Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 2 Document(s) match with the query
cover
Siti Shalihah Suriadiredja
"Latar belakang. Cedera olahraga di bagian lutut yang paling sering ditemukan adalah cedera meniscus dan ligamentum cruciatum anterius. Selama cedera terjadi penurunan tingkat kebugaran fisik. Untuk dapat kembali ke olahraga dengan optimal, olahragawan membutuhkan kebugaran fisik yang baik. Ini adalah penelitian pertama melihat gambaran sosiodemografik dan kebugaran fisik terkait kesehatan pada olahragawan pasca reconditioning yang menjalani tindakan rekonstruksi ligamentum cruciatum anterius di Indonesia. Metode. Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan pendekatan deskriptif analitik yang menggunakan sumber data sekunder berupa rekam medis RS di Tangerang Selatan selama periode dua tahun. Hasil. Karakteristik sosiodemografik memperlihatkan sebagian besar subyek mempunyai jenis kelamin laki-laki dengan usia di atas 25 tahun, memiliki tingkat pendidikan dasar-menengah, merupakan olahragawan amatir yang menekuni cabang olahraga kontak, mengalami cedera pada saat latihan dengan mekanisme non kontak, memiliki jenis cedera lutut tunggal, dan tingkat kepatuhan latihan baik. Sebagian besar subyek mencapai hasil kebugaran fisik pasca reconditioning yang baik, meliputi komponen daya tahan kardiorespirasi, kekuatan otot, daya tahan otot, dan fleksibilitas. Tingkat kepatuhan merupakan variabel yang berkontribusi besar terhadap kekuatan otot dan daya tahan otot. Kesimpulan. Program reconditioning di RS X memberikan hasil tingkat kebugaran fisik yang baik dan faktor yang paling berkontribusi adalah tingkat kepatuhan latihan.

Background. Meniscus and anterior cruciate ligament (ACL) are the most common knee sports injuries. During the injury there is a decrease in the level of physical fitness. Athletes need good physical fitness to be able to return to sports optimally. This is the first study to look at sociodemographic and health-related physical fitness post-reconditioning in athletes undergoing ACL reconstruction in Indonesia. Method. This is a cross-sectional study with an analytic descriptive approach using secondary data sources in the form of hospital medical records in South Tangerang for a period of two years. Results. Sociodemographic characteristics show that most of the subjects are male, aged over 25 years, have a primary-secondary level of education, are amateur sportsmen who pursue contact sports, experience injuries during non-contact training, have a single knee injury, and the level of exercise compliance is good. Most of the subjects achieved good post-reconditioning physical fitness, including components of cardiorespiratory endurance, muscle strength, muscle endurance, and flexibility. The level of compliance is a variable that contributes greatly to muscle strength and muscle endurance. Conclusion. The reconditioning program at Hospital X provide a good level of physical fitness and the most contributing factor was the exercise compliance level"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadette Laura
"Latar Belakang. Lari menjadi aktivitas fisik yang semakin populer di kalangan masyarakat, namun memiliki risiko cedera, terutama cedera lutut yang mencapai 31% dari total cedera ekstremitas bawah. Dynamic Knee Valgus (DKV) adalah pergerakan lutut ke arah medial yang berlebihan, menunjukkan ketidakmampuan tubuh mempertahankan keselarasan lutut saat aktivitas weight bearing, dan dianggap sebagai faktor risiko cedera lutut. Studi ini mengeksplorasi hubungan antara DKV dan cedera lutut pada pelari rekreasional jarak jauh. Metode. Penelitian ini adalah studi desain potong lintang dengan menggunakan pemeriksaan single leg squat (SLS) untuk mengidentifikasi DKV, serta menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi karakteristik pelari dan riwayat cedera lutut terkait lari. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pelari rekreasional usia 18-60 tahun yang berlari minimal 10 km/minggu dan pernah mengikuti kompetisi lari maksimal 21 km. Hasil. Penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik antara DKV dengan cedera lutut terkait lari pada pelari rekreasional jarak jauh. Data dalam penelitian ini membuktikan terdapat lebih dari separuh pelari memiliki DKV. Kesimpulan. Hubungan DKV dengan cedera lutut terkait lari tidak terbukti dalam penelitian ini, namun banyaknya kejadian DKV pada pelari rekreasional perlu mendapat perhatian lebih lanjut, terutama dalam tatalaksana latihan kekuatan kelompok otot-otot pinggul secara rutin pada pelari.

Background. Running has become an increasingly popular physical activity, but it carries a risk of injury, particularly knee injuries, which account for 31% of all lower extremity injuries. Dynamic Knee Valgus (DKV) is an excessive medial movement of the knee, indicating the body's inability to maintain proper knee alignment during weight-bearing activities, and is considered a risk factor for knee injuries. This study explores the relationship between DKV and knee injuries in recreational long-distance runners.. Methods. This cross-sectional study used the single leg squat (SLS) test to identify DKV and questionnaires to gather information on runners' characteristics and history of running-related knee injuries. The subjects were recreational runners aged 18-60 years, running at least 10 km per week, and having participated in races up to 21 km. Results. The study found no statistically significant relationship between DKV and running-related knee injuries in recreational runners. However, more than half of the runners showed signs of DKV. Conclusion. The relationship between DKV and knee injuries was not confirmed in this study. Nonetheless, the high prevalence of DKV among recreational runners requires further attention, particularly in the regular strengthening of hip muscles."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library