Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hari Adi Prasetya
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran partikel arang aktif serbuk gergaji sebagai bahan pengisi dan waktu vulkanisasi yang tepat dalam pembuatan kompon ban luar kendaraan bermotor roda dua. Variasi ukuran partikel arang serbuk gergaji adalah 40-60 nm, 80-100 nm, 400 mesh dan variasi waktu vulkanisasi 20 menit dan 30 menit. Ukuran partikel arang serbuk gergaji sebagai bahan pengisi dan waktu vulkanisasi berpengaruh nyata terhadap sifat fisik kompon karet, yaitu tegangan putus, kekerasan, ketahanan kikis, ketahanan usang untuk perubahan tegangan putus, namun tidak berpengaruh nyata terhadap ketahanan usang, untuk perubahan kekerasan kompon karet perlakuan terbaik adalah kombinasi perlakuan F W (ukuran 2 1 partikel arang serbuk gergaji 80-100 nm dan waktu vulkanisasi 20 menit) memenuhi spesifikasi pasaran dengan 2 karakteristik kompon karet meliputi, tegangan putus 142 kg/cm , kekerasan 58 ShoreA, ketahanan kikis 236 DIN 3 2 mm , ketahanan usang untuk kekerasan 58 ShoreA, dan tegangan putus 234 kg/cm ."
Jakarta: Jurnal Riset Industri, 2012
620 JSI 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"In the urban society, there is a gap between the facility the town provided and the development of the culture of society. One of the problem is the unavailability of the clean water to meet the daily water people need. The 'low cost' technique of water purification becomes one of the unavoided needs. One of the methods is by using the natural stones and charcoal as one of alternatives to solve the problem."
Yogyakarta: Fakultas Teknik UGM,
624 FTJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Des Rahmah Hidayah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pasta gigi yang mengandung charcoal terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanohibrida. 24 spesimen resin komposit nanohibrida dikelompokkan menjadi 3 kelompok (n=8), masing-masing kelompok disikat dengan medium akuades, pasta gigi Formula Strong®, dan pasta gigi Formula Charcoal®. Penyikatan dilakukan sebanyak 5.000putaran kemudian dilanjutkan mencapai 10.000putaran. Ra diukur dengan Surface Roughness Tester. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan Uji Repeated ANOVA dan One Way ANOVA. Ra setelah penyikatan dengan medium pasta gigi Formula Strong® dan Formula Charcoal® tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Dapat disimpulkan, tidak ada pengaruh kandungan charcoal terhadap peningkatan Ra resin komposit nanohibrida.

This study verified the influence of toothpaste contains charcoal on the surface roughness of nanohybrid composite resin. Twenty-four specimens of nanohybrid composite resin are divided into three group (n=8) brushed with distilled water, Formula Strong®, and Formula Charcoal® toothpaste. Brushing were performed for 5.000rotates and continued until 10000rotates. Ra were determined by Surface Roughness Tester. The results were statistically analized using Repeated ANOVA and One Way ANOVA test. The roughness mean values after brushing with Formula Strong® and Formula Charcoal® showed no statistically significant difference. These result suggest that no effect of charcoal on surface roughness of nanohybrid composite resin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Widya Aisya
"Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penyikatan pasta gigi dengan kandungan charcoal terhadap perubahan warna SIKMR yang mengalami diskolorasi akibat larutan kopi. Metode penelitian: Dua puluh empat spesimen Fuji II LC warna A3 berbentuk silinder (diameter 6 mm dan tebal 2 mm) dipolimerisasi menggunakan LEDMAX-Hilux selama 20 detik dengan iradiansi 800 mW/cm2. Spesimen direndam dalam akuades (37oC) selama 24 jam dan diukur warna awalnya dengan Colorimeter 3nh, NH 310. Spesimen direndam dalam larutan kopi (37oC) selama 7 hari, dibersihkan dengan ultrasonic cleaner, lalu diukur perubahan warnanya. Spesimen dibagi menjadi 3 kelompok (n=8) dengan penyikatan akuades, pasta gigi Colgate Total Professional CleanR, dan pasta gigi Colgate Total Charcoal Deep CleanR selama 4 menit 40 detik dengan beban 150 gram menggunakan sikat gigi elektrik Oral-B DB4010. Spesimen kemudian dibersihkan dengan ultrasonic cleaner dan diuji perubahan warnanya. Data dianalisis menggunakan uji One-Way ANOVA untuk menilai perbedaan perubahan warna
antarkelompok penyikatan. Hasil: Hasil menunjukkan SIKMR dengan penyikatan pasta gigi tanpa charcoal memiliki perubahan warna yang signifikan antara kelompok penyikatan akuades dan pasta gigi charcoal (p<0,5). Peningkatan perubahan warna paling tinggi terjadi pada penyikatan dengan pasta gigi tanpa charcoal. Kesimpulan:
Disimpulkan bahwa SIKMR setelah penyikatan menggunakan pasta gigi yang mengandung charcoal memiliki perubahan warna seperti kondisi penyikatan dengan akuades dan perubahan warna lebih rendah dibandingkan pasta gigi tanpa charcoal.

Objective: This study aims to evaluate the effect of brushing toothpaste with charcoal on discolored RMGIC due to coffee solution. Research method: Twenty four specimens of A3 color Fuji II LC cylindrical (6 mm diameter and 2 mm thick) polymerized using LEDMAX-Hilux for 20 seconds with an irradiance of 800 mW/cm2. The specimens were immersed in distilled water (37oC) for 24 hours and their initial color was measured with Colorimeter 3nh, NH 310. The specimens were immersed in coffee solution (37oC) for 7 days, cleaned with an ultrasonic cleaner, then the color change was measured. The specimens were divided into 3 groups (n=8) by brushing with distilled water, Colgate Total Professional CleanR, and Colgate Total Charcoal Deep CleanR toothpaste for 4 minutes 40 seconds with a load of 150 grams using an Oral-B DB4010 electric toothbrush. The specimens were then cleaned and measured for color changes. Data were
analyzed using the One-Way ANOVA test to assess differences in color change between brushing groups. Results: The results showed that RMGIC that brushed by toothpaste without charcoal had a significant color change between RMGIC that brushed by aquades and toothpaste with charcoal (p<0.5). The highest increase color change occurred in brushing with toothpaste without charcoal. Conslusion: It is concluded that RMGIC after
brushing using toothpaste containing charcoal has a color change such as brushing with aquades, and the color change occurred was lower than toothpaste without charcoal.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Heikal
"Pengaruh arang aktif terhadap pencokelatan pada kultur daun Dendrobium lasianthera J.J.Sm telah diteliti di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Biologi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui respons eksplan terhadap penambahan arang aktif pada medium ½ MS (Murashige dan Skoog) modifikasi dan untuk mengetahui konsentrasi arang aktif yang tepat dalam mengurangi pencokelatan pada kultur daun Dendrobium lasianthera. Pemberian arang aktif pada medium ½ MS modifikasi dibagi menjadi empat kelompok: Kontrol (K =0%), Perlakuan 1 (P1 = 0,1%), Perlakuan 2 (P2 = 0,2%), dan Perlakuan 3 (P3 =0,3%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan arang aktif 1%, 2%, dan 3% dapat mengurangi pencokelatan, yaitu 10% eksplan mengalami pencokelatan, 78% eksplan tetap hijau, dan 12% eksplan mengalami bleaching. Konsentrasi arang aktif 3 g/l cenderung lebih baik dalam mengurangi pencokelatan.

The effect of activated charcoal to browning in leaf culture of Dendrobium lasianthera J.J.Sm were studied in the Laboratory of Plant Physiology at Department of Biology. This study was aimed to know the respons of explants and to determine the best concentration of activated charcoal to minimize the browning. Treatment of activated charcoal in ½ MS medium divided into four group: Control (K = 0%), Treatment 1 (P1 = 0,1%), Treatment 2 (P2 = 0,2%), and Treatment 3 (P3 = 0,3%). Explant responded by browning (10%), staying green (78%), and bleaching (12%). The result showed that activated charcoal 1%, 2%, and 3% can minimize the effect of browning. The best result were obtained with ½ MS medium supplemented with 3 g/l activated charcoal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Gidion Maruli Tua Diondihon
"Tempurung kelapa awalnya merupakan produk yang jarang digunakan, namun kini tempurung kelapa sudah berkembang menjadi barang komoditas yang bersaing di pasar international. Salah satu produk turunan dari tempurung kelapa adalah briket. Tercatat pada 2019 indonesia sudah mengekspor 467.050 Ton briket kelapa ke seluruh dunia dengan nilai ekspor USD 151,9 juta tumbuh 4,69% YoY 2018 . Dengan meningkatnya produksi briket, perlu dilakukan evaluasi terhadap dampak lingkungan dari industri briket arang kelapa. Disamping produk jadi yang menghasilkan emisi ketika digunakan, proses pengolahan dan produksi briket sendiri juga menghasilkan emisi. Emisi tersebut berasal dari proses awal yaitu transportasi bahan baku, proses produksi hingga proses pengemasan dan pengiriman barang jadi. Pada proses distribusi, emisi akan dihasilkan dari mesin kendaraan. Pada proses produksi emisi akan berasal dari penggunaan motor listrik dan mesin oven serta penggunaan alat listrik pada proses pengemasan.Dilakukan penelitian dengan menggunakan Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengukur dampak lingkungannya, penelitian ini menilai dampak lingkungan yang dihasilkan dari daur hidup briket arang kelapa, kemudian dilakukan improvement. Penyumbang terbesar terhadap dampak lingkungan terbesar ada pada tahap drying, dimana proses drying berkontribusi rata rata sebesar 52% dari keseluruhan proses produksi diikuti proses mixing, blending dan molding dengan persentase 27,7%. Dari ketiga raw material, dampak terbesar dihasilkan oleh arang kelapa berkontribusi sebesar 55,3% diikuti tapioka sebesar 44,68% dan air 0,01%. Dan hasil improvement menunjukan hasil positif dari setiap aspek yang terdampak diperoleh hasil bahwa skenario improvement lebih baik dari skenario existing dengan melakukan perubahan variabel jarak pengiriman raw material serta durasi mixing akhirnya mencatatkan emisi dampak lingkungan yang lebih rendah.

Coconut shells, once rarely utilized, have now become a valuable international commodity, particularly as raw material for briquettes. In 2019, Indonesia exported 467,050 tons of coconut briquettes valued at USD 151.9 million, marking a 4.69% increase from 2018. This growth was supported by 350 briquette producers in Indonesia. Coconut briquettes are used in various countries, including those in Asia, the Middle East, and Europe, for cooking and as hookah fuel. Additionally, coconut charcoal can be used as activated carbon. Coconut briquettes are considered a new and renewable energy source (NRE) due to their high heat output and low emissions. However, their production process also generates CO2 emissions that negatively impact the environment. The research was conducted at PT. ABC, located in Bogor, using Life Cycle Assessment (LCA) to measure its environmental impact. This study assesses the environmental impacts generated from the life cycle of coconut charcoal briquettes and subsequently implements improvements. The results of these improvements show positive outcomes in all affected aspects, indicating that the improvement scenario is better than the existing scenario. Changes in the variables such as the distance of raw material transportation and mixing duration resulted in lower environmental impact emissions were recorded."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sriyani
"Kemangi (Ocimum americanum L.) merupakan tanaman yang mengandung minyak atsiri dengan sitral sebagai komponen utamanya. Efektivitas sitral dalam penghambatan terhadap motilitas usus telah dibuktikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak atsiri daun kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap motilitas usus mencit putih jantan. Sejumlah 30 ekor mencit putih jantan dibagi menjadi enam kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif yang diberi 0,2 ml CMC 0,5%, kelompok kontrol positif diberi atropin sulfat 0,08 ml/20 g BB, kelompok kontrol pembanding diberi emulsi sitral 0,1 mg/20 g BB, dan tiga kelompok bahan uji yang diberi emulsi minyak atsiri daun kemangi dengan dosis I, II, dan III berturut-turut, yaitu 0,5 mg/20 g BB; 1 mg/20 g BB; dan 2 mg/20 g BB. Kemudian diberikan suspensi charcoal meal sebanyak 0,2 ml secara oral, lalu mencit dikorbankan. Setelah itu dilakukan pengukuran sehingga diperoleh data persentase ratio dan hambatan motilitas usus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun kemangi dosis 2 mg/20 g BB memberikan efek penghambatan sebesar 59,79% yang tidak berbeda secara signifikan (p>0,05) dengan sitral dan atropin sulfat. Dengan demikian, minyak atsiri daun kemangi berpotensi sebagai karminatif, antidiare, dan antispasmodik.

Kemangi (Ocimum americanum L.) is a plant that contains essential oils with citral as a main component. Effectivity of citral as intestinal motility inhibition was evaluated. The purpose of this study was to determine the effect of essential oil of kemangi leaves (Ocimum americanum L.) on white male mices intestinal motility. Thirty white male mices were divided into six groups, which the negative control group was given 0,2 ml of 0,5% CMC, the positive control group was given atropine sulfate 0,08 ml/20 g BW, the comparison control group was given emulsion citral 0,1 mg/20 g BW, and three of test materials groups were given volatile oil emulsion kemangi leaves (Ocimum americanum L.) doses 0,5 mg/20 g BW; 1 mg/20 g BW, and 2 mg/20 g BW. Then mices was given charcoal meal suspension 0,2 ml orally, and the animals were sacrificed. This measured was expressed as ratio and inhibition percentage. The results showed that the inhibition of essential oil of kemangi leaves (Ocimum americanum L.) dose 2 mg/20 g BW was 59,79%, it did not show significant different (p> 0.05) effect with citral and atropine sulfate. Altogether, essential oil of kemangi leaves (Ocimum americanum L.) has potential as a carminative, antidiarrheal, and antispasmodic agent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Rahayu
"Gasifikasi pada umumnya menghasilkan gas sintesis dengan rasio mol H2/CO < 2. Gasifikasi dengan menggunakan uap air dapat meningkatkan komposisi H2 dalam gas sintesis. Kinetika reaksi gasifikasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan katalis K2CO3. Laju pemanasan terkontrol menentukan ukuran pori arang yang berpengaruh pada luas permukaan reaksi gasifikasi dan komposisi H2 dan CO dalam gas sintetis. Penelitian sebelumnya, pirolisis dilakukan tanpa memperhatikan kecepatan pirolisis. Percobaan dilakukan dengan metode steam catalytic gasification yang diarahkan untuk mencapai kondisi optimum untuk menghasilkan yield gas sintesis maksimum dengan rasio mol H2/CO≈2 dengan menggunakan arang batubara dengan luas permukaan yang telah diketahui. Laju pemanasan yang cepat pada tahap pirolisis akan meningkatkan surface area arang, sehingga yield gas akan meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpankan partikel arang batubara lignit Indonesia dan katalis K2CO3 ke dalam reaktor fixed bed dengan variasi rasio steam/char (2,2; 2,9; 4,0), dan suhu gasifikasi (750˚C, 825˚C, dan 900˚C). Rasio H2/CO tertinggi yang didapat dari kondisi suhu 750˚C dan rasio steam/char 2,2 yaitu 1,682. Yield gas terbesar yang didapat dari penelitian ini adalah 0,504 mol/g pada suhu 900˚C dan rasio steam/char 2,9. Kondisi optimum untuk produksi gas sintesis adalah pada suhu 750˚C dan rasio steam/char 2,2 dengan yield 0,353 dan rasio H2/CO 1,682.

Generally, gasification produces syngas with H2/CO mole ratio <2. Gasification uses steam to improve the composition of H2 in the syngas. Gasification reaction kinetics can be improved by using K2CO3 catalyst. Controlled heating rate determines the pore size of charcoal that affects surface area of gasification reaction and composition of H2 and CO in the syngas. Previous studies, pyrolisis process was performed without regard to pyrolysis rate. Experiments was performed by catalytic steam gasification using charcoal which has known surface area to achieve optimum conditions and produce maximum yield of syngas with mole ratio of H2/CO ≈ 2. Rapid heating rate on pyrolysis stage will increase the surface area of charcoal, so it will increase gas yield. This study was performed by feeding Indonesian charcoal particles and K2CO3 catalyst into fixed bed reactor with variation of ratio of steam/charcoal (2.2; 2.9; 4.0), and gasification temperature (750˚C, 825˚C, and 900˚C). Highest ratio of H2/CO obtained at temperature of 750˚C and steam/charcoal ratio of 2.2 was 1.682. Largest gas yield obtained from this study was 0.504 mol/g at temperature of 900˚C and steam/charcoal ratio of 2.9. The optimum conditions for syngas production was temperature of 750˚C and steam/charcoal ratio of 2.2 with gas yield of 0.353 and H2/CO ratio of 1.682."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rizkia Nabhani
"Dalam ranah ilmu geologi, kandungan polen dalam sedimen dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan. Hal ini dilakukan dengan merekonstruksi ulang perubahan bentang vegetasi berdasarkan kandungan polen dan spora yang ada di dalam sedimen. Kehadiran charcoal dalam sedimen khususnya yang diambil dari wilayah tropis juga dapat mengindikasikan budaya masyarakat yang berkaitan dengan pembukaan lahan. Umumnya pembukaan lahan di Indonesia dilakukan dengan cara membakar hutan. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi perubahan bentang vegetasi dan sejarah api yang terjadi pada Kala Antroposen di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan analisis terhadap data palinologi, charcoal, dan umur absolut berdasarkan metode 210Pb. Terdapat dua belas perconto dengan panjang 110 cm dan interval 10 cm. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, sedimen yang diambil dari Teluk Balikpapan diendapkan pada lingkungan hutan bakau yang ditunjukkan oleh kelimpahan Rhizophoraceae dengan frekuensi yang sangat tinggi. Perubahan bentang vegetasi yang terjadi pada tiap zonasi polen berkaitan dengan aktivitas manusia seperti pembangunan kilang minyak, pertambangan batu bara, pembangunan kota, dan eksploitasi hutan. Sementara sejarah api menunjukkan bahwa penggunaan api di sekitar Teluk Balikpapan sudah cukup intensif sekitar 100 tahun yang lalu yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang berkaitan dengan peristiwa ENSO (El Niño-Southern Oscillation), IOD (Indian Ocean Dipole), dan Proyek Sawah Sejuta Hektar. Intensitas api yang tinggi berkaitan dengan periode ENSO kuat. Berdasarkan data palinologi dan data charcoal, dapat disimpulkan bahwa perubahan bentang vegetasi dan sejarah api tidak memiliki kaitan.

In the realm of geology, the pollen content in sediments can be used to determine the effect of human activities on the environment. This is done by reconstructing changes in the vegetation landscape based on the pollen and spore content in the sediment. The presence of charcoal in sediments, especially those extracted from tropical areas, can also indicate community culture related to land clearing. Generally, land clearing in Indonesia is carried out by burning forests. This study aims to reconstruct changes in vegetation landscape and fire history that occurred during the Anthropocene in Balikpapan Bay, East Kalimantan. The approach taken in this study is to analyze data on palynology, charcoal, and absolute age based on the 210Pb method. There were twelve samples with a length of 110 cm and 10 cm intervals. Based on the analysis that has been done, sediments taken from Balikpapan Bay were deposited in the mangrove forest environment shown by the extremely high abundance of Rhizophoraceae. Changes in the vegetation landscape that occur in each pollen zone are related to human activities such as the oil refinery construction, coal mining, urban development, and forest exploitation. Meanwhile, the history of fire shows that the use of fire around Balikpapan Bay was quite intensive about 100 years ago which was influenced by weather conditions related to the events of ENSO (El Niño-Southern Oscillation), IOD (Indian Ocean Dipole), and the Million Hectare Rice Project. High fire intensity is associated with periods of strong ENSO. Based on palynological and charcoal data, it can be inferred that there is no connection between changes in vegetation landscape and fire history."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Fahira Jatiputro
"Pada penelitian ini, pembentukan geopolimer divariasikan rasio arang tempurung kelapa terhadap abu terbang sebagai sumber aluminasilikat sebesar 0%, 5%, 10%, dan 15%.  Sumber aluminasilikat yang divariasikan kemudian dicampur dengan larutan alkali aktivator yang berupa NaOH dan water glass dengan berbagai suhu yaitu, 30oC (suhu ruang), 40oC, dan 50oC. Karakterisasi yang akan diujikan berupa analisis kuat tekan, analisis komposisi XRF, analisis kristalinitas XRD, dan analisis gugus fungsi FTIR. Kuat tekan terbaik yang dihasilkan bernilai 21,34 MPa dengan rasio bahan baku 85% abu terbang dan 15% arang tempurung kelapa, yang melalui proses pencampuran alkali aktivator pada suhu 40oC. Nilai tersebut lebih tinggi dari sampel semen Portland sebagai sampel kontrolnya yang bernilai 19,42 MPa. Dalam variasi rasio arang tempurung kelapanya, nilai kuat tekan tersebut naik 48% dibanding variasi tanpa arang tempurung kelapa. Sementara dalam variasi suhu pelarutan alkalinya, nilai kuat tekan naik 62% dari pelarutan pada suhu ruang. Hasil analisis XRF menunjukan adanya peningkatan kadar Si dan Al pada sampel geopolimer dibanding bahan bakunya. Hail analisis XRD menunjukan adanya mineral pargasite, kuarsa, girolit, dan biotit pada geopolimer. Sementara hasil analisis FTIR menunjukkan adanya ikatan Si-O/Al-O pada bilangan gelombang 1399,69 dan ikatan Si-O-Si pada bilangan gelombang 1078,67

In this study, the ratio of coconut shell ash to fly ash as a source of aluminasilicate was varied by 0%, 5%, 10%, and 15%. The various aluminasilicate sources were then mixed with an alkaline activator solution in the form of NaOH and water glass at various temperatures, such as 30oC (room temperature), 40oC and 50oC. The characterization that will be tested is in the form of compressive strength analysis, composition analysis of XRF, crystallinity analysis of XRD, and functional groups analysis of FTIR. The best compressive strength is 21.34 MPa with a ratio of 85% fly ash and 15% coconut shell ash, which is mixed with an alkaline activator at 40oC. This value is higher than the Portland cement sample as the control sample which is 19.42 MPa. In the variation of the coconut shell ash ratio, the compressive strength value increased by 48% compared to the variation without coconut shell ash. Meanwhile, with variations in the temperature of the alkaline dissolving, the compressive strength increased by 62% from dissolution at room temperature. The results of the XRF analysis showed an increase in Si and Al levels in the geopolymer samples compared to the raw materials. The results of the XRD analysis showed the presence of pargasite, quartz, gyrolite and biotite minerals in the geopolymer. While the results of FTIR analysis showed the presence of Si-O/Al-O bonds at wave number 1399.69 and Si-O-Si bonds at wave number 1078.67."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>