Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surya Pratama
"Latar belakang: Seorang neurointervensionis untuk melakukan Tindakan neuroendovaskular harus mengetahui pasti struktur karotis dan serebrovaskular, hal ini menentukan keberhasilan tindakan. Bentuk dan perubahan anatomi pembuluh darah menentukan jenis kateter yang digunakan dalam intervensi diagnostik maupun terapetik. Keadaan anatomi yang berbeda-beda dipengaruhi beberapa faktor seperti jenis kelamin, usia, dan kondisi komorbid. Tujuan penelitian ini untuk menentukan faktor predisposisi yang ada, dan dapat memprediksi jenis kateter yang tepat untuk digunakan.
Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan 57 sampel, dilakukan di Cathlab Pusat Jantung Terpadu (PJT) Rumah Sakit Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dari Desember 2018 sampai Desember 2021. Faktor-faktor predisposisi dan kondisi komorbid diukur pada setiap pasien. Analisis data dilakukan secara bivariat dan multivariat.
Hasil: Variasi lengkung aorta tipe I berjumlah 38, tipe II berjumlah 9 dan tipe III berjumlah 10. Analisis bivariat menunjukkan usia (p<0,001), jenis kelamin (p=0,256), hipertensi (p=0,089), diabetes melitus (p=0,179), riwayat strok (p=0,882), obesitas (p=0,455), kelainan pembuluh darah intrakranial (p=0,608), letak percabangan arteri karotis komunis (p=0,069), jenis kateter yang digunakan (p=0,425). Analisis multivariat menunjukkan (p=0,026; R2=43%) dengan model usia yang menentukan jenis kateter (p=0,015).
Simpulan: Usia adalah faktor prediktor yang dapat memprediksi pemilihan jenis kateter pada pemeriksaan diagnostik maupun terapeutik pasien.

Background: A neurointerventionist to perform neuroendovascular procedures must know for sure the carotid and cerebrovascular structures. Anatomically, this determines the success of the action. Anatomical changes determine the type of catheter used in diagnostic and therapeutic interventions. Different anatomical conditions are influenced by several factors. The purpose of this study was to determine the predisposing factors that can predict the type of catheter used.
Methods: Analytical descriptive study with 57 patients, conducted at the Cathlab Center in Dr. National Central Hospital Cipto Mangunkusumo from December 2018 to December 2021. Predisposing factors were measured for each patient. Data analysis was done by bivariate and multivariate.
Results: The aortic arch variations of type I were 38, type II was 9 and type III was 10. Bivariate analysis showed age (p<0.001), sex (p=0.256), hypertension (p=0.089), diabetes mellitus (p= 0.179), history of stroke (p=0.882), obesity (p=0.455), intracranial blood vessel abnormalities (p=0.608), location of the branching of the common carotid artery (p=0.069), type of catheter used (p=0.425). Multivariate analysis showed (p=0.026; R2=43%) with the age model determining the type of catheter (p=0.015).
Conclusion: Age is a predictor factor that can predict the choice of catheter type in diagnostic and therapeutic examinations of patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Agus Susanto
"Penelitian ini membahas tentang analisis risiko pada proses Percutaneous Coronary Intervention (PCI) di Rumah Sakit Jantung Binawaluya Tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko dan tingkat risiko pada proses kegiatan tersebut. Metode identifikasi risiko menggunakan Task Risk Assesment, sedangkan untuk analisis risiko dilakukan dengan menggunakan metode analisis risiko semikuantitatif dengan kriteria penilaian risiko (consequence, likelihood, dan exposure). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Hasil analisis tingkat risiko yang didapatkan, yaitu risiko dengan tingkat risiko very high sebanyak 37, substantial sebanyak 2, priority 3 sebanyak 6. Saran yang dapat diberikan yaitu diperlukannya manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit Jantung Binawaluya khususnya ruang Cathlab untuk membuat program keselamatan dan kesehatan kerja.

This study discusses about risk analysis in Percutaneous Coronary Intervention (PCI) Process at Rumah Sakit Jantung Binawaluya in 2014. The purpose of this study was to determine the risk and level of risk in the PCI process. Risk identification method using the Task Risk Assesment, while for risk analysis is undertaken by semi-quantitative method that uses risk assessment criteria (consequence, likelihood, exposure). This study was a descriptive analytical study using semi-quantitative method AS/NZS 4360:2004. The results of the analysis of the obtained level of risk, is 37 risks to very high risk levels, 2 substantially risks, and 6 risks priority 3. Recommendation above this studi is to build safety and health management in Rumah Sakit Jantung Binawaluya, especially at Cathlab, by creating health and safety program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library