Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
AHCPR Publication, 1994
616.979 2 DEP c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Naurah Rahma Madina
"Latar Belakang
Gangguan kepribadian ambang (GKA) berhubungan dengan masalah interpersonal, ketidakstabilan emosi, masalah citra diri, dan impulsif dengan risiko tinggi perilaku bunuh diri. Saat ini, masih kekurangan data prevalensi GKA di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan data pasien GKA di RSCM dan mengevaluasi kepatuhan penatalaksanaan GKA terhadap Panduan Praktik Klinis (PPK).
Metode
Penelitian ini akan berbentuk studi deskriptif retrospektif potong-lintang dan dilakukan menggunakan data sekunder berupa rekam medis yang didapat dari klinik psikiatri pasien dewasa RSCM. Evaluasi akan ditinjau dengan menggunakan formulir kepatuhan PPK yang dikembangkan oleh RSCM dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil
Sebagian besar pasien GKA yang dirawat di rumah sakit berada dalam kelompok usia 18 hingga 29 tahun, yaitu 88,9% dari total sampel. Sebagian besar pasien GKA yang dirawat di RSCM adalah perempuan sebanyak 91,7% (33 dari 36) pasien. Sebagian besar pasien memiliki gangguan bipolar (69,4%) sebagai diagnosis Axis 1, atau gangguan depresi (27,8%). Sebanyak 94,5% pasien mendapatkan antipsikotik atipikal. Semua pasien (100%) dalam penelitian ini menunjukkan ketaatan yang lengkap terhadap parameter struktural dan proses, yaitu mengikuti lebih dari 80% aspek yang diuraikan dalam PPK. Namun, hanya 24 pasien (66,7%) yang memenuhi kriteria respons yang baik, termasuk skor risiko bunuh diri rendah dan tidak terjadi insiden.
Kesimpulan
Sebagian besar pasien GKA yang dirawat di RSCM adalah perempuan dewasa muda. Terdapat tingkat kepatuhan tinggi terhadap PPK pada pasien GKA rawat inap RSCM.

Introduction
Borderline personality disorder (BPD) is associated with interpersonal problems, emotional instability, self-image issues, and impulsivity with a high risk of suicidal behavior. There are no BPD prevalence data in Indonesia. Therefore, this research will provide data of BPD patients in RSCM and evaluate the adherence of the managements according to Clinical Practice Guideline (CPG).
Method
This will be a cross-sectional retrospective descriptive study and conducted using secondary data from database of department of psychiatry in RSCM. The evaluation will utilize the CPG’s adherence form and analyzed in quantitative and qualitative methods. Result
The majority of hospitalized BPD patients were in the age group of 18 to 29 years around 88.9% of the total sample. The population of hospitalized BPD patients mostly are females that accounts for 91.7% (33 of 36) of the patients. There are patients diagnosed with bipolar disorder (69.4%) and depressive disorder (27.8%). Most of BPD patients (94.5%) were administered atypical antipsychotics. All 36 patients (100%) in the study shows complete adherence to the structural and process parameters by following more than 80% of the aspects in the CPG. Despite the high level of adherence to the CPG, only 24 patients (66.7%) fulfilled good outcome criteria, including low suicide risk score and no incident.
Conclusion
Most of hospitalized BPD patients were young females. High level of adherence to the CPG was observed among hospitalized BPD patients in RSCM. Further study should identify the risk factors associated with poor treatment response.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Clarissa Wiraputranto
"Latar Belakang: Akne vulgaris (AV) adalah peradangan kronik pilosebasea yang umum terjadi pada semua usia, terutama remaja dan dewasa muda serta dapat memengaruhi psikologis pasien. Tata laksana AV merupakan sebuah tantangan karena keberagaman dalam menentukan diagnosis dan pilihan terapi antar negara. Indonesia mempunyai beberapa pedoman tatalaksana AV yang mempunyai similaritas antara lain konsensus IAEM 2015, PPK Perdoski dan PPK RSCM di tahun 2017.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas terapi standar AV berdasarkan panduan praktik klinis di Indonesia.
Metode: Penelitian merupakan studi observasional analitik secara retrospektif di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo menggunakan rekam medis tahun 2017-2019. Sampel penelitian merupakan rekam medis pasien AV baru yang diikuti selama 3 bulan dan dengan metode total sampling. Data subjek yang diambil termasuk karakteristik sosiodemografi, karakteristik klinis, diagnosis, terapi berdasarkan PPK RSCM 2017, dan hasil terapi. Studi dan analisis dilakukan pada bulan April 2023 hingga Juli 2023.
Hasil: Terdapat 131 SP yang memenuhi kriteria, 63,4% AV sedang, 20,6% AV ringan, dan 16% AV berat. Sebagian besar SP (92,4%) mempunyai AV dengan awitan sebelum usia 25 tahun. Median lama sakit AV yaitu 48 bulan. Riwayat terapi AV sebelumnya ditemukan pada 58% SP dan riwayat konsumsi obat akne pada 16% SP. Faktor risiko terbanyak berupa riwayat AV pada orang tua. Terapi utama paling banyak digunakan yaitu kombinasi retinoic acid, benzoyl peroxide, antibiotik topikal dan antibiotik oral pada 22,2% SP. Terapi standar AV secara bermakna menurunkan median jumlah lesi noninflamasi (25 vs. 8; p<0,001), median jumlah lesi inflamasi (10 vs. 2; p<001), median jumlah lesi total (41 vs. 10; p<0,001) setelah 3 bulan terapi, dengan median penurunan ketiga jumlah lesi lebih dari 50%. Proporsi derajat keparahan AV berbeda secara bermakna pada 3 bulan (p<0,001), dimana AV ringan meningkat (20,6% vs 93,1%) dan AV sedang atau berat menurun (sedang = 63,6% vs. 6,1%; berat = 16% vs. 0,8%).
Kesimpulan: Terapi standar AV berdasarkan PPK di Indonesia efektif dalam mengurangi jumlah lesi noninflamasi, lesi inflamasi, dan lesi total, dan menurunkan derajat keparahan AV.

Background: Acne vulgaris is a prevalent chronic inflammation of the pilosebaceous unit affecting all ages, especially teenagers and young adults, and often leads to psychological impairment. Management of acne vulgaris has been challenging due to various diagnostic parameters and treatment options across nations. Several treatment guidelines are available in Indonesia, of which have similarities among one another, such as consensus by Indonesian Acne Expert Meeting in 2015 and clinical practice guidelines by the Indonesian Society of Dermatology and Venereology and by Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital in 2017.
Objective: This study aims to investigate the effectiveness of standard therapy for acne based on the clinical practice guidelines in Indonesia
Methods: This is an analytical retrospective observational study using medical records from Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital between 2017 – 2019. Research samples were medical records of new acne patients followed for 3 months by a total sampling technique. Extracted data included sociodemographic and clinical characteristics, diagnosis, and therapy based on the clinical practice guideline by Dr.Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital in 2017 and the results. This study was conducted from April 2023 to July 2023.
Results: There were 131 subjects included, of which 63,4% were with moderate acne, 20,6% with mild acne, and 16% with severe acne. Most participants (92,4%) experienced acne for the first time before 25 years old. The median duration from the first occurrence of acne to the visit was 48 months. History of topical and oral acne therapy was found in 58% and 16% of participants, respectively. History of acne in parents was the most reported risk factor. Most subjects (22,2%) received a combination of retinoic acid, benzoyl peroxide, topical antibiotic, and oral antibiotic. Standard therapies significantly reduced the median of non-inflammatory lesions (25 vs. 8; p<0,001), inflammatory lesions (10 vs. 2; p<001), and total lesions (41 vs. 10; p<0,001) after a 3 month-therapy, with the median of reduction for all type of lesions over 50%. The proportion of acne severity differed significantly after three months (p<0,001), with an increasing proportion of mild acne (20,6% vs 93,1%) and decreasing percentage of moderate and severe acne (moderate = 63,6% vs. 6,1%; severe = 16% vs. 0,8%).
Conclusion: Standard therapy for acne vulgaris in clinical practice guidelines in Indonesia is effective for noninflammatory lesions, inflammatory lesions, and total lesions, as well as acne severity after 12 weeks.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kamila Najma Azhlima
"Latar Belakang
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan mental paling berat yang menimbulkan resiko jangka panjang. Tatalaksana yang komprehensif dikembangkan dalam panduan praktik klinis (PPK) yang ditetapkan oleh berbagai institusi, termasuk RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Namun, melihat rendahnya angka remisi, implementasi PPK di RSCM patut dipertanyakan. Penelitian ini akan mengevaluasi kesesuaian pelayanan berdasarkan PPK dalam pengobatan orang dengan skizofrenia (ODS) di RSCM.
Metode
Studi ini akan dilakukan dengan metode cross-sectional, observasional retrospektif menggunakan data sekunder dari rekam medis ODS di bangsal psikiatri dewasa di RSCM. Data tersebut akan diintegrasikan ke dalam formulir penilaian kesesuaian pelayanan berdasarkan PPK dan dianalisis dengan mixed method.
Hasil
Terdapat 52 (20.16%) ODS dirawat inap dari 258 pasien di bangsal jiwa dewasa RSCM di 2022. Dari 38 subjek, 23 (60.5%) pasien berada di kisaran umur 18-29, 29 (76.3%) adalah laki-laki, 33 (86.8%) belum menikah, 38 (100%) menggunakan BPJS/JKN untuk pembiayaan, 24 (63.2%) komorbid dengan kelainan dari axis III, 28 (73.7%) tidak patuh dengan pengobatan, dan 2 (5.3%) mengalami readmisi dalam 30 hari setelah pulang dari perawatan. Setelah mengevaluasi kepatuhan manajemen terhadap PPK, ditemukan 37 (97.4%) memiliki ketaatan penuh, sedangkan 1 (2.6%) ketaatan parsial. Namun, di antara 37 yang taat penuh, hanya 30 (81,1%) yang mencapai ketiga kriteria target luaran. Kesimpulan
Pelayanan skizofrenia di bangsal jiwa dewasa RSCM memiliki ketaatan kepada PPK dengan baik, di mana hampir semua pasien ditangani dengan kepatuhan penuh.

Introduction
Schizophrenia is amongst the most severe mental disorders which poses a long-term up to a lifetime risk. Comprehensive management strategies were established in clinical practice guidelines (CPG) by institutions, including RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. However, with the low rate of remissions, the implementation of CPG in RSCM is questioned. This research will evaluate the guideline adherence in the management for people with schizophrenia (PWS) in RSCM.
Method
An observational, retrospective cross-sectional study will be conducted using the secondary data from medical records of PWS in the adult psychiatric units in RSCM. The data will be integrated into an evaluation form of guideline adherence and analysed in mixed methods.
Result
There are 52 (20.16%) hospitalised PWS out of 258 patients in the RSCM adult psychiatric unit in 2022. Out of 38 subjects, 23 (60.5%) patients were in the age range of 18-29, 29 (76.3%) were males, 33 (86.8%) were not married, 38 (100%) were aided by BPJS/JKN for their hospitalisation fee, 24 (63.2%) had comorbidities from axis III, 28 (73.7%) were not compliant to medication, and 2 (5.3%) experienced readmission within 30 days after discharge. After evaluating the adherence of their management to CPG, we found 37 (97.4%) were in full adherence, while 1 (2.6%) is partially adherence. However, among the 37 that were in full adherence, only 30 (81.1%) achieved all three criteria of the target outcome.
Conclusion
The schizophrenia management in the RSCM adult psychiatric unit was in good adherence to the CPG, wherein almost all patients were managed in full adherence.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamila Najma Azhlima
"Latar Belakang
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan mental paling berat yang menimbulkan resiko jangka panjang. Tatalaksana yang komprehensif dikembangkan dalam panduan praktik klinis (PPK) yang ditetapkan oleh berbagai institusi, termasuk RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Namun, melihat rendahnya angka remisi, implementasi PPK di RSCM patut dipertanyakan. Penelitian ini akan mengevaluasi kesesuaian pelayanan berdasarkan PPK dalam pengobatan orang dengan skizofrenia (ODS) di RSCM.
Metode
Studi ini akan dilakukan dengan metode cross-sectional, observasional retrospektif menggunakan data sekunder dari rekam medis ODS di bangsal psikiatri dewasa di RSCM. Data tersebut akan diintegrasikan ke dalam formulir penilaian kesesuaian pelayanan berdasarkan PPK dan dianalisis dengan mixed method.
Hasil
Terdapat 52 (20.16%) ODS dirawat inap dari 258 pasien di bangsal jiwa dewasa RSCM di 2022. Dari 38 subjek, 23 (60.5%) pasien berada di kisaran umur 18-29, 29 (76.3%) adalah laki-laki, 33 (86.8%) belum menikah, 38 (100%) menggunakan BPJS/JKN untuk pembiayaan, 24 (63.2%) komorbid dengan kelainan dari axis III, 28 (73.7%) tidak patuh dengan pengobatan, dan 2 (5.3%) mengalami readmisi dalam 30 hari setelah pulang dari perawatan. Setelah mengevaluasi kepatuhan manajemen terhadap PPK, ditemukan 37 (97.4%) memiliki ketaatan penuh, sedangkan 1 (2.6%) ketaatan parsial. Namun, di antara 37 yang taat penuh, hanya 30 (81,1%) yang mencapai ketiga kriteria target luaran. Kesimpulan
Pelayanan skizofrenia di bangsal jiwa dewasa RSCM memiliki ketaatan kepada PPK dengan baik, di mana hampir semua pasien ditangani dengan kepatuhan penuh.

Introduction
Schizophrenia is amongst the most severe mental disorders which poses a long-term up to a lifetime risk. Comprehensive management strategies were established in clinical practice guidelines (CPG) by institutions, including RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. However, with the low rate of remissions, the implementation of CPG in RSCM is questioned. This research will evaluate the guideline adherence in the management for people with schizophrenia (PWS) in RSCM.
Method
An observational, retrospective cross-sectional study will be conducted using the secondary data from medical records of PWS in the adult psychiatric units in RSCM. The data will be integrated into an evaluation form of guideline adherence and analysed in mixed methods.
Result
There are 52 (20.16%) hospitalised PWS out of 258 patients in the RSCM adult psychiatric unit in 2022. Out of 38 subjects, 23 (60.5%) patients were in the age range of 18-29, 29 (76.3%) were males, 33 (86.8%) were not married, 38 (100%) were aided by BPJS/JKN for their hospitalisation fee, 24 (63.2%) had comorbidities from axis III, 28 (73.7%) were not compliant to medication, and 2 (5.3%) experienced readmission within 30 days after discharge. After evaluating the adherence of their management to CPG, we found 37 (97.4%) were in full adherence, while 1 (2.6%) is partially adherence. However, among the 37 that were in full adherence, only 30 (81.1%) achieved all three criteria of the target outcome.
Conclusion
The schizophrenia management in the RSCM adult psychiatric unit was in good adherence to the CPG, wherein almost all patients were managed in full adherence.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library