Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khusnul Khotimah
"Gangguan cairan dan elektrolit merupakan masalah yang sering  mendasari anak dirawat di
Gangguan cairan dan elektrolit merupakan masalah yang sering mendasari anak dirawat di ruang perawatan intensif anak dan datang dalam kondisi hipovolemia, sehingga membutuhkkan cairan intravena. Pemberian cairan intravena pada anak agar volume sirkulasi tercapai dan mencegah terjadinya syok. Tujuan Karya Ilmiah Akhir ini yaitu memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan cairan dan elektrolit dan perawatan CVC menggunakan bundle CVC melalui pendekatan Model Konservasi Levine di ruang perawatan intensif anak. Model Konservasi Levine digambarkan pada 5 kasus anak. Pengkajian berdasarkan 4 prinsip konservasi yaitu konservasi energi, konservasi integritas struktural, konservasi integritas personal, konservasi integritas sosial. Trophicognosis dan hipotesis disusun berdasarkan masalah anak. Kemudian dilakukan intervensi agar anak mampu adaptasi sehingga mencapai keutuhan (wholeness). Model Konservasi Levine efektif dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan cairan dan elektrolit di ruang intensif. Implementasi Evidence Based Nursing menggunakan desain Pra-eksperimen, one group pre-posttest design, dengan besar sampel 20 anak di ruang intensif anak selama bulan Maret-April 2024. Hasil analisis dengan uji Cochran, menunjukkan bahwa setelah dilakukan perawatan CVC menggunakan bundle CVC tidak ada perbedaan bermakna terhadap kejadian infeksi CVC (p-value: 0,321).

Fluid and electrolyte disorders are common problem which exists in children with hypovolemic under pediatric intensive care unit, so they need intravena fluid. The purpose of giving intravena fluid is to reach the volume circulation and to avoid shock conditions. The purpose of this paper is giving the description of nursing care for children with the case of fluid and electrolyte disorders and CVC care using a CVC bundle through the Levine Conservation Model approach. Levine Conservation Model is described in five pediatric cases. The assessment is based on four principles of conservation, namely energy conservation, structural integrity, personal integrity and social integrity. Trophicognosis and hypothesis is arranged based on pediatric problems. After that, intervention needs to be done so that children are able to adapt  to reach the wholeness. Levine Conservation Model is effective to give nursing care for the pediatric with fluid and electrolyte disorders in the Pediatric Intensive Care Unit. The implementation of Evidence Based Nursing uses Pra-experiment design, one group pre-posttest design, twenty pediatric patients under intensive care unit during March-April 2024. The results of the analysis using the Cochran test showed that after CVC care using the CVC bundle, there was no significant difference in the incidence of CVC infection (p-value: 0.321)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Immanuel Purbawisesa
"Latar belakang: Pemasangan central venous catheter (CVC) adalah prosedur penting untuk pemantauan hemodinamik serta pemberian cairan dan obat-obatan tertentu, namun tingkat komplikasi pada operator kurang berpengalaman masih mencapai 4-12%. Metode Virtual Reality (VR) diharapkan dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang meningkatkan pengetahuan, kepercayaan diri dan kepuasan yang akan dinilai dengan kuesioner . Uji validasi dan reabilitas untuk kuesioner yang dipergunakan pada penelitian pembelajaran metode VR dan konvensional selanjutnya perlu dilakukan.
Metodologi: Penelitian ini melibatkan 13 residen anestesi junior yang belum pernah melakukan pemasangan CVC, dibagi menjadi dua kelompok: pembelajaran konvensional dan VR. Pre-test, post-test, serta kuesioner kepercayaan diri dan kepuasan diberikan kepada seluruh peserta.
Hasil: Dari total 13 peserta, 7 mengikuti metode VR dan 6 metode konvensional. Kuesioner kepercayaan diri (Cronbach’s alpha 0,944) dan kepuasan metode VR (Cronbach’s alpha 0,953) dinyatakan valid dan reliabel, sementara kuesioner kepuasan metode konvensional (Cronbach’s alpha 0,877) memerlukan evaluasi ulang pada empat pertanyaan. Kuesioner pretest dan posttest (Cronbach’s alpha 0,620) membutuhkan pengujian ulang dengan sampel lebih besar. Kelompok VR menunjukkan hasil lebih baik dinilai dari persentase gain score (52,38% vs 22,61%), kepercayaan diri (81,43% vs. 75,33%), dan kepuasan (85,57% vs. 78%).
Kesimpulan: Studi ini menegaskan bahwa kuesioner kepercayaan diri dan kepuasan VR valid dan reliabel. Namun, kuesioner kepuasan konvensional memerlukan re-evaluasi pada empat pertanyaan untuk meningkatkan reliabilitasnya. Kuesioner pre-test dan post-test memerlukan pengujian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk menjamin validitasnya. Meskipun hasil-hasil penelitian ini mendukung kelanjutan penelitian, mengatasi permasalahan yang teridentifikasi dalam kuesioner sangatlah penting untuk memperkuat metodologi dan hasil penelitian lanjutan.

Background: Central venous catheter (CVC) insertion is a crucial procedure for hemodynamic monitoring and the administration of specific fluids and medications. However, complication rates among less experienced operators remain at 4-12%, VR learning method. Virtual reality (VR)-based learning methods are expected to enhance knowledge and confidence in performing CVC insertion. The validity and reability of the questionnaires used for further research need to be studied.
Methods: This study involved 13 junior anesthesia residents with no prior experience in CVC placement, divided into two groups: conventional learning and VR-based learning. Pre-tests, post-tests, and questionnaires on confidence and satisfaction were distributed to all participants.
Results: Of the 13 participants, 7 were in the VR group and 6 in the conventional group. The confidence questionnaire (Cronbach’s alpha 0.944) and the VR satisfaction questionnaire (Cronbach’s alpha 0.953) were found to be valid and reliable, while the conventional satisfaction questionnaire (Cronbach’s alpha 0.877) required reevaluation of four questions. The pre-test and post-test questionnaires (Cronbach’s alpha 0.620) also required further testing with a larger sample. The VR group outperformed the conventional group in terms of gain score percentage (52,38% vs 22,61%), confidence (81.43% vs. 75.33%), and satisfaction (85.57% vs. 78%).
Conclusion: The study confirms that the confidence and VR satisfaction questionnaires are valid and reliable. However, the conventional satisfaction questionnaire requires reevaluation of four items to improve its reliability. The pre-test and post-test questionnaires need further testing with a larger sample size to ensure validity. While the results support the continuation of the research, addressing the identified issues in the questionnaires is essential to strengthen the study's methodology and outcomes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Meidisa Akhmad
"Latar Belakang: Kateter vena sentral merupakan alat yang rutin dipasang oleh anestesiologis pada pembedahan jantung terbuka. Namun, kedalaman pemasangan kateter vena sentral yang tidak tepat dapat menyebabkan komplikasi atau penggunaannya suboptimal. Penelitian Yoon, 2006 dilakukan pada anak dengan penyakit jantung bawaan di Asia dan menghasilkan rumus prediksi kedalaman kateter vena sentral. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah rumus Yoon dapat digunakan pada populasi anak dengan PJB di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan uji observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang dan melibatkan 38 pasien yang menjalani pembedahan jantung terbuka di RSCM. Kedalaman kateter vena sentral ditentukan menggunakan rumus Yoon. Konfirmasi ketepatan kedalaman kateter vena sentral dilakukan dengan menggunakan transesophageal echocardiography untuk melihat posisi ujung kateter terhadap pertemuan vena kava superior dan atrium kanan.
Hasil: Rumus Yoon dapat secara tepat memprediksi kedalaman kateter vena sentral pada 63,16% pemasangan. Tidak ada komplikasi dari pemasangan kateter vena sentral yang terlalu dalam.
Simpulan: Rumus Yoon kurang tepat digunakan sebagai pedoman dalam memprediksi kedalaman kateter vena sentral pada pasien anak dengan PJB di Indonesia, namun masih dapat diaplikasikan secara klinis.

Introduction: Central venous catheter is a routinely-inserted tool by the anesthesiologists in open-heart surgery. However, incorrect depth of central venous catheter placement may lead to complications or suboptimal usage. Yoon’s research in 2006 was done in pediatrics with congenital heart disease in Asia and develop a prediction formula for the depth of central venous catheter. The purpose of this study is to prove if Yoon’s formula can be applied in pediatric patients with congenital heart disease in Indonesia.
Methods: This is an analytic observational study with cross-sectional study design involving 38 patients who underwent open-heart surgery in RSCM. The depth of central venous catheter placement determined by Yoon’s formula. Confirmation of the accuracy of depth of central venous catheter was done by using transesophageal echocardiography to assess the position of the tip of central venous catheter from the cavoatrial junction.
Results: Yoon’s formula is able to predict the optimal depth of the central vein catheter in 63,16% of the time. There was not any complication in too advance of central venous catheter placement.
Conclusion: Yoon’s formula is not appropriately to be used as a guidance to predict the depth of central vein catheter inpediatric patients with congenital heart disease in Indonesia, but it can be still applied clinically.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library