Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahrurrachman
Abstrak :
Proses perbandingan antara sistem chiller absorpsi nap efek tunggal pembakaran tak langsung dengan chiller sentrifugalgal satu tingkat berpendingin air bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangaxmya masing-masing, baik itu dari faktor teknologi, faktor kinerja sistem, faktor ekonomi, serta faktor lainnya baik itu dari segi kehandalan, kenyamanan, dan operasionalnya. Data-data yang dibutuhkan diambil dari studi kasus instalasi tata udara pada sebuah pusat perheianjaan yang menggunakan chiller absorpsi uap sebagai Air HancL'ing Tbzit (AI-IU)-nya. Analisa ini dilakukan dengan mclakukan perhitungan-perhitungan termodinamika untuk mengukur Iaju aliran massa fluida kerja dan laju perpindahan energi kalor di dalam sistem unmk mengukur koefisien prestasi sistem secara keseluruhan. Perhilungan ulang dengan tahap yang sama dilakukan untuk menganalisa sistem chiller sentrifugal dengan rnengideaiisasikan beberapa data yang diperoleh dari spesiiikasi pada chiller absorpsi uap. Dari pengolahan data tersebut diperoleh hasil bahwa pada kondisi beban reiiigrasi operasional rata-rata yang sama laju perpindahan kalor yang terjadi di evaporator dan kondensor chillcr sentrifiigai lebih efekiif dan koeisien prestasi sistem yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan chiller absorpsi nap, namun dengan selisih perbedaan yang tidak terlalu mencolok. Kemudian perhitungan dilanjutkan untuk membandingkan biaya konsumsi energi dan biaya oparasional tahunan kedua sistem. Untuk chiller absorpsi dilakukan perhitungan terhadap biaya konsumsi energi listrilc, biaya konsumsi bahan bakar, dan biaya pemakaian air. Sedangkan untuk chiller sentrifugal dilakukan perhitungan terhadap biaya konsumsi energi iistrik, biaya pemakaian air, dan biaya perawatan sistem pelumasan. Hasil yang diperoleh adalah chiiler absorpsi uap memerlukan biaya pemakaian air yang lebih tinggi daripada chiller sentriiiigal, sedangkan chiiler sentrifirgal memerlukan biaya konsumsi energi listrik yang lebih tinggi daripada chiller absorpsi uap. Secara keseluruhan jika ditotal dengan biaya-biaya Iainnya, biaya operasional tahunan chiller absorpsi nap jauh Iebih murah jika dibandingkan dengan biaya operasional chiller sentrifugal. ......The comparison process between indirect-fired single effect steam operated abso;pticn chiller with water-cooled single stage cenrifugal Chiller is to know the surplus and the laclc of each systems, either rain technologicalbv, perforvnance capability, economically. and some other factors such as reliability, connortability, and operationalhi. The required datas taken from a case study of shopping center air conditioner installation using absorption chillerfor its Air Handling (bait MHKD. The anabisis conducted by theimoaynamic calculations to measure the massjlow of work fluid and the heat transfer in the .system in order to jind the value of .gistein Coefficient of Performance (COP). Re-calculating process with the some steps fo analyze centryitgal chiller .9/stem conahtcted by idealize some datas from absorption chiller specification. The analysis results are, in the same average operational cooling load the heat transfer in the evaporator and condenser of the centrifugal chiller are more ejective and higher system COP, when compared with absorption chiller, however with small differences. Then the calculations continued to compare the cost of energy consumption and annualbw operational both systems. For absorption chiller conducted by calculating the cost of electricity consumption, water usage, and_)9tel consumption, and for centrifugal chiller by calculating the cost of electricity consumption, water usage and lubrication system maintenance. The results are, absorption chiller needs water usage higher than centrifugal chiller, and ceutrintgai chiller needs electricity consumption higher than absorption chiller. Generally, the total annualbt operational cost of absorption chiller is lower than centriyitgal chiiler.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holilul Rahman
Abstrak :
Pengkondisian udara merupakan salah satu hal yang paling penting dalam suatu industri atau gedung, khususnya pada suatu gedung perkantoran. Karena dengan sistem pengkondisian udara yang baik akan menghasilkan udara segar yang akan memperoleh kenyamanan bagi manusia, mesin, maupun lingkungan yang berada di Iingkungan sekitar. Karena dengan tingkat kenyamanan yang baik akan meningkatkan kinenja dari manusia maupun mesin yang digunakan (Stoecker, Wilberl F. 2nd Edition. Air Conditioning and Refrigeration). Tujuan dari suatu pengkondisian udara bagi manusia adalah untuk menyediakan Iingkungan yang nyaman dan sehat. Dalam menentukan tingkat kenyaman dalam suatu perencanaan tiga kondisi yang sangat penting adalah : temperature udara, humidity udara, dan pergerakan/aliran udara didalam ruangan yang dikondisikan. Temperatur udara yang terlalu tinggi akan mencegah konveksi panas dari tubuh manusia, sedangkan temperature yang terlalu rendah akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang berlebihan. Humiditas udara yang tinggi berarti banyak uap air yang terkandung di dalam udara yang akan mencegah proses penguapan dari tubuh ke udara sekeliling. Untuk mcnghasilkan udara segar yang nyaman dan berkesinambungan diperlukan suatu kinerja mesin Chiller yang baik. Untuk menghasilkan kinerja Chiller yang baik inilah diperiukan suatu pengukuran-pengukuran dan analisa kinerja mesin Chiller. Untuk menganalisis kinerja mesin Chiller ini dilakukan dengan dua cara yaitu simulasi dengan menggunakan simulasi software komputer dan perhitungan dengan menggunakan rumus. Dan hasil dari simulasi digunakan pedoman dalam analisa secara perhitungan. Kinerja Chiller yang mempunyai efisiensi yang baik temyata dapat dipengaruhi antara lain oleh 2 temperatur air keluar evaporator, dan temperatur air masuk kondensor. Dengan menaikkan temperatur air keluar evaporator 0,5 °F dan menurunkan temperatur air masuk kondensor 0,5 °F maka akan diperoleh penghematan energi yang signifikan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Geza
Abstrak :
Pembangkit Listrik Tenaga Gas di Indonesia memiliki potensi yang sangat baik, meskipun nilai efisiensinya sangat rendah karena tingginya temperatur ambient di Indonesia. Hal ini dapat diantisipasi dengan mengombinasikan turbin gas dengan turbin uap menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) yang memiliki efisiensi yang tinggi. Namun demikian, upaya peningkatan efisiensi turbin masih perlu dilakukan mengingat sumber energi bahan bakar yang semakin menipis dan mahal. Dengan memanfaatkan laju aliran uap dari Heat Recovery Steam Generator (HRSG) sebagai sumber panas untuk sistem pendingin absorption chiller, temperatur udara masuk turbin gas dapat diturunkan hingga temperatur 20°C. Hal ini mengakibatkan peningkatan daya turbin gas sebesar 10,94 MW serta peningkatan efisiensi termal sebesar 2,98%, walaupun pengurangan laju aliran uap pada HRSG membuat turbin uap kehilangan daya sebesar 2,343 MW. Secara keseluruhan, total daya output yang dihasilkan PLTGU dengan pemasangan sistem pendingin absorption chiller dapat meningkat sebesar 8,597 MW. ......The potential of gas power plant in Indonesia is very high though it has a very low efficiency due to high ambient temperatures in Indonesia. This condition can be anticipated by combining a gas turbine with a steam turbine into Gas and Steam Power Plant (GSPP) which has high efficiency. However, the effort to increase the efficiency of the turbine is still needed considering fuel energy sources is dwindling and becoming more expensive. By utilizing the flow rate of steam from the Heat Recovery Steam Generator (HRSG) as a heat source of absorption chiller cooling system, inlet air temperature of gas turbine can be lowered to a temperature of 20°C. This results the power of gas turbine and the thermal efficiency increases by 10.94 MW and 2.98% respectively, although the reduction of the steam flow rate in HRSG makes the steam turbine loss power by 2,343 MW. As a whole, the total power output generated by GSPP through the installation of absorption chiller cooling system can be increased by 8,597 MW
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Fuadi
Abstrak :

Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji efisiensi energi melalui studi kinerja dalam siklus kompresi uap untuk auditorium di Universitas Indonesia menggunakan refrigeran alami R290. Pemasangan sistem chiller yang merupakan yang pertama di Indonesia dalam lembaga akademis sangat relevan mengingat minat dan penelitian mengenai penerapan sistem pendingin menggunakan ODP dan GWP yang relatif rendah sebagai alternatif untuk menggantikan HCFC-22. Ditemukan bahwa COP tertinggi selama 64% beban pendinginan parsial adalah 4,27 pada inlet air suhu adalah 8,9ºC. COP maksimum selama 75% muatan parsial adalah 5,25 pada inlet air suhu 6,8 ºC. Kapasitas pendinginan adalah 125,93 kW dan 148,39 kW masing-masing selama 64% dan 75%.


The purpose of this paper is to examine energy efficiency through the study of performance in vapour compression cycle for auditorium in University of Indonesia using natural refrigerant R290. The installation of the chiller system which is the first in Indonesia within academic institution is particularly relevant in light of the gaining interest and research regarding the implementation of refrigeration system utilizing relatively low ODP and GWP refrigerant as alternative to replace the refrigerant HCFC-22. It is found that the highest COP during 64% partial cooling load is 4.27 at temperature water inlet is 8.9ºC. The maximum COP during 75% partial load is 5.25 at temperature water inlet is 6,8 ºC. The cooling capacity are 125.93 kW and 148.39 kW during 64% and 75% load, respectively.

2019
T53332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firiyaliza Aulianisa
Abstrak :
Produk rantai dingin merupakan obat-obatan yang harus disimpan dalam kisaran suhu yang telah ditetapkan. Proses penyimpanannya perlu dijaga pada suhu 2° s/d 8°C (chiller/ cold room) dan -15° s/d -25°C (freezer). Produk rantai dingin bersifat mudah rusak sehingga memerlukan pemeliharaan dan distribusi dalam lingkungan yang terkendali. Pemeliharaan chiller/ cold room/ freezer yang tidak memadai dapat menjadi masalah utama yang dialami dalam pengendalian produk rantai dingin. Guna menjamin kualitas obat yang baik agar produk rantai dingin terjaga khasiatnya, distributor memastikan pendistribusian produk rantai dingin dilaksanakan sesuai dengan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), sehingga perlunya dilakukan penerapan sistem pemeliharaan harian, mingguan dan bulanan yang didokumentasikan menggunakan formulir checklist yang memuat beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan chiller/ cold room/ freezer. Selain suhu penyimpanan yang harus dimonitor tiga kali sehari. Ada beberapa hal penting lainnya yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan chiller/ cold room/ freezer secara berkala selama mingguan dan bulanan, yaitu jarak antar kotak vaksin, ada/ tidak ada bunga es, ada/ tidaknya karat, kondisi karet pintu, dan kondisi sambungan listrik pada stop kontak. ...... Cold chain products are medicines that must be stored within a predetermined temperature range. The storage process needs to be maintained at 2° to 8°C (chiller/cold room) and -15° to -25°C (freezer). Cold chain products are perishable and require maintenance and distribution in a controlled environment. Inadequate chiller/cold room/freezer maintenance can be a major problem experienced in the control of cold chain products. In order to ensure good drug quality so that cold chain products maintain their efficacy, distributors ensure that the distribution of cold chain products is carried out in accordance with the guidelines of the Good Drug Distribution Method (CDOB), so it is necessary to implement a daily, weekly and monthly maintenance system documented using a checklist form that contains several important things that must be considered in maintaining the chiller / cold room / freezer. In addition to the storage temperature that must be monitored three times a day. There are several other important things that must be considered in the maintenance of the chiller / cold room / freezer periodically during the weekly and monthly, namely the distance between vaccine boxes, the presence / absence of sparks, the presence / absence of rust, the condition of the rubber door, and the condition of the electrical connection at the socket.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Dristian Dani
Abstrak :
Sistem pendingin kini sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan kebutuhan kenyamanan ruangan dan juga akibat dari pemanasan global. Air Conditioning (AC) merupakan salah satu sistem pendingin yang telah digunakan dalam berbagai kebutuhan pendinginan, dalam penggunaannya beberapa AC konvensional menggunakan refrigeran yang masih termasuk dalam golongan halogen dan dapat merusak lapisan ozon. Oleh karena itu, dibutuhkan refrigeran pengganti salah satunya amonia-air yang digunakan dalam sistem pendingin Absoption Chiller. Untuk mengevaluasi kinerja dari sistem pendingin Absoption Chiller dilakukan pemodelan menggunakan metode numerik berupa simulasi pada aplikasi MATLAB. Simulasi disesuaikan dengan pemodelan sistem pendingin Absoption Chiller dengan fluida kerja amonia-air, sistem berpendingin udara pada kondensor dan dengan kapasitas pendinginan 5kW. Penelitian ini berfokus pada sistem kontrol menggunakan metode PI kontrol dari sistem pendingin Absoption Chiller yang mengatur temperatur ruangan dengan mengatur temperature hot water yang memanaskan generator sehingga banyaknya massa dari refrigeran dapat diatur sesuai dengan temperatur ruangan yang diinginkan. Pada sistem pengendalian ini dapat mengubah Temperature Chilled Water Out menjadi 5,9°C, Temperature Chilled Water In menjadi 90,5°C dan Temperature Chilled Water Out menjadi 81,8°C. ......The cooling system is now very much needed to adjust the comfort needs of the room and also the consequences of global warming. Air Conditioning (AC) is a cooling system that has been used for various cooling needs, in its use some conventional air conditioners use refrigerants which are still included in the halogen group and can damage the ozone layer. Therefore, a replacement refrigerant is needed, one of which is ammonia-water used in the absorption chiller cooling system. To evaluate the performance of the Absoption Chiller cooling system, modeling is carried out using numerical methods in the form of simulations in the MATLAB application. The simulation is adapted to the modeling of the Absoption Chiller cooling system with ammonia-water working fluid, an air-cooled system in the condenser and with a cooling capacity of 5kW. This research focuses on the control system using the PI control method of the Absoption Chiller cooling system which regulates room temperature by adjusting the temperature of the hot water that heats the generator so that the amount of mass of refrigerant can be adjusted according to the desired room temperature. This control system can change the Temperature Chilled Water Out to 5.9°C, Temperature Chilled Water In to 90.5°C and Temperature Chilled Water Out to 81.8°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mimo Aji Pasopati
Abstrak :
Dewasa ini penggunaan unit refrigeran dan pengkondisian udara semakin meluas. Chiller sebagai salah satu mesin pendingin banyak digunakan pada sektor industri. Ukuran chiller yang besar membatasi penggunaannya. Oleh karena itu dibuat sebuah chiller bemkuran kecil dan kompak sehingga tidak memerlukan mang yang luas untuk penempatannya. Metode yang dipakai adalah penggunaan plate heat exchanger berukuran kecil sebagai evaporator. Meskipun ukurannya kecil, luas permukaan kontak kedua fluida cukup besar karenaheat exchanger jenis_ §ni_§grdir@_dari sejumlah plateplat. Platfplat disusun sedemikian rupa hingga pertukaran kalor antara kedua fluida terjadi pada dinding-dinding plat. Chiller ini menggunakan refrigeran HCR 22. Pemilihan hidrocarbon didasari bahwa jenis refrigeran ini ramah lingkungan karena tidak mengandung gas chlorine yang merusak ozon. ......Nowdays, refrigeration and air conditioning units are widely used Chiller as one ofthe cooling units is commonly used in industrial sector. The big size of the chiller limits it Hr application. There for a smaller and compact chiller is made, so it doesn't need a large room. The method that is used in the application of small heat exchanger plate as evaporator. Despite of it's small size, the contact sudace of the fluids is quite wide. This heat exchanger consist of a member of plates. Those plates are arranged on the wall of those plates. This chiller uses HCR 22 refrigerant. This refrigerant is chosen based on it is ozone friendly characteristic.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Panji Satria Pratama
Abstrak :
Chiller merupakan mesin refrigerasi non – direct expansion yang biasa dipakai untuk beban pendinginan yang besar. Media pendinginnya yaitu berupa air atau udara yang mengalir bersirkulasi melewati heat exchanger. Air-cooled chiller yang memakai kompresor dari Copeland dengan berdaya 3 PK ingin digunakan untuk merancang sebuah kondenser. Dari hasil perhitungan diperoleh kapasitas kondenser sebesar 10,945 kW dengan temperatur masuk kondenser 49-55 ˚C dan temperatur keluar kondenser 47-53 ˚C. Daya fan yang bervariasi harus diberikan dengan diameter hub berbeda – beda. Daya terkecil yaitu 716 Watt untuk tipe A dan 1925 Watt untuk tipe E. ......Chiller is a refrigeration machine non-direct expansion that is usually used for large cooling loads. The cooling medium is a water or air flowing through the heat exchanger. Air-cooled chiller that used compressor from Copeland with power 3 PK wants to use to design a condenser. From the calculation, the condenser capacity of 10,945 kW with incoming condenser temperature 49-55 ˚C and condenser exit temperature 47-53 ˚C. Varying fan power should be given to the hub diameter difference. The smallest power 716 Watt for type A and the largest power 1925 Watt for type E.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lemington
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem pendingin mengkonsumsi bagian yang besar dari keseluruhan konsumsi energi pada sebuah gedung, terutama di daerah tropis seperti di Indonesia yang mempunyai permintaan sistem pendingin yang besar sepanjang tahun. Naskah ini mempresentasikan simulasi chiller sistem adsorpsi dengan 2 buah adsorber yang memanfaatkan tenaga matahari sesuai iklim di Indonesia. Chiller adsorpsi dimodelkan dan dikalkulasi secara matematika menggunakan perangkat lunak MATLAB®. Simulasi dilakukan secara transien selama jam kerja sehingga mendapatkan nilai temperatur pada titik-titik tertentu pada chiller. Selain itu, sistem mass recovery dan heat recovery juga diaplikasikan dalam sistem untuk memaksimalkan efisiensi. Chiller yang dimanfaatkan berdasarkan pada chiller terbaru yang dikembangkan oleh SJTU. Simulasi dijalankan pada beberapa variasi, yaitu pada input air panas temperatur 60oC dan 90oC untuk mendapatkan range performa chiller, kemudian dilakukan simulasi pada input sesuai radiasi. Selain itu, variasi juga dilakukan dengan penambahan PCM pada tangki air panas untuk meningkatkan efisiensi. Hasil simulasi menunjukkan range performa chiller berada pada COP 0,043-0,342. Secara umum, performa chiller apabila memanfaatkan energi matahari mencapai COP 0,282 dengan kapasitas pendinginan 17 kW, serta dengan adanya PCM mampu meningkatkan performa chiller.
ABSTRACT
Cooling system consumes a large part of energy consumption in a building, especially tropical area like Indonesia which has a high demand of cooling system along the year. This paper presented a simulation of two bed silica gel-water adsorption chiller utilizing solar energy based on Indonesia climate. The adsorption chiller is being mathematically modelled and calculated numerically using MATLAB®. The simulation is run transiently at working hours to achieve temperature in some points in the system. Furthermore, mass recovery and heat recovery is also applied in the adsorption cycle in order to increase the efficiency. The adsorption chiller is based on the most recent development by SJTU. Simulation is being run in some variations, for the stable hot water temperature in 60oC and 90oC in order to get the range of chiller performance. Then simulation is run using the radiation data as input energy. Another variation using PCM is also added to the hot water tank in order to increase the efficiency. The simulation results demonstrated the running characteristic of the chiller with the range of COP 0.043-0.342. In general, the chiller performance can reach COP 0.282 with 19 kW cooling capacity when utilize the solar radiation as input energy. Moreover, Adding PCM in hot water tank also can improve the chiller’s performance.
2015
S60120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Bin Rudy Sunaryo
Abstrak :
Bertambahnya penduduk di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan pasokan listrik. Salah satu metode untuk pembagkit listik adalah turbin gas dan beroperasi dengan optimal dengan kapasitas 100% pada suhu ISO. Suhu ISO adalah 15°C yang jauh lebih rendah dari suhu ambien di Indonesia. Absorption chiller merupakan salah satu alat refrigerasi menggunakan larutan LiBr-Water dengan memanfaatkan panas untuk menciptakan laju refrigerasi. Tujuan dari studi ini adalah untuk merancang system absorption yang pantas untuk menurunkan suhu yang akan meningkatkan performa gas turbin dan meningkankan pasokan listrik ke masyarakat.
Increase in population leads to huge demand of electricity supply. Gas turbine is one method to generate electricity. The equipment operates on its optimal capacity at ISO temperature. ISO temperature is 15°C which is much lower than ambient temperature in Indonesian Absorption chiller is one way to reduce temperature by utilizing heat source to generate a circulation of refrigerant. Fluid used for this parameter of temperature is LiBr-Water solution. The propose of study is to design a suitable absorption cooling system to achieve ISO standard temperature in order to optimize the performance of gas turbine and allow more electricity supply to people.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>