Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vivi Sylviana
Abstrak :
ABSTRAK
Senyawaan benzilik dapat dioksidasi menjadi senyawaan karbonil ∝ , β-tak jenuh dengan menggunakan oksidator ters-butil hidroperoksida-piridinium dikromat. Persen hasil dari produk yang diperoleh cukup linggi dengan metode oksidasi yang mudah, efektif dan murah.

Pada penelitian sebelumnya telah diteliti oksidasi posisi benzilik pada beberapa senyawaan, dan pada penelitian mi akan diteliti lebih jauh kemampuan oksidator ters-butil hidroperoksida-pinidinium dikromat untuk mengaktifkan posisi benzil dari senyawaan toluene dan benzil kiorida.

Penelitian ini diawali dengan pembuatan oksidator yang akan digunakan yaitu piridinium dikromat. Proses oksidasi dilakukan dengan cara pengadukan pada temperatur dingin dan dilanjutkan pada temperatur ruang dengan perbandingan mol TBHP-PDC tertentu. Jalannya reaksi diikuti dengan kromatografi lapisan tipis. Hasil sintesis dimurnikan dengan cara penyaringan menggunakan celite dan diidentifikasi dengan membandingkan hasil analisis dengan spektrofotometer inframerah dan kromatografi gas terhadap hasil analisis senyawaan standar.

Dalam penelitian inii telah berhasil dioksidasi senyawaan benzilik yaitu toluena dan benzil kiorida menjadi senyawaan benzaldehida dan benzoil kiorida dengan oksidator TBHP-PDC dengan perbandingan 7:1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susilo Soepandji
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Firdaus
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Juniar
Abstrak :
ABSTRAK
Kriptan adalah ligan makrosiklik yang mampu membentuk kompleks dengan ion logam secara selektif berdasarkan kesesuaian ukuran jari-jari kation dengan ukuran rongga kriptan. Sifat kriptan ini dimanfaatkan untuk pemisahan logam-logam lantanida baik sebagai kelompok maupun individu.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mekanisme dan kestabilan kompleks Sm(III) dan Yb(III) dengan menggunakan kriptan[2.1.1 ] dan kriptan[2.2.2B] pada ekstraksi pelarut. Untuk itu dipelajari pengaruh pH fasa air terhadap ekstraksi kedua ion logam dengan kriptan[2.1.1] dalam kloroform dan kriptan[2.2.2B] dalam toluen dengan pasangan ion klorida, pikrat dan asetat. Untuk mengetahui mekanisme ekstraksi, kestabilan kompleks kriptat yang terbentuk dan spesi yang terekstrak , dipelajari pengaruh pasangan ion asetat dan plcrat melalui efisiensi ekstraksi. Pengaruh variasi komposisi/kepolaran pelarut dipelajari dengan menggunakan pasangan ion klorida yang mempunyai selektivitas pemisahan yang paling besar.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa pH berpengaruh pata pembentukan kompleks Sm(III) dan Yb(III)-kriptat[2.1.1] dan [2.2.2B] untuk pasangan ion klorida, pikrat dan asetat. Hasil pengukuran dengan spektrofotometer uv-vis menunjukkan stoikiometri M : L adalah 1 : 1. Spesi kriptan dominan yang berada dalam fasa air adalah LH+. Mekanisme ekstraksi adalah melalui pembentukan kompleks pasangan ion. Asetat dan pikrat dapat menggantikan sebagian klorida yang membentuk pasangan ion pada kompleks Sm dan Yb-kriptat[2.1.1] dan [2.2.2B]. Selain itu juga ditentukan secara kwalitatif kestabilan kompleks dengan berbagai pasangan ion. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kestabilan kompleks Sm(III) dan Yb(III)-kriptat path pH 5,0 meningkat dengan urutan asetat > pikrat > klorida, baik untuk kriptan[2.1.1 ] maupun untuk kriptan[2.2.2B]. Penambahan n-heksana pada ekstraksi Sm(III) dan Yb(III)kriptat klorida pada pH 5,0 dapat meningkatkan selektivitas ekstraksi dengan kriptan[2.1.1]. Sebaliknya, selektivitas menurun pada ekstraksi Sm(III) dan Yb(III) kriptat[2.2.2B]klorida dengan penambahan kloroform pada pelarut toluen.

Daftar Pustaka 28 (1964 - 1997 ).

1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Agus Bayu Prasetyo
Abstrak :
Rekayasa terhadap material zeolit alam Bayah untuk memperbaiki karakteristik material yang lebih baik dan seragam telah dilakukan dengan menambahkan FeCl3.6H2O dan proses perlakuan ultrasonik dengan variasi waktu untuk melihat perubahan yang terjadi pada zeolit. Karakterisasi dengan XRD memperlihatkan puncak baru difraksi, hasil konfirmasi dengan EDS menunjukkan perubahan elemen Fe sebesar 215.77%wt. Distribusi ukuran partikel dengan metode NIBS memperlihatkan hubungan antara waktu proses ultrasonik terhadap ukuran partikel, semakin lama proses ultrasonik akan berdampak pada ukuran partikel, selain itu pada pengujian BET juga memperlihatkan adanya perbaikan luas permukaan sebesar 30.80%, volume pori-pori 62.51% dan ukuran pori-pori 5.50%. Perlakuan ultrasonik terhadap zeolit juga memperlihatkan pergeseran bidang kristal (020) dan (200) pada intensitas difraksi tertinggi XRD. Spektrum infra merah zeolit yang di ultrasonik juga memperlihatkan munculnya puncak kedua hydroxil, peregangan O-H pada 3.800-3.400 cm-1 menunjukkan bahwa absorbsi ganda yang muncul sangat bermanfaat sebagai bahan baku absorbsi, hasil analisa setelah proses adsorbsi H2S juga memperlihatkan pergeseran puncak adsorbsi sinar infra merah dan munculnya ikatan S=O. Kinerja zeolit Bayah dengan penambahan FeCl3.6H2O dan perlakuan ultrasonik, memperlihatkan kenaikan adsorbsi gas H2S sebesar 70%wt sampai 117%wt lebih tinggi dibandingkan tanpa penambahan FeCl3.6H2O dan perlakuan ultrasonik. Kinerja adsorbsi gas H2S hasil riset zeolit Bayah juga menunjukkan kinerja adsorbsi maksimum 150%wt lebih tinggi dari produk komersial PURAFIL® PURACARB MEDIA.
Modification of Bayah natural zeolite to improve material characteristics and uniformly has been done by adding FeCl3.6H2O and ultrasonic treatment process with a time variation to see changes that occur in zeolites. XRD characterization showed a new diffraction peak, the confirmation results with EDS showed changes in Fe elements of 215.77% wt. Particle size distribution using the NIBS method shows the relationship between ultrasonic processing duration to particle size, the longer the ultrasonic process will have an impact on particle size. BET testing also shows an improvement in surface area of ​​30.80%, pore volume 62.51% and pore size 5.50%. The ultrasonic treatment of zeolite also shows a shift in the crystalline plane (020) and (200) at the highest diffraction intensity of XRD. Infrared spectrum in the ultrasonic process also shows the emergence of a second hydroxil peak, OH stretching at 3,800-3,400 cm-1 shows that the emerging double absorption is very useful as a raw material for absorption and the appearance of the S=O bond. Bayah zeolite performance with the addition of FeCl3.6H2O and ultrasonic treatment, showed an increase in H2S gas adsorption of 70% wt to 117% wt higher than without the addition of FeCl3.6H2O and ultrasonic treatment. The performance of H2S gas adsorption from the Bayah zeolite research also shows a maximum adsorption performance of 150% wt higher than the PURAFIL® PURACARB MEDIA commercial product.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriansjah
Abstrak :
ABSTRAK


Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) sebagai hewan uji hayati dengan metode uji mikronukleus. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan cara memaparkan kadmium kiorida pada berudu katak lembu dengan konsentrasi 0; 0,1; 0,25; 0,5; dan 1 ppm serta kolkisin 4 ppm (kontrol positif) selama 12 hari. Untuk setiap berudu katak dilakukan penghitungan mikronukleus per 1000 sel eritrosit. Penghitungan statistik menunjukkan, terdapat perbedaan sangat nyata (α = 0,01) antara perlakuan pemaparan dengan cadmium kiorida 0 ppm (kontrol negatif) terhadap perlakuan pemaparan dengan kadmium klorida 0,25; 0,5 dan 1 ppm. Hasil tersebut memberikan kesimpulan bahwa berudu katak lembu dapat membentuk mikronukleus pada eritrosit bila dipapar cadmium klorida dengan konsentrasi 0,25; 0,5 dan 1 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK


Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) sebagai hewan uji hayati dengan metode uji mikronukleus. Berudu R. catesbeiana dipapari merkuri klorida (HgCl2) dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol negatif); 0,0125; 0,025; 0,05 dan 0,1 ppm. Kolkisin 4 ppm digunakan sebagai control positif. Pemaparan dilakukan selama 12 hari. Mikronukleus diamati dari sediaan olesan darah ekor yang diwarnai dengan pewarna Giemsa. Penghitungan mikronukleus dilakukan pada 1000 eritrosit.

Hasil penghitungan statistik menunjukkan adanya perbedaan nyata (α = 0,05) antara HgCl2 0 ppm dengan HgCl2 0,0125; 0,025; 0,05; 0,1 ppm; dan dengan kolkisin 4 ppm. Dari hasil analisis regresi linier didapatkan persamaan garis Y = 5,25 + 82,82x, yang berarti peningkatan jumlah mikronukleus sesuai dengan peningkatan konsentrasi merkuri klorida yang dipaparkan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa berudu R. catesbeiana mempunyai potensi sebagai hewan uji mikronukleus untuk mendeteksi pencemaran perairan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meriska Sukandar
Abstrak :
Natrium alendronat merupakan salah satu obat yang dapat digunakan untuk osteoporosis yang termasuk golongan bifosfonat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi yang optimal dari pembentukan senyawa derivat antara natrium alendronat dengan pereaksi fluorogenik dansil klorida. Reaksi pembentukan senyawa derivat menggunakan dapar natrium karbonat 0,1 M yang optimum pada pH 10,0 dengan penambahan dansil klorida sebanyak 270 μl kemudian dicampur dengan menggunakan termomixer pada temperatur 50 °C selama 50 menit, dan waktu selesai reaksi (kestabilan senyawa derivat) pada menit ke 30. Pembentukan senyawa derivat dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan kolom C18, fase gerak yang digunakan adalah asetonitril-metanol-dapar (25 mM KH2PO4 dan 25 mM asam sitrat) (20:15:65;v/v); kecepatan alir 1,0 mL/menit; dideteksi pada panjang gelombang eksitasi 320 nm dan emisi 495 nm dengan detektor fluoresensi. Waktu retensi natrium alendronat 19,758 menit, pada rentang konsentrasi 0,2-1 μg/ml dihasilkan kurva kalibrasi yang linier dengan koefisien korelasi (r) 0,9995 dan memberikan limit kuantitasi 0,114 μg/ml.
Sodium alendronate represent one of drugs that can be used for osteoporosis, this drug include in biphosphonate group. The aim of this research is to obtain optimum condition for forming derivative of compound sodium alendronate with fluorogenic reagent dansyl chloride. The reaction derivative of compound is use sodium carbonate 0,1 M as a buffer that optimum at pH 10,0 by added 270 μl dansyl chloride then mixing with termomixer at 50 °C for 50 minute and derivative of compound was stable in 30 minute. Derivative of compound was analysed by high performance liquid chromatography method using C18 column acetonitrile-methanol-buffer (25 mM KH2PO4 and 25 mM citric acid) (20:15:65;v/v) is using as a mobile phase; flow rate of 1,0 mL/minute; detection at wavelength of excitation 320 nm and emission 495 nm with fluorescence detector. Retention time of sodium alendronate was 19,758 minute, a curve of calibration linier at concentration 0,2-1 μg/ml with correlation coefficient ( r) 0,9995 and give limit of quantitation 0,114 μg/ml.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S33030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Rahmahwati
Abstrak :
Pengolahan bijih nikel laterit untuk menghasilkan feronikel memerlukan konsumsi energi yang tinggi. Sehingga perlu teknik pengolahan bijih nikel laterit terutama yang berkadar rendah agar tetap ekonomis. Reduksi selektif bijih nikel laterit diaggap sebagai proses yang potensial untuk menghasilkan nikel berkadar tinggi pada feronikel. Reduksi selektif terjadi karena penambahan sejumlah aditif pada bijih nikel laterit kemudian dilakukan separasi magnetik. Pada penelitian ini, digunakan aditif natrium karbonat, natrium klorida dan natrium sulfat serta 5 arang cangkang sawit sebagai reduktor. Reduksi dilakukan pada variasi temperatur 950, 1050 dan 1150 oC selama 60 menit. Kemudian dilakukan metode separasi magnetik basah dengan kekuatan magnet 500 Gauss untuk memisahkan konsentrat yang bersifat magnetik dan tailing. Karakterisasi bijih laterit hasil reduksi dilakukan menggunakan X-ray Diffraction XRD , mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope SEM yang dilengkapi Energy Dispersive X-ray Spectroscopy EDS serta konsentrat feronikel dan tailing diidentifikasi menggunakan X-ray Fluororescene XRF. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan aditif menghasilkan peningkatan kadar dan recovery nikel serta recovery besi pada konsentrat jika dibandingkan dengan bijih reduksi tanpa penambahan aditif. Penambahan 15 aditif natrium sulfat dapat meningkatkan kadar dan recovery nikel hingga mencapai 5,3 dan 83,7 pada temperatur reduksi 1150 oC selama 60 menit. Pada penambahan 5 aditif natrium karbonat dan natrium klorida menghasilkan recovery nikel optimum sebesar 73,1 dan 72,8. Peningkatan temperatur reduksi hingga 1150 oC selama 60 menit berpotensi meningkatkan ukuran partikel feronikel, dengan penambahan dosis 10 natrium sulfat, natrium karbonat dan natrium klorida dihasilkan rata-rata ukuran partikel feronikel sebesar 30,6 mm, 12,8 mm dan 8,0 mm hingga 30,6 mm. Partikel feronikel mengalami aglomerasi seiring dengan peningkatan temperatur pada penambahan aditif yang memberikan kondisi yang menguntungkan untuk migrasi dan agregasi Ni dan Fe.
The processing of nickel laterite to produce ferronickel requires high energy consumption. Therefore, it needs low cost technology in mineral processing the low grade nickel laterite to keep it economically. Selective reduction of nickel laterite ore is a potential method for producing high grade ferronickel. Selective reduction is performed due to the addition of additives to lateritic nickel ore and followed by magnetic separation. In this study, the additives were sodium carbonate, sodium chloride and sodium sulphate and 5 palm shell charcoal were used as reducing agents. The temperature reduction was carried out at 950 and 1150 oC for 60 min. Magnetic separation used in this study was a wet magnetic separation with 500 Gauss and the magnetic product magnetic product that was resulted from the magnetic separation was ferronickel concentrate. The characterization of reduced ore was performed by using by X ray Diffraction XRD , optical microscope and Scanning Electron Microscope SEM with Energy Dispersive X ray Spectroscopy EDS and ferronickel concentrate was identified by X ray Fluororescene XRF. The results showed that the addition of additives was significantly affected to the increasing of nickel grade, nickel recovery and iron recovery at concentrate than the reduced ores without additives. When the sodium sulfate dosage was increased to 15 at 1150 oC for 60 min, the nickel grade and nickel recovery were increased to 5.3 and 83.7 , respectively. By the increasing of the addition of sodium carbonate and sodium chloride up to 5 , the yielded optimum nickel recovery was 73.1 and 72.8 , respectively. The increasing of reduction temperature to 1150 oC for 60 min potentially increased the particle size of ferronickel up to 30.6 m by the addition of a 10 sodium sulfate. In the presence of sodium carbonate and sodium chloride result on the average of ferronickel particle size approximately 12.8 and 8.0 m, respectively. The ferronickel particle was agglomerated with increasing reduction temperature and addition additives and it provides favorable conditions for the migration and aggregation of Ni and Fe.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Danny Aldiyansyah
Abstrak :
ABSTRACT
Industri pegolahan bijih pertambangan merupakan salah satu industry yang paling tidak ramah lingkungan, hal tersebut dikarenakan penggunaan reagen-reagen berbahaya dalam prosesnya seperti sianida dan merkuri. Seiring dengan berjalanya waktu dilakukan berbagai penelitian untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah penggunaan larutan chloride-hypochlorite. Larutan tersebut dapat digunakan dalam proses pengolahan bijih karena mampu melarutkan emas sampai kondisi ekonomis, tetapi tetap ramah terhadap lingungan. Pada penelitian kali ini, dilakukan pengujian untuk mendapatkan titik ndash; titik optimum dari beberapa aspek yang mempengaruhi proses pelindiannya; antara volume NaOCl, dan waktu pelindian. Penelitian ini menggunakan bijih hasil pertambangan dari daerah Bolaang Mongondow, Indonesia yang sudah dikarakterisasi menggunakan OM, LIBS, XRF dan ICP dengan kadar emas sebesar 0.27 ppm sebagai sampel. Bijih emas diproses dengan metode pelindian emas menggunakan temperature dan agitasi dalam skala lab. Sehingga, didapatkan kadar emas yang ada pada larutan tersebut dari hasil karakterisasi menggunakan ICP. Kemudian diperolehlah persentase emas yang terlarut pada setiap variabelnya. Hasil yang didapat menunjukan bahwa volume NaOCl, dan waktu pelindian akan meningkatkan tren dari presentase emas terlarut.
ABSTRACT
Gold ore processing industry is one of the least environmentally friendly industry, due to the use of hazardous reagents in the process, such as cyanide and mercury. As the time goes, various studies have been conducted to overcome the problem. One of the study being developed is the use of chloride hypochlorite for gold leaching. The solution can be used in ore processing because its capability of dissolving gold economically, but still environmentally friendly. In this research, experiments are performed to obtain optimum points from volume of NaOCl and leaching time. This research uses ores from mining site at Boolang Mongondow, Indonesia, which have been characterized using OM, XRF, LIBS and ICP with initial gold content equal to 0.27 ppm. Gold ore is processed by agitation leaching method with temperature on a lab scale. The gold content of the solution from leaching process is obtained using ICP. Thus, the percentage of gold leached in each variables are obtained. The result shows that the increase volume of NaOCl, and leaching time will increase the trend of dissolved gold percentage.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>