Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedi Haryadi
"
ABSTRAK
Perumahan Rancamaya, dengan Iuas lahan keseluruhan 350 Hektar, direncanakan akan dibangun 1.320 unit rumah dalam 3 (tiga) type, dengan jumiah penduduk rencana sebesar 11.100 jiwa. Selain dirancang untuk kawasan pemukiman (Residential Area) kelas manengah keatas, juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti Wilage Center (Hotel, Club House, Kolam Renang, Lapangan tenis), serta Lapangan Golf, dan Commercial Area (Ruko, Sekolah dan Perkantoran). Tentunya akan menjadi suatu masalah yang besar dimasa datang bila sistim jaringan air kotornya tidak dirancang seoara matang sejak din>
lstilah air kotor disini adalah air buangan yang dihasilkan dari sisa pemakaian air bersih dalam suatu aktivitas rumah tangga sehari-hari yang harus segera di buang guna manghindari wabah penyakit yang dapat di timbulkannya.
Sistim pembuangan air Rotor yang ada di porumahan Rancamaya adalah On-Sita System, dimana air buangan rumah tangga, baik yang berasal dari WC maupun Kamar mandi hanya ditampung pada Saptick Tank yang dilengkapi dengan sumur peresapan pada tiap-tiap rumah.
Hasii perencanaan ini adalah di dapatnya poia jaringan pengumpul yang ideal untuk kawasan Rancamaya yang berbukit dimana pengaiiran seoara gravitasi tercapai, dan panjang jaringan saluran pengumpu yang pendek serla penggunaan dimensi pipa yang umum, dengan jumlah bangunan-bangunan pelengkap yang sedikit. Sehingga prinsip keekonomisan sebuah perencanaan tercapai.
"
1997
S35571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenaldi Naufal Adhiputranto
"Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia yang hampir setiap tahunnya mengalami
bencana banjir. Salah satu penyebab bencana banjir terjadi yaitu meluapnya aliran air di
sungai disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu sungai besar di Jakarta yaitu Sungai
Ciliwung. Dalam rangka mengelola bencana banjir yang terjadi, terdapat infrastruktur air
yang terletak di hilir Sungai Ciliwung, yaitu Pintu Air Manggarai. Selain pintu air,
terdapat beberapa bendungan, baik yang sudah beroperasi maupun sedang dibangun.
Bendungan Ciawi dan Sukamahi adalah dua bendungan yang sedang dibangun dengan
tujuan untuk mengendalikan banjir agar lebih baik. Kemungkinan terjadinya bencana
banjir terukur dari tinggi muka air pada titik-titik yang memiliki sensor pengukur tinggi
muka air, yang kemudian informasi tersebut akan disampaikan ke masyarakat, yang biasa
disebut siaga dengan tiap levelnya merepresentasikan tinggi muka air yang berbeda.
Sistem ini dinamakan Flood Early Warning System (FEWS), atau disebut sistem
peringatan dini banjir. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dianalisis hubungan
pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi dengan perubahan pada Flood Early
Warning System di Pintu Air Manggarai. Penelitian ini dilakukan dengan metode
kuantitatif. Dari penelitian ini akan menghasilkan hubungan antara pembangunan
Bendungan Ciawi dan Sukamahi dengan FEWS serta perbandingan FEWS antara tanpa
bendungan dan dengan adanya Bendungan Ciawi dan Sukamahi
Jakarta is the capital city of Indonesia, which is flooded almost every year. One of the
causes of floods is the overflow of water in rivers caused by several factors. One of the
major rivers in Jakarta is the Ciliwung River. In order to manage the flood disaster that
occurred, there is a water infrastructure located downstream of the Ciliwung River, the
Manggarai Sluice Gate. In addition to the sluice gates, there are several dams, both
operating and under construction. Ciawi and Sukamahi dams are two dams that are being
built with the aim of better flood controlling. The possibility of a flood measured from
the water level at the points that have a water level gauge sensor, which then the
information will be conveyed to the public, commonly called siaga with each level
present different water level. This system is called the Flood Early Warning System
(FEWS). Therefore, this study will analyze the relationship between the construction of
the Ciawi Dam and Sukamahi Dam with changes in the Flood Early Warning System at
the Manggarai Sluice Gate. This research was conducted by quantitative methods. From
this study will produce a relationship between the construction of Ciawi and Sukamahi
Dam with FEWS as well as the comparison of FEWS between without dam and with the
presence of Ciawi and Sukamahi Dam"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tivani Yuliansyah
"Daerah Bogor khususnya di bagian Puncak adalah daerah dengan tingkat curah hujan tinggi dan variasi kemiringan lereng yang beragam. Akibatnya, bencana tanah longsor atau gerakan tanah menjadi sangat sering terjadi dalam rentan waktu yang cukup singkat. Salah satu lokasi yang berpotensi terjadi tanah longsor adalah daerah wisata Camp Hulu Cai karena disokong oleh lereng yang juga menghubungkan jalan dari desa yang satu ke desa yang lainnya di Kecamatan Ciawi. Sebagai upaya untuk mengetahui tingkat kestabilan lereng di lokasi tersebut, perlu dilakukan pemodelan kestabilan lereng agar tingkat keamanan lereng diketahui. Dalam hal ini, pemodelan fellenius dan bishop menjadi metode utama untuk menentukan faktor keamanan lereng tersebut. Analisis dengan kedua metode ini dapat memperkuat interpretasi kestabilan lereng. Tahapan penelitian berupa pengambilan sampel primer tanah untuk dianalisis mekanika tanahnya sebagai data geoteknik untuk pemodelan lereng. Lalu, data ini diolah dengan program Rocscience Slide2 untuk mendapat angka faktor keamanan lereng. Dari kedua metode ini, didapatkan hasil bahwa angka kestabilan untuk metode fellenius di angka 0.161 dan metode bishop di angka 0,157. Hasil ini menunjukkan bahwa lereng berada di tingkat sangat tidak stabil dan rentan akan bencana tanah longsor. Dengan pemodelan untuk menentukan desain lereng aman, didapatkan hasil bahwa lereng akan berada dalam kondisi stabil jika di tambahkan penguatan lereng berupa pembuatan undakan lereng serta perkuatan sintetis 4 soil nails dan 4 geogrids.

The Bogor region, especially in the Puncak area, is characterized by high rainfall and diverse slope gradients. As a result, landslides or soil movements frequently occur within a relatively short period of time. One area with potential landslide risks is Camp Hulu Cai, as it is supported by slopes that connect roads between villages in the Ciawi District. To assess the slope stability at this location, slope stability modeling is necessary to determine the safety factor of the slopes. The Fellenius and Bishop methods are the primary techniques used to evaluate the slope safety factor. The research involves sampling soil to analyze its soil mechanics as geotechnical data for slope modeling. This data is processed using the Rocscience Slide2 program to obtain slope safety factor values. The analysis results indicate that the stability factor for the Fellenius method is 0.161, and for the Bishop method, it is 0.157. These results suggest that the slope is highly unstable and susceptible to landslides. By modeling to determine a safe slope design, the result was that the slope would be in a stable condition if slope reinforcement was added in the form of making slope steps and synthetic reinforcement with 4 soil nails and 4 geogrids."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyawati Garini
"Menurut WHO tahun 1990 ada sekitar 2,5 juta bayi berat lahir rendah (BBLR) di seluruh dunia dimana 90% terjadi pada negara berkembang. Di negara maju, Australia, angka kejadian BBLR adalah sekitar 6%, sedangkan di negara berkembang dimana status sosial ekonomi masyarakatnya masih rendah angka kejadian BBLR lebih tinggi yaitu sekitar 13-17%. Bayi berat lahir rendah merupakan salah satu faktor terpenting kematian neonatal dan determinan yang cukup bermakna bagi kematian bayi.
Tingkat kematian neonatal di Indonesia masih tetap tinggi meskipun angka kematian bayi (AKB) telah mengalami penurunan cukup tajam. Penurunan AKB yang terjadi pada dasawarsa terakhir ini disebabkan oleh turunnya angka kematian bayi diatas usia satu bulan, sementara 40% kematian yang terjadi pada periode neonatal angkanya hampir tidak berubah. Penyumbang utama kematian BBLR adalah prematuritas, infeksi, asfiksia, hipotermia, dan pemberian ASI yang tidak adekuat.
Angka BBLR di Kabupaten Bogor 21,4% diatas angka Provinsi Jawa Barat 18,3% dan angka Nasional 7,7%. Hasil penelitian lain tentang kelangsungan hidup bayi dengan hipotermia 10%-77% serta terbatasnya sarana inkubator di rumah sakit, maka diperlukan sosialisasi suatu cara alternatif yang secara ekonomis cukup efisien dan efektif untuk merawat bayi pretern yaitu dengan Metode Perawatan Bayi Lekat (MPBL).
Metode Perawatan Bayi Lekat dilakukan pendekatan dengan cara penyuluhan perorangan maupun kelompok dengan intervensi VCD MPBL pada ibu BBLR di RSUD Ciawi Bogor. Keberhasilan intervensi MPBL tergantung dari ketrampilan petugas kesehatan dalam meyakinkan ibu BBLR tentang keuntungan dan manfaat MPBL dalam penanganan BBLR.
Setelah intervensi MPBL, bagaimanakah pengaruh intervensi terhadap tingkat pengetahuan pada ibu BBLR serta faktor yang mempengaruhinya?. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh intervensi VCD MPBL terhadap tingkat pengetahuan ibu BBLR serta faktor yang berpengaruh. Penelitian menggunakan one group pre test - postest design, dengan populasinya adalah ibu yang melahirkan BBLR yang dirawat di RSUD Ciawi, cara pengambilan sampel dengan quota sampling dari tanggal 16 Juli sampai 16 Agustus 2002. Data dikumpulkan dengan cara wawancara pre dan post test.
Analisis data menggunakan t - test. Adanya hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu BBLR tentang MPBL setelah intervensi VCD MPBL. Setelah mendapatkan intervensi VCD MPBL kedua variabel pendidikan dan intervensi VCD MPBL bersama-sama dapat menjelaskan adanya peningkatan pengetahuan ibu BBLR tentang MPBL sebesar 68,1%.
Melihat adanya hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dan pengetahuan MPBL pada ibu BBLR (setelah intervensi VCD MPB), disarankan Pemerintah Kabupaten Bogor c.q Dinas Kesehatan Bogor mensosialisasikan MPBL ini sebagai salah satu terobosan baru tehnologi tepat guna untuk penanganan BBLR melalui media komunikasi massa, misalnya melalui VCD dan sebagainya. Hal ini juga perlu di dukung dengan kebijakan dengan kemungkinan sumber daya dan dana yang dapat diberikan oleh PEMDA. Selain itu, petugas lapangan/perawat dapat diberikan kemudahan oleh atasan yang berwenang untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dalam masalah perinatal khususnya penanganan BBLR. Hal ini akan bermanfaat pada saat melaksanakan intervensi MPBL dilapangan.

The Effect of Video Compact Disc Intervention of Kangaroo Mother Care (KMC) on The Level of Knowledge of Mothers with Low Birth Weight's Babies (LBW) in Ciawi Public Hospital, District of Bogor, West Java, 2002According to WHO, in 1990 there were about 2,5 millions babies born with low weight, 90% of which occurred in developing countries. In a developed country, Australia, for examples, the prevalence of LBW babies was around 6% while in the developing countries with lower social economic status the prevalence of babies born low birth weight (LBW) reached 13 - 17%. The LBW babies constituted one of the most important factors causing neonatal deaths.
In Indonesia, the of neonatal death rate remains high although the rate of the infant mortality has dropped quite sharply. The decrease of the infant mortality in the last ten years was primarily caused by the death infants over one month age, while the 40% death took place during the neonatal period has never changed. The main contributors to deaths of the LBW babies born were the following : prematurity , infection, asphyxia, hypothermia and inadequate breast feeding.
The rate of the LBW in the District of Bogor was 21,4% which was above that of the rate of the West Java Province (18,3%) and the National rate (7,7%). Other studies revealed that the survival of babies with hypothermia was 10% - 77% and the number of incubator facilities in the hospital was insufficient, so it was deemed necessary to socialize an alternative method which was economically effective and efficient to treat preterm babies, namely Kangaroo Mother Care (KMC).
The Kangaroo Mother Care was conducted through both individual and group intervention of VCD on KMC among mother's with LBW babies in Ciawi Hospital, District of Bogor.
After intervention, how did the intervention affect the level of the mothers knowledge of KMC ? The objective of study was to assess the effect of the VCD on KMC intervention on the knowledge level of mothers with LBW babies . The study used one grouped pretest - posttest design and the population was mothers having just given births of babies with LBW in Ciawi Hospital. Samples were gathered using quota sampling method from 16 July to 16 August 2002. Data was collected through 'interview with pre test - post test and discussions.
Data analysis was carried out with t - test. After receiving the VCD on KMC intervention there was significant relationship between education level and knowledge of the mother's LBW babies on KMC. After the above intervention similar using the VCD on KMC, both education level mother's and intervention of VCD on KMC, could explain the increase/change of knowledge of the mother's on KMC 68.1%.
Considering the importance of the VCD on KMC intervention in enhancing the mothers' knowledge of KMC, it is recommended that the Government of the District of Bogor c.q Bogor Health Office establish the prevention and management of LBW babies using appropriate technology. In addition, the KMC could be socialized through mass media for example using VCD method. Support in the form of policy, facilities and others resources including fund should also be made to enhance the intervention.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library