Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hayward, Susan
London: Routledge, 2006
791.430 3 HAY c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Finch, Christopher
New York: NY The Monacelli Press, 2013
R 777.7 FRE c
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Semedhi
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011
778.5 BAM s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hariani
Abstrak :
Penegakan hukum Hak atas Kekayaan Intelektual ("HKI")di negara-negara berkembang, bukan hanya mengalami ketertinggalan dari sudut peraturan perundang-undangan. Ketertinggalan yang lebih jauh adalah pemahaman terhadap prinsip perlindungan HKI. Ketertinggalan dimaksud terjadi karena terdapat permasalahan utama bahwa di negara-negara berkembang asumsi yang mengatasnamakan kepentingan publik di semua bidang masih amatlah kental. Ini mengakibatkan bahwa ketentuan-ketentuan HKI yang ada dalam peraturan perundang-undangan menjadi berbenturan dengan pemahaman seperti itu yang masih melekat dalam peraturan perundangundangan lain. Hal demikianlah yang terjadi pada karya cipta sinematografi yang dilindungi oleh Hak Cipta. Perlindungan hak cipta yang terdiri dani hak ekonomi dan hak moral bagi pencipta yang menciptakan karya Sinematografi adalah terlahir dengan sendirinya. Namun ternyata perlindungan tersebut secara riil tidak dapat diberikan karena berbenturan dengan peraturan perundangundangan di bidang perfilman khususnya yang mewajibkan setiap karya film harus disensor dengan mengatasnamakan kepentingan kebudayaan. Dasar-dasar perlindungan Hak Cipta telah dikesampingkan dalam hal sensor film terhadap sebuah karya cipta sinematografi. Henturan ketentuan sensor film dengan prinsip perlindungan hak cipta yang utama merupakan benturan dengan hak moral yang melarang adanya perubahan dalam bentuk apapun terhadap ciptaan; sedangkan penolakan secara utuh sebuah karya sinematografi oleh Lembaga Sensor film telah mengakibatkan matinya hak-hak ekonomi pencipta.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T19818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Mega Maulina Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang konstruksi adegan perundungan melalui teknik sinematografi dalam serial drama 13 Reasons Why. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan berfokus pada analisis deskriptif. Proses penelitian dilakukan dengan analisis dokumen serta wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa setiap elemen mise-en-sc ne yang digunakan dalam menyajikan adegan perundungan memiliki makna dan fungsinya masing-masing yang secara tidak langsung dapat menstimulasi khalayak untuk merasakan apa yang dirasakan masing-masing karakter di dalam serial drama. Pengemasan adegan demi adegan seolah menggiring penonton untuk mengalami sendiri suasana, perasaan, kejadian, dan segala yang terjadi di dalam serial drama tersebut.
ABSTRACT
This study discusses the construction of bullying scenes through cinematographic techniques in the drama series 13 Reasons Why. This research is a qualitative research and focused on descriptive analysis. This research conduct by document analysis and depth interview. This research find that every element of mise en sc ne used in presenting bullying scenes has their respective meanings and functions that indirectly stimulate audiences to perceive what each character feels in the drama series. The presentation of scene after scene seems to lead the audience to experience the atmosphere, feelings, events, and everything that happens in the drama series.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Laily Fariana Isada
Abstrak :
Kontak bahasa terjadi karena adanya interaksi antar komunitas bahasa sehingga memberi kesempatan lahirnya proses peminjaman kata. Proses peminjaman berlangsung baik dalam lisan maupun tulisan termasuk genre fantasi . Popularitas genre fantasi di Rusia ditampilkan di media cetak dan film mereka. Di media cetak, majalah khusus dalam genre fantasi juga menerapkan kata-kata pinjaman. Salah satunya adalah Mir Fantastiki. Mir Fantastiki dikhususkan untuk ulasan media, baik sastra, film, atau Acara TV. Penelitian ini membahas tentang peminjaman kata ke dalam bahasa Rusia dari bahasa asing di bidang perfilman pada majalah Mir Fantastiki menggunakan metode deskriptif-analitis oleh Anderson dan Arsenault 2005. Analisis ini menggunakan teori peminjaman kata berdasarkan aspek Arnold 2012, teori karakterikstik kata pinjaman bahasa Rusia oleh Rakhmanova dan Suzdaltseva 1997 dan Marinova 2013, teori morfologi kata benda bahasa Rusia oleh Savko 2005 dan teori pembentukan kata bahasa Rusia Popov 1986 dan Starichenka 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata-kata pinjaman ke bahasa Rusia dalam bidang perfilman diadaptasi secara fonetis, morfemis, dan pinjam terjemah yang diikuti dengan penyesuaian aturan bahasa Rusia. Dalam penelitian ditemukan pula bentuk peminjaman kata yang tidak mengikuti aturan bahasa Rusia melainkan ditulis sesuai dengan bentuk asli dari bahasa sumber. Kata-kata tersebut merupakan nama merek dan terminologi baru. ......Language contacts occur because of the interactions between language communities, which creates opportunity for the process of borrowing words between languages. This process takes place in both spoken and written registers, including the fantasy genre, whose popularity in Russia is evident in their print media and movies. Magazines specializing in fantasy genre also apply word borrowing. One of them is Mir Fantastiki, which is devoted to media reviews, including literature, movies, and TV shows. This study examines the adaptations of loanwords into the Russian language from foreign languages in the area of cinematography in Mir Fantastiki magazine using descriptive analytical method by Anderson and Arsenault 2005. This analysis uses the loanword theory based on aspects by Arnold 2012, the theory of characteristic of loanwords in Russian by Rakhmanova and Suzdaltseva 1997 and Marinova 2013, the theory of Russian morphology focusing on nouns by Savko 2005 and the theory of the formation of the Russian word by Popov 1986 and Starichenka 2012. The results of this study indicate that the loanwords into the Russian language in cinematography vocabulary are phonetically, morphemically, and loan translation adapted followed by adjustment of Russian language rules. In this study also found the form of borrowing words that do not follow the rules of Russian language but written in accordance with the original form of the source language. Those words are brand names and new terminology.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Adilina Saleha
Abstrak :
ABSTRAK
Web series merupakan hasil adaptasi dari program serial televisi yang disiarkan melalui Internet. Makalah ini membandingkan web series dan serial televisi untuk mengetahui apakah selain perbedaan platform penyiaran, terdapat juga perbedaan dalam penyampaian konten audiovisual, khususnya dalam teknik sinematografi dan suara. Hasil yang didapatkan dari membandingkan sinetron ldquo;Cinta dan Rahasia rdquo; dan web series ldquo;Sore rdquo; yang mempunyai target khalayak yang sama adalah terdapat perbedaan teknik sinematografi dan suara dari keduanya. Perbedaan yang paling terlihat terletak pada ukuran shot, point of view, pemakaian suara diegetic dan non-diegetic, serta dialog. Hal ini didasarkan oleh perbedaan kompleksitas konflik dan jumlah karakter. ldquo;Cinta dan Rahasia rdquo; memiliki konflik berkepanjangan serta karakter yang banyak, sedangkan ldquo;Sore rdquo; memiliki satu konflik utama yang sederhana dan sedikit karakter.
ABSTRACT<>br> Web series is an adaptation from television serial program broadcasted through the internet. This paper compares webseries and television serial to find out whether there are differences in audiovisual content delivery especially in cinematography and audio techniques, apart from the broadcasting platform difference. The result from comparing ldquo Cinta dan Rahasia rdquo television serial and ldquo Sore rdquo web series which share the same target audience is that both have differences in cinematography and audio techniques. The most significant differences can be seen in shot sizes, point of view, diegetic and non diegetic sound, and dialogue. This result is caused by the differences between conflict complexities and the number of characters they have. ldquo Cinta dan Rahasia rdquo has prolonged conflicts and many characters, while ldquo Sore rdquo has one main conflict and only a few characters, thus making cinematography and audio techniques between the two different.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R. Nurhayati
Abstrak :
Salah satu sisi HKI yang tidak dapat dielakkan terutama dewasa ini adalah semakin erat pengaruh HKI dalam perdagangan internasional. HKI menjadi semakin penting mengingat perannya yang begitu besar bagi kehidupan industri dan perdagangan intemasional. Dalam kebijakan HKI nasional, Indonesia telah turut serta dalam komunitas global, dengan telah meratifikasi Persetujuan WTO (Agreement Establishing the World Trade Organization) melalui Undang-Undang No.7 Tahun 1994, dengan demildan Indonesia terikat dengan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh WTO, termasuk kesepakatan TRIPS (Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights). Dalam Undang-Undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta mengatur pula mengenai ciptaan yang diberikan perlindungan sebagai hak cipta yaitu karya sinematografi. Karya sinematografi merupakan media komunikasi massa gambar gerak (moving images). Karya serupa itu dibuat oleh perusahaan pembuat film, stasiun televisi atau perorangan. Perlindungan selain terhadap sinematografi dan karya cipta yang dilindungi sebagaimana diatur dalam undang-undang, perlindungan juga dapat diberikan terhadap semua ciptaan yang tidak atau belum diumumkan, tetapi sudah merupakan suatu bentuk kesatuan yang nyata, yang memungkinkan perbanyakan hasil karya itu. Sehingga tanpa kita sadari karya cipta yang dihasilkan oleh seseorang dengan intelektualnya menciptakan sesuatu, secara cepat telah terjadi peniruan atas karya ciptanya. Permasalahan yang menjadi pembahasan sejauhmana Undang-undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta mengatur perlindungan hak cipta atas karya film sinematografi dan upaya-upaya apa yang dapat ditempuh oleh pencipta atau pemegang hak cipta dan lembaga penyiaran, dalam melindungi karya sinematografi dan hambatan-hambatan apakah yang di had api oleh pencipta atau pemegang hak cipta dan lembaga penyiaran dalam melindungi karya sinematografi. Karya cipta atas sinematografi merupakan salah satu obyek perlindungan hak cipta, dan rekaman atas filmnya dilindungi oleh hak yang berkaitan hak eksklusif. Langkah yang ditempuh oleh pencipta atau pemegang hak cipta dan lembaga penyiaran berupa preemtif, preventif dan represif. Hambatan-hambatan yang dihadapi berupa Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya perlindungan hak cipta, kurangnya koordinasi nasional dari para penegak hukum, kurangnya tenaga dan keahlian teknis di lapangan, serta kurangnya sarana pendukung operasional di kalangan penegak hukum.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T19150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dipo Agung Tilarso
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini membahas penerapan konsep uchi-soto ke dalam drama televisi berjudul Tokuyama Daigoro wo Dare ga Koroshitaka. Sebuah penggabungan antara konsep yang sudah lama ada dalam masyarakat Jepang dengan unsur modern berupa serial televisi yang digemari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan konsep uchi-soto dalam drama ini dan bagaimana dampaknya terhadap perilaku karakter di dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Kesimpulan yang didapat yaitu konsep uchi-soto berdampak pada perubahan perilaku, sifat dan hubungan antarkarakter di dalam serial drama ini. Hal ini dikarenakan adanya kesadaran terhadap konsep uchi-soto yang dimiliki oleh setiap karakter. Selain itu, drama ini juga dibuat sebagai kritik sosial terhadap kasus serupa seperti dalam drama yang terjadi di masyarakat.
ABSTRACT
This thesis will focus on an implementation of the uchi-soto concept in the drama Tokuyama Daigoro wo Dare ga Koroshitaka. The drama shows a combination of concepts that have long existed in Japanese society with modern elements in the form of a television series that is popular with the public. The purpose of this research is to explain the implementation of the concept and how it impacts character behavior in this drama. This research is a qualitative study. This study concludes that the uchi-soto concept has an impact on changes in behavior, traits and relationships between characters in this drama series. This is because there is an awareness of the uchi-soto concept that belongs to each character. In addition, this drama was also made as a social criticism of similar cases as in the drama that occurred in the society.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ketut Alit Wedhantara
Abstrak :
ABSTRAK
Gerakan feminisme gelombang kedua yang muncul di Belanda sekitar awal tahun 1960-an merupakan salah satu gerakan wanita termahsyur di daratan Eropa. Namun, penyampaian pesan-pesan dan gagasan feminisme tak hanya melalui untaian kata-kata yang dituangkan dalam poster, demo besar-besaran yang dilakukan di jalanan, namun pula dapat berbentuk media lain, yaitu melalui film. Sebagai salah satu media propaganda paling efektif, film tak luput pula menjadi salah satu media penyampaian gagasan feminisme di Belanda. De Stilte Rond Christine M. merupakan contohnya. Film yang digarap oleh sutradara Marleen Gorris ini menyimpan banyak gagasan dan ide-ide feminisme yang disampaikan baik melalui bangunan cerita, dialog antar tokoh, hingga unsur sinematografi yang dibungkus secara apik sehingga menjadi salah satu ihwal yang influensial dalam pergerakan feminisme gelombang kedua di Belanda, melalui media film. Tulisan ini membahas tentang unsur-unsur feminisme yang terdapat dalam film De Stile Rond Christine M. karya Marleen Gorris, dan juga kaitan feminisme dengan penggambaran perempuan dalam film.
ABSTRACT
Dutch's second wave feminist movement is one of the most renowned women's movement in mainland Europe. However, conveying the messages and ideas of feminism were engaged not only by peaceful demonstration and words of mouth, but also through another form of media, namely film. As one of the most effective media for propaganda, film is shaped as one of the key components to deliver ideas of feminism in the Netherlands. One of the example is De Stilte Rond Christine M. Directed by Marleen Gorris, the film holds feminist ideas and messages that is delivered through the build up of the story, dialogues between characters, as well as elements of cinematography that wrapped up nicely so it became one of the most influential in the women's movement. This final thesis examines feminist elements contained in De Stilte Rond Christine M. and also the relation between feminism and the portrayal of women in the film.;
2016
S65423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>