Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulfa Tri Wahyuni
"Latar Belakang: Salah satu penyebab kematian pada pasien penyakit ginjal kronis adalah gangguan kardiovaskular. Adanya hipertrofi pada ventrikel kiri dijadikan surrogate marker kondisi kardiomiopatik dan progresivitas penyakit ginjal kronis. Penelitian terbaru menunjukkan adanya peran FGF23 dalam menstimulasi terjadinya hipertrofi jantung dan meningkatkan aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron serta berfungsi sebagai faktor parakrin dengan peran dalam remodelling jantung.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tikus model nefrektomi 5/6 yang diberikan terapi irbesartan, simvastatin dan kombinasi keduanya selama satu bulan. Tekanan darah diukur pada saat sebelum dan sesudah pemberian obat. Tikus kemudian ditempatkan pada kandang metabolik selama 24 jam untuk pengambilan urin. Nekropsi dilakukan untuk mengambil darah dan jantung. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan indeks massa ventrikel kiri jantung, volume dan kadar protein dalam urin, kadar urea dan kreatinin dalam serum, serta kadar FGF23 dan hormon PTH dalam serum.
Hasil: Hasil dari pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan irbesartan dapat menurunkan tekanan darah dan indeks massa ventrikel kiri secara signifikan. Penggunaan irbesartan, simvastatin dan kombinasi keduanya tidak menunjukkan penurunan yang signifikan terhadap hasil pemeriksaan fungsi ginjal, kadar hemoglobin, indeks massa ventrikel kiri, FGF23 dan hormon paratiroid.
Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa baik penggunaan irbesartan, simvastatin, maupun keduanya memiliki kecenderungan untuk mengurangi kejadian kardiomiopatik uremik pada tikus model nefrektomi 5/6

Introduction: Cardiovascular events is one of the causes of chronic renal disease’s mortality. Left ventricular hypertrophy was a surrogate marker for cardiomyopathy and progressivity of chronic renal disease. Latest study mentioned about the role of FGF23 on stimulating cardiac hypertrophy and renin-angiotensin-aldosterone activity and also a paracrine factor of cardiac remodeling.
Methods: This study was done using 5/6 nephrectomy rats getting irbesartan, simvastatin and combination of both treatments for 30 days. Blood pressure was measured before and after the treatment. Urine sample was collected for 24 hours for protein assay. Sacrificing the animals was done at the end of study to harvest the heart and blood sample. Heart sample was weighed and measured for left ventricle mass index. Blood sample was used for hemoglobin assay. Serum sample was used for urea, creatinine, FGF23 and PTH assay.
Result: Irbesartan significantly lowered the blood pressure and cardiac mass index, but not significantly improved renal function, hemoglobin level, left ventricular mass index, FGF23 and PTH hormone. Simvastatin and combination of both treatments did not significantly improve renal function, hemoglobin level, left ventricular mass index, FGF23 and PTH hormone.
Conclusion: The use of irbesartan, simvastatin and both combinations tend to improve uremic cardiomyopathy condition on 5/6 nephrectomy rats’ heart.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widy Krisna Dewi
"Latar belakang. Gagal jantung akut merupakan salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Gagal jantung akut sering disertai dengan gagal ginjal kronik sebagai penyakit penyerta.
Tujuan. Mengetahui hubungan antara riwayat gagal ginjal kronik dengan mortalitas pada pasien gagal jantung akut, yang dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih mengoptimalkan penatalaksanaan pasien gagal jantung akut dengan riwayat gagal ginjal kronik di rumah sakit di Indonesia.
Metode. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang dengan sampel berupa data sekunder pasien dengan diagnosis gagal jantung akut dari studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) di lima rumah sakit di Indonesia pada bulan Desember 2005 - Desember 2006.
Hasil. Sampel seluruhnya berjumlah 882, terdiri dari 68,5% laki-laki dan 31,5% perempuan dengan rerata usia 59 tahun. Sampel dengan riwayat gagal ginjal kronik sebanyak 154 orang (68,2% laki-laki, 31,8% perempuan, rerata usia 56 tahun). Angka mortalitas di rumah sakit seluruh sampel 4,2%. Angka mortalitas sampel dengan riwayat gagal ginjal kronik 7,1%, hampir dua kali lipat angka mortalitas sampel tanpa riwayat gagal ginjal kronik, yang sebesar 3,6%. Didapatkan p = 0,045, OR = 2,07, dan CI 95% = 1,003 - 4,299.
Kesimpulan. Terdapat hubungan bermakna antara riwayat gagal ginjal kronik dengan mortalitas di rumah sakit pada pasien gagal jantung akut. Risiko timbulnya mortalitas pada sampel dengan riwayat gagal ginjal kronik adalah dua kali lipat risiko tersebut pada sampel tanpa riwayat gagal ginjal kronik.

Background. Acute heart failure is one of the major health problem around the world. Acute heart failure and chronic renal failure are often coexist.
Objective. In order to answer the question whether there is a significant correlation between previously diagnosed chronic renal failure and in-hospital mortality on patients with acute heart failure, so the result can be used as a suggestion to improve the quality of therapy on hospitalized acute heart failure patients.
Method. This study use cross sectional method with sample taken from secondary data of patient diagnosed for acute heart failure on Study Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) in five hospitals in Indonesia on December 2005 - December 2006.
Result. Total sample is account for 882 patients, consist of 68,5% men and 31,5% women, with mean of age 59 years old. Sample with previously diagnosed chronic renal failure consist of 154 patients (68,2% men, 31,8% women, mean of age 56 years old). In-hospital mortality rate is 4,2% on total sample. In-hospital mortality rate on sample with previously diagnosed chronic renal failure is 7,1%, almost two times higher than in-hospital mortality rate on sample without previously diagnosed chronic renal failure, which is only 3,6% (p = 0,045, OR = 2,07, dan CI 95% = 1,003 - 4,299).
Conclusion. There is significant correlation between previously diagnosed chronic renal failure and in-hospital mortality on patients with acute heart failure. The risk for sample with previously diagnosed chronic renal failure to developed mortality during hospitalization is two times higher than sample without previously diagnosed chronic renal failure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09136fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library