tukar rupiah tersebut didapat IRR 10,63 %, NPV M US $ 2,209.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library