Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasemin Yavuz
"ABSTRAK
Objective: To examine the effects of chlorhexidine gluconate (Chx) and ozone on the bond strength of currently used restorative materials to dentin. Methods: Ninety third molar teeth were randomly divided into three groups of 30 each. Samples in Groups 1 and 2 were disinfected with Chx and ozone, respectively, whereas those in Group 3 were not disinfected (controls). Subsequently, the samples in all three groups were further divided into three subgroups of 10 teeth each and restored with Filtek Silorane (a), Gradia Direct (b), or Quixfl (c). Shear force was applied to the samples at 1 mm/min until breaking point. Fracture types were determined by examining the broken surfaces under a stereomicroscope. Results: No signifcant differences in bond strengths were noted between the Chx and control groups. However, the bond strengths in the ozone subgroups were found to be signifcantly lower than that of the control subgroups (p < 0.05). Adhesive type fractures were observed in majority of the treatment groups. Conclusion: As Chx did not affect the shear bond strength of the restorative materials, it may be considered for use as a cavity disinfectant before restoration; conversely, ozone should be used with caution for cavity disinfection. "
Jakarta: Journal of Dentistry Indonesia, 2018
J-pdf 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prijantojo
"ABSTRAK
Penelitian secara "double blind" dilakukan terhadap 108 orang percobaan umur antara 10-15 tahun untuk menentukan efektifitas obat kumur yang mengandung 0,27. Chlorhexidine dan 0,17. Hexetidine terhadap radang gingiva secara klinis. Orang percobaan dibagi 3 kelompok; kelompok yang menggunakan Chlorhexidine, kelompok yang menggunakan Hexetidine dan kelompok plasebo sebagai kelompok kontrol. Masing-masing orang percobaan kumur-kumur 2 kali sehari pagi sesudah gosok gigi dan malam hari sebelum tidur dengan menggunakan 10 ml obat kumur/plasebo selama 30-60 detik setiap kali kumur. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara Chlorhexidine dengan hexetidine dalam menurunkan derajat keradangan gingiva pada hari ke 3 dan pada hari ke 7 (p < 0.05). Peningkatan kesehatan gingiva pada Chlorhexidine sebanyak 32% pada hari ke 3 dan 777. pada hari ke 7, sedang pada kelompok Hexetidine sebanyak 25% pada hari ke 3 dan 37% pada hari ke 7."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Rasidy
"Penelitian bertujuan mengetahui manfaat antiseptik terhadap jumlah bakteri di tangan dan pengaruh perilaku kebersihan tangan pada perawat di ruang rawat Divisi Perinatologi, Neonatal Intensive Care Unit (NICU), dan Intensive Care Unit (ICU) Departemen IKA RSCM.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan penurunan jumlah bakteri sesudah menggosok tangan dengan antiseptik kombinasi alkohol-chlorhexidine gluconate- emolien dan mencuci tangan dengan chlorhexidine gIuconate.
2. Berapa persen perawat yang melakukan cuci tangan/ menggosoka tangan sesuai prosedur
3. Apakah efek samping cuci tangan dengan chlorhexidine gluconate lebih kecil dibandingkan menggosok tangan dengan alkohol-chlorhexidine gluconateemolien
4. Apakah air yang digunakan untuk cuci tangan memenuhi syarat air bersih sesuai dengan PerMenKes RI. No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Krishna Ernanda
"Latar Belakang: Pengawet dalam tetes mata memengaruhi permukaan okular, ditemukan terutama pada pasien yang menggunakan obat tetes anti-glaukoma. Beredar tetes mata timolol maleat dengan pengawet chlorhexidine gluconate (CHG) yang belum pernah diteliti efeknya terhadap parameter permukaan okular.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pengawet chlorhexidine gluconate 0,002% dalam sediaan timolol maleat 0,5% (timolol-CHG) terhadap permukaan okular pasien glaukoma dan hipertensi okuli.
Metode: Penelitian eksperimental terandomisasi dengan samar tunggal pada 54 mata pasien dengan diagnosis glaukoma maupun hipertensi okuli yang menggunakan timolol maleat 0,5% pengawet polyquaternium-1 (timolol-PQ1) <12 bulan. Dua puluh tujuh mata mengganti pengobatan ke timolol-CHG dan 27 mata melanjutkan timolol-PQ1. Dinilai tear break up time (TBUT), tear break up pattern (TBUP), skor pewarnaan kornea konjungtiva (staining), skor ocular surface disease index (OSDI), Schirmer I dan TIO awal dan sesudah satu bulan intervensi.
Hasil: Nilai rerata selisih TBUT 0,15±5,28 detik pada kelompok timolol-CHG dan (- 1,30)±3,47 pada timolol-PQ1. Tidak terdapat perbedaan bermakna selisih nilai parameter permukaan okular (TBUT, staining, OSDI, Schirmer I) maupun TIO antar kedua kelompok. Line dan dimple pattern merupakan TBUP yang paling banyak ditemukan pada kedua kelompok baik sebelum maupun sesudah intervensi. Analisis dalam kelompok mendapatkan penurunan TBUT bermakna (p < 0,05) pada kelompok timolol-PQ1 setelah dibandingkan dengan sebelum intervensi, pada kelompok timolol-CHG tidak didapatkan perbedaan bermakna.
Kesimpulan: Timolol-CHG memiliki efek terhadap permukaan okular dan TIO sebanding dengan timolol-PQ1. Penggunaan timolol-CHG dapat dipertimbangkan sebagai alternatif jangka pendek pengobatan glaukoma.

Background: Patients with glaucoma and ocular hypertension using topical anti-glaucoma medication are more likely to have ocular surface problems. It happens mainly due to the preservatives in the eye drops. Chlorhexidine gluconate (CHG) as a preservative have not been studied for their effects on ocular surface parameters.
Objective: To evaluate the effect of chlorhexidine gluconate 0,002% preseved timolol maleate 0,5% (timolol-CHG) on the ocular surface of patients with glaucoma and ocular hypertension.
Methods: Randomized single-blind controlled trial in 54 eyes of patients diagnosed with glaucoma or ocular hypertension that has been using polyquaternium-1 preserved timolol maleate 0.5% (timolol-PQ1) for <12 months. Twenty-seven eyes switched therapy to timolol- CHG, and 27 eyes continued with timolol-PQ1. Tear break-up time (TBUT), tear break-up pattern (TBUP), corneal-conjunctival staining score, ocular surface disease index (OSDI) scoring, Schirmer I, and intraocular pressure (IOP) were assessed at baseline and one month post intervention.
Results: Mean differences (1 month-baseline) of TBUT were 0.15±5.28 seconds in timolol- CHG group and (-1.30)±3.47 in timolol-PQ1 group. There were no difference (p > 0.05, for all) between groups in terms of ocular surface parameters (TBUT, staining, OSDI, Schirmer I) and IOP mean differences. Line and dimple pattern were the most common break-up pattern found in both group at baseline and at 1 month. Analysis within group found significant difference (p < 0.05) of timolol-PQ1 TBUT at 1 month compared to baseline, TBUT were lower at 1 month.
Conclusion: Timolol-CHG has comparable effects on the ocular surface and IOP comparable to timolol-PQ1. The use of timolol-CHG may be considered as a short-term alternative for glaucoma treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilla Puri Oktaviana
"Latar Belakang: Sebagian besar pasien menginginkan bahan tambal sewarna gigi yang tahan lama dan memiliki stabilitas warna yang tinggi. Penggunaan partikel berukuran nano pada komposit saat ini dapat meningkatkan kualitas pemolesan dan menyebabkan komposit lebih tahan terhadap pewarnaan. Perubahan warna yang terjadi pada resin komposit dapat dipengaruhi oleh komponen kimiawi dalam obat kumur yang digunakan sehari-hari. Obat kumur memang efektif dalam melawan dan mengurangi penyebaran virus, namun beberapa obat kumur mengandung bahan yang dapat mengakibatkan pewarnaan pada restorasi resin komposit. Tujuan: Mendapatkan perbedaan perubahan warna antara resin komposit nanohibrida yang direndam dalam obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2% dan povidone iodine 1%. Metode: Spesimen resin komposit nanohibrida berjumlah 32 buah disiapkan dalam mould (6x3 mm). Spesimen dibagi menjadi 2 kelompok (n=16) berdasarkan obat kumur yang digunakan yaitu kelompok A1 (chlorhexidine gluconate 0,2%) dan A2 (povidone iodine 1%). Spesimen direndam aquades dengan suhu 37ºC selama 24 jam, lalu dilakukan pemolesan dengan Sof-Lex Polishing Discs dan uji warna awal menggunakan kolorimeter. Setelah itu, spesimen direndam dalam obat kumur selama 24 jam. Kemudian dilakukan uji warna akhir dan hasil rata-rata nilai perubahan warna dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan bermakna antara rerata nilai perubahan warna resin komposit nanohibrida yang direndam dalam chlorhexidine gluconate 0,2% dan povidone iodine 1% (p < 0,05) dengan nilai kelompok povidone iodine 1% (3,35) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok chlorhexidine gluconate 0,2% (0,63). Kesimpulan: Perubahan warna yang terjadi pada resin komposit nanohibrida dengan perendaman povidone iodine 1% lebih tinggi dibandingkan dengan perendaman dengan chlorhexidine gluconate 0,2%.

Background: Most patients want a tooth-colored filling material that is durable and has high color stability. The use of nano-sized particles in today’s composites can improve the quality of polishing and make the composites more resistant to discoloration. Discoloration that occur in the composite resins can be affected by chemical components in the mouthwash that used daily. Mouthwashes are effective in against and reducing the spread of viruses, but some mouthwashes contain ingredients that can cause discoloration of composite resin restorations. Objective: Obtaining differences in discoloration between nanohybrid composite resin soaked in 0.2% chlorhexidine gluconate and 1% povidone iodine mouthwash. Methods: Thirty two nanohybrid composite resin specimens were prepared in a mold (6x3 mm). Specimens were divided into two groups (n=16) based on the mouthwash that used, group A1 (0.2% Chlorhexidine gluconate) and A2 (1% Povidone iodine). The specimens were immersed in distilled water at 37ºC for 24 hours, then polished with Sof-Lex Polishing Discs and then the initial color test was performed using a colorimeter. After that, the specimens were soaked in mouthwash for 24 hours. Then the final color test was carried out and the mean values of the color change were analyzed by Mann-Whitney test. Results: There was a significant difference between the average color change value of the nanohybrid composite resin immersed in 0.2% chlorhexidine gluconate and 1% povidone iodine (p < 0.05) with 1% povidone iodine group value (3.35) higher than 0.2% chlorhexidine gluconate (0.63). Conclusion: The color change that occurred in the nanohybrid composite resin with 1% povidone iodine immersion was higher than that with 0.2% chlorhexidine gluconate immersion."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Adiba Fajrin
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh chlorhexidine gluconate 0,2 yang tidak mengandung alkohol terhadap perubahan warna Semen Ionomer Kaca yang dilapisi coating agent. Spesimen Semen Ionomer Kaca Konvensional dan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin dilapisi varnish dan nanofilled coating agent masing-masing kelompok berjumlah 10 buah. Spesimen yang telah dilapisi coating agent direndam dalam aquades selama 24 jam pada inkubator bersuhu 37°C. Spesimen dikeluarkan dari inkubator dan direndam dalam chlorhexidine gluconate 0,2 yang tidak mengandung alkohol selama 2 menit setiap hari. Spesimen direndam kembali pada aquades dan diletakkan pada inkubator. Proses ini diulang selama dua minggu. Nilai perubahan warna dihitung setelah perendaman dalam chlorhexidine gluconate 0,2 yang tidak mengandung alkohol pada hari ke-3, ke-7, dan ke-14. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada setiap kelompok yang dilakukan pada hari ke-3, ke-7, dan ke-14 p0,05 serta perbedaan yang bermakna p.

This study aims to analyze the effect of chlorhexidine gluconate 0,2 which does not contain alcohol to discoloration of Glass Ionomer Cement coated by coating agent. Glass Ionomer Cement and Resin Modified Glass Ionomer Cements coated by varnish and nanofilled coating agent and 10 specimens each group. Specimens coated by coating agents were incubated in aquades for 24 hours at 37°C. Specimens removed from the incubator and immersed in chlorhexidine gluconate 0,2 which does not contain alcohol once a day for two minutes. Spesimens then were immersed again in aquades and incubated. This process repeated for two weeks. Color measurements were made on day 3, 7, and 14 after the specimen immersed in chlorhexidine gluconate. The result showed that there were significant differences between day 3, 7, and 14 p0,05 on day 3 and 7, and significant differences to Resin Modified Glass Ionomer Cements coated by varnish and nanofilled coating agent."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jauza Khalilawisty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh chlorhexidine gluconate 0,2% yang tidak mengandung alkohol terhadap kekasaran Semen Ionomer Kaca yang dilapisi coating agent. Spesimen Semen Ionomer Kaca Konvensional dan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin yang telah dilapisi varnish dan nanofilled coating agent direndam dalam aquades dan diletakkan pada inkubator 37 o C selama 24 jam. Spesimen dikeluarkan dari inkubator dan direndam dalam chlorhexidine gluconate 0,2% yang tidak mengandung alkohol selama 2 menit setiap hari. Spesimen direndam kembali dalam aquades dan diletakkan pada inkubator. Perendaman ini dilakukan selama dua minggu. Nilai kekarasan permukaan diuji menggunakan Surface Roughness Tester setelah perendaman dalam chlorhexidine gluconate 0,2% yang tidak mengandung alkohol pada harike-3, ke-7, dan ke-14.
Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai kekasaran permukaan antar kelompok Semen Ionomer Kaca Konvensional maupun Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin yang dilapisi varnish dan nanofilled coating agent (p>0,05). Disimpulkan bahwa perendaman dapat mempengaruhi nilai kekasaran permukaan Semen Ionomer Kaca yang dilapisi coating agent."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library