Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rita Hadi Widyastuti
"Memberikan perawatan pada anggota keluarga dengan demensia merupakan pengalaman yang unik dan hal yang membuat stress sehingga dapat menimbulkan dan meningkatkan caregiver burden. Caregiver harus beradaptasi dengan perubahan kepribadian dan perubahan tingkah laku lansia demensia. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami secara mendalam pengalaman keluarga dalam merawat lansia dengan demensia dan bagaimana keluarga memaknainya. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam untuk proses pengumpulan data. Partisipan adalah caregiver utama lansia demensia, yang didapatkan dengan teknik purposive sampling . Analisa data menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian ini teridentifikasi 7 tema yaitu: 1) respon positif dalam merawat lansia demensia; 2) respon negatif dalam merawat lansia demensia; 3) Koping caregiver yaitu koping adaptif dan koping maladaptif; 4) Makna budaya dan spiritual dalam merawat lansia demensia; 5) Kewajiban merawat lansia; 6) harapan sebagai caregiver lansia yaitu harapan terhadap diri sendiri, harapan terhadap keluarga dan harapan terhadap masyarakat; dan 7) kebutuhan lansia terhadap pelayanan kesehatan yaitu bebas biaya, layanan khusus bagi lansia dan pendidikan kesehatan. Dapat disimpulkan pengalaman keluarga merawat lansia dengan demensia sangat beragam dan mengakibatkan respon yang berbeda, sehingga perlu dicermati oleh pemberi asuhan lansia. Hasil penelitian diharapkan dapat pemahaman bahwa caregiver lansia demensia merupakan kelompok risiko yang penting untuk diintervensi dalam tingkat keluarga dan masyarakat.

Caregiving for a family member with dementia is could be experienced as unique and stressfull events that could result and increase level of caregiver burden. Caregiver have adapted with mood change and behaviour change of dementia people.The purpose of the study were to provide deep understanding of family experiences in caregiving of elderly people with dementia and how family give meaning of those experiences.This study design was descriptive phenomenology with depth interview for data collecting. Participants were primary caregivers collected by purposive sampling technique. Data analyzed with Collaizi’s analysis method. This study identified 7 themes which were: 1) positive responses of caregiving dementia; 2) negative responses of caregiving dementia; 3) Coping of caregiver that are adaptive coping and maladaptive coping; 4) Culture and spiritual meaning of caregiving dementia; 5) responbility of caregiving dementia; 6) hope as caregiver dementia that are hope to ourself, hope to family and hope to community; and 7) health care Services needed by elderly people with dementia which are free, special Services for elderly and health education for family. This study finding exhibited that family experiences in caregiving dementia differed variedly and resulted different responses, so it need attention from caregiver.This study fmdings were expected to provide better understanding that caregiver is risk group that considerably important to be addressed in nursing intervention at family and community level."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26569
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius Sandi Witarso
"Orang dengan Schizophrenia ODS adalah individu dengan gangguan jiwa yang mengalami gangguan pada pikiran, emosi dan perilaku. Gejala-gejala yang dialami oleh ODS membuat fungsi peran dan pekerjaan mereka menurun sehingga menjadi tidak produktif dan membutuhkan pertolongan orang lain. Orang yang dapat merawat dan memenuhi kebutuhan ODS disebut dengan caregiver. Caregiver berperan dalam merawat pasien seperti melakukan aktivitas sehari-hari dan mengurusi kebutuhan dasar pasien. Kondisi ini dapat mengakibatkan caregiver burden yaitu beban yang ditanggung oleh individu yang menyediakan bantuan bagi anggota keluarga dengan penyakit kronis ataupun memiliki keterbatasan. Caregiver burden yang kurang dikelola dengan baik akan berdampak pada kehidupan sosial dan psikologis caregiver.
Peneliti menggunakan intervensi psikoedukasi untuk mengelola beban pada caregiver orang dengan schiozphrenia. Penelitian ini menggunakan desain pre-post design. Partisipan berjumlah 3 orang dengan status ekonomi sosial menengah ke bawah dan berusia rata-rata 50 tahun. Data kuantitatif didapatkan dengan menggunakan alat ukur Zarit Burden Interview, Hopkins Symptom Checklist-25 dan General Health Questionnaire-12 sedangkan data kualitatif didapatkan dengan wawancara dan observasi selama intervensi berlangsung.
Hasil kuantitatif menunjukkan adanya penurunan beban pada caregiver sedangkan data kualitatif menunjukkan bahwa mereka bisa lebih mengerti bagaimana cara untuk mengatasi pasien, mengurangi stres dan bisa merawat diri sebagai bagian diluar tugas mendampingi pasien.

Schizophrenia disorder is a mental disorder in which the patient experiences a disruption in their mind, emotions, and behaviour. The symptoms that they experience make their role function and their work decrease so that it makes unproductive and need help from other. A caregiver has a responsibility in caring for the daily needs of the patient. This condition can lead into caregiver burden. Less well managed caregiver burden will give effect to the social and psychological life of the caregiver.
The researcher used psychoeducational intervention to manage the caregive burden of caregiver. This study used a pre post design. Quantitative data were obtained using Zarit Burden Interview, Hopkins Symptom Checklist 22, and General Health Questionnaire 12, while qualitative data were obtained using interview and observation during the intervention.
The quantitative results indicate a decrease burden on the caregiver. Meanwhile, qualitative data show that they can better understand how to cope with patients, to reduce stress, and to take care of themselves as the part of their task besides to take care of their patients.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Hadi Widyastuti
"Memberikan perawatan pada anggota keluarga dengan demensia merupakan pengalaman yang unik dan hal yang membuat stress sehingga dapat menimbulkan dan meningkatkan caregiver burden. Caregiver harus beradaptasi dengan perubahan kepribadian dan perubahan tingkah laku lansia demensia. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami secara mendalam pengalaman keluarga dalam merawat lansia dengan demensia dan bagaimana keluarga memaknainya. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam untuk proses pengumpulan data. Partisipan adalah caregiver utama lansia demensia, yang didapatkan dengan teknik purposive sampling . Analisa data menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian ini teridentifikasi 7 tema yaitu: 1) respon positif dalam merawat lansia demensia; 2) respon negatif dalam merawat lansia demensia; 3) Koping caregiver yaitu koping adaptif dan koping maladaptif; 4) Makna budaya dan spiritual dalam merawat lansia demensia; 5) Kewajiban merawat lansia; 6) harapan sebagai caregiver lansia yaitu harapan terhadap diri sendiri, harapan terhadap keluarga dan harapan terhadap masyarakat; dan 7) kebutuhan lansia terhadap pelayanan kesehatan yaitu bebas biaya, layanan khusus bagi lansia dan pendidikan kesehatan. Dapat disimpulkan pengalaman keluarga merawat lansia dengan demensia sangat beragam dan mengakibatkan respon yang berbeda, sehingga perlu dicermati oleh pemberi asuhan lansia. Hasil penelitian diharapkan dapat pemahaman bahwa caregiver lansia demensia merupakan kelompok risiko yang penting untuk diintervensi dalam tingkat keluarga dan masyarakat.

Caregiving for a family member with dementia is could be experienced as unique and stressfull events that could result and increase level of caregiver burden. Caregiver have adapted with mood change and behaviour change of dementia people.The purpose of the study were to provide deep understanding of family experiences in caregiving of elderly people with dementia and how family give meaning of those experiences.This study design was descriptive phenomenology with depth interview for data collecting. Participants were primary caregivers collected by purposive sampling technique. Data analyzed with Collaizi’s analysis method. This study identified 7 themes which were: 1) positive responses of caregiving dementia; 2) negative responses of caregiving dementia; 3) Coping of caregiver that are adaptive coping and maladaptive coping; 4) Culture and spiritual meaning of caregiving dementia; 5) responbility of caregiving dementia; 6) hope as caregiver dementia that are hope to ourself, hope to family and hope to community; and 7) health care services needed by elderly people with dementia which are free, special services for elderly and health education for family. This study finding exhibited that family experiences in caregiving dementia differed variedly and resulted different responses, so it need attention from caregiver. This study findings were expected to provide better understanding that caregiver is risk group that considerably important to be addressed in nursing intervention at family and community level."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puriani, examiner
"Anak dengan penyakit ginjal kronis memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pengasuhnya (caregiver). Caregiver pada anak yang menjalani hemodialisis rentan mengalami kelelahan fisik, psikologi, sosial serta finansial. Kebutuhan keterampilan tambahan dalam perawatan dibutuhkan untuk membangun adaptasi yang positif serta kemampuan koping caregiver. Teori model adaptasi Roy memberikan arahan dalam intervensi keperawatan pada caregiver melalui edukasi suportif. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model adaptasi Roy pada 5 kasus kelolaan sebagai upaya optimalisasi pemberian asuhan keperawatan pada anak yang menjalani hemodialisis rutin. Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan tahapan pengkajian (perilaku dan stimulus), merumuskan diagnosis keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan evaluasi. Model adaptasi Roy dapat diterapkan pada perawatan anak yang menjalani hemodialisis rutin. Proyek inovasi edukasi suportif yang diberikan kepada 19 caregiver anak yang menjalani hemodialisis signifikan menurunkan caregiver burden dan dapat diaplikasikan sebagai intervensi keperawatan non-invasif, non-farmakologi dalam mengurangi beban perawatan dan meningkatkan kemampuan adaptasi pasien terhadap penyakitnya.

Children with chronic kidney disease have a high dependence on their caregivers. Caregivers in children undergoing hemodialysis are vulnerable to physical, psychological, social and financial exhaustion. The need for additional skills in care is needed to build positive adaptation and coping abilities of caregivers. Roy's adaptation model theory provides direction in nursing interventions to caregivers through supportive educative program. This scientific work aims to analyze the application of Roy's adaptation model in 5 managed cases as an effort to optimize the provision of nursing care to children undergoing routine hemodialysis. Nursing care is carried out based on the stages of assessment (behavior and stimulus), formulating nursing diagnoses, setting goals, interventions and evaluations. Roy's adaptation model can be applied to the care of children undergoing routine hemodialysis. The supportive educative program given to 19 caregivers of children undergoing hemodialysis significantly reduces the caregiver burden and can be applied as a non-invasive, non-pharmacological nursing intervention in reducing the burden of care and increasing the patient's ability to adapt to his illness."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Dumaria
"Salah satu gangguan jiwa, yaitu skizofrenia, merupakan gangguan yang termasuk dalam incapacitating illness, dimana efek yang ditimbulkan dapat memberikan efek signifikan dalam populasi yang cukup luas (WFMH, 2014). Kurangnya tenaga ahli kesehatan jiwa di Indonesia membuat besar kemungkinan keluarga untuk menjadi caregiver bagi pasien. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa keluarga yang berperan sebagai primary caregiver Orang Dengan Skizofrenia (ODS) merasakan beban akibat dari proses caregiving tersebut. Dampak yang dihasilkan oleh tingginya burden yang dirasakan caregiver, tidak hanya mempengaruhi well-being-nya sendiri, namun juga membuat proses caregiving menjadi tidak efektif dan meningkatkan kemungkinan relaps (Chan, 2011). Intervensi Keluarga ini diadaptasi dari modul Family Intervention and Support in Schizophrenia yang disusun oleh National Institute of Mental Health and Neurosciences (NIMHANS) (Kumar, Murali & Paul, 2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intervensi Keluarga secara efektif menghasilkan perubahan-perubahan di dalam diri primary caregiver, dimana perubahan tersebut dapat menurunkan burden yang dirasakan oleh primary caregiver.

Schizophrenia is a disorder classified in incapacitating illness, where the resulting effect may create significant consequence for a broad population (World Federation for Mental Health, 2014). The lack of mental health professional in Indonesia had create a big possibility for family members to double their roles as caregivers for patients living with schizophrenia. A number of research had stated that family members that plays a role as primary caregiver for patients living with schizophrenia had experienced burden from the role. High level of burden not only affected the caregiver but also the patients. The Family Intervention is adopted from Family Intervention and Support in Schizophrenia by National Institute of Mental Health and Neurosciences (NIMHANS) (Kumar, Murali & Paul, 2002). The result showed that The Family Intervention effectively deliver changes within the primary caregiver which reduce the level of burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Herlina Ali Sopiah
"

Tingkat caregiver burden yang tinggi salah satunya diakibatkan oleh beban yang berat dalam merawat pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial, self-efficacy terhadap caregiver burden pasien kanker. Metode yang digunakan cross sectional yang dilakukan kepada 231 caregiver pasien kanker dengan variabel bebas dukungan sosial dan self-efficacy sedangkan variabel terikat caregiver burden. Menggunakan instrumen ESSI (Enriched Social Support Instrument) untuk mengukur dukungan sosial, kuesioner CGI (Caregiver Inventory) untuk mengukur self-efficacy dan kuesioner ZBI (Zarit Burden Interview). Analisis yang digunakan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa caregiver mempunyai dukungan sosial rendah (55%), tingkat self-efficacy rendah (51,9%), dan caregiver burden tinggi (51,1%). Burden pada caregiver dipengaruhi secara signifikan oleh stadium kanker (0,001). Kesimpulan dukungan sosial dan self-efficacy mempunyai hubungan yang signifikan terhadap caregiver burden.


The high caregiver burden is the heavy burden of caring for cancer patients. This study aims to determine the relationship between social support and self-efficacy on caregiver burden in cancer patients. The method used was cross sectional which was carried out on 231 caregivers of cancer patients with the independent variables being social support and self-efficacy while the dependent variable was caregiver burden. Using the ESSI (Enriched Social Support Instrument) instrument to measure social support, the CGI (Caregiver Inventory) questionnaire to measure self-efficacy and the ZBI (Zarit Burden Interview) questionnaire. The analysis used is multiple logistic regression. The results showed that caregivers had low social support (55%), low levels of self-efficacy (51.9%), and high caregiver burden (51.1%). Caregiver burden was significantly influenced by cancer stage (0.001). In conclusion social support and self-efficacy have a significant relationship with caregiver burden.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Salsabila
"Kanker merupakan salah satu penyakit dengan tingkat mortalitas tinggi yang dapat memengaruhi kualitas hidup individu. Selama proses perawatan, pasien kanker membutuhkan family caregiver yang dapat membantunya menjalani aktivitas sehari-hari. Perawatan kanker yang cukup kompleks dapat mengarahkan family caregiver pada beban caregiver (Hsu dkk., 2014). Dalam hal ini, welas diri dapat memfasilitasi individu untuk beranjak dari kondisi penuh tekanan dan membantu individu untuk membentuk regulasi diri yang lebih adaptif (Pinto‐Gouveia dkk., 2014). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh welas diri terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien kanker. Penelitian ini melibatkan 80 family caregiver pasien kanker usia dewasa. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala Welas Diri (SWD-SF) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Analisis statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan dari welas diri terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien kanker (F=26,087, p<0,05, R2=0,251). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pengembaangan program edukasi welas diri bagi family caregiver pasien kanker untuk mencegah maupun menanggulangi dampak fisik dan psikologis dari beban caregiver.

Cancer is one of the diseases with a high mortality rate that can affect the quality of life of individuals. During the treatment process, patients need a companion who can help them carry out their daily activities. Cancer care which is quite complex can direct family caregivers to the caregiver burden (Hsu et al., 2014). In this case, self-compassion is one of the things that can facilitate individuals to move from stressful conditions and help individuals to form more adaptive self-regulation (Pinto-Gouveia et al., 2014). This study aimed to examine the effect of self-compassion on caregiver burden on family caregivers of cancer patients. This study involved 80 adult cancer family caregivers. The instruments used in this study were the Self-Compassion Scale (SWD-SF) and the Zarit Burden Interview (ZBI-22). Statistical analysis in this study showed that there was a negative and significant effect of self-compassion on caregiver burden on families caring for cancer patients (F=26,087, p<0.05, R2=0,251). The results of this study are expected to be used in developing self-compassion education programs for cancer caregivers to prevent and overcome the physical and psychological impacts of caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Aan
"Merawat penderita stroke kerap memunculkan stres dan pengalaman emosional negatif yang menjadi beban psikologis bagi anggota keluarga yang menjadi caregiver. Pemahaman yang kurang mengenai penyakit seringkali memunculkan asumsi keliru terhadap situasi yang dihadapi oleh caregiver selama merawat yang kemudian berkontribusi dalam peningkatan stres caregiver. Jika tidak ditangani, beban caregiver dapat menurunkan kualitas hidup caregiver sekaligus mempengaruhi kualitas perawatan yang diterima penderita stroke. Psikoedukasi merupakan program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan membangun keterampilan yang dibutuhkan caregiver dalam menjalankan tugas perawatan.
Penelitian ini menggunakan one group before after pretest - posttest design, dengan memberikan psikoedukasi kepada 3 orang anggota keluarga penderita stroke yang menjadi caregiver sebagai partisipan. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran pretest dan posttest. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa psikoedukasi berhasil membantu mengurangi beban caregiver pada 2 partisipan yang ditunjukkan oleh penurunan skor ZBI dan GHQ dan perubahan positif yang dirasakan caregiver.

Caring for patients with stroke often has stress and negative emotional experiences as its consequences and become a psychological burden for family members who become caregivers. Knowledge deficits often contribute to false assumptions which inadvertently exacerbate stress levels in caregivers If left untreated, caregiver burden will decrease caregiver 39 s quality of life as well affects the quality of care received by stroke patients. Psychoeducation is a program aimed to improve knowledge and build the skills needed by caregiver in caregiving tasks.
This study used a one group before after pretest posttest design, by providing psychoeducation to 3 family caregivers who became participants. The analysis was done by comparing the measurement results of pretest and posttest. The results showed that psychoeducation helped reducing caregiver burden of 2 participants, indicated by the decrease in ZBI and GHQ scores and perceived positive changes by the caregivers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Lestari
"Stroke merupakan penyebab kecacatan, perubahan kognitif dan perilaku berdampak terhadap ketergantungan tinggi pada pelaku rawat utama. Perawatan jangka panjang memberikan konsekuensi negatif berupa emosional yang memunculkan beban perawatan. Kelompok swabantu sebagai sumber dukungan bagi pelaku rawat dengan kegiatan refleksi diri dan manajemen stres di dalamnya. Semakin tinggi refleksi diri, semakin menurunkan suasana hati negatif artinya refleksi diri berkontribusi terhadap pertahanan stres seseorang.
Studi ini bertujuan mengetahui penurunan beban pelaku rawat melalui intervensi refleksi diri dan manajemen stres dalam kelompok swabantu di Curug. Desain studi ini menggunakan evidence based practise, total sampling digunakan sebagai teknik pengumpulan datayang berjumlah 30 orang.
Intervensi Refleksi diri dan Manajemen stres dalam kelompok swabantu diberikan sebanyak 5 sesi selama 12 minggu. Intervensi ini menunjukkan terdapat penurunan bebandari ringan- sedang menjadi tanpa beban sampai ringan. Perawat perkesmas dapat menggunakan intervensi refleksi diri dan manajemen stres untuk menurunkan beban pelaku rawat utama merawat klien stroke.

Stroke caused disability, cognitive change and behavior that affects high dependence on primary caregiver. Long term care provides negative consequences of emotional problems that lead to caregiver burden. Self help groups as a support for stroke caregivers have activities self reflection and stress management in it. The higher the self reflection the less negative mood, means self reflection contribute to the defense of one 39 s stress.
This study aims to determine the reduction of caregiver burden through self reflection and stress management interventions in Curug. The design of this study used evidence based practise, data collection was performed by total sampling with a sample size of 30 respondents.
Intervention self reflection and stress management in self help groups were given 5 sessions over 12 weeks. This intervention showed decreasing on caregiver burden from mild to moderate to no burden until light. Nurses especially perkesmas nurse can use self reflection intervention and stress management in self help groups in reducing the burden of caregiver treating stroke clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rami Busyra Ikram
"ABSTRAK
Latar Belakang: tugas dan tanggung jawab istri dalam merawat pasien hemodialisis dapat menimbulkan caregiver burden. Beban yang dialami tidak hanya terkait dengan tugas perawatan, tetapi juga tugas non-perawatan. Akibatnya, istri dari pasien hemodialisis rentan mengalami depresi. Tujuan penelitian: untuk menguji penerapan support group dalam mengelola caregiver burden. Metode: penelitian quasi-eksperimental, pretest-posttest nonequivalent control group design. Partisipan berjumlah delapan orang empat orang pada kelompok intervensi dan empat orang lainnya pada kelompok kontrol . Kelompok intervensi menjalani program support group yang dilaksanakan dalam lima sesi dan satu sesi follow-up. Program ini terdiri dari enam kegiatan: sharing, psikoedukasi, teknik pemecahan masalah, reframing thoughts, komunikasi asertif, dan latihan relaksasi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Zarit Burden Interview ZBI dan General Health Questionnaire-12 GHQ-12 . Hasil: Partisipan kelompok intervensi mengalami penurunan skor ZBI maupun skor GHQ-12 setelah menjalani program support group. Dari hasil uji Mann-Whitney, diketahui nilai Z pada GHQ-12 adalah -2.178, p < .05. Artinya, terdapat perbedaan skor General Health Questionnaire-12 GHQ-12 yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data kualitatif menunjukkan bahwa partisipan kelompok intervensi memperoleh manfaat dari keikutsertaan dalam support group. Sharing, kohesivitas, dan sikap altruisme dalam kelompok membuat setiap partisipan mendapatkan dukungan informasional maupun dukungan emosional. Partisipan juga mengenali cara-cara yang efektif dan berguna dalam menghadapi masalahnya. Kesimpulan: penerapan support group membantu partisipan dalam mengelola beban yang dirasakannya.

ABSTRACT
Background Wives rsquo duties and responsibilities in nursing hemodialysis patient can lead to caregiver burden. Burden they were experienced are not only related to nursing related tasks, but also to non nursing related tasks. As a result, they are prone to experience depression. Objective to examine the implementation of support group in managing caregiver burden. Methods Eight participants four in intervention group were enrolled into a quasi experimental research, pretest posttest nonequivalent control group design. The intervention group underwent a support group program, consisting of five sessions, and followed by a follow up session. This program contains of six activities, i.e. sharing, psychoeducation, problem solving techniques, reframing thoughts, assertive communication, and relaxation exercises. Zarit Burden Interview ZBI and General Health Questionnaire 12 GHQ 12 were administered to measure the outcomes. Results Participants in the intervention group showed a decrease on ZBI and GHQ 12 score after undergoing a support group program. From Mann Whitney test, they showed a significantly GHQ 12 score compared to the control group, Z 2.178, p .05. Results from qualitative inquires suggest that intervention group acquired the benefits from participation in the support group. Sharing, cohesiveness, and altruism attitudes within group allowed the participants to gain informational support as well as emotional support. Participants in the intervention group were able to recognize the effective and useful ways of dealing with the problems. Conclusion the implementation of support group helps the participants in managing their burden."
2018
T49080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>